Anda di halaman 1dari 27

1 BAB III

GAMBARAN KASUS KELOLAAN

Pada bab ini dijelaskan gambaran pasien dan hasil asuhan keperawatan pada pasien
dengan stroke non hemoragik di Lantai 6 Paviliun Darmawan RS Kepresidenan
RSPAD Gatot Soebroto.

Gambaran Pasien
1. Tn. S (49 Tahun) dengan Stroke Non Hemoragik. Pasien rujukan dari
Rumah Sakit Satya Negara dan masuk pada tanggal 18 Desember 2018 dengan
keluhan penurunan kesadaraan 5 jam sebelum masuk rumah sakit, sesak (-), mual
(-), muntah (+). Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi. Pasien terdiagnosis
Stroke Non Hemoragik sejak 20 hari yang lalu. Pasien mengatakan aktivitasnya
terbatas, kesulitan untuk mandi, makan dan berpakaian. Hasil tanda-tanda vital TD
160/100 mmHg, MAP 120 mmHg, Nadi 94 x/Menit, Suhu 36,5OC, dan skala nyeri
5, kesadaran composmentis, orientasi pasien baik, tidak ada facial drop. Kekuatan
otot ekskremitas kiri 3 dan eksremitas kanan 5. Skala morse/resiko jatuh 8 (resiko
tinggi). Hasil pemeriksaan laboratorium (15 Desember 2018) Hemoglobin 13,5
g/dL, Hematokrit 40%, Eritrosit 4,86 juta/uL, Leukosit 18.700 /uL, Trombosit
333.000 / uL, Ureum 18 mg/dL, Kreatinin 1,3 mg/dL, GDS 241 mg/dL, Natrium
141 mmol/L, Kalium 3,2 mg/dL, Klorida 100 mmol/L. Hasil Pemeriksaan MRI
multiple infark pada vermis serta kedua cerebellum terutama kiri, mesenchepalon
kiri, lobus oksipital kiri. Obat yang didapat selama dirawat yaitu Citicolin injeksi
2x500 mg (IV), Neurobion 5000 1x1 (drip), Omeprazole 1x40mg (IV),
Dexamethason 3x5 mg (IV), Amlodipin 5 mg 1x1 (P.O), Ramipril 5mg 1x1 (PO),
BetaserC 24 mg 2x1 (PO), Tramadol 100 mg (IV).

2. Tn. A (19 Tahun) dengan Stroke Non Hemoragik. Pasien rujukan dari
rumah sakit Prof. dr. J. A. Latumenten dan masuk pada tanggal 19 Desember 2018
dengan keluhan lumpuh pada rentang gerak bagian kiri sebelum masuk rumah sakit,
sesak (-), mual (-), muntah (-). Pasien memiliki riwayat pernah jatuh dari motor.
Pasien terdiagnosis stroke non hemoragik sejak seminggu yang lalu. Pasien
mengatakan aktivitasnya terbatas, kesulitan untuk mandi, makan dan berpakaian.
Hasil tanda-tanda vital TD 140/90 mmHg, MAP 106 mmHg Nadi 89 x/Menit, Suhu
36,6 OC, dan skala nyeri 4, kesadaran composmentis, orientasi pasien baik, tidak
ada facial drop. Kekuatan otot ekskremitas kiri 0 dan eksremitas kanan 5. Skala
morse/resiko jatuh 8 (resiko tinggi). Hasil pemeriksaan laboratorium (17 Desember
2018) Hemoglobin 13,5 g/dL, Hematokrit 40%, Eritrosit 4,86 juta/uL, Leukosit
22.860 /uL, Trombosit 371.000 / uL, Ureum 39 mg/dL, Kreatinin 0,8 mg/dL, GDS
88 mg/dL, Natrium 136 mmol/L, Kalium 4,5 mg/dL, Klorida 96 mmol/L. Hasil
Pemeriksaan MRI infark subakut luas sepanjang kapsula interna kanan, nucleus
caudatus kanan serta thalamus kanan. Obat yang didapat selama dirawat yaitu
Citicolin 500 mg 3x500 (IV), Manitol 4x100 mL (IV), Neurobion 500 1x1 (drip),
Tramadol 100 mg (IV).

3. Tn. H (63 Tahun) dengan Stroke Non Hemoragik datang ke rumah sakit
pada tanggal 21 Desember 2018 dengan keluhan penurunan kesadaraan sebelum
masuk rumah sakit, sesak (-), mual (-), muntah (+). Pasien memiliki riwayat
hipertensi dan stroke non hemoragik 3 bulan lalu. Pasien mengatakan aktivitasnya
terbatas, kesulitan untuk mandi, makan dan berpakaian. Hasil tanda-tanda vital TD
170/100 mmHg, MAP 123 mmHg, Nadi 97 x/Menit, Suhu 36,4 OC, dan skala nyeri
4, kesadaran composmentis, orientasi pasien baik, tidak ada facial drop. Kekuatan
otot ekskremitas kiri 3 dan eksremitas kanan 5. Skala morse/resiko jatuh 9 (resiko
tinggi). Hasil pemeriksaan laboratorium (20 Desember 2018) Hemoglobin 14,2
g/dL, Hematokrit 45%, Eritrosit 4,8 juta/uL, Leukosit 10.300 /uL, Trombosit
420.000 / uL, Ureum 25 mg/dL, Kreatinin 1,3 mg/dL, GDS 110 mg/dL, Natrium
142 mmol/L, Kalium 3,9 mg/dL, Klorida 98 mmol/L. Hasil Pemeriksaan MRI
infark lacunar di corona radiate kiri. Obat yang didapat selama dirawat yaitu
Citicolin 500 mg 2x500 (IV), Neurobion 500 1x1 (drip), Amlodipin 5 mg 1x5 (P.O),
Depakote 500mg 1x1 (PO), CPG 75 mg 1x1 (PO).

4. Tn. A (52 Tahun) dengan Stroke Non Hemoragik datang ke rumah sakit
pada tanggal 21 Desember 2018 dengan keluhan penurunan kesadaraan sebelum
masuk rumah sakit, , sesak (-), mual (-), muntah (+). Pasien memiliki riwayat
hipertensi. Pasien terdiagnosis stroke non hemoragik sejak seminggu yang lalu.
Pasien mengatakan aktivitasnya terbatas, kesulitan untuk mandi, makan dan
berpakaian. Hasil tanda-tanda vital TD 150/95 mmHg, MAP 113 mmHg, Nadi 89
x/Menit, Suhu 36,4 OC, dan skala nyeri 4, kesadaran composmentis, orientasi pasien
baik, tidak ada facial drop. Diit rendah lemak 1900 kalori. Kekuatan otot
ekskremitas kiri 5 dan eksremitas kanan 3. Skala morse/resiko jatuh 8 (resiko
tinggi). Hasil pemeriksaan laboratorium (6 Januari 2019) Hemoglobin 14,8 g/dL,
Hematokrit 42%, Eritrosit 4,8 juta/uL, Leukosit 10.820 /uL, Trombosit 590.000 /
uL, Ureum 38 mg/dL, Kreatinin 1,1 mg/dL, GDS 178 mg/dL, Natrium 140 mmol/L,
Kalium 5,2 mg/dL, Klorida 99 mmol/L. Hasil Pemeriksaan MRI infark di
periventrikel lateralis kiri dan lobus frontal kiri, area hipodens di periventrikel
lateralis. Obat yang didapat selama dirawat yaitu Citicolin 500 mg 2x500 extra (IV),
Ondansentron 4 mg extra (IV), Ranitidine 50 mg extra (IV), Omeprazole 2x1 40mg
(IV), Ceftriaxone 1 gr 1x2 flacon (2 gram) (IV), Novorapid 3x12 unit (SC),
Tramadol 100 mg (IV), Citicolin 500 mg 2x500 mg (PO).

Karakteristik Pasien
Tabel 1.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Pasien Stroke Non
Hemoragik di Lantai 6 Paviliun Darmawan RS Kepresidenan RSPAD Gatot
Soebroto Desember 2018 (n=4)

Responden
Karakteristik Pasien f %
1 2 3 4
a. Usia
19 – 48 tahun - √ - - 1 25%
49 – 78 tahun √ - √ √ 3 75%
Total 4 100%
b. Jenis Kelamin
Perempuan - - - - 0 0%
Laki – Laki √ √ √ √ 4 100%
Total 4 100%
c. Pendidikan Terakhir
SMP - - - - 0 0%
SMA √ √ - √ 3 75%
S1 - - √ - 1 25%
Total 4 100%
d. Pekerjaan
PNS - - √ - 1 25%
TNI - √ - - 1 25%
Pegawai swasta √ - - √ 2 50%
Total 4 100%
Berdasarkan Tabel 3.1 diatas, menunjukkan bahwa hampir seluruh pasien berusia
antara 49 – 78 yaitu sebanyak 3 orang (75%), dari jenis kelamin keseluruhan pasien
berjenis kelamin laki – laki (100%), hampir seluruh pasien mengenyam pendidikan
terakhir SMA yaitu sebanyak 3 orang (75%), dan setengah pekerjaan pasien yaitu
pegawai swasta sebanyak 2 orang (75%).

Etiologi
Tabel 1.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Etiologi Pasien Stroke Non Hemoragik di
Lantai 6 Paviliun Darmawan RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto
Desember 2018 (n=4)

Responden
Etiologi f %
1 2 3 4
Hipertensi √ - √ √ 3 75%
Kolesterol - - - - 0 0%
Diabetes melitus - - - √ 1 25%
Merokok √ - √ √ 3 75%
Konsumsi alkohol - - - - 0 0%
Lain – lain - √ - - 1 25%

Berdasarkan Tabel 3.2 diatas, menunjukkan etiologi / faktor resiko dari stroke yang
diderita pasien. Hipertensi dan merokok merupakan penyebab hampeir seluruh
pasien yaitu sebanyak 3 orang (75%). sedangkan diabetes mellitus dan penyebab
lainnya yaitu dari kecelakaan sebanyak 1 orang (25%).

Manifestasi Klinis
Tabel 1.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Pasien Stroke Non
Hemoragik di Lantai 6 Paviliun Darmawan RS Kepresidenan RSPAD Gatot
Soebroto Desember 2018 (n=4)

Responden
Manifestasi Klinis f %
1 2 3 4
Kehilangan / Gangguan Motorik √ √ √ √ 4 100%
Kehilangan Komunikasi - - - - 0 0%
Gangguan Sensori Persepsi - - - - 0 0%
Defisit Kognitif - - - - 0 0%
Berdasarkan Tabel 3.3 diatas, menunjukkan manifestasi klinis / tanda gejala yang
ditimbulkan oleh pasien. Seluruh pasien mengalami kehilangan / gangguan motorik
sebanyak 4 orang (100%).

Pemeriksaan Diagnostik
Tabel 1.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemeriksaan Diagnostik Pasien Stroke
Non Hemoragik di Lantai 6 Paviliun Darmawan RS Kepresidenan RSPAD
Gatot Soebroto Desember 2018 (n=4)

Responden
Pemeriksaan Diagnostik f %
1 2 3 4
Pemeriksaan Darah
1. Hemoglobin 13,5 13,5 14,2 14,8 4 100 %
2. Hematokrit 40 40 45 42 4 100 %
3. Eritrosit 4,86 4,88 4,8 4,8 4 100 %
4. Leukosit 18.700 22.860 10.300 10.820 4 100 %
5. Trombosit 333.000 371.000 420.000 590.000 4 100 %
6. Ureum 18 39 25 38 4 100 %
7. Kreatinin 1,3 0,8 1,3 1,1 4 100 %
8. GDS 120 88 110 178 4 100 %
9. Natrium 141 136 142 140 4 100 %
10. Kalium 3,2 4,5 3,9 5,2 4 100 %
11. Klorida 100 96 98 99 4 100 %
CT Scan - - - - 0 0%
Magnetic Resonance Imaging
√ √ √ √ 4 100 %
(MRI)
Radiologi √ √ √ √ 4 100 %
Electroencephalography
- - - - 0 0%
(EEG)

Berdasarkan Tabel 3.4 diatas, menunjukkan pemeriksaan diagnostik yang pasien


jalani. Seluruh pasien menjalani pemeriksaan laboratorium darah, Magnetic
Resonance Imaging (MRI) dan radiologi sebanyak 4 orang (100%).
Penatalaksanaan Medis
Tabel 1.5
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penatalaksanaan Medis Pasien Stroke
Non Hemoragik di Lantai 6 Paviliun Darmawan RS Kepresidenan RSPAD
Gatot Soebroto Desember 2018 (n=4)

Responden
Penatalaksanaan Medis f %
1 2 3 4
Terapi Trombolisis
- - - - 0 0%
trombolisis tissue Plasminogen Activator (t-PA)
Terapi Antikoagulan dan Antiplatelet
- - √ - 1 25%
(Clopidogrel)
Terapi Neuroprotektor
√ √ √ √ 4 100%
(Citicoline)
Terapi Pembedahan
- - - - 0 0%
(Microsurgery)

Berdasarkan Tabel 3.5 diatas, menunjukkan penatalaksanaan medis dengan


obat-obatan yang paling banyak adalah terapi neuroprotektor (citicoline)
sebanyak 4 pasien (100%) dan Terapi Antikoagulan dan Antiplatelet
(Clopidogrel) sebanyak 1 orang (25%).

Pengkajian
Tabel 1.6
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengkajian Pasien Stroke Non Hemoragik
di Lantai 6 Paviliun Darmawan RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto
Desember 2018 (n=4)

Responden
Pengkajian f %
1 2 3 4
a. Riwayat Penyakit Dahulu
Stroke Berulang - - √ - 1 25%
Diabetes Melitus - - - √ 1 25%
Hipertensi √ - √ - 2 50%
b. Riwayat Penyakit Keluarga
Stroke - - - - 0 0%
Diabetes Melitus - - - - 0 0%
Hipertensi √ - √ - 2 50%
c. Tingkat Kesadaran
Composmentis √ √ √ √ 4 100%
Apatis - - - - 0 0%
Delirium - - - - 0 0%
Somnolen - - - - 0 0%
Stupor - - - - 0 0%
Coma - - - - 0 0%
d. Pemeriksaan Saraf Kranial
Saraf 1 - - - - 0 0%
Responden
Pengkajian f %
1 2 3 4
(Penurunan Fungsi Penciuman)
Saraf 2,3,4,6
- - - - 0 0%
(Penurunan Fungsi Visual)
Saraf 5
- - - - 0 0%
(Penurunan Fungsi Mengunyah)
Saraf 7
- - - - 0 0%
(Otot Wajah Tertarik)
Saraf 8
- - - - 0 0%
(Gangguan Pendengaran)
Saraf 9,10
- - - - 0 0%
(Penurunan Kemampuan Menelan)
Saraf 11
- - - - 0 0%
(Penurunan Kekuatan Otot Leher)
Saraf 12
- - - - 0 0%
(Penururnan Sensasi Rasa)
e. Pengkajian Reflek
Profunda (Ekskremitas kanan) √ √ √ - 3 75%
Profunda (Ekskremitas kiri) - - - √ 1 25%
Patologis (Ekskremitas kanan) √ √ √ - 3 75%
Patologis (Ekskremitas kiri) - - - √ 1 25%
f. Sistem Motorik
Penurunan Kekuatan Otot √ √ √ √ 4 100%
Penurunan Keseimbangan √ √ √ √ 4 100%
g. Nyeri
Ringan (1-3) - - - - 0 0%
Sedang (4-6) √ √ √ √ 4 100%
Berat (7-10) - - - - 0 0%

Berdasarkan Tabel 3.6 diatas, menunjukkan pengkajian pasien untuk riwayat


penyakit Hipertensi sebanyak 2 orang (75%) sedangkan dengan riwayat penyakit
keluarga dengan hipertensi sebanyak 1 orang (25%). Seluruh pasien memiliki
tingkat kesadaran penuh / composmentis sebanyak 4 pasien (100%). Pada
pemeriksaan 12 sistem saraf kranial, seluruh pasien tidak memiliki gangguan
maupun penurunan fungsi. Pemeriksaan reflek profunda dan patologis pada
ekskremitas kanan pasien baik, yaitu sebanyak 3 orang (75%). Seluruh pasien
mengalami penurunan kekuata otot dan keseimbangan yaitu sebanyak 4 orang
(100%). Pada pengkajian nyeri, didapat nyeri sedang (4-6) sebanyak 4 orang
(100%).
Analisa Data
Tabel 1.7
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Analisa Data Pasien Stroke Non
Hemoragik di Lantai 6 Paviliun Darmawan RS Kepresidenan RSPAD Gatot
Soebroto Desember 2018 (n=4)

Responden
Analisa Data f %
1 2 3 4
a. Ketidakefektifan Perfusi
Jaringan Serebral
DS:
- Pasien mengatakan nyeri pada
√ √ √ √ 4 100 %
kepalanya
- Pasien mengatakan pernah
- - √ √ 1 25%
stroke sebelumnya
DO :
- Tekanan darah 160/100 140/90 170/100 150/95 4 100 %
- Mean arterial pressure (MAP) 120 106 123 113 4 100 %
- Kesadaran composmentis √ √ √ √ 4 100 %
- Orientasi pasien baik √ √ √ √ 4 100 %
- Tidak ada facial drop √ √ √ √ 4 100 %
- Skala nyeri 4-6 (sedang) √ √ √ √ 4 100 %
b. Nyeri Akut
DS:
- Pasien mengatakan nyeri pada
√ √ √ √ 4 100 %
kepalaya
- Pasien mengatakan nyeri
√ √ √ √ 4 100 %
datang tiba-tiba
- Pasien mengatakan nyeri
√ √ √ √ 4 100 %
lumanyan sering datang
DO :
- Skala nyeri 4-6 (sedang) √ √ √ √ 4 100 %
- Pasien terlihat memegangi
√ √ √ √ 4 100 %
kepalanya
c. Hambatan Mobilitas Fisik
DS:
- Pasien mengatakan tangan dan
kaki kirinya tidak bisa - √ - - 1 25 %
digerakkan
- Pasien mengatakan tangan dan
√ - √ - 2 50 %
kaki kirinya lemas
- Pasien mengatakan tangan dan
- - - √ 1 25 %
kaki kanannya lemas
DO :
5 3 0 5 5 3 3 5
- Kekuatan otot 4 100 %
5 3 0 5 5 3 3 5
- Pergerakan pasien terbatas √ √ √ √ 4 100 %
d. Defisit Perawatan Diri
DS:
- Pasien mengatakan kesulitan
√ √ √ √ 4 100 %
untuk mandi
- Pasien mengatakan
√ √ √ √ 4 100 %
aktivitasnya terbatas
DO :
Responden
Analisa Data f %
1 2 3 4
- Baju pasien terlihat kotor √ √ √ √ 4 100 %
- Tercium bau yang tidak sedap
√ √ √ √ 4 100 %
dari badan pasien

Berdasarkan Tabel 3.7 diatas, menunjukkan analisa data dari 4 masalah


keperawatan, berdasarkan dari data subjektif dan objektif yang muncul
menunjukkan data yang menunjang untuk megangkat masalah keperawatan pada
pasien dengan stroke non hemoragik.

Diagnosa Keperawatan
Tabel 1.8
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Diagnosa Keperawatan Pasien Stroke Non
Hemoragik di Lantai 6 Paviliun Darmawan RS Kepresidenan RSPAD Gatot
Soebroto Desember 2018 (n=4)

Responden
Diagnosa Keperawatan f %
1 2 3 4
Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral √ √ √ √ 4 100 %
Nyeri Akut √ √ √ √ 4 100 %
Hambatan Mobilitas Fisik √ √ √ √ 4 100 %
Defisit Perawatan Diri √ √ √ √ 4 100 %
Berdasarkan Tabel 3.8 diatas, menunjukkan diagnosa keperawatan yang muncul
pada pasien. Data tersebut menunjukkan semua pasien memiliki 4 diagnosa yaitu
ketidakefektifan perfusi jaringan serebral, hambatan mobilitas fisik, nyeri akut dan
defisit perawatan diri.

Intervensi
Tabel 1.9
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Intervensi Keperawatan Diagnosa 1
Pasien Stroke Non Hemoragik di Lantai 6 Paviliun Darmawan RS
Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Desember 2018 (n=4)

Responden
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi f %
1 2 3 4
Setelah dilakukan tindakan NIC : Peningkatan
keperawatan selama 3x24 Perfusi Jaringan
jam diharapkan perfusi Serebral
jaringan serebral meningkat 1. Monitor mean arterial √ √ √ √ 4 100 %
dengan kriteria hasil : pressure (MAP)
NOC : Tisue Perfusion: 2. Monitor status
Cerebral neurologis dengan √ √ √ √ 4 100 %
mengunakkan National
Responden
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi f %
1 2 3 4
- Tidak ada tekanan Institute of Health
Intrakranial Stroke Scale
- Tekanan darah sistol 3. Berikan posisi kepala
√ √ √ √ 4 100 %
dalam batas normal 30-45o
- Tekanan darah diastole 4. Kolaborasi pemberian
dalam batas normal √ √ - √ 3 75 %
obat pereda nyeri
- Sakit kepala berkurang 5. Kolaborasi pemberian
√ √ √ √ 4 100 %
obat neuroprotektan

Berdasarkan Tabel 3.9 diatas, menunjukkan intervensi yang diberikan kepada


pasien dengan diagnosa ketidakefektifan perfusi jaringan serebral. Seluruh
intervensi diberikan kepada 4 pasien (100%), kecuali intervensi kolaborasi
pemberian obat nyeri hanya pada 3 pasien (75%). Seluruh pasien diberikan terapi
neuroprotektan sebanyak 4 pasien (100%).

Tabel 1.10
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Intervensi Keperawatan Diagnosa 2
Pasien Stroke Non Hemoragik di Lantai 6 Paviliun Darmawan RS
Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Desember 2018 (n=4)

Tujuan dan Kriteria Responden


Intervensi f %
Hasil 1 2 3 4
Setelah dilakukan tindakan NIC : Manajemen Nyeri
keperawatan selama 3x24 1. Lakukan pengkajian
jam diharapkan pasien nyeri secara
dapat mengontrol nyerinya komprehensif
dengan kriteria hasil : termasuk lokasi, √ √ √ √ 4 100 %
NOC : Kontrol Nyeri karakteristik, durasi,
- Tidak ada nyeri yang frekuensi, kualitas
dilaporkan dan faktor presipitasi
- Tidak menangis dan 2. Observasi reaksi
mengerang nonverbal dari √ √ √ √ 4 100 %
- Tidak ada ekspresi wajah ketidaknyamanan
nyeri 3. Kaji tipe dan sumber
- Pasien dapat beristirahat nyeri untuk
- Menggunakan tindakan √ √ √ √ 4 100 %
menentukan
pengurangan nyeri tanpa intervensi
analgesic 4. Ajarkan tentang
- Menggunakan analgesik teknik non √ √ √ √ 4 100 %
yang di rekomendasikan farmakologi
5. Berikan analgetik
untuk mengurangi √ √ - √ 3 75 %
nyeri
Berdasarkan Tabel 3.10 diatas, menunjukkan intervensi yang diberikan kepada
pasien dengan diagnosa nyeri akut. Seluruh intervensi diberikan kepada 4 pasien
(100%), kecuali intervensi pemberian obat analgetik hanya pada 3 pasien (75%).

Tabel 1.11
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Intervensi Keperawatan Diagnosa 3
Pasien Stroke Non Hemoragik di Lantai 6 Paviliun Darmawan RS
Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Desember 2018 (n=4)

Responden
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi f %
1 2 3 4
Setelah dilakukan tindakan NIC : Terapi : Mobilitas
keperawatan selama 3x24 1. Tentukan
jam diharapkan mobilitas keterbatasan dalam √ √ √ √ 4 100 %
pasien meningkat dengan melakukan gerakan
kriteria hasil : 2. Kolaborasi dengan
NOC : Mobilitas ahli terapi fisik
- Pasien dapat mengatur √ √ √ √ 4 100 %
dalam melakukan
posisi tubuh program latihan
- Pasien dapat 3. Tentukan tingkat
mengkoordinasikan motivasi pasien
tubuhnya untuk
- Pasien mampu untuk mempertahankan √ √ √ √ 4 100 %
berpindah atau megambalikan
- Pergerakan otot dan mobilitas sendi dan
sendi pasien baik otot
4. Dukung latihan
ROM aktif datau √ √ √ √ 4 100 %
pasif jika perlu

Berdasarkan Tabel 3.11 diatas, menunjukkan intervensi yang diberikan kepada


pasien dengan diagnosa hambatan mobilitas fisik. Seluruh intervensi diberikan
kepada 4 pasien (100%).

Tabel 1.12
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Intervensi Keperawatan Diagnosa 4
Pasien Stroke Non Hemoragik di Lantai 6 Paviliun Darmawan RS
Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Desember 2018 (n=4)

Responden
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi f %
1 2 3 4
Setelah dilakukan tindakan NIC : Self Care assistane : ADL
keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor kemampuan pasien
diharapkan pasien dapat untuk perawatan diri yang
√ √ √ √ 4 100 %
melakukan ADL secara mandiri dengan melibatkan
mandiri dengan kriteria hasil : keluarga
NOC : Self care : Activity of 2. Monitor kebutuhan pasien
√ √ √ √ 4 100 %
Daily Living (ADL) untuk alat-alat bantu untuk
Responden
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi f %
1 2 3 4
- Pasien terbebas dari bau kebersihan diri, berpakaian,
badan berhias, toileting dan makan
- Menyatakan kenyamanan dengan melibatkan keluarga
terhadap kemampuan untuk 3. Sediakan bantuan sampai
melakukan ADL pasien mampu secara utuh √ √ √ √ 4 100 %
- Dapat melakukan ADL untuk melakukan self-care.
dengan melibatkan keluarga 4. Dorong pasien untuk
melakukan aktivitas sehari-
hari yang normal sesuai √ √ √ √ 4 100 %
kemampuan yang dimiliki
dengan melibatkan keluarga
5. Ajarkan pasien/ keluarga untuk
mendorong kemandirian,
untuk memberikan bantuan √ √ √ √ 4 100 %
hanya jika pasien tidak mampu
untuk melakukannya.

Berdasarkan Tabel 3.12 diatas, menunjukkan intervensi yang diberikan kepada


pasien dengan diagnosa defisit perawatan diri. Intervensi diberikan kepada semua
pasien dengan total 4 orang (100%).

Implementasi
Tabel 1.13
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Implementasi Keperawatan Diagnosa 1
(Hari ke-1) Pasien Stroke Non Hemoragik di Lantai 6 Paviliun Darmawan
RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Desember 2018 (n=4)

Responden
Implementasi Respon f %
1 2 3 4
1. Memonitor mean a. Tekanan darah 160/100 140/90 170/100 150/95 4 100 %
arterial pressure b. Mean arterial
120 106 123 113 4 100 %
(MAP) pressure (MAP)
2. Memonitor status
a. NIHSS score 4 8 4 4 4 100%
neurologis
a. Pasien nyaman
3. Memberikan
dengan posisi
posisi kepala 30- √ √ √ √ 4 100%
kepala tempat
45o
tidur 30-45o
4. Kolaborasi
a. Memberian obat
pemberian obat √ √ - √ 3 75%
analgesik
pereda nyeri
5. Kolaborasi
a. Memberikan obat
pemberian obat √ √ √ √ 4 100%
citicoline
Neuroprotektan

Berdasarkan Tabel 3.13, menunjukkan implementasi dari diagnosa ketidakefektifan


perfusi jaringan serebral. Untuk implementasi memonitor mean arterial pressure
(MAP) semua pasien memiliki tekanan darah dan MAP di atas batas normal
sebanyak 4 pasien (100%). Implementasi monitor status neurologis hampir seluruh
pasien memiliki NIHSS score berjumlah 4 sebanyak 3 pasien (75%). Implementasi
pemberian posisi kepala 30-45o diberikan kepada seluruh pasien (100%).
Implementasi kolaborasi pemberian obat analgetik diberikan kepada 3 pasien
(75%). Implementasi kolaborasi pemberian obat neuroprotektan citicoline
diberikan kepada 4 pasien (100%).

Tabel 1.14
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Implementasi Keperawatan Diagnosa 1
(Hari ke-2) Pasien Stroke Non Hemoragik di Lantai 6 Paviliun Darmawan
RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Desember 2018 (n=4)

Responden
Implementasi Respon f %
1 2 3 4
1. Memonitor mean a. Tekanan darah 160/90 130/90 160/100 140/90 4 100 %
arterial pressure b. Mean arterial
113 103 120 106 4 100 %
(MAP) pressure (MAP)
2. Memonitor status
a. NIHSS score 4 8 4 4 4 100%
neurologis
a. Pasien nyaman
3. Memberikan posisi
dengan posisi kepala √ √ √ √ 4 100%
kepala 30-45o
tempat tidur 30-45o
4. Kolaborasi
a. Pemberian obat
pemberian obat √ √ - √ 3 75%
analgesik
pereda nyeri
5. Kolaborasi
a. Memberikan obat
pemberian obat √ √ √ √ 4 100%
citicoline
Neuroprotektan

Berdasarkan Tabel 3.14, menunjukkan implementasi dari diagnosa ketidakefektifan


perfusi jaringan serebral. Untuk implementasi memonitor mean arterial pressure
(MAP) semua pasien memiliki tekanan darah dan MAP di atas batas normal
sebanyak 4 pasien (100%). Implementasi monitor status neurologis hampir seluruh
pasien memiliki NIHSS score berjumlah 4 sebanyak 3 pasien (75%). Implementasi
pemberian posisi kepala 30-45o diberikan kepada seluruh pasien (100%).
Implementasi kolaborasi pemberian obat analgetik diberikan kepada 3 pasien
(75%). Implementasi kolaborasi pemberian obat neuroprotektan citicoline
diberikan kepada 4 pasien (100%).
Tabel 1.15
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Implementasi Keperawatan Diagnosa 1
(Hari ke-3) Pasien Stroke Non Hemoragik di Lantai 6 Paviliun Darmawan
RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Desember 2018 (n=4)

Responden
Implementasi Respon f %
1 2 3 4
1. Memonitor mean a. Tekanan darah 160/95 130/80 160/90 130/85 4 100 %
arterial pressure b. Mean arterial
116 96 113 100 4 100 %
(MAP) pressure (MAP)
2. Memonitor status
a. NIHSS score 4 8 4 4 4 100%
neurologis
a. Pasien nyaman
2. Memberikan posisi
dengan posisi kepala √ √ √ √ 4 100%
kepala 30-45o
tempat tidur 30-45o
3. Kolaborasi
a. Pemberian obat
pemberian obat √ √ - √ 3 75%
analgesik
pereda nyeri
5. Kolaborasi
a. Memberikan obat
pemberian obat √ √ √ √ 4 100%
citicoline
Neuroprotektan

Berdasarkan Tabel 3.15, menunjukkan implementasi dari diagnosa ketidakefektifan


perfusi jaringan serebral. Untuk implementasi memonitor mean arterial pressure
(MAP) sebagian pasien memiliki tekanan darah dan MAP di atas batas normal
sebanyak 2 pasien (50%). Implementasi monitor status neurologis hampir seluruh
pasien memiliki NIHSS score berjumlah 4 sebanyak 3 pasien (75%). Implementasi
pemberian posisi kepala 30-45o diberikan kepada seluruh pasien (100%).
Implementasi kolaborasi pemberian obat analgetik diberikan kepada 3 pasien
(75%). Implementasi kolaborasi pemberian obat neuroprotektan citicoline
diberikan kepada 4 pasien (100%).

Tabel 1.16
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Implementasi Keperawatan Diagnosa 2
(Hari ke-1) Pasien Stroke Non Hemoragik di Lantai 6 Paviliun Darmawan
RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Desember 2018 (n=4)

Responden
Implementasi Respon f %
1 2 3 4
a. Nyeri di kepala √ √ √ √ 4 100%
b. Frekuensi lumayan
√ √ √ √ 4 100%
1. Melakukan pengkajian nyeri sering
secara komprehensif c. Skor nyeri 5 4 3 4 4 100%
d. Nyeri datang disaat tak
√ √ √ √ 4 100%
terduga
a. Wajah tampak kesakitan √ √ √ √ 4 100%
Responden
Implementasi Respon f %
1 2 3 4
2. Mengobservasi reaksi
b. Tampak memegangi/
nonverbal dari √ √ - √ 3 75%
melindungi kepala
ketidaknyamanan
a. Sumber nyeri dari
3. Mengkaji tipe dan sumber
kepala akibat
nyeri untuk menentukan √ √ √ √ 4 100%
penyumbatan pembuluh
intervensi
darah
a. Pasien melakukan teknik
4. Mengajarkan tentang teknik
relaksasi napas dalam √ √ √ √ 4 100%
non farmakologi
saat nyeri datang
5. Memberikan terapi
a. Memberikan obat
analgetik untuk mengurangi √ √ - √ 3 75%
tramadol
nyeri

Berdasarkan Tabel 3.16 diatas, menunjukkan implementasi dari diagnosan nyeri


akut. Implementasi melakukan pengkajian nyeri secara komperhensif, seluruh
pasien mengalami nyeri kepala dengan frekuensi lumayan sering, nyeri datang di
saat tak terduga dan semua pasien menderita nyeri sedang sebanyak 4 orang
(100%). Implementasi mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
didapatkan seluruh pasien menunjukkan wajah yang kesakitan pada saat nyeri
(100%). Seluruh pasien mengalami memiliki sumber nyeri di kepala akibat
penyumbatan pembuluh darah sebanyak 4 orang (100%). Implementasi
mengajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri dengan teknik
reaksasi napas dalam diberikan kepada seluruh pasien sebanyak 4 orang (100%).
Implementasi dengan memberikan terapi analgetik berupa obat tramadol diberikan
kepada hampir seluruhnya sebanyak 3 pasien (75%).

Tabel 1.17
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Implementasi Keperawatan Diagnosa 2
(Hari ke-2) Pasien Stroke Non Hemoragik di Lantai 6 Paviliun Darmawan
RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Desember 2018 (n=4)

Responden
Implementasi Respon f %
1 2 3 4
a. Nyeri di kepala √ √ √ √ 4 100%
b. Frekuensi lumayan sering √ √ √ √ 4 100%
1. Melakukan pengkajian nyeri
c. Skor nyeri 4 3 2 3 4 100%
secara komprehensif
d. Nyeri datang disaat tak
√ √ √ √ 4 100%
terduga
2. Mengobservasi reaksi a. Wajah tampak kesakitan √ √ √ √ 4 100%
nonverbal dari b. Tampak memegangi/
√ √ - √ 3 75%
ketidaknyamanan melindungi kepala
Responden
Implementasi Respon f %
1 2 3 4
3. Mengkaji tipe dan sumber a. Sumber nyeri dari kepala
nyeri untuk menentukan akibat penyumbatan √ √ √ √ 4 100%
intervensi pembuluh darah
a. Pasien melakukan teknik
4. Mengajarkan tentang teknik
relaksasi napas dalam saat √ √ √ √ 4 100%
non farmakologi
nyeri datang
5. Memberikan terapi analgetik a. Memberikan obat
√ √ - √ 3 75%
untuk mengurangi nyeri tramadol

Berdasarkan Tabel 3.17 diatas, menunjukkan implementasi dari diagnosan nyeri


akut. Implementasi melakukan pengkajian nyeri secara komperhensif, seluruh
pasien mengalami nyeri kepala dengan frekuensi lumayan sering, nyeri datang di
saat tak terduga sebanyak 4 orang (100%) dan hampir seluruh pasien menderita
nyeri sedang sebanyak 3 orang (75%). Implementasi mengobservasi reaksi
nonverbal dari ketidaknyamanan didapatkan seluruh pasien menunjukkan wajah
yang kesakitan pada saat nyeri (100%). Seluruh pasien mengalami memiliki sumber
nyeri di kepala akibat penyumbatan pembuluh darah sebanyak 4 orang (100%).
Implementasi mengajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri
dengan teknik reaksasi napas dalam diberikan kepada seluruh pasien sebanyak 4
orang (100%). Implementasi dengan memberikan terapi analgetik berupa obat
tramadol diberikan kepada hampir seluruhnya sebanyak 3 pasien (75%).

Tabel 1.18
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Implementasi Keperawatan Diagnosa 2
(Hari ke-3) Pasien Stroke Non Hemoragik di Lantai 6 Paviliun Darmawan
RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Desember 2018 (n=4)

Responden
Implementasi Respon f %
1 2 3 4
a. Nyeri di kepala √ √ √ √ 4 100%
b. Frekuensi lumayan sering √ √ √ √ 4 100%
1. Melakukan pengkajian nyeri
c. Skor nyeri 3 2 2 3 4 100%
secara komprehensif
d. Nyeri datang disaat tak
√ √ √ √ 4 100%
terduga
2. Mengobservasi reaksi a. Wajah tampak kesakitan √ √ √ √ 4 100%
nonverbal dari b. Tampak memegangi/
√ - - √ 3 50%
ketidaknyamanan melindungi kepala
3. Mengkaji tipe dan sumber a. Sumber nyeri dari kepala
nyeri untuk menentukan akibat penyumbatan √ √ √ √ 4 100%
intervensi pembuluh darah
a. Pasien melakukan teknik
4. Mengajarkan tentang teknik
relaksasi napas dalam saat √ √ √ √ 4 100%
non farmakologi
nyeri datang
5. Memberikan terapi analgetik a. Memberikan obat
√ √ - √ 3 75%
untuk mengurangi nyeri tramadol

Berdasarkan Tabel 3.18 diatas, menunjukkan implementasi dari diagnosan nyeri


akut. Implementasi melakukan pengkajian nyeri secara komperhensif, seluruh
pasien mengalami nyeri kepala dengan frekuensi lumayan sering, nyeri datang di
saat tak terduga sebanyak 4 orang (100%) dan sebagian pasien menderita nyeri
sedang sebanyak 2 orang (50%). Implementasi mengobservasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan didapatkan seluruh pasien menunjukkan wajah yang kesakitan
pada saat nyeri (100%). Seluruh pasien mengalami memiliki sumber nyeri di kepala
akibat penyumbatan pembuluh darah sebanyak 4 orang (100%). Implementasi
mengajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri dengan teknik
reaksasi napas dalam diberikan kepada seluruh pasien sebanyak 4 orang (100%).
Implementasi dengan memberikan terapi analgetik berupa obat tramadol diberikan
kepada hampir seluruhnya sebanyak 3 pasien (75%).

Tabel 1.19
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Implementasi Keperawatan Diagnosa 3
(Hari ke-1) Pasien Stroke Non Hemoragik di Lantai 6 Paviliun Darmawan
RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Desember 2018 (n=4)

Responden
Implementasi Respon f %
1 2 3 4
1. Menentukan a. Keterbatasan
keterbatasan dalam rentang gerak Kiri Kiri Kiri Kanan 4 100 %
melakukan gerakan kiri
2. Kolaborasi dengan a. Kolaborasi
ahli terapi fisik dalam dengan
melakukan program fisioterapis √ √ √ √ 4 100%
latihan dengan latihan
ROM
3. Menentukan tingkat
motivasi pasien
untuk
5 3 0 5 5 3 3 5
mempertahankan a. Kekuatan otot 4 100 %
5 3 0 5 5 3 3 5
atau megembalikan
mobilitas sendi dan
otot
4. Melakukan latihan a. ROM aktif √ - √ √ 3 75 %
range of movement
b. ROM Pasif - √ - - 1 25 %
(ROM)
Berdasarkan Tabel 3.19 diatas, menunjukkan implementasi dari diagnosa hambatan
mobilitas fisik. Implementasi menentukan keterbatasan rentang gerak. Hampir
seluruh pasien mengalami gangguan / keterbatasan rentang gerak pada tubuh bagian
kiri sebanyak 3 orang dan keterbatasan rentang gerak pada tubuh bagian kanan
sebanyak 1 orang. Implementasi kolaborasi dengan fisioterapis dengan latihan
range of movement (ROM) diberikan kepada seluruh pasien (100%). Kekuatan otot
pasien setelah diberikan ROM yang bernilai 3 sebanyak 3 pasien dan yang bernilai
0 sebanyak 1 pasien. Implementasi latihan ROM aktif diberikan kepada hampir
seluruh pasien sebanyak 3 pasien (75%) dan ROM pasif diberikan kepada 1 pasien
(25%).

Tabel 1.20
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Implementasi Keperawatan Diagnosa 3
(Hari ke-2) Pasien Stroke Non Hemoragik di Lantai 6 Paviliun Darmawan
RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Desember 2018 (n=4)

Responden
Implementasi Respon f %
1 2 3 4
1. Menentukan a. Keterbatasan
keterbatasan dalam rentang gerak Kiri Kiri Kiri Kanan 4 100 %
melakukan gerakan kiri
2. Kolaborasi dengan a. Kolaborasi
ahli terapi fisik dalam dengan
melakukan program fisioterapis √ √ √ √ 4 100%
latihan dengan latihan
ROM
3. Menentukan tingkat
motivasi pasien
untuk
5 3 0 5 5 3 4 5
mempertahankan b. Kekuatan otot 4 100 %
5 3 0 5 5 3 4 5
atau megembalikan
mobilitas sendi dan
otot
4. Melakukan latihan a. ROM aktif √ - √ √ 3 75 %
range of movement
b. ROM Pasif - √ - - 1 25 %
(ROM)

Berdasarkan Tabel 3.20 diatas, menunjukkan implementasi dari diagnosa hambatan


mobilitas fisik. Implementasi menentukan keterbatasan rentang gerak. Hampir
seluruh pasien mengalami gangguan / keterbatasan rentang gerak pada tubuh bagian
kiri sebanyak 3 orang dan keterbatasan rentang gerak pada tubuh bagian kanan
sebanyak 1 orang. Implementasi kolaborasi dengan fisioterapis dengan latihan
range of movement (ROM) diberikan kepada seluruh pasien (100%). Kekuatan otot
pasien setelah diberikan ROM selama 2 hari adalah yang bernilai 3 sebanyak 2
pasien, bernilai 4 sebanyak 1 pasien dan yang bernilai 0 sebanyak 1 pasien.
Implementasi latihan ROM aktif diberikan kepada hampir seluruh pasien sebanyak
3 pasien (75%) dan ROM pasif diberikan kepada 1 pasien (25%).

Tabel 1.21
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Implementasi Keperawatan Diagnosa 3
(Hari ke-3) Pasien Stroke Non Hemoragik di Lantai 6 Paviliun Darmawan
RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Desember 2018 (n=4)

Responden
Implementasi Respon f %
1 2 3 4
1. Menentukan a. Keterbatasan
keterbatasan dalam rentang gerak Kiri Kiri Kiri Kanan 4 100 %
melakukan gerakan kiri
2. Kolaborasi dengan a. Kolaborasi
ahli terapi fisik dalam dengan
melakukan program fisioterapis √ √ √ √ 4 100%
latihan dengan latihan
ROM
3. Menentukan tingkat
motivasi pasien
untuk
5 4 0 5 5 4 4 5
mempertahankan c. Kekuatan otot 4 100 %
5 4 0 5 5 4 4 5
atau megembalikan
mobilitas sendi dan
otot
4. Melakukan latihan a. ROM aktif √ - √ √ 3 75 %
range of movement
b. ROM Pasif - √ - - 1 25 %
(ROM)

Berdasarkan Tabel 3.21 diatas, menunjukkan implementasi dari diagnosa hambatan


mobilitas fisik. Implementasi menentukan keterbatasan rentang gerak. Hampir
seluruh pasien mengalami gangguan / keterbatasan rentang gerak pada tubuh bagian
kiri sebanyak 3 orang dan keterbatasan rentang gerak pada tubuh bagian kanan
sebanyak 1 orang. Implementasi kolaborasi dengan fisioterapis dengan latihan
range of movement (ROM) diberikan kepada seluruh pasien (100%). Kekuatan otot
pasien setelah diberikan ROM selama 3 hari adalah yang bernilai 4 sebanyak 3
pasien dan yang bernilai 0 sebanyak 1 pasien. Implementasi latihan ROM aktif
diberikan kepada hampir seluruh pasien sebanyak 3 pasien (75%).
Tabel 1.22
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Implementasi Keperawatan Diagnosa 4
(Hari ke-1) Pasien Stroke Non Hemoragik di Lantai 6 Paviliun Darmawan
RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Desember 2018 (n=4)

Responden
Implementasi Respon f %
1 2 3 4
1. Memonitor kemampuan pasien a. Merawat diri mandiri - - - - 0 0%
untuk perawatan diri yang b. Merawat diri dengan
mandiri dengan melibatkan bantuan keluarga √ √ √ √ 4 100%
keluarga.
a. Pasien dapat mandi
- - - - 0 0%
sendiri
b. Pasien dapat mandi
dengan bantuan √ √ √ √ 4 100%
keluarga
c. Pasien dapat berpakaian
- - - - 0 0%
dengan mandiri
d. Pasien dapat berpakaian
2. Memonitor kebutuhan pasien
dengan bantuan √ √ √ √ 4 100%
untuk alat-alat bantu untuk
keluarga
kebersihan diri, berpakaian,
e. Pasien dapat BAB dan
toileting dan makan dengan - - - - 0 0%
BAK dengan mandiri
melibatkan keluarga.
f. Pasien dapat BAB dan
BAK dengan bantuan √ √ √ √ 4 100%
keluarga
g. Pasien dapat makan dan
- - - - 0 0%
minum dengan mandiri
h. Pasien dapat makan dan
minum dengan bantuan √ √ √ √ 4 100%
keluarga
3. Melibatkan keluarga dalam a. Pasien mau untuk
√ √ √ √ 4 100%
menyediakan bantuan sampai dibantu
pasien mampu secara utuh b. Pasien tidak mau untuk
- - - - 0 0%
untuk melakukan self-care. dibantu
4. Melibatkan keluarga dalam
a. Pasien mampu
mendorong pasien untuk
melakukan aktivitas
melakukan aktivitas sehari-hari √ √ √ √ 4 100%
sehari-hari sesuai
yang normal sesuai
dengan kemampuannya
kemampuan yang dimiliki.
5. Melibatkan keluarga dalam a. Keluarga mengerti √ √ √ √ 4 100%
mendorong kemandirian, untuk
memberikan bantuan hanya jika
pasien tidak mampu untuk b. Keluarga tidak mengerti - - - - 0 0%
melakukannya.

Berdasarkan Tabel 3.22 diatas, menunjukkan implementasi dari diagnosan defisit


perawatan diri. Implementasi memonitor kemampuan pasien untuk perawatan diri
yang mandiri, seluruh pasien merawat dirinya dengan bantuan sebanyak 4 orang
(100%). Implementasi memonitor kebutuhan pasien untuk alat-alat bantu untuk
kebersihan diri, berpakaian, toileting dan makan. Didapatkan hasil pasien dapat
mandi dengan bantuan, BAB dan BAK dengan bantuan, berpakaian, makan dan
minum dengan bantuan sebanyak 4 orang (100%). Seluruh pasien mau untuk
dibantu dalam hal perawatan diri sebanyak 4 orang (100%). Implementasi
mendorong pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai
kemampuan yang dimiliki sebanyak 4 orang (100%). Implementasi mengajarkan
pasien / keluarga untuk mendorong kemandirian dan memberikan bantuan hanya
jika pasien tidak mampu untuk melakukannya, keluarga / pasien yang mengerti
sebanyak 4 pasien (100%).

Tabel 1.23
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Implementasi Keperawatan Diagnosa 4
(Hari ke-2) Pasien Stroke Non Hemoragik di Lantai 6 Paviliun Darmawan
RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Desember 2018 (n=4)

Responden
Implementasi Respon f %
1 2 3 4
1. Memonitor kemampuan pasien a. Merawat diri mandiri - - - - 0 0%
untuk perawatan diri yang b. Merawat diri dengan
mandiri dengan melibatkan bantuan keluarga √ √ √ √ 4 100%
keluarga.
a. Pasien dapat mandi
- - - - 0 0%
sendiri
b. Pasien dapat mandi
dengan bantuan √ √ √ √ 4 100%
keluarga
c. Pasien dapat berpakaian
√ - √ √ 4 75%
dengan mandiri
d. Pasien dapat berpakaian
2. Memonitor kebutuhan pasien
dengan bantuan - √ - - 1 25%
untuk alat-alat bantu untuk
keluarga
kebersihan diri, berpakaian,
e. Pasien dapat BAB dan
toileting dan makan dengan - - - - 0 0%
BAK dengan mandiri
melibatkan keluarga.
f. Pasien dapat BAB dan
BAK dengan bantuan √ √ √ √ 4 100%
keluarga
g. Pasien dapat makan dan
√ √ √ √ 4 100%
minum dengan mandiri
h. Pasien dapat makan dan
minum dengan bantuan - - - - 0 0%
keluarga
3. Melibatkan keluarga dalam a. Pasien mau untuk
√ √ √ √ 4 100%
menyediakan bantuan sampai dibantu
pasien mampu secara utuh b. Pasien tidak mau untuk
- - - - 0 0%
untuk melakukan self-care. dibantu
4. Melibatkan keluarga dalam
a. Pasien mampu
mendorong pasien untuk
melakukan aktivitas
melakukan aktivitas sehari-hari √ √ √ √ 4 100%
sehari-hari sesuai
yang normal sesuai
dengan kemampuannya
kemampuan yang dimiliki.
Responden
Implementasi Respon f %
1 2 3 4
5. Melibatkan keluarga dalam a. Keluarga mengerti √ √ √ √ 4 100%
mendorong kemandirian, untuk
memberikan bantuan hanya jika
pasien tidak mampu untuk b. Keluarga tidak mengerti - - - - 0 0%
melakukannya.

Berdasarkan Tabel 3.23 diatas, menunjukkan implementasi dari diagnosan defisit


perawatan diri. Implementasi memonitor kemampuan pasien untuk perawatan diri
yang mandiri, seluruh pasien merawat dirinya dengan bantuan sebanyak 4 orang
(100%). Implementasi memonitor kebutuhan pasien untuk alat-alat bantu untuk
kebersihan diri, berpakaian, toileting dan makan. Didapatkan hasil pasien dapat
mandi dengan bantuan, BAB dan BAK dengan bantuan, makan dan minum dengan
bantuan sebanyak 4 orang (100%), sedangkan hampir seluruh pasien dapat
berpakaian sendiri sebanyak 3 orang (75%). Seluruh pasien mau untuk dibantu
dalam hal perawatan diri sebanyak 4 orang (100%). Implementasi mendorong
pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai kemampuan yang
dimiliki sebanyak 4 orang (100%). Implementasi mengajarkan pasien / keluarga
untuk mendorong kemandirian dan memberikan bantuan hanya jika pasien tidak
mampu untuk melakukannya, keluarga / pasien yang mengerti sebanyak 4 pasien
(100%).

Tabel 1.24
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Implementasi Keperawatan Diagnosa 4
(Hari ke-3) Pasien Stroke Non Hemoragik di Lantai 6 Paviliun Darmawan
RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Desember 2018 (n=4)

Responden
Implementasi Respon f %
1 2 3 4
1. Memonitor kemampuan pasien a. Merawat diri mandiri - - - - 0 0%
untuk perawatan diri yang b. Merawat diri dengan
mandiri dengan melibatkan bantuan keluarga √ √ √ √ 4 100%
keluarga.
a. Pasien dapat mandi
- - - - 0 0%
sendiri
b. Pasien dapat mandi
2. Memonitor kebutuhan pasien
dengan bantuan √ √ √ √ 4 100%
untuk alat-alat bantu untuk
keluarga
kebersihan diri, berpakaian,
c. Pasien dapat berpakaian
toileting dan makan dengan √ - √ √ 4 75%
dengan mandiri
melibatkan keluarga.
d. Pasien dapat berpakaian
dengan bantuan - √ - - 1 25%
keluarga
Responden
Implementasi Respon f %
1 2 3 4
e. Pasien dapat BAB dan
- - - - 0 0%
BAK dengan mandiri
f. Pasien dapat BAB dan
BAK dengan bantuan √ √ √ √ 4 100%
keluarga
g. Pasien dapat makan dan
√ √ √ √ 4 100%
minum dengan mandiri
h. Pasien dapat makan dan
minum dengan bantuan - - - - 0 0%
keluarga
6. Melibatkan keluarga dalam a. Pasien mau untuk
√ √ √ √ 4 100%
menyediakan bantuan sampai dibantu
pasien mampu secara utuh b. Pasien tidak mau untuk
- - - - 0 0%
untuk melakukan self-care. dibantu
7. Melibatkan keluarga dalam
a. Pasien mampu
mendorong pasien untuk
melakukan aktivitas
melakukan aktivitas sehari-hari √ √ √ √ 4 100%
sehari-hari sesuai
yang normal sesuai
dengan kemampuannya
kemampuan yang dimiliki.
8. Melibatkan keluarga dalam a. Keluarga mengerti √ √ √ √ 4 100%
mendorong kemandirian, untuk
memberikan bantuan hanya jika
pasien tidak mampu untuk b. Keluarga tidak mengerti √ √ √ √ 4 100%
melakukannya.

Berdasarkan Tabel 3.24 diatas, menunjukkan implementasi dari diagnosan defisit


perawatan diri. Implementasi memonitor kemampuan pasien untuk perawatan diri
yang mandiri, seluruh pasien merawat dirinya dengan bantuan sebanyak 4 orang
(100%). Implementasi memonitor kebutuhan pasien untuk alat-alat bantu untuk
kebersihan diri, berpakaian, toileting dan makan. Didapatkan hasil pasien dapat
mandi dengan bantuan, BAB dan BAK dengan bantuan, makan dan minum dengan
bantuan sebanyak 4 orang (100%), sedangkan hampir seluruh pasien dapat
berpakaian sendiri sebanyak 3 orang (75%). Seluruh pasien mau untuk dibantu
dalam hal perawatan diri sebanyak 4 orang (100%). Implementasi mendorong
pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai kemampuan yang
dimiliki sebanyak 4 orang (100%). Implementasi mengajarkan pasien / keluarga
untuk mendorong kemandirian dan memberikan bantuan hanya jika pasien tidak
mampu untuk melakukannya, keluarga / pasien yang mengerti sebanyak 4 pasien
(100%).
Evaluasi
Tabel 1.25
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Evaluasi Keperawatan Diagnosa 1 Pasien
Stroke Non Hemoragik di Lantai 6 Paviliun Darmawan RS Kepresidenan
RSPAD Gatot Soebroto Desember 2018 (n=4)

Responden
Evaluasi f %
1 2 3 4
Subjektif :
- Pasien mengatakan terkadang masih
√ √ √ √ 4 100%
nyeri tetapi nyeri berkurang
- Pasien mengatakan nyaman dengan
√ √ √ √ 4 100%
posisi kepala tempat tidur 30-45o
Objektif :
- Kesadaran composmentis √ √ √ √ 4 100%
- Tekanan darah 160/95 130/80 160/90 130/85 4 100 %
- Mean arterial pressure (MAP) 116 96 113 100 4 100 %
- Skor nyeri 3 2 2 3 4 100%
- NIHSS score 4 8 4 4 4 100%
- Pemberian obat analgesik tramadol √ √ √ √ 4 100%
- Pemberian obat neuroprotektan
√ √ √ √ 4 100%
citicoline
Analisa :
- Tujuan belum tercapai, masalah belum - - - - 0 0%
teratasi
- Tujuan sebagian, tercapai masalah
√ - √ - 2 50%
belum teratasi
- Tujuan tercapai, masalah teratasi - √ - √ 2 50%
Planning :
- Lanjutkan intervensi √ - √ - 2 50%
- Hentikan intervensi - √ - √ 2 50%

Berdasarkan Tabel 3.25 diatas, menunjukkan evaluasi akhir dari diagnosa


ketidakefektifan perfusi jaringan serebral. Data subjektif keseluruhan pasien
merasakan nyeri berkurang dan nyaman diberikan posisi kepala tempat tidur 30-45o
sebanyak 4 pasien (100%). Data objektif NIHSS score berjumlah 4 sebanyak 3
pasien (75%), data objektif tekanan darah melebihi batas normal (≥120/80)
terdapat pada semua pasien (100%), mean arterial pressure (≥110) terdapat pada 2
pasien (50%). Pada analisa tujuan sebagian tercapai, masalah belum teratasi
sebanyak 2 pasien (50%). Tujuan tercapai, masalah teratasi sebanyak 2 pasien
(50%). Planing untuk sebagian pasien yaitu dengan melanjutkan intervensi
sebanyak 2 pasien (50%) dan sebagian pasien dihentikan intervensinya sebanyak 2
pasien (50%).
Tabel 1.26
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Evaluasi Keperawatan Diagnosa 2 Pasien
Stroke Non Hemoragik di Lantai 6 Paviliun Darmawan RS Kepresidenan
RSPAD Gatot Soebroto Desember 2018 (n=4)

Responden
Evaluasi f %
1 2 3 4
Subjektif :
- Pasien mengatakan terkadang masih nyeri tetapi nyeri berkurang √ √ √ √ 4 100%
- Pasien mengatakan merasakan nyeri di kepala √ √ √ √ 4 100%
- Pasien mengatakan mengerti dan telah mencoba mengurangi
√ √ √ √ 4 100%
nyeri dengan teknik relaksasi napas dalam
Objektif :
- Pasien terlihat kesakitan √ - - √ 2 50%
- Pasien terlihat melindungi / memegang kepalanya √ - - √ 2 50%
- Skor nyeri 3 2 2 3 4 100%
- Pasien terlihat melakukan teknik relaksasi napas dalam √ √ √ √ 4 100%
- Pasien mendapatkan obat tramadol drip √ √ - √ 4 100%
Analisa :
- Tujuan belum tercapai, masalah belum teratasi - - - - 0 0%
- Tujuan sebagian, tercapai masalah belum teratasi √ - - √ 2 50%
- Tujuan tercapai, masalah teratasi - √ √ - 2 50%
Planning :
- Lanjutkan intervensi √ - - √ 2 50%
- Hentikan intervensi - √ √ - 2 50%

Berdasarkan Tabel 3.26 diatas, menunjukkan evaluasi akhir dari diagnosa nyeri
akut. Data subjektif keseluruhan pasien mengatakan masih nyeri tapi sudah
berkurang, megatakan nyeri dikepala dan mengatakan mengerti serta telah
melakukan teknik relaksasi napas dalam untuk mengurangi nyeri sebanyak 4 pasien
(100%). Data objektif pasien terlihat kesakitan, melingungi / memegang kepalanya
sebanyak 2 pasien (50%), seluruh pasien melakukan teknik relaksasi napas dalam
untuk mengurangi nyeri sebanyak 4 pasien (75%). Hampir seluruh pasien
melakukan mendapatkan obat analgesic tramadol drip sebanyak 3 pasien (75%).
Pada analisa tujuan sebagian tercapai, masalah belum teratasi sebanyak 2 pasien
(50%). Tujuan tercapai, masalah teratasi sebanyak 2 pasien (50%). Planing untuk
sebagian pasien yaitu dengan menghentikan intervensi sebanyak 2 pasien (50%)
dan yang dilanjutkan intervensinya sebanyak 2 pasien (50%).
Tabel 1.27
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Evaluasi Keperawatan Diagnosa 3 Pasien
Stroke Non Hemoragik di Lantai 6 Paviliun Darmawan RS Kepresidenan
RSPAD Gatot Soebroto Desember 2018 (n=4)

Responden
Evaluasi f %
1 2 3 4
Subjektif :
- Pasien mengatakan tidak bisa
mengerakkan bagian tubuh sebelah - √ - - 1 25%
kiri
- Pasien mengatakan dapat
mengerakkan bagian tubuh sebelah √ - √ √ 3 75%
kiri
- Pasien mengatakan dapat
mengerakkan bagian tubuh sebelah √ √ √ √ 4 100 %
kanan
Objektif :
5 4 0 5 5 4 4 5
- Kekuatan otot 4 100 %
5 4 0 5 5 4 4 5
- Dapat melakukan ROM aktif √ - √ √ 3 75 %
- Dapat melakukan ROM Pasif - √ - - 1 25 %
Analisa :
- Tujuan belum tercapai, masalah
- - - - 0 0%
belum teratasi
- Tujuan sebagian, tercapai masalah
- √ - - 1 25 %
belum teratasi
- Tujuan tercapai, masalah teratasi √ - √ √ 3 75 %
Planning :
- Lanjutkan intervensi - √ - - 1 25%
- Hentikan intervensi √ - √ √ 3 75%

Berdasarkan Tabel 3.27 diatas, menunjukkan evaluasi akhir dari diagnosa hambatan
mobilitas fisik. Data subjektif keseluruhan pasien mengatakan dapat mengerakkan
bagian tubuh sebelah kanan sebanyak 4 pasien (100%), dapat mengerakkan tubuh
bagian kiri sebanyak 3 pasien (75%). Data objektif kekuatan otot dengan skor 4
sebanyak 3 pasien, dan kekuatan otot dengan skor 0 sebanyak 1 pasien. Hampir
seluruh pasien melakukan ROM aktif sebanyak 3 pasien (75%). Pada analisa tujuan
sebagian tercapai, masalah belum teratasi sebanyak 1 pasien (25%). Tujuan
tercapai, masalah teratasi sebanyak 3 pasien (75%). Planing untuk hanpir seluruh
pasien yaitu dengan menghentikan intervensi sebanyak 3 pasien (75%) dan yang
dilanjutkan intervensinya sebanyak 2 pasien (50%).
Tabel 1.28
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Evaluasi Keperawatan Diagnosa 4 Pasien
Stroke Non Hemoragik di Lantai 6 Paviliun Darmawan RS Kepresidenan
RSPAD Gatot Soebroto Desember 2018 (n=4)

Responden
Evaluasi f %
1 2 3 4
Subjektif :
- Pasien mengatakan mau untuk dibantu mengenai perawatan diri
√ √ √ √ 4 100%
dengan melibatkan keluarga
- Pasien mengatakan mampu melakukan aktivitas di rumah sakit
√ √ √ √ 4 100%
sesuai kemampuannya
- Pasien mengerti untuk diberikan bantuan hanya jika pasien tidak
√ √ √ √ 4 100%
mampu untuk melakukannya
Objektif :
- Pasien terlihat dibantu oleh keluarga saat masa perawatan √ √ √ √ 4 100%
- Keluarga membantu pasien untuk mandi √ √ √ √ 4 100%
- Pasien terlihat memakai bajunya secara mandiri √ - √ √ 3 75%
- Keluarga membantu pasien untuk BAK dan BAB √ √ √ √ 4 100%
- Pasien terlihat makan dan minum secara mandiri √ √ √ √ 4 100%
Analisa :
- Tujuan belum tercapai, masalah belum teratasi - - - - 0 0%
- Tujuan sebagian, tercapai masalah belum teratasi - - - - 0 0%
- Tujuan tercapai, masalah teratasi √ √ √ √ 4 100%
Planning :
- Lanjutkan intervensi - - - - 0 0%
- Hentikan intervensi √ √ √ √ 4 100%

Berdasarkan Tabel 3.28 diatas, menunjukkan evaluasi akhir dari diagnosa defisit
perawatan diri. Data subjektif semua pasien dan keluarga mengatakan mau untuk
dibantu mengenai perawatan diri, pasien mengatakan mampu melakukan aktivitas
di rumah sakit sesuai kemampuannya, pasien dan keluarga mengatakan mengerti
untuk memberikan bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk melakukannya
sebanyak 4 pasien (100%). Data objektif semua pasien terlihat dibantu oleh
keluarga saat masa perawatan, keluarga membantu pasien untuk mandi, pasien
terlihat memakai bajunya secara mandiri, keluarga membantu pasien untuk BAK
dan BAB, pasien terlihat makan dan minum secara mandiri, sebanyak 4 pasien
(100%). Pada analisa semua tujuan tercapai, masalah teratasi sebanyak 4 pasien
(100%).

Anda mungkin juga menyukai