Anda di halaman 1dari 2

LAS atau LKS Membawa Siswa

Belajar Terarah
17 September 2013 04:09 Diperbarui: 24 Juni 2015 07:47 1 0 1

1379365246440746265

Konon LKS (Lembar Kerja Siswa) atau LAS (Lembar Aktifitas Siswa) merupakan lahan
untuk bisnis sampingan dari sekolah atau guru, setelah para guru dilarang menjual buku.
Mudah-mudahan ini hanya rumor semata. Karena sebaik-baiknya LKS adalah yang
digunakan dan disusun sendiri oleh guru tersebut. Kenapa demikian, karena kalau guru
sendiri yang menyusunnya, ia akan mempertimbangkan situasi psikologis dan
kemampuan anak. LKS dan atau LAS bisa menjadi sumber belajar pelengkap dalam
proses pembelajaran. Sumber belajar utama mungkin adalah guru dan buku mata
pelajaran, kemudian guru menambahkan adanya modul dan LKS. MAka anak akan
memiliki kemampuan yang komprehensif setelah memperlengkapi sumber belajarnya
dengan keempat hal tersebut, apalagi kalau ia atau guru secara kreatif mencari sumber-
siumber belajar lainnya yang berserakan dimana-mana atas bantuan dunia Teknologi
Informasi dan Komunikasi. Bisa dibayangkan bagaimana anak akan kehilangan konsep
apabila ia belajar dengan guru menggunakan buku tertentu, kemudian ia diberikan LKS
dari penerbit tertentu yang ternyata isi LKS nya menjelaskan aspek keruangan tertentu.
Lokalitas LKS terjadi di Jakarta kota tentang kehidupan kaum urban, sedangkan anak itu
sekolah di Papua pesisir. Maka itu seperti jaka sembung '''gak nyambung :) Oleh karena
itu, para guru diharapkan rajin dan giat menyusun Modul dan LKS/LAS sesuai dengan
kondisi kelasnya masing-masing. Percuma saja uang kesejahteraan digelontorkan oleh
pusat dan daerah, jika proses pembelajaran tidak diperbaiki. LKS/LAS yang baik akan
membawa anak belajar lebih terarah. Cara tentang menyusun LKS atau LAS yang baik
bertebaran di situs-situs internet. Yang dibutuhkan adalah kemauan untuk memulai
perubahan demi menuju guru profesional. Pada pembelajaran IPS, LKS tidak mesti
berupa kata-kata verbal, tetapi juga bisa berupa gambar. film, lagu, dan sebagainya.
Seorang instruktur senior menyarankan LKS- berisi Studi Kasus, karena dengan
demikian maka siswa akan menganalisis. Kemampuan yang disarankan untuk
dikembangkan dalam proses pembelajaran masa kini. Ketiga hal yang diatas adalah
kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi. Stop mencekoki anak dengan pertanyaan
sebutkan, jelaskan, dan sebagainya yang hanya menanyakan pada level pengetahuan.
Mari kita jadi guru/ dosen profesional yang membimbing anak belajar membekali diri
menuju masa depan dunia digital, dunia sharing, dunia connecting, yang membutuhkan
keterampilan-keterampilan serta pekerjaan-pekerjaan baru yang bahkan belum ada di
jaman kita. Taksonomi Bloom yang sudah direvisi (Sumber www.larswas.org )

Namun kadang-kadang inovasi guru untuk menyusun bahan ajar tersendiri berupa
LKS/LAS akan dipatahkan oleh birokrasi pendidikan. Yang menginginkan adanya profit
dari membeli LKS/LAS dari luar.. seperti yang disuarakan oleh Kepala Sekolah, Ketua
Yayasan, dan sebagainya. Guru-guru yang berkualitas dengan kinerja yang berkualitas
akan mendorong perubahan pendidikan, apabila didukung oleh birokrasi yang tidak
sekedar profit oriented. Semoga...

https://www.kompasiana.com/abafina/552e47866ea834e7378b457c/las-atau-lks-membawa-siswa-
belajar-terarah

Anda mungkin juga menyukai