Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

PSIKOLOGI KOGNITIF

OLEH

IRDA HUSNAYA

( A1R115078 )

PSIKOLOGI

FAKULTAS KEURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
KATA PENGANTAR

Ucapan puji-puji dan syukur semata-mata hanyalah milik Allah SWT.


Hanya kepada-Nya lah kami memuji dan hanya kepada-Nya lah kami bersyukur,
kami meminta ampunan dan kami meminta pertolongan.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
gung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Dengan hormat serta pertolongan-Nya, puji syukur, pada akhirnya kami


dapat menyelesaikan makalah kami dengan judul “Psikologi Kognitig” dengan
lancar. Kami pun menyadari dengan sepenuh hati bahwa tetap terdapat
kekurangan pada makalah kami ini.

Oleh sebab itu, kami sangat menantikan kritik dan saran yang membangun
dari setiap pembaca untuk materi evaluasi kami mengenai penulisan makalah
berikutnya. Kami juga berharap hal tersebut mampu dijadikan cambuk untuk kami
supaya kami lebih mengutamakan kualitas makalah di masa yang selanjutnya.

Kendari, 04 Mei 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ditinjau dari asal katanya, psikologi berasal dari kata psyche yang berarti
jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara istilah, psikologi berarti ilmu jiwa
atau ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan. Tapi dalam sejarah
perkembangannya, kemudian arti psikologi menjadi ilmu yang mempelajari
tingkah laku manusia. Ini terjadi karena jiwa yang mengandung arti yang abstrak
itu sukar untuk dipelajari secara objektif. Kecuali itu, keadaan jiwa seseorang
melatarbelakangi timbulnya hamper setiap tingkah laku. Beragamnya pendapat
para ahli psikologi tentang pengertian dari psikologi, selain bisa disimpulkan
bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tingkah laku
dan perbuatan individu dimana individu tersebut tidak dapat dikepaskan dari
lingkungannya.
Pada zaman sebelum masehi, psikologi sudah dipelajari orang dan banyak
dihubungkan dengan filsafat. Pada ahli filsafat pada masanya sudah
membicarakan tentang aspek-aspek kejiwaan manusia.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah perkembangan psikologi kognitif ?


2. Apa pengertian psikologi kognitif ?
3. Apa saja ruang lingkup psikologi kognitif ?

C. Tujuan

Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah agar kita dapat
menjelaskan atau mendeskripsikan mengenai bagaimana sejarah
perkembangan psikologi dan apa saja ruang lingkupnya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi Kognitif


i
Kognisi adalah kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang di dapatkan
dari proses berfikir tenteng seseorang atau sesuatu. Proses yang dilakukan adalah
memperoleh pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas
mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan
berbahasa. Kapasitas atau kemampuan kognisi biasa diartikan sebagai kecerdasan
atau intelegensi. Bidang ilmu yang mempelajari kognisi beragam, diantaranya
adalah psikologi, filsafat, neurosains, serta kecerdasan buatan. Kepercayaan atau
pengetahuan seseorag tentang sesuatu dipercaya dapat memengaruhi sikap
mereka dan pada akhirnya memengaruhi prilaku atau tindakan mereka terhadap
sesuatu. Mengubah pengetahuan seseorang akan sesuatu dipercaya dapat
mengubah prilaku mereka.

B. Sejarah Perkembangan Psikologi Kognitif

Psikologi Kognitif merupakan salah satu cabang dari psikologi umum


yang mencakup studi ilmiah tentang gejala-gejala kehidupan mental atau psikis
yang berkaitan dengan cara manusia berfikir, seperti dalam memperoleh
pengetahuan, mengolah kesan yang masuk melalui penginderaan, menghadapi
masalah atau problem untuk mencari suatu penyelesaian, serta menggali dari
ingatan pengetahuan dan prosedur kerja yang dibutuhkan dalam menghadapi
tunututan hidup sehari-hari.
Psikologi berkembang menjadi sebuah ilmu diawali oleh Plato dan
Aristoteles yang telah mempengaruhi pemikiran modern di bidang Psikologi dan
bidang lainnya. Mereka merenungkan cara terbaik memperoleh pengertian
tentang kebenaran. Plato yakin bahwa rasionalisme yaitu dengan analisis logis
dapat menjawab tentang kebenaran. Sedangkan Aristoteles yakin bahwa
memperoleh pengetahuan melalui empirisme yaitu dengan pembuktian empiris
melalui pengalaman dan observasi. Pandangan Aristoteles ini mendasari
penelitian empiris di bidang psikologi, sedangkan pandangan Plato digunakan
sebagai landasan penggunaan penalaran dalam mengembangkan suatu teori.
Pada abad ke-20, Psikologi telah muncul sebagai sebuah bidang studi yang
mandiri. Wundt memfokuskan studi kepada struktur-struktur pikiran (disebut
strukturalisme), sedangkan James dan Dewey memfokuskan studi kepada proses-
proses pikiran (disebut fungsionalisme). Kemudian muncul asosianisme, digagas
oleh Ebbinghaus dan Thorndike. Mereka membuka jalan menuju lahirnya
behaviorisme dengan menekankan pentingnya asosiasi-asosiasi mental
Langkah lain menuju Behaviorisme adalah temuan Pavlov tentang prinsip-
prinsip pengondisian klasik. Watson dan kemudian Skinner adalah pelopor utama
behaviorisme. Mereka memfokuskan studi sepenuhnya pada kaitan-kaitan antara
perilaku organisme dan perubahan lingkungan yang bisa memperkuat atau
melemahkan kemungkinan untuk mengulangi perilaku tertentu. Sebagian besar
behavioris meninggalkan sepenuhnya konsep yang menyatakan bahwa kemajuan
bisa diperoleh dari upaya psikolog yang memahami apa yang sedang berlangsung
didalam pikiran individu, yang terekspresikan dalam perilaku. Namun begitu,
Tolman dan peneliti behavioris sesudahnya membuktikan bahwa proses-proses
kognitif berperan penting dalam mempengaruhi perilaku.
Perkembangan yang lalu saling melengkapi diantara bidang-bidang studi ini
mendorong lahirnya psikologi kognitif sebagai sebuah disiplin ilmu yang
mandiri, dipelopori oleh tulisan-tulisan Neisser (Sternberg, 2008).

Beberapa madzhab yang terdapat pada awal kemunculan Psikologi adalah:


1. Strukturalisme, dialektika ini berusaha memahami struktur (konfigurasi
unsur-unsur) pikiran daan persepsi dengan menganalisis komponen-
komponennya yang paling dasar. Tokohnya adalah Wundt (1832-1920),
Wundt mendukung studi tentang pengalaman-pengalaman panca indera
melalui intropeksi. Intropeksi adalah cara menatap ke dalam, yaitu pada
kepingan informasi yang melewati kesadaran.
2. Fungsionalisme, dialektika ini berusaha memahami apa yang dilakukan
manusia dan kenapa mereka melakukannya. Dialektika ini meyakini
bahwa kunci untuk memahami pikiran dan perilaku manusia adalah
dengan mempelajari proses-proses bagaimana dan kenapa pikirannnya
bekerja. Tokohnya adalah James (1824-1910) serta Dewey (1858-1952).
3. Assosiasionisme, dialektika ini menguji bagaimana kejadian atau ide-ide
dapat diasosiasikan satu sama lain di dalam pikiran untuk menghsilkan
suatu bentuk pembelajaran. Tokohnya adalah Ebbinghaus (1850-1909),
Ebbinghaaus mempelajari bagaimana manusia belajar dan mengingat
materi melalui latihan berulang-ulang. Latihan berulang-ulang adalah
pengulangan/repetisi secara sadar terhadap materi yang dipelajari. Dan
repetisi ini dapat memperbaiki asosiasi-asosiasi mental menjadi lebih kuat
di dalam memori. Tokoh lainnya adalah Thorndike (1874-1949),
pendapatnya tentang hukum efek yaitu kepuasan adalah kunci untuk
membentuk asosiasi-asosiasi. Sebuah stimulus cenderung menghasilkan
respon tertentu di waktu tertentu jika sebuah organisme dihargai lebih oleh
respon tersebut.
4. Behaviorisme, adalah sebuah pandangan teoritis yang berpendapat bahwa
psikologi mestinya menyoroti relasi antara perilaku yang bisa diamati di
satu sisi, dan peristiwa-peristiwa lingkungan atau stimulus yang
mempengaruhinya di sisi lain. Tokohnya adalah Pavlov (1849-1936)
dengan melakukan eksperimen stimulus respon terhadap anjing (Classical
Conditioning), Watson (1878-1958), yang memfokuskan penelitiannya
pada perilaku yang bisa diamati. dan Skinner (1904-1990) yang yakin
bahwa semua perilaku manusia dapat dijelaskan oleh perilaku mereka
ketika bereaksi kepada lingkungan. Adanya pengkondisian operan yang
melibatkan penguatan dan hukuman dapat mempengaruhi respon
seseorang terhadap stimulus.
5. Behaviorisme baru, yang berpendapat untuk memahami perilaku
seseorang, harus terlebih dahulu memahami maksud dan rencana perilaku
tersebut. Tokohnya adalah Tolman (1932) yang yakin bahwa semua
perilaku diarahkan kepada suatu tujuan. Tokoh lainnya adalah Bandura
yang berpandangan bahwa pembelajaran merupakan hasil bukan hanya
dari penguatan langsung terhadap perilaku, tetapi juga merupakan
pengamatan-pengamatan terhadap penguatan dan penghukuman yang
diterima orang lain. Pandangan ini menekankan cara kita mengamati dan
memodelkan perilaku kita berdasarkan perilaku orang lain.
6. Psikologi Gestalt, yang menyatakan bahwa kita bisa memahami fenomena
psikologis saat kita memandang fenomena tersebut sebagai sebuah
keseluruhan yang terorganisasi dan terstruktur.
7. Kognitivisme, merupakan keyakinan bahwa kebanyakan perilaku manusia
dapat dipahami berdasarkan cara mereka berpikir

Psikologi kognitif memiliki akar di dalam filsafat dan fisiologi. Keduanya


membentuk arus utama dalam psikologi kognitif. Psikologi kognitif juga
mendapatkan sumbangan yang besar dari bidang ilmu lain, seperti psikologi
biologis. Lashley (1890-1958) yang menganggap otak sebagai pengorgainisasi
yang paling aktif dan dinamis bagi perilaku dan berusaha memahami bagaiman
pengorganisasian makro otak manusia dapat memungkinkan terjadinya aktivitas-
aktivitas terencana dan kompleks seperti bermain musik, dan menggunakan
bahasa. Tokoh lainnya adalaah Hebb (1949) yang memiliki pandangan mengenai
sebuah konsep tentang jajaran sel sebagai dasar bagi pembelajaran di dalam otak.
Jajaran sel adalah struktur-struktur netral terkoordinasi yang berkembang karena
mendapatkan stimulasi yang cukup sering, dan berkembang sepanjang evolusi
manusia sehingga kemampuan sebuah neuron (sel saraf) untuk menstimulasi
dengan neuron lain yang terhubung dengannya menjadi meningkat. Bidang ilmu
lain yang memberikan sumbangan pada psikologi kognitif adaalah linguistic.
Chomsky (1959) yang menitikberatkan dasar biologis maupun potensi kreatif bagi
kemampuan berbahasa dan penggunaannya. Menurutnya, kemampuan berbahsa
bukan bukan didapat berdasarkan penguatan, kemampuan, maupun terbatatas
pada apa yang pernah kita dengar, melainkan oleh kemahiran berbahasa bawaan
yang memiliki semua manusia.
Teknologi pun memberikaan sumbangan yang besar pada psikologi
kognitif. Dengan kecerdasan buatan yaitu upaya maanusia untuk
mengonstruksikan sistem-sistem yang menampilkan sebuah kecerdasan, atau lebih
tepatnya pemrosesan informasi secara cerdas. Hal ini dapat memberikan informasi
pada kita tentang bagaimana komputer memproses informasi.

C. Konsep-Konsep Dasar Psikologi Kognitif


a. Peran Psikologi Kognitif

Dalam dunia psikologi, mempelajari psikologi kognitif sangat


diperlukan, karena :

1. Kognisi adalah proses mental atau pikiran yang berperan penting dan
mendasar bagi studi-studi psikologi manusia.
2. Pandangan psikologi kognitif banyak mempengarui bidang-bidang
psikologi yang lain. Misalnya pendekatan kofnitif banyak digunakan di
dalam psikologi konseling, psikologi konsumen dan lain-lain.
3. Melalui prinsiprinsip kognisi, seseorang dapat mengelola informasi secara
efisien dan terorganisasikan dengan baik

b. Faktor-Faktor Pendorong Berkembangnya Psikologi Informasi

Beberapa faktor pendorong berkembangnya psokologi informasi antara


lain :

1. Penurunan popularitas psikologi behaviorisme karena psikologi tidak


dapat menerangkan tingkah laku manusia secara komplek
2. Perkembangan konsep tentang kemampuan berbahasa yang dimiliki
manusia.
3. Munculnya teori perkembangan kognitif dari Jean Piaget (ahli psikologi
dari Swiss). Piaget mengemukakan beberapa hukum-hukum tentang
kognitif, yaitu :
1. Setiap orang punya aspek kognitif, yang terdiri dari aspek-
aspek struktural intelektual.
2. Perkembangan kognitif adalah hasil interaksi dari kematangan
organisme dan pengaruh lingkungan.
3. Proses kognitif itu meliputi aspek persepsi, ingatan, pikiran,
simbol-simbol, penalaran dan pemecahan persoalan.
4. Dalam psikologi kognitif, bahasa menjadi salah atu objek yang
penting, karena merupakan perwujudan sikap kognitif.
5. Sisi-sisi kognitif dipengaruhi oleh lingkungan dan biologis

c. Konsep-Konsep Dasar Psikologi Kognitif Berkaitan Dengan Informasi

Ada dua konsep dasar psikologi kognitif, yaitu kognisi dan pendekatan
kognitif.

1. Kognisi

Dalam istilah kognisi, maka psikologi kognitif dipandang sebagai


cabang psikologi yang mempelajari proses-proses mental atau aktivitas pikiran
manusia, misalnya proses-proses persepsi, ingatan, bahasa, penalaran dan
pemecahan masalah.

Contoh-contoh yang berkaitan dengan informasi :

a. Proses-Proses persepsi

Ada seorang karyawan baru yang bekerja di suatu perusahaan yang


tingkat profesionalismenya kurang. Di situ, baik karyawan yang rajin
maupun yang malas mendapat gaji yang sama. Setelah lama beradaptasi di
kantor itu, karyawan beru tersebut memiliki persepsi bahwa dia tidak perlu
bekerja dengan sungguh-sungguh karena tidak akan berpengaruh pada
gajinya.
b. Ingatan

Kemampuan mengingat informasi dari membaca tentunya akan


lebih lama dari hanya sekedar mendengar. Karena dengan membaca,
pikiran / otak kita akan bekerja lebih keras untuk memahami dan
menyimpan informasi tersebut. Sedangkan dengan mendengar, kita hanya
mengandalkan telinga, asalkan kita hafal. Bahkan kadang-kadang tanpa
pemahaman.

c. Bahasa

Informasi akan lebih mudah kita pahami dan kita mengerti, apabila
bahasa yang digunakan sesuai dengan bahasa kita, maka informasi itu akan
lebih maksimal kita gunakan. Karena otak / pikiran kita mampu mencerna
inti informasi tersebut.

d. Penalaran

Seseorang yang memiliki penalaran secara baik akan dapat


memperoleh informasi yang berkaitan dengan masalah tersebut, tidak
hanya dari satu sisi saja. Tapi dapat diperoleh dari bagian lain, karena
suatu masalah biasanya yang hanya memiliki indikasi.

e. Persoalan

Sikap dan perilaku manusia dapat mencerminkan masalah yang


sedang dihadapi. Sikap dan perilaku ini, apabila digabungkan dengan
informasi yang sudah ada, maka dapat menciptakan suatu solusi.

2. Pendekatan Kognisi

Sebagai suatu pendekatan maka psikologi kognitif dapat dipandang


sebagai cara tertentu di dalam mendekati berbagai fenomena psikologi
manusia. Konsep ini menekankan pada peran-peran persepsi, pengetahuan,
ingatan, dan proses-proses berpikir bagi perilaku manusia.

Contoh yang berkaitan dengan informasi :

a. Peran-Peran persepsi

Orang yang berpersepsi / berpikir bahwa kegagalan adalah sukses


yang tertunda, dia akan selalu berusaha untuk mencoba lagi, walaupun dia
ridak tahu kapan dia akan berhasil. Karena dipikirannya semakin dia
mencoba, semakin banyak informasi yang didapat, maka tingkat kesalahan
dapat diminimalisir / dihindari. Hal ini menjadikannya sebagai pribadi
yang sabar dan ulet.

b. Pengetahuan

Orang yang banyak pengetahuan, biasanya lebih mengerti dan


dapat mengelola informasi dengan cepat, karena dia tahu bagaimana cara
mendapatkan informasi yang cepat, tepat, murah dan efisien.

c. Proses-Proses Berpikir

Jenjang pendidikan, lingkungan sekitar serta cara hidup


mempengaruhi proses-proses dan pola berpikir kita. Orang yang
berpendidikan tinggi, hidup di lingkungan berpendidikan dan cara hidup
yang modern, biasanya akan mencari suatu informasi dengan cara yang
berbasis teknologi yang lebih cepat dan praktis. Ini karena mereka telah
dibentuk menjadi pribadi yang modern dengan cara berpikir yang cepat.

D. Ruang Lingkup Psikologi Kognitif


Psikologi kognitif terus mengalami perkembangan. Perspektif psikologi
kognitif menjelaskan bahawa proses belajar adalah sebuah peristiwa yang
merujuk pada tindakan behavioral atau bersifat jasmani. Psikologi kognitif
mempunyai ruang lingkup studi yang sangat luas, dari proses kognitif yang
paling sederhana sampai proses kognitif yang paling kompleks. M.S. Suharman
menjelaskan bahwa ruang lingkup psikologi kognitif meliputi :

a. Persepsi (perception), yaitu sebuah proses untuk mendeteksi dan


menginterpretasikan stimulus yang diterima oleh alat indera yang dimiliki
manusia. Persepsi merupakan proses paling awal dalam keseluruhan
pemrosesan informasi yang dilakukan manusia.
b. Pengambilan pola (pattern recognition), yaitu proses mengenali stimulus
yang tersusun secara kompleks yang diterima melalui sistem alat indera
manusia.
c. Perhatian (attention), yaitu pemusatan pikiran terhadap suatu obyek atau
tugas tertentu dan pada saat yang sama mengabaikan obyek atau tugas
yang lain.
d. Ingatan (memory), yaitu penyimpanan pengetahuan di dalam sistem
pikiran dan otak manusia.
e. Imajeri (imagery), yaitu proses membayangkan kembali di dalam pikiran
mengenai obyek atau peristiwa yang telah dipersepsi, biasa juga disebut
sebagai sebuah fiksi yang dialami oleh otak dan pikiran manusia.
f. Bahasa (language), yaitu kata yang dituliskan atau diucapkan melalui
lesan, yang merupakan cara universal untuk menyampaikan informasi baik
itu dalam bentuk lisan maupun tulisan.
g. Penalaran (reasoning), yaitu sistem penarikan kesimpulan menurut aturan
logika, yang biasanya dibedakan menjadi dua bagian, yaitu penalaran
indiktif dan penalaran deduktif.
h. Pembuatan keputusan (decision making), yaitu suatu proses saat seseorang
sedang memilih diantara dua alternatif atau lebih, menaksir frekuensi suatu
kejadian atau memprediksi situasi di depan berdasarkan informasi yang
terbatas.
i. Pemecahan masalah (problem solving), yaitu proses mencari dan
menemukan jalan keluar terhadap suatu masalah dan kesulitan.
j. Pembentukan konsep (concept formastion or learning), yaitu penggunaan
aturan tertentu dalam melakukan klasifikasi obyek yang memiliki
kemiripan di dalam struktur dan fungsinya.
k. Perkembangan kognitif (cognitive development), yaitu suatu tahap
perkembangan kognitif manusia mulai dari usia anak hingga dewasa,
mulai dari berfikir secara konkrit atau melibatkan konsep konkrit sampai
dengan yang lebih tinggi yaitu konsep yang abstrak dan logis.
l. Inteligensi manusia (human intelligence), yaitu kemampuan manusia
dalam memahami bahasa secara umum, mengikuti instruksi, mengubah
deskripsi verbal dalam tindakan nyata, dan berperilaku menurut aturan
budaya.
m. Emosi dan proses kognitif (emotion and cognitive prosesses), yaitu suatu
hal yang mempelajari peran atau pengaruh emosi dan suasana hati
terhadap efektivitas pikiran manusia ketika memproses atau mengerjakan
tugas kognitif yang lain

E. Kelebihan dan Kekurangan Psikologi Kognitif

1. Kelebihan psikologi kognitif

a. Mempermudah riset, penilaian, dan analisis statistik dalam penerapan


kepada sampel-sampel representatif dari sebuah populasi, probabilitas
menarik kesimpulan kausal yang sahih relatif besar.
b. Menyediakan bukti kuat bagi fungsi-fungsi kognitif dengan
mengaitkannya kepada ativitas fisiologis, menawarkan pandangan
alternatif yang tidak bisa disediakan dengan cara lain, bisa mengarah
kepada penganalisisan individu dengan kelemahan kognitif yang
serius.
c. Mendapatkan akses kepada pengetahuan introspeksi dari sudut
pandang partisipan, yang bisa saja tidak tersedia lewat cara lain.
d. Mendapatkan akses informasi yang lebih detail tentang individu
tertentu, termasuk informasi tentang konteks histories saat ini yang
tidak bisa diperoleh dengan cara lain.
e. Mendapatkan akses pada kekayaan informasi kontekstual, hanya saja
tidak dapat dicapai lewat perhitungan nilai tengah.
f. Mengijinkan pengeksplorasian jangkauan luas kemugkinan bagi
emodelan proses kognitif, mengijinkan pengetesan yang jernih untuk
melihat apakah hipotesis sudah memprediksi hasilnya secara akurat,
serta dapat mengarahkan kepada jangkauan yang lebih luas dalam
aplikasi praktis.

2. Kekurangan Psikologi Kognitif

a. Tidak selalu bisa menggeneralisasikan hasil-hasil yang melampaui


tempat, waktu, dan tugas tertentu, yang disebabkan adanya perbedaan
antara perilaku hidup nyata dan perilaku di dalam laboratorium.
b. Akses yang terbatas bagi kebanyakan peneliti, mensyaratkan akses
kepada subyek yang tepat dan kepada perlengkapan yang bisa jadi
sangat mahal dan sulit untuk diperoleh sampel-sampel yang kecil
jumlahnya.
c. Ketidak-mampuan melaporkan proses yang terjadi di kesadaran yang
disadari.
d. Data yang dikumpulkan bisa saja mempengaruhi proses kognitif yang
dilaporkan.
e. Ukuran sampel yang kecil dan ketidak-representatifan sampel akan
membatasi kepastian untuk menyimpulkan karakteristik populasi.
f. Control eksperimen lemah, sehingga sangat mungkin untuk terjadi
perubahan perilaku alamiah pada partisipan akibat kehadiran
pengamat.
g. Keterbatasan yang disebabkan perangkat keras atau program-program
yang ditulis oleh periset, mengakibatkan tidak sempurnanya simulasi-
simulasi yang menjadi model bagi cara otak manusia berpikir.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Psikologi kognitif adalah ilmu yang mempelajari bagaimana arus


informasi diterima dan di tangkap oleh indera, diproses oleh jiwa seseorang
dan diendapkan didalam kesadaran dan juga diwujudkan melalui bentuk
tingkah laku atau tindakan. Psikologi kognitif dapat juga dipandang sebagai
studi terhadap proses-proses yang melandasi dinamika mental.

2. Saran
Demikian penulisan makalah yang saya susun tentang Psikologi
Kognitif. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan
saran yang sifatnya dapat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Abi.(2018).Ruang Lingkup Psikologi kognitif Serta Kelebihan dan


Kekurangannya.[internet]. Tersedia di :
http://legalstudies71.blogspot.com/2018/12/ruang-lingkup-kelebihan-dan-
kelemahan.html.

Blog Psikologi. (2015). Pengertian Psikologi Kognitif dan Sejarah Psikologi


Kognitif. [internet]. Tersedia
di:http://blogpsikologi.blogspot.com/2015/12/pengertian-psikologi
kognitif-dan.html.

Psikologi Mania. (2011).Konsep-konsep Dasar Psikologi


Kogntif.[internet].tersedia di
https://psychologymania.wordpress.com/2011/07/10/konsep-konsep-
dasar-psikologi-kognitif/

Anda mungkin juga menyukai