Anda di halaman 1dari 30

Satuan Pendidikan : Universitas Lampung

Kelas / Semester : A dan B / VI


Mata Kuliah : Kimia Lingkungan
Alokasi Waktu : 100 menit
Pertemuan : 6

PETUNJUK PENGGUNAAN
1. Bahan ajar ini digunakan sebagai sumber referensi tambahan
mengenai materi teori atom mekanika kuantum.
2. Bahan ajar ini dilengkapi dengan LKM sebagai sumber rujukan
lainnya.

Pencemaran lingkungan oleh limbah sering kali diabaikan. Bagi sebagian orang,
pencemaran ini sudah dianggap umum karena sudah dihadapi setiap hari dan tidak
memberi dampak apa-apa.

Faktanya, jika kita melihat lebih dalam, pencemaran yang telah terjadi selama
puluhan bahkan ratusan tahun semenjak revolusi industri yang telah terjadi di
seluruh dunia sejak awal abad ke 20 memang telah benar-benar memberi dampak
yang signifikan terhadap keseimbangan lingkungan.

Salah satu contoh konkret yang sudah jelas adalah meningkatnya kadar CO2
dalam udara sebanyak 40% sejak tahun 1930-an. Kenaikan kadar CO2 ini
memberi dampak yang kurang baik terhadap keseimbangan athmospher di bumi.
Selain itu, masih banyak hal yang menjadi bukti akan bahayanya pencemaran
lingkungan.

1
Bahan Ajar Pemanfaatan dan Pengontrolan Limbah, By: Kelompok 4
Secara umum, suatu senyawa dikatan sebagai limbah apabila memiliki
karakteristik fisik, biologis, dan kimiawi yang sedemikian rupa yang
menyebabkan manusia harus turun tangan untuk melakukan penanganan atau
prosedur tertentu untuk melakukan eliminasi atau pembuangan.

Selain itu, suatu senyawa juga dikatakan limbah jika senyawa tersebut memberi
dampak negatif terlalu banyak terhadap keseimbangan lingkungan dan merugikan
makhluk hidup. Limbah yang berbahaya akan memberi dampak negatif terhadap
lingkungan. Ada dua macam dampak dari limbah berbahaya, yaitu dampak janga
pendek dan dampak jangka panjang.

Dampak jangka pendek sebenarnya juga tergolong dampak yang sudah akut
karena akan memberi pengaruh yang sama besarnya terhadap keseimbangan
eksosistem. Dampak seperti ini biasanya diakibatkan oleh bahaya racun atau
toksinitas akut yang tertelan oleh manusia. Selain itu, toksinitas juga dapat
berdampak jika terhisap melalui saluran pernafasan atau diserap melalui kulit.
Bahaya jangka pendek juga dapat menyebabkan infeksi pada mata dan kulit akibat
kebakaran atau akibat ledakan.

Sementara itu, bahaya jangka panjang meliputi toksinitas kronis yang melibatkan
proses biodegradasi, radiasi, pencemaran air, atau akibat bau yang tidak sedap.
Untuk itu kita semua harus ikut serta dalam perjuangan melawan limbah untuk
kehidupan yang lebih baik. Kita harus menemukan teknologi-teknologi lain yang
dapat digunakan untuk mengurangi limbah di lingkungan kita. Agar kita dapat
terhindar dari segala penyakit. Sehingga kita dapat hidup dengan aman dan
nyaman.

1. Menjelaskan tentang usaha pengontrolan dan pengolahan limbah


2. Menjelaskan cara pengurangan limbah, pemanfaatan (penggunaan kembali
dan daur ulang limbah, dan penanganan limbah

2
Bahan Ajar Pemanfaatan dan Pengontrolan Limbah, By: Kelompok 4
3. Menjelaskan tentang penampungan limbah
4. Menjelaskan tentang pengangkutan limbah
5. Menjelaskan usaha pengontrolan dari sumber pencemaran utama
6. Menjelaskan cara pengolahan limbah cair, limbah padat, dan limbah lanjutan.

1. Siswa dapat menjelaskan tentang usaha pengontrolan dan pengolahan limbah


2. Siswa dapat menjelaskan cara pengurangan limbah, pemanfaatan (penggunaan
kembali dan daur ulang limbah), dan penanganan limbah
3. Siswa dapat menjelaskan tentang penampungan limbah
4. Siswa dapat menjelaskan tentang pengangkutan limbah
5. Siswa dapat menjelaskan usaha pengontrolan dari sumber pencemaran utama
6. Siswa dapat menjelaskan cara pengolahan limbah cair, limbah padat, dan
limbah lanjutan.

3
Bahan Ajar Pemanfaatan dan Pengontrolan Limbah, By: Kelompok 4
1. PENGOLAHAN LIMBAH
Limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke sungai
atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan,
kemudian diolah, agar bila terpaksa harus dibuang ke sungai tidak
menyebabkan terjadinya pencemaran air. Bahkan kalau dapat setelah diolah
tidak dibuang ke sungai melainkan dapat digunakan lagi untuk keperluan
industri sendiri. Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat
sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian
diolah menjadi bahan lain yang berguna, misalnya dapat diolah menjadi keset.
Sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme dikubur dalam
lubang tanah, kemudian kalau sudah membusuk dapat digunakan sebagai
pupuk.

Teknologi dapat kita gunakan untuk mengatasi pencemaran air. Instalasi


pengolahan air bersih, instalasi pengolahan air limbah, yang dioperasikan dan
dipelihara baik, mampu menghilangkan substansi beracun dari air yang
tercemar. Walaupun demikian, langkah pencegahan tentunya lebih efektif dan
bijaksana.

Dalam melakukan usaha pengawasan yang diikuti dengan usaha pencegahan


pencemaran air, harus dititikberatkan pada pengontrolan sumber
pencemarannya. Ada dua bentuk sumber pencemar, yaitu sumber pencemar
utama (point source) dan sumber pencemar lainnya (non-point source).
Sumber pencemar utama biasa-nya berasal dari sumber polusi yang
menyebabkan pencemaran kadar tinggi, yaitu dari limbah pabrik maupun
sarana pengolahan limbah. Sumber pencemar lainnya ialah sumber polusi
dengan kadar pencemar relatif rendah yang berasal dari bermacam-macam
sumber yang menyebar, misalnya dari lahan pertanian, rumah tangga,
peternakan, dan sebagainya.

4
Bahan Ajar Pemanfaatan dan Pengontrolan Limbah, By: Kelompok 4
Gambar 1.1 Pembuatan pupuk organik cair

A. Usaha Pengontrolan dari Sumber Pencemaran Utama (Point)


Sarana pengolahan limbah dalam kebanyakan negara yang sedang
berkembang dan beberapa negara yang sudah maju terkadang tidak
dilengkapi dengan perlakuan khusus. Pada kebanyakan Negara maju
sarana pengolahan limbah dilengkapi dengan pemurnian air limbah yang
melalui beberapa tingkat. Di daerah permukiman biasanya limbah yang
berupa tinja ditampung dalam septic-tank, setiap rumah mempunyai
septictank tersendiri. Limbah rumah tangga lainnya dibuang melalui
selokan, terkadang limbah padat lainnya dibuang melalui selokan atau
tempat sampah yang sering tidak terurus.

5
Bahan Ajar Pemanfaatan dan Pengontrolan Limbah, By: Kelompok 4
Dengan demikian dalam pengontrolan sumber pencemar utama (point)
tersebut semua limbah cair ditampung dalam satu atau beberapa tempat
penampungan tiap kelompok dalam satu area (misalnya daerah industri
atau perkotaan). Kemudian diadakan perlakuan bertahap, misalnya
diendapkan dan kemudian didesinfeksi, baru dibuang. Dalam suatu lokasi
daerah urban yang besar seperti kota mandiri atau suatu kompleks
perumahan atau real estate, limbah cair dari perumahan, perkantoran, dan
pabrik dialirkan dalam suatu system kerja (network) melalui pipa saluran
limbah dan ditampung dalam sarana pengolahan limbah yang besar tetapi
di sini terjadi permasalahan dalam system kombinasi saluran limbah
tersebut, yaitu bila terjadi hujan yang lebat dan lama. Air yang mengalir
akan melebihi kapasitas penampungan saluran tersebut 100 kali lebih
besar daripada yang dapat ditampung dalam sarana pengolah limbah,
sehingga kelebihan air yang meluber sebelum diolah akan masuk ke
dalam air permukaan.

B. Pengolahan Limbah Padat


Pengolahan limbah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara yang
tentunya dapat menjadikan limbah tersebut tidak berdampak buruk bagi
lingkungan ataupun kesehatan.

Faktor – faktor yang perlu kita perhatikan sebelum kita mengolah limbah
padat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Jumlah Limbah
Sedikit dapat dengan mudah kita tangani sendiri. Banyak dapat
membutuhkan penanganan khusus tempat dan sarana pembuangan.
2. Sifat fisik dan kimia limbah
Sifat fisik mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana
penggankutan dan pilihan pengolahannya. Sifat kimia dari limbah
padat akan merusak dan mencemari lingkungan dengan cara
membentuk senyawa-senyawa baru.

6
Bahan Ajar Pemanfaatan dan Pengontrolan Limbah, By: Kelompok 4
3. Kemungkinan dan pencemaran lingkungan
Karena lingkungan ada yang peka atau tidak peka terhadap
pencemaran, maka perlu kita perhatikan tempat pembuangan akhir
(TPA), unsur yang akan terkena, dan tingkat pencemaran yang akan
timbul.
4. Tujuan akhir dari pengolahan
Terdapat tujuan akhir dari pengolahan yaitu bersifat ekonomis dan
bersifat non-ekonomis. Tujuan pengolahan yang bersifat ekonomis
adalah dengan meningkatkan efisiensi pabrik secara menyeluruh dan
mengambil kembali bahan yang masih berguna untuk di daur ulang
atau di manfaat lain. Sedangkan tujuan pengolahan yang bersifat non-
ekonomis adalah untuk mencegah pencemaran dan kerusakan
lingkungan

Dalam memproses pengolahan limbah padat terdapat empat proses yaitu


pemisahan, penyusunan ukuran, pengomposan, dan pembuangan limbah.
1. Pemisahan
Karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbeda dan kandungan
bahan yang berbeda juga maka harus dipisahkan terlebih dahulu,
supaya peralatan pengolahan menjadi awet. Sistem pemisahan ada tiga
yaitu diantaranya :
a. Sistem Balistik
Sistem Balistik adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan
keseragaman ukuran / berat / volume.
b. Sistem Gravitasi
Sistem pemisahan berdasarkan gaya berat misalnya barang yang
ringan / terapung dan barang yang berat / tenggelam.
c. Sistem Magnetis
Sistem pemisahan berdasarkan sifat magnet yang bersifat magnet,
akan langsung menempel. Misalnya untuk memisahkan campuran
logam dan non logam.

7
Bahan Ajar Pemanfaatan dan Pengontrolan Limbah, By: Kelompok 4
2. Penyusunan Ukuran
Penyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih
kecil agar pengolahannya menjadi mudah.

3. Pengomposan
Pengomposan dilakukan terhadap buangan / limbah yang mudah
membusuk, sampah kota, buangan atau kotoran hewan ataupun juga
pada lumpur pabrik. Supaya hasil pengomposan baik, limbah padat
harus dipisahkan dan disamakan ukurannya atau volumenya.

4. Pembuangan Limbah
Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah
yang dibagi menjadi dua yaitu :
a. Pembuangan Di Laut
Pembuangan limbah padat di laut, tidak boleh dilakukan pada
sembarang tempat dan perlu diketahui bahwa tidak semua limbah
padat dapatd ibuang ke laut. Hal ini disebabkan :
 Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan.
 Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu lintas kapal.
 Laut menjadi dangkal.
 Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan
berbahaya dapat membunuh biota laut.
b. Pembuangan Di Darat atau Tanah
Untuk pembuangan di darat perlu dilakukan pemilihan lokasi yang
harus dipertimbangkan sebagai berikut :
 Pengaruh iklim, temperatur dan angin.
 Struktur tanah.
 Jaraknya jauh dengan permukiman.
 Pengaruh terhadat sumber lain, perkebunan, perikanan,
peternakan, flora atau fauna. Pilih lokasi yang benar-benar
tidak ekonomis lagi untuk kepentingan apapun.

8
Bahan Ajar Pemanfaatan dan Pengontrolan Limbah, By: Kelompok 4
C. Pengolahan Limbah Cair
Pengolahan limbah bertujuan untuk menetralkan air dari bahan-bahan
tersuspensi dan terapung, menguraikan bahan organic biodegradable,
meminimalkan bakteri patogen, serta memerhatikan estetika dan
lingkungan. Pengolahan air limbah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
1. Secara Alami
Pengolahan air limbah secara alamiah dapat dilakukan dengan
pembuatan kolam stabilisasi. Dalam kolam stabilisasi, air limbah
diolah secara alamiah untuk menetralisasi zat-zat pencemar sebelum
air limbah dialirkan ke sungai. Kolam stabilisasi yang umum
digunakan adalah kolam anaerobik, kolam fakultatif (pengolahan air
limbah yang tercemar bahan organik pekat), dan kolam maturasi
(pemusnahan mikroorganisme patogen). Karena biaya yang
dibutuhkan murah, cara ini direkomendasikan untuk daerah tropis dan
sedang berkembang.

2. Secara Buatan
Pengolahan air limbah dengan buantan alat dilakukan pada Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL). Pengolahan ini dilakukan melalui tiga
tahapan yaitu
a. Primary treatment merupakan pengolahan pertama yang bertujuan
untuk memisahkan zat padat dan zat cair dengan menggunakan
filter (saringan) dan bak sedimentasi. Beberapa alat yang
digunakan adalah saringan pasir lambat, saringan pasir cepat,
saringan multimedia, percoal filter, mikrostaining, dan vacum
filter.
b. Secondary treatment merupakan pengolahan kedua, bertujuan
untuk mengkoagulasikan, menghilangkan koloid, dan
menstabilisasikan zat organik dalam limbah. Pengolahan limbah
rumah tangga bertujuan untuk mengurangi kandungan bahan
organik, nutrisi nitrogen, dan fosfor. Penguraian bahan organik ini
dilakukan oleh makhluk hidup secara aerobik (menggunakan

9
Bahan Ajar Pemanfaatan dan Pengontrolan Limbah, By: Kelompok 4
oksigen) dan anaerobik (tanpa oksigen). Secara aerobik,
penguraian bahan organik dilakukan mikroorganisme dengan
bantuan oksigen sebagai electon acceptor dalam air limbah. Selain
itu, aktivitas aerobik ini dilakukan dengan bantuan lumpur aktif
(activated sludge) yang banyak mengandung bakteri pengurai.
Hasil akhir aktivitas aerobik sempurna adalah CO2, uap air, dan
excess sludge. Secara anaerobik, penguraian bahan organik
dilakukan tanpa menggunakan oksigen. Hasil akhir aktivitas
anaerobik adalah biogas, uap air, dan excess sludge.
c. Tertiary treatment merupakan lanjutan dari pengolahan kedua,
yaitu penghilangan nutrisi atau unsur hara, khususnya nitrat dan
posfat, serta penambahan klor untuk memusnahkan
mikroorganisme patogen.

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


Bila dilihat dari tingkat perlakuan pengolahan air limbah maka sistem
pengolahan limbah cair dikalisifikasikan menjadi ; Primary Treatment
System, Secondary Treatment System, Tertiary Treatment System (lihat
gambar 2.1)

Gambar 2.1. Wastewater Treatment


Setiap tingkatan treatmen terdiri pula atas sub- sub treatmen yang satu
dengan lainnya berbeda, tergantung pada jenis parameter pencemar
didalam limbah cair, volume limbah cair, dan kondisi fisik lingkungan.

10
Bahan Ajar Pemanfaatan dan Pengontrolan Limbah, By: Kelompok 4
1. Primary Treatment System
Flow Proses

Gambar 2.3. Skema Flow Proses

Pada gambar 2.3, memperlihatkan proses pengolahan permulaan


yang sering pula didahuli denga pengolahan awal (pretreatment) atau
pra perlakuan ; yang mana limbah cair dari sumber lewat (1) sanitary
sewer, (2) pretreatmen,(3) primary treatment tanks, (4) aeration tanks,
(5) secondary treatment tank, (6) disinfectant

a. Pengolahan Awal (Pretreatment)


Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk
menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air
limbah. Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada tahap
ini ialah screen and grit removal, equalization and storage, serta
oil separation.

b. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)


Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki
tujuan yang sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya
ialah pada proses yang berlangsung. Proses yang terjadi pada
pengolahan tahap pertama ialah menghilangkan partikel-artikel

11
Bahan Ajar Pemanfaatan dan Pengontrolan Limbah, By: Kelompok 4
padat organik dan organik melalui proses fisika, yakni
neutralization, chemical addition and coagulation, flotation,
sedimentation, dan filtration . Sehingga partikel padat akan
mengendap (disebut sludge) sedangkan partikel lemak dan minyak
akan berada di atas / permukaan (disebut grease). Dengan adanya
pengendapan ini , maka akan mengurangi kebutuhan oksigen pada
proses pengolahan biologis berikutnya dan pengendapan yang
terjadi adalah pengendapan secara garafitasi

Gambar 2.4. Primary Setting Tank

Waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir dari titik inlet ke
titik outlet agar terjadi proses pengendapan secara perlahan dan
sempurna disebut waktu tinggal (deretion time). Kecepatan air hasil
olahan keluar dari outlet disebut kecepatan overflow.

c. Aeration
Teknik Pengolahan air limbah banyak ragamnya. Salah satu dari
teknik Air limbah adalah proses lumpur aktif dengan aerasi
oksigen murni. Pengolahan ini termasuk pengolahan biologi,
karena menggunakan bantuan mikroorganismapada proses
pengolahannya.

12
Bahan Ajar Pemanfaatan dan Pengontrolan Limbah, By: Kelompok 4
Cara Kerja alat ini adalah sebagai berikut: Air limbah setelah
dilakukan penyaringan dan equalisasi dimasukkan kedalam bak
pengendap awal untuk menurunkan suspended solid. Air limpasan
dari bak pengendap awal dialirkan ke kolam aerasi melalui satu
pipa dan dihembus dengan udara sehingga mikroorganisma bekerja
menguraikan bahan organik yang ada di air limbah. Dari bak bak
aerasi air limbah dialirkan ke bak pengendap akhir, lumpur
diendapkan, sebagian lumpur dikembalikan ke kolam aerasi.
Keuntungannya :
 Daya larut oksigen dalam air limbah lebih besar;
 Efisiensi proses lebih tinggi; dan
 Cocok untuk pengolahan air limbah dengan debit kecil untuk
polutan organik yang susah terdegradasi

Gambar 2.5. Aeration Tank

2. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)


Pada tahap ini air limbah menggunakan bahan-bahan kimia agar
senyawa-senyawa dalm pencemar dalam limbai diikat melalui reaksi
kimia. Karena itu sitem operasinya disebut juga dengan cara kimia
yaitu methoda pengolahan dengan menghilangkan atau mengubah
senyawa pencemar dalam air limbah dengan menambahkan bahan
kimia.

Zat-zat pencemar pada umumnya berada pada jenis padan suspensi


Padatan terlarut dalam kolidal. Padatan ini tidak mengalami
pengendapan secara alami walaupun dalam jangka waktu relative

13
Bahan Ajar Pemanfaatan dan Pengontrolan Limbah, By: Kelompok 4
lama. Oleh karena itu diperlukan bahan kimia yang direaksikan agar
terjadi pengingkatan senyawa pencemar baik dalam bentukgumpalan
atau pengapungan. Menggunakan bahan kimia membutuhkan
perkiraan dari sudut biaya mengingat diantara bahan- bahan tersebut
harganya cukup mahal. Dengan menggunakan bahan kimia berarti
akan timbul unsur bau dalam air buangan dan diharapakan semakin
mudah mengambilnya, atau bahan tersebut befungsi sebagai
katalisator. Proses ini mempunyai kelemahan yaitu bagai mana
mengambil unsur baru yang terjadi akibat reaksi terjadi. Pengendapan
dengan kapur akan menimbulkan lumpur yang harus direncanakan cara
mengambil dan sarana pembuangannya.

Pengolahan limbah dengan tingkatan kedua atau menggunakan bahan


kimia bertujuan mengendapkan bahan, mematikan bakteri pathogen
mengikat dengan cara oksidasi atau reduksi menetralkan kosentrasi
kelarutan asam dan desinfektasia.

Gambar 2.6. Secondary Sewage Treatment Process

Tiga cara pendekatan yang umum digunakan pada tahap mengurangi


bahan kimia pencemar dalam air limbah ; Perlakuan pertama yaitu
penambahan bahan kimia koagulasi dengan pengadukan cepat 1000
rpm, bahan yang umum digunakan adalah alum (tawas), poyaluminium
cholorida. Perlakuan kedua menambahkan bahan flokulanmelalui
pengadukan lambat 200 rpm, bahan yang digunakan polyelectrolit.

14
Bahan Ajar Pemanfaatan dan Pengontrolan Limbah, By: Kelompok 4
Perlakuan ketiga yaitu klarifikasi pemisahan padatan lumpur yang
telah terjadi flok- flok dan mulai mengendap .

Bahan-bahan pencemar yang dapat dihilangkan atau dikurangi dengan


penambahan bahan kimia adalah :
1. Padatan tersuspensi dalam limbah cair baik yang terdiri dari material
organik maupun anorganik yang masih ada pada air limbah
2. Phospat terlarut dapat direduksi bila kadar kurang dari pada 1 mg/l
dengan bahan pengendap alum (tawas), ferry sulfat .
3. Calcium, magnesium, silicon, dapat dihilangkan dengan kapur CaOH.
Khusus untuk Calcium dan magnesium efesien lebih tinggi tercapai
bila kapur dalam air buangan terdiri dari carbonat yang tinggi
4. Beberapa logam berat dapat dihilangkan dengan penambahan kapaur
(lime) seperti dalam pengendapan cadium, chromium, cooper nikel,
plumbum.
5. Pengurangan bakteri dan virus dapat dicapai dengan kapur pada
kondisi pH 10,5 – 11,5 dengan cara pengumpulan dan simentasi.

3. Tertiari Treatment .
Pengolahan ini merupakan kelanjutan dari pengolahan sekunder
(Secondary Treatment). Pada system ini pengolahan limbah dengan
kosentrasi bahan pencemar tinggi atau limbah dengan parameter yang
bervariasi banyak dengan volume yang relative banyak .

Sistim operasinya dikenal dengan operasi biologi yaitu metode


pengolahan dengan menghilangkan senyawa pencemar melalui
aktivitas biological yang dilakukan pada peralatan unit proses biologi .
Metode ini dipakai terutama untuk menghilangkan bahan organic
biodegaradable dalam limbah cair. Senyawa-senyawa organic tersebut
dikonversikan menjadi gas dan air yang kemudian dilepaskan di
atmosfir. Zat- zat organic dengan rantai korban panjang diubah
menjadi rantai ikatan karbon sederhana dan air yang berbentuk gas.

15
Bahan Ajar Pemanfaatan dan Pengontrolan Limbah, By: Kelompok 4
Untuk menghilangkan senyawa nitrogen dalam air dipakai proses
aerasi dengan menggunakan metode biologi . Unit proses dipakai pada
proses biologi yaitu : kolam aerobic, aerasi, lumpur aktif, kolan
oksidasi, dan saringan biologi dan kolam anaerobic (jenis bahan
pencemar dan peralatan yang dipergunakan untuk menghilangkan
bahan pencemar , lihat table 2-1)

Tabel 2-1 : Beberapa parameter pencemar dan pilihan perlatan


dan pengolahan

D. Pengolahan Limbah Lanjutan


Pengolahan lanjutan diterapkan jika serangkaian unit proses sebelumnya
masih belum sanggup untuk memenuhi baku mutu yang ditetapkan.
Pengolahan lanjutan (ultimate disposal) juga dapat bertujuan untuk

16
Bahan Ajar Pemanfaatan dan Pengontrolan Limbah, By: Kelompok 4
mengolah lumpur sisa dari proses pengolahan limbah cair. Beberapa jenis
bahan kimia dan fisik masih tertinggal setelah pengolahan limbah primer
dan skunder walaupun dalam jumlah sedikit, sehingga perlu dilakukan
sistem pengolaan limbah yang lebih baik. Model pengolahan limbah
lanjutan bervariasi tergantung pada bentuk komunitas dan industri yang
bersangkutan, misalnya post filtrasi, adsorbsi, oksidasi, dan koagulasi atau
flokulasi.

Air limbah dari pengolahan sekunder dapat lebih dimurnikan dengan


disalurkan melalui saluran pipa yang panjang dan ditumbuhi oleh tanaman
air seperti hyacinth. Tanaman tersebut dapat mengambil bahan kimia
organik toksik dan komponen logam yang tidak dapat diambil oleh sistem
pengolahan limbah primer dan skunder. Tahap akhir pengolahan ini ialah
melakukan desinfeksi air sebelum dibuang ke sungai atau ka laut atau
digunakan untuk pemupukan. Proses desinfeksi dilakukan dengan
klorinasi, tetapi masalahnya ialah klorin bereaksi dengan bahan organik
yang berada dalam limbah atau dalam air permukaan, seperti bentuk
senyawa kloroform yang merupakan bahan kimia penyebab kanker
(karsinogenik). Disamping itu, beberapa penelitian pendahuluan
menyatakan bahwa air minum yang mengandung klorin 1% dapat
meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, dapat menimbulkan resiko
terjadinya peyakit jantung. Beberapa macam bahan desinfektan dicoba
untuk digunakan seperti ozon dan sinar ultravioalet, tetapi memerlukan
biaya yang lebih mahal dari pada desinfektan klorin.

E. Pengolahan Limbah B3
Pengelolaan Limbah B3 merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang
mencakup penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan, dan
pengolahan limbah B3 termasuk penimbunan hasil pengolahan tersebut.
Sehingga dapat disimpulkan pelaku pengelolaan limbah B3 antara lain :
 Reduksi Limbah B3

17
Bahan Ajar Pemanfaatan dan Pengontrolan Limbah, By: Kelompok 4
 Pengemasan Limbah B3
 Penyimpanan Limbah B3
 Pengumpul Limbah B3
 Pengangkut Limbah B3
 Pemanfaat Limbah B3
 Pengolah Limbah B3
 Penimbun Limbah B3
 Pembuangan Limbah B3

Mayoritas pabrik tidak menyadari, bahwa limbah yang dihasilkan


termasuk dalam kategori limbah B3, sehingga limbah dibuang begitu saja
ke sistem perairan tanpa adanya proses pengolahan. Pada dasarnya prinsip
pengolahan limbah adalah upaya untuk memisahkan zat pencemar dari
cairan atau padatan. Walaupun volumenya kecil, konsentrasi zat pencemar
yang telah dipisahkan itu sangat tinggi. Selama ini, zat pencemar yang
sudah dipisahkan atau konsentrat belum tertangani dengan baik, sehingga
terjadi akumulasi bahaya yang setiap saat mengancam kesehatan manusia
dan keselamatan lingkungan hidup. Untuk itu limbah B3 perlu dikelola
antara lain melalui pengolahan limbah B3.

Gambar Limbah B3

Upaya pengelolaan limbah B3 dapat dilakukan melalui tahapan yaitu


1. Reduksi limbah dengan mengoptimalkan penyimpanan bahan baku
dalam proses kegiatan atau house keeping, substitusi bahan, modifikasi
proses, maupun upaya reduksi lainnya.

18
Bahan Ajar Pemanfaatan dan Pengontrolan Limbah, By: Kelompok 4
2. Kegiatan pengemasan dilakukan dengan penyimbolan dan pelabelan
yang menunjukkan karakteristik dan jenis limbah B3 berdasarkan
acuan Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
Nomor : Kep-05/Bapedal/09/1995. Pengemasan limbah B3 dilakukan
sesuai dengan karakteristik limbah yang bersangkutan. Secara umum
dapat dikatakan bahwa kemasan limbah B3 harus memiliki kondisi
yang baik, bebas dari karat dan kebocoran, serta harus dibuat dari
bahan yang tidak bereaksi dengan limbah yang disimpan di dalamnya.
Untuk limbah yang mudah meledak, kemasan harus dibuat rangkap di
mana kemasan bagian dalam harus dapat menahan agar zat tidak
bergerak dan mampu menahan kenaikan tekanan dari dalam atau dari
luar kemasan. Limbah yang bersifat self-reactive dan peroksida
organik juga memiliki persyaratan khusus dalam pengemasannya.
Pembantalan kemasan limbah jenis tersebut harus dibuat dari bahan
yang tidak mudah terbakar dan tidak mengalami penguraian atau
dekomposisi saat berhubungan dengan limbah. Jumlah yang dikemas
pun terbatas sebesar maksimum 50 kg per kemasan sedangkan limbah
yang memiliki aktivitas rendah biasanya dapat dikemas hingga 400 kg
per kemasan.
3. Penyimpanan dapat dilakukan di tempat yang sesuai dengan
persyaratan yang berlaku acuan Keputusan Kepala Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor: Kep-01l/Bapedal/09/1995.
Limbah B3 yang diproduksi dari sebuah unit produksi dalam sebuah
pabrik harus disimpan dengan perlakuan khusus sebelum akhirnya
diolah di unit pengolahan limbah. Penyimpanan harus dilakukan
dengan sistem blok dan tiap blok terdiri atas 2×2 kemasan. Limbah-
limbah harus diletakkan dan harus dihindari adanya kontak antara
limbah yang tidak kompatibel. Bangunan penyimpan limbah harus
dibuat dengan lantai kedap air, tidak bergelombang, dan melandai ke
arah bak penampung dengan kemiringan maksimal 1%. Bangunan juga
harus memiliki ventilasi yang baik, terlindung dari masuknya air
hujan, dibuat tanpa plafon, dan dilengkapi dengan sistem penangkal

19
Bahan Ajar Pemanfaatan dan Pengontrolan Limbah, By: Kelompok 4
petir. Limbah yang bersifat reaktif atau korosif memerlukan bangunan
penyimpan yang memiliki konstruksi dinding yang mudah dilepas
untuk memudahkan keadaan darurat dan dibuat dari bahan konstruksi
yang tahan api dan korosi.
4. Pengumpulan dapat dilakukan dengan memenuhi persyaratan pada
ketentuan Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan Nomor: Kep-01/Bapedal/09/1995 yang menitikberatkan
pada ketentuan tentang karakteristik limbah, fasilitas laboratorium,
perlengkapan penanggulangan kecelakaan, maupun lokasi.
5. Kegiatan pengangkutan perlu dilengkapi dengan dokumen
pengangkutan dan ketentuan teknis pengangkutan.
Mengenai pengangkutan limbah B3, Pemerintah Indonesia belum
memiliki peraturan pengangkutan limbah B3 hingga tahun 2002.
Peraturan pengangkutan yang menjadi acuan adalah peraturan
pengangkutan di Amerika Serikat. Peraturan tersebut terkait dengan
hal pemberian label, analisa karakter limbah, pengemasan khusus, dan
sebagainya. Persyaratan yang harus dipenuhi kemasan di antaranya
ialah apabila terjadi kecelakaan dalam kondisi pengangkutan yang
normal, tidak terjadi kebocoran limbah ke lingkungan dalam jumlah
yang berarti. Selain itu, kemasan harus memiliki kualitas yang cukup
agar efektifitas kemasan tidak berkurang selama pengangkutan.
Limbah gas yang mudah terbakar harus dilengkapi dengan head
shields pada kemasannya sebagai pelindung dan tambahan pelindung
panas untuk mencegah kenaikan suhu yang cepat. Di Amerika juga
diperlakukan rute pengangkutan khusus selain juga adanya kewajiban
kelengkapan Material Safety Data Sheets (MSDS) yang ada di setiap
truk dan di dinas pemadam kebarakan.

6. Upaya pemanfaatan dapat dilakukan melalui kegiatan daur ulang


(recycle), perolehan kembali (recovery) dan penggunaan kembali
(reuse) limbah B3 yang dlihasilkan ataupun bentuk pemanfaatan
lainnya.

20
Bahan Ajar Pemanfaatan dan Pengontrolan Limbah, By: Kelompok 4
7. Pengolahan limbah B3 dapat dilakukan dengan cara thermal,
stabilisasi, solidifikasi secara fisika, kimia, maupun biologi dengan
cara teknologi bersih atau ramah lingkungan.
8. Kegiatan penimbunan limbah B3 wajib memenuhi persyaratan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999.
9. Kegiatan Pembuangan Limbah B3
a. Sumur dalam atau sumur injeksi (deep well injection)
Salah satu cara membuang limbah B3 agar tidak membahayakan
manusia adalah dengan memompakan limbah tersebut melalui pipa
ke lapisan batuan yang dalam, di bawah lapisan-lapisan air tanah
dangkal maupun air tanah dalam. Secara teori, limbah B3 ini akan
terperangkap di lapisan itu sehingga tidak akan mencemari tanah
maupun air.

Gambar Sumur Injection

Pembuangan limbah B3 melalui metode ini masih mejadi


kontroversi dan masih diperlukan pengkajian yang integral
terhadap dampak yang mungkin ditimbulkan. Data menunjukkan
bahwa pembuatan sumur injeksi di Amerika Serikat paling banyak
dilakukan antara tahun 1965-1974 dan hampir tidak ada sumur
baru yang dibangun setelah tahun 1980.

Pembuangan limbah ke sumur dalam merupakan suatu usaha


membuang limbah B3 ke dalam formasi geologi yang berada jauh
di bawah permukaan bumi yang memiliki kemampuan mengikat
limbah, sama halnya formasi tersebut memiliki kemampuan

21
Bahan Ajar Pemanfaatan dan Pengontrolan Limbah, By: Kelompok 4
menyimpan cadangan minyak dan gas bumi. Hal yang penting
untuk diperhatikan dalam pemilihan tempat ialah strktur dan
kestabilan geologi serta hidrogeologi wilayah setempat.

b. Kolam penyimpanan atau Surface Impoundments


Limbah B3 cair dapat ditampung pada kolam-kolam yang
diperuntukkan khusus bagi limbah B3. Kolam-kolam ini dilapisi
lapisan pelindung yang dapat mencegah perembesan limbah.
Ketika air limbah menguap, senyawa B3 akan terkonsentrasi dan
mengendap di dasar. Kelemahan metode ini adalah memakan lahan
karena limbah akan semakin tertimbun dalam kolam, ada
kemungkinan kebocoran lapisan pelindung, dan ikut menguapnya
senyawa B3 bersama air limbah sehingga mencemari udara.
c. Landfill untuk limbah B3 atau Secure Landfills
Limbah B3 dapat ditimbun pada landfill, namun harus dengan
pengamanan tingkat tinggi. Pada metode pembuangan secure
landfill, limbah B3 dimasukkan kedalam drum atau tong-tong,
kemudian dikubur dalamlandfill yang didesain khusus untuk
mencegah pencemaran limbah B3. Landfill harus dilengkapi
peralatan monitoring yang lengkap untuk mengontrol kondisi
limbah B3 dan harus selalu dipantau. Metode ini jika diterapkan
dengan benar dapat menjadi cara penanganan limbah B3 yang
efektif. Metode secure landfillmerupakan metode yang memiliki
biaya operasi tinggi, masih ada kemungkinan terjadi kebocoran,
dan tidak memberikan solusi jangka panjang karena limbah akan
semakin menumpuk.

22
Bahan Ajar Pemanfaatan dan Pengontrolan Limbah, By: Kelompok 4
2. PENGURANGAN LIMBAH

4R atau Reuse, Reduce, Recycle dan Replace sampai sekarang masih menjadi cara
terbaik dalam mengurangi limbah dengan berbagai permasalahannya. Penerapan
sistem 4R atau reuse, reduce, recycle dan replace menjadi salah satu solusi
pengelolaan limbah di samping mengolah limbah menjadi kompos atau
meanfaatkan limbah menjadi sumber listrik (PLTSa; Pembangkit Listrik Tenaga
Sampah). Justru pengelolaan sampah dengan sistem 4R (Reuse Reduce Recycle
Replace) dapat dilaksanakan oleh setiap orang dalam kegiatan sehari-hari.

Mengelola limbah dengan sistem 4R (Reuse Reduce Recycle Replace) dapat


dilakukan oleh siapa saja, kapan saja (setiap hari), di mana saja misalnya di
rumah, sekolah, kantor, ataupun di tempat-tempat umum lainnya dan tanpa biaya.
Yang dibutuhkan hanya sedikit waktu dan kepedulian kita.

4R terdiri atas reuse, reduce, recycle dan replace.


1. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Kita
harus mengurangi penggunaan bahan-bahan yang bisa merusak lingkungan.

23
Bahan Ajar Pemanfaatan dan Pengontrolan Limbah, By: Kelompok 4
Reduce juga berarti mengurangi belanja barang-barang yang tidak terlalu anda
butuhkan seperti baju baru, aksesoris tambahan atau apapun intinya adalah
pengurangan kebutuhan. Beberapa Contoh kegiatan Reduce sehari-hari:
 Pilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang.
 Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam
jumlah besar.
 Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya alat tulis yang
bisa diisi ulang kembali).
 Maksimumkan penggunaan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat
dihapus dan ditulis kembali.
 Kurangi penggunaan bahan sekali pakai.
 Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi.
 Hindari membeli dan memakai barang-barang yang kurang perlu.

2. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan


untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Beberapa Contoh kegiatan
Reuse sehari-hari:
 Pilihlah wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali
atau berulang-ulang. Misalnya, pergunakan serbet dari kain dari pada
menggunakan tissu, menggunakan baterai yang dapat di charge kembali.
 Gunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untuk fungsi
yang sama atau fungsi lainnya. Misalnya botol bekas minuman digunakan
kembali menjadi tempat minyak goreng.
 Gunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis
kembali.
 Gunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis.
 Gunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat.
 Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan
3. Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau
produk baru yang bermanfaat. Beberapa Contoh kegiatan Recycle sehari-hari:
 Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai.
 Olah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali.

24
Bahan Ajar Pemanfaatan dan Pengontrolan Limbah, By: Kelompok 4
 Lakukan pengolahan sampah organic menjadi kompos.
 Lakukan pengolahan sampah non organic menjadi barang yang
bermanfaat.

4. Replace berarti mengganti barang yang kita gunakan dengan barang yang
ramah lingkungan. Telitilah barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah
barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan
lam. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah
lingkungan. Beberapa Contoh kegiatan Replace sehari-hari:
 Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang
yang lebih tahan lama.
 Telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah
lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila
berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak
bisa didegradasi secara alami.

4R atau Reuse, Reduce, Recycle dan Replace sebenarnya sederhana dapat


dilakukan oleh siapa saja, di mana saja, dan kapan saja serta tidak
membutuhkan biaya yang besar. Namun dari 4R yang sederhana ini bisa
memberikan dampak yang signifikan bagi penanganan sampah yang sering
menjadi permasalahan di sekitar kita.

3. PENANGANAN LIMBAH
Limbah merupaan masalah yang bila tidak dikelola dengan baik bisa menjadi
bom waktu bagi kehidupan manusia dimasa yang akan datang. Jumlah limbah
yang sangat besar setiap harinya membuat manusia harus memutar otak untuk
bisa hidup berdampingan dengan limbah.
Dengan mengikuti 1 cara penanganan limbah dibawah ini, maka kita bisa
meminimalisir efek limbah bagi kehidupan kita.
1. DIBUATKAN TEMPAT PEMBUANGAN KHUSUS
Untuk limbah yang berbetuk cair, bisa dibuatkan umr pembuangan khusus
yang letaknya berjauhan dengan sumber air sehingga tidak mencemari air

25
Bahan Ajar Pemanfaatan dan Pengontrolan Limbah, By: Kelompok 4
masyarakat. Sedangkan nuklimbah padat, basanya dibuatkan tempat
pembuangan yang memiliki cerobong yang sangat tinggi sehingga baunya
tidak mengganggu masyarakat.

2. SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUK TURUNAN


Beberapa limbah padat maupun cair bia diolah lagi untuk dijadikan
sebagai bahan baku produk turunannya yang lain. Seperti misalnya:
limbah batok kelapa yang diolah menjadi briket batok kelapa.

3. DI DAUR ULANG
Beberapa jenis limbah yang memungkinkan untuk di daur ulang,
seyogyanya dipishkan dengan limbah yang tidak bisa didaur ulang.

4. DIBAKAR / DIMUSNAHKAN
Walaupun terlihat kurang arif namun cara memsnahkan limbah- limbah
tertentu dengan cara membakar limbah tersebut masih anyak dipaki oleh
masyarakat untuk mengurangi jumlah limbah yang ada

5. DINETRALISIR
Cara ini isa digunakan untuk menangani jenis limbah cair Dengan
menetralisir limbah cair, berarti kita telah melakukan suatu pose
penjernihan sehingga air limah dari sebah usaha bisa dimanfaatkan
kembali oleh masyarakat.

6. DIKUBUR DALAM TANAH


Cara penanganan sampah dengan cara dikubur atau ditanam dalam tanah
juga termasuk popler di masyarakat selain menggunakan cara membakar
limbah.

26
Bahan Ajar Pemanfaatan dan Pengontrolan Limbah, By: Kelompok 4
7. DIJADIKAN PAKAN TERNAK
Beberapa jenis limbah, biasanya yang berbentuk padatdan basah, bisa
diguakan sebagai bahan campuran pak ternak yang bisa meningatkan
kadar kandungan pakan ternak ternak tu sendiri

8. DIJADIKAN SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF


Kandungan sebuah zar pada limbah bisa dimanfaatkan sebgai suumber
energgi alternatif. Contohnya adalah penggunaan limbah kotoran sapi
sebagai pengganti gas LPG

9. DIMANFAAATKN UNTUK PROSES PRODUKSI SELANJUTNYA


Sebagai contoh, limbah kayu dan serbuk kayu pada perusahaan furniture
bisa dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar pada proses pengovenan.
Selain bisa mengurangi jummlah limbah, cara penanganan limbah seperti
ini bisa digunakan untu menghemat jum;ah biaya produksi

10. DIJADIKAN PUPUK


Pupuk tidak hanya berbentuk kompos karena dengan penggunaan
teknologi pengolahan limbah yang canggih kita bisa menyulap limbah
baik padat maupun cair menjadi beberapa jenis pupuk, diantaranya adalah
pupuk kompos dan juga pupuk cair.

4. PEMANFAATAN LIMBAH

Beberapa cara yang bisa anda lakukan pada cara pemanfaatan sampah antara
lain :
1. Pembuatan Kertas Daur Ulang
Kertas yang sudah tidak dipakai bisa di daur ulang kembali untuk
dijadikan kertas yang memilki tampilan lebih bagus, caranya sangat
mudah dan semua orang pasti bisa melakukannya. Tinggal merendam
kertas bekas di dalam air dan kemudian dicampur dengan pewarna alami
seperti kunyit, sirih, pandan wangi dan lain sebagainya. Campuran ini

27
Bahan Ajar Pemanfaatan dan Pengontrolan Limbah, By: Kelompok 4
akan menghasilkan kertas berbagi warna dan siap untuk digunakan, baik
untuk kesenian atau hanya sekedar media menulis.

2. Pembuatan Kerajinan dari Koran Bekas


Koran adalah salah satu limbah terbanyak dalam kehidupan manusia,
karena setiap hari informasi dan berita selalu berubah-ubah, otomatis
koran juga harus mengikuti hal tersebut, sehingga koran menjadi salah
satu bahan yang bersifat sekali pakai. Untuk mengurangi jumlah koran
bekas kita bisa memanfaatkannya untuk sebuah kerajinan. Contohnya vas
bunga. Kita bisa memanfaatkan koran dengan cara membuat lilitan koran
dalam jumlah bnayak kemudian disusun menyerupai vas bunga. Setelah
itu untuk mempercantik tampilan bisa diberikan warna pada koran
tersebut.

3. Kerajinan dari Kaleng Bekas atau Gelas


Kaleng bekas atau gelas merupakan salah satu sampah yang sering kita
temui tapi minim sekali pemanfaatan yang dilakukan. ada bebrapa cara
yang bisa dilakukan untuk barang ini, misalkan membuat gift box dari
kotak permen, pembuatan kotak pensil dari botol kaca, pembuatan guci
dari pecahan gelas dan lain sebagainya.

4. Pembuatan Makan Ternak


Sebuah penelitian berhasil membuat pakan ayam dari limbah organik
rumah tangga dengan mancampur sisa sayuran, ikan, ataupun ayam yang
ada dengan dedak. Campuran ini menghasilkan makanan ternak yang
bergizi tinggi dan baik untuk kesehatan hewan ternak.

5. Pembuatan Kompos (Komposting)


pengomposan selain dapat mengurangi volume sampah sekaligus sebagai
usaha mendapatkan bahan-bahan kompos yang digunakan sebagai pupuk.
Limbah organik oleh organisme diuraikan menjadi bahan anorganik. Agar
pengomposan berjalan dengan baik diperlukan kondisi yang mendukung

28
Bahan Ajar Pemanfaatan dan Pengontrolan Limbah, By: Kelompok 4
kerja mikroorganisme, yaitu campuran yang seimbang dari berbagai
komponen, suhu, kelembapan udara, dan cukup kandungan oksigen.
Keuntungan sistem pengomposan, antara lain sebagai berikut :
1. Kompos merupakan jenis pupuk yang ekologis dan tidak merusak
lingkungan.
2. Bahan yang dipakai banyak tersedia (tidak perlu membeli).
3. Masyarakat dapat membuatnya sendiri (tidak perlu menggunakan
peralatan yang mahal).
4. Unsur hara dalam kompos ini lebih tahan lama jika dibandingkan
dengan pupuk buatan.

6. Pembuatan Gas Methan (BIOGAS)


Biogas adalah gas-gas yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar, yang
dihasilkan dari sampah organik secara anaerobik. Bahan baku biogas bisa
berasal dari kotoran hewan, sisa makanan atau campuran keduanya.
Kelebihan dari biogas antara lain sebagai berikut :
1. Mengurangi jumlah limbah.
2. Menghemat energi.
3. Sumber energi yang tidak merusak lingkungan.
4. Nyala api bahan bakar biogas lebih terang atau bersih.
5. Residu dari biogas dapat dimanfaatkan untuk pupuk.

7. Bank Sampah
Program ini adalah suatu terobosan baru yang digunakan di beberapa
daerah, bank sampah adalah tempat dimana dikumpulkannya sampah-
sampah an-organik yang dapat diolah atau di daur ulang kembali, seperti
gelas,plastik, kaleng dan lain-lain. Di tempat ini memberikan peluang
usaha bagi para pemulung. Pemulung yang mengumpulkan sampah-
sampah yang masih berguna akan diberi upah atau hadiah sesuai dengan
apa yang mereka kerjakan. Hal ini sangat efektif karena selain bisa
membantu para pemulung juga mampu mengurangi intensitas sampah
yang ada.

29
Bahan Ajar Pemanfaatan dan Pengontrolan Limbah, By: Kelompok 4
Inilah beberapa cara simple dan mudah untuk memanfaatkan sampah.
Jangan anggap remeh kehadiran sampah yang ada di sekitar, berusahalah
untuk bersahabat dengan sampah bukan malah menghiraukannya atau
memusuhinya. Segera lakukan upaya pengurangan sampah dengan hal
yang positif untuk menyelamatkan dunia.

30
Bahan Ajar Pemanfaatan dan Pengontrolan Limbah, By: Kelompok 4

Anda mungkin juga menyukai