Hasil penelitian dan analisis data pada penelitian ini diolah dengan
bantuan program SPSS versi 23.0 for Windows dan Microsoft Office Excel.
Data tersebut berupa data angket sikap kreatif siswa, data lembar observasi
Instrumen tes sikap kreatif ini terdiri dari 18 butir pernyataan tentang
larutan elektrolit dan non elektrolit. Angket ini diujikan pada 30 siswa
uji validitas dan reliabilitas angket sikap kreatif diperoleh hasil sebagai
berikut :
41
a. Uji Validitas
FKIP Unila, ibu Tika Febriyani, S.Pd., M.Pd. dan validator menyatakan
5%. Jika nilai rhitung > rtabel, maka pernyataan pada angket sikap
kreatif dikatakan valid. Adapun hasil dari uji validitas angket sikap
(rhitung ) lebih besar dari nilai rtabel (rhitung> rtabel). Hal ini menunjukkan
bahwa pernyataan pada angket sikap kreatif siswa pada materi larutan
elektrolit dan non elektrolit adalah valid, sehingga dapat digunakan sebagai
b. Uji Realibilitas
82.5
90
dengan perlakuan yang berbeda, diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata lebih
kreatif pada kedua kelas, namun pada kelas eksperimen nilai rata-rata sikap
kreatif siswa setelah pembelajaran lebih besar yaitu sebesar 82,5 sedangkan
0.71
0.8
pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata n-Gain sikap kreatif
siswa kelas kontrol. Rata-rata n-Gain sikap kreatif siswa pada kelas
mengalami peningkatan yang lebih tinggi dari pada sikap kreatif siswa pada
kelas kontrol.
Persentase siswa setiap kategori sikap pada indikator rasa ingin tahu untuk
60%
Gambar 4. Persentase siswa setiap kategori pada Indikator Rasa Ingin Tahu
Untuk Setiap Pertemuan
Pada Gambar 4 terlihat bahwa sikap rasa ingin tahu siswa meningkat dari
b. Bersifat Imajinatif
Persentase siswa setiap kategori sikap pada indikator imajinatif untuk setiap
70% 63%
60%
Persentase siswa setiap
50%
50%
37% Rendah
kategori
c. Merasa Tertantang
57%
60%
Persentase siswa setiap
47%
50%
37%
40% 30% 30%33% Rendah
kategori
Pada Gambar 6 terlihat bahwa sikap merasa tertantang siswa meningkat dari
47%
50% 43%
40%
kategori
30% 23%
20% Sedang
17%
20%
Tinggi
10%
0%
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
e. Menghargai
50% 43%
40% 40%
37% 37%
40%
Persentase siswa tiap
33%
27% Rendah
30%
kategori
23%
20% Sedang
20%
Tinggi
10%
0%
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
Tabel 8.
5. Pengujian Hipotesis
Teknik pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
a. Uji Normalitas
Hasil uji normalitas terhadap nilai pretes dan postes disajikan pada Tabel 9
Tabel 9. Hasil uji normalitas nilai angket sikap kreatif kelas eksperimen
dan kelas kontrol
Nilai Signifikan
Aspek yang diuji
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Angket
0,200 0,200
awal
Sikap Kreatif Angket
0,182 0,200
akhir
n-Gain 0,200 0,200
Berdasarkan Tabel terlihat bahwa pada kedua kelas tersebut nilai angket
awal, angket akhir, dan n-Gain memiliki nilai sig. dari kolmogorov-smirnov
> 0,05 sehingga keputusan uji terima H0 dan tolak H1 yang berarti data
b. Uji Homogenitas
taraf signifikansi (α) 0,05. Hasil uji homogenitas data sikap kreatif siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Tabel 10 (hasil output
Pada uji homogenitas sikap kreatif siswa diperoleh nilai signifikansi lebih
besar dari 0.05, sehingga terima H0 yang berarti berdasarkan hasil pengujian
tersebut dapat diketahui bahwa kedua sampel berasal dari varians yang
homogen.
Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas yang telah dilakukan
diperoleh data n-Gain sikap kreatif pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
independent samples t-test. Hasil uji perbedaan dua rata-rata n-Gain sikap
Tabel 11. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata n-Gain Sikap Kreatif Siswa
kurang dari 0,05 pada uji-t n-Gain sikap kreatif siswa. Berdasarkan kriteria
uji maka terima H0, yang berarti bahwa rata-rata n-Gain sikap kreatif siswa
meningkatkan sikap kreatif siswa pada materi Larutan Elektrolit dan Non-
bahwa 95% sikap kreatif siswa di kelas eksperimen hanya dipengaruhi oleh
B. Pembahasan
meningkatkan sikap kreatif siswa pada materi larutan elektrolit dan non-
nilai n-Gain sikap kreatif siswa. Hasil analisis validitas dan reliabilitas
instrumen tes angket sikap kreatif dinyatakan valid dan memiliki derajat
berbeda kepada dua kelas. Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah
berupa nilai angket sikap kreatif, nilai lembar observasi sikap kreatif, serta
diamati oleh 2 orang observer yaitu guru mitra dan rekan penelitian, dengan
pertama lebih rendah jika dibandingkan pada pertemuan kedua, dan ketiga.
dan siswa masih kurang, selain itu siswa masih kurang aktif proses
pembelajaran.
pada pertemuan kedua suasana kelas sudah mulai kondusif, sehingga siswa
proses pembelajaran dan sudah adanya interaksi antara guru dan siswa.
54
pada pertemuan ketiga, hal ini karena pada pertemuan seluruh komponen
ini sejalan dengan Harjali (2016) yang menyatakan bahwa interaksi guru
dan siswa maupun interaksi antar siswa sangat dipengaruhi oleh segi-segi
dan tidak ada usaha yang tidak dihargai. Kondisi kelas yang kondusif
dan non elektrolit. Sikap kreatif siswa diukur melalui angket sikap kreatif
angket sikap kreatif di kelas eksperimen dan kelas kontrol, terlihat bahwa
terjadi peningkatan pada rata-rata nilai tes sikap kreatif untuk kedua kelas.
Hal ini dapat dilihat pada data hasil penelitian Gambar 2 untuk tes sikap
kreatif siswa. Peningkatan sikap kreatif siswa dikelas eksperiment dan kelas
kontrol ditunjukan dengan besar n-Gain. Analisis data sikap kreatif siswa
55
Gain siswa kelas eksperimen termasuk ke dalam kriteria “tinggi” dan rata-
ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Farida (2016) yang
kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan sikap kreatif siswa pada materi
termodinamika.
sebagai data pendukung pada kelas eksperiment. Sikap kreatif yang diteliti
Sikap rasa ingin tahu dapat diamati pada tahap scientific background yaitu
rasa ingin tahu siswa pada kategori tinggi mengalami peningkatan pada
setiap pertemuan. Hal ini diperkuat dengan jawaban siswa, yang dapat
imajinatif ini terlihat pada saat siswa merancang suatu percobaan, pada
berkembang, hal ini sejalan dengan hasil penelitian Sari (2014) bahwa
imajinatif. Hal ini diperkuat juga dengan jawaban siswa, yang dapat
Pada pertemuan kedua sikap imajinatif terlihat pada tahap decision making
dibuat oleh siswa, dapat dilihat pada hasil kerja siswa berikut :
58
Pada pertemuan ketiga sikap imajinatif siswa dapat dilihat pada tahap
pada LKPD dan pada tahap decision making yaitu siswa mampu membuat
diperkuat juga dengan jawaban siswa, dan dapat dilihat pada hasil kerja
yaitu pada saat siswa melakukan suatu percobaan dan pada tahap
tertantang diamati pada tahap scientific background yaitu pada saat siswa
melakukan suatu percobaan, pada tahap ini siswa merasa tertantang dan
(2009) bahwa seorang yang memiliki sikap kreatif akan lebih terorganisasi
60
dalam tindakan atau kinerja. Hal ini diperkuat juga dengan hasil kerja
Pada pertemuan kedua dan ketiga sikap merasa tertantang terlihat pada
siswa, dan dapat dilihat pada hasil kerja siswa berikut ini :
Sikap berani mengambil resiko dapat diamati pada saat siswa mem-
hasil percobaan, sedangkan pada pertemuan kedua dan ketiga sikap berani
Sikap menghargai dapat diamati pada saat siswa dapat menerima pendapat
dan masukan berupa saran atau kritik dari orang lain. Pada pertemuan
pada pertemuan kedua dan ketiga sikap menghargai dapat diamati pada
dan indikator merasa tertantang. Hal ini dapat diartikan bahwa sikap
sosiosaintifik.
Dalam penelitian ini, dilakukan pula uji hipotesis terhadap data angket
awal, angekt akhir serta n-Gain sikap kreatif siswa. Uji yang dilakukan
data hasil penelitian yang telah diperoleh berasal dari populasi yang
tersebut menunjukan bahwa data hasil penelitian berasal dari populasi yang
Selain uji normalitas dan homogenitas, dilakukan pula uji perbedaan dua
rata-rata terhadap nilai n-Gain sikap kreatif siswa kelas kontrol dan eks-
perimen. Uji ini dilakukan menggunakan program SPSS 23.0. dengan cara
Independent Sample T-Test. Berdasarkan hasil uji yang disajikan pada data
hasil penelitian Tabel 10, didapatkan keputusan uji yaitu terima H0. Hal ini
siswa yang signifikan secara statistik antara kelas eksperimen dan kelas
awal dan angket akhir sikap kreatif siswa kelas eksperimen dan kelas
program SPSS 23.0 dengan cara Indepen-dent Sample T Test. Nilai t yang
meningkatkan sikap kreatif siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Berdasarkan uji effect size yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa
literasi kimia dan efikasi diri siswa dengan ukuran pengaruh pada kriteria
“besar” pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit. Hal ini juga sesuai
A. Simpulan
disimpulkan bahwa:
sikap kreatif siswa pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit. Hal
n-Gain sikap kreatif pada kelas eksperiment dan kelas kontrol, dimana
kelas eksperiment memiliki rerata n-Gain sikap kreatif yang lebih besar
daripada kelas kontrol. Didukung pula oleh data hasil observasi yang
pertemuannya.
larutan elektrolit dan non elektrolit memiiki kriteria effect size ‘besar’
66
B. Saran
untuk materi kimia yang terlibat dalam isu-isu sosiosains dalam kehidupan
sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
BNSP. 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah:
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMA/MA. Badan
Standar Nasional Pendidikan. Jakarta.
Farida I, Ratnasari & Sari. 2016. Pengembangan Sikap Kreatif Siswa Pada
Praktikum Penjernihan Air. Jurnal Kimia dan Pendidikan, 1(2).
Monty P. dan Fidales E.. 2003. Mendidik Kecerdasan. Media Grafika : Jakarta
Olejnik, S., dan J. Algina. 2003. Measures of Effect Size for Comparative
Studies :Applications, Interpretations, and Limitations Designs.
PsicologycalMethods, 8 (4): 434-447.
Rahayu, S., A. Cahyarini dan Yahmin. 2016. The Effect Of 5e Learning Cycle
Instructional Model Using Socioscientific Issues (Ssi) Learning Context On
Students’ Critical Thinking. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 5(2), 222-
229.
Subiantoro, A.W., Aryanti, N.A., Rifai, M. & Ahmad, J.K.. 2012. Socio
Scientific Issues-Based Instruction dalam Pelajaran Biologi Lingkungan
dan Pengaruhnya Terhadap Reflective Judgmentdan Penguasaan Konsep
Siswa Kelas X Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta.
Laporan Penelitian Dosen Yunior Anggota Pusdi Tahun Anggaran 2012.
Pusat Penelitian Budaya, Kawasan, dan Lingkungan Hidup Lembaga
70
Yuliastini, I.B, Rahayu, S. & Fajaroh, F.. 2016. POGIL Berkonteks Socio
Sciencetific Issus (SSI) dan Literasi Kimia Siswa SMK. Pros. Semnas
Pendidikan IPA Pascasarjana UM.Vol.1. Malang: Pascasarjana
Universitas Negeri Malang.
Zeidler, D. L., Sadler, T. D., Simmons, M. L., & Howes. E. V. 2005. Beyond
STS: A Research-Based Framework for Socioscientific Issues Education.
Wiley InterScience, 89: 357-377.