Anda di halaman 1dari 8

1

ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PERTUMBUHAN EKONOMI, DAN


UPAH TERHADAP PENGANGGURAN TERDIDIK DI SUMATERA BARAT
Anggun Kembar Sari
Jurnal Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
E-mail :anggunkembarsari@yahoo.com

Judul: Analysis Influence Education, Economic Growth, and Wages to Educated Unemployee in West
Sumatera

Abstrak
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh langsung dari badan
pusat statistik Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan metode pooling atau panel yaitu kombinasi 19
Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Barat dari tahun 2008 sampai 2010. Sedangkan analisis data yang
digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis induktif. Analisis induktif dalam penelitian ini mencakup
uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, analisis regresi panel, uji parsial, dan uji F.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh signifikan yang positif
terhadap pengangguran terdidik di Sumatera Barat. sedangkan pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh
signifikan dan positif terhadap pengangguran terdidik di Sumatera Barat, serta upah berpengaruh
signifikan yang negatif terhadap pengangguran terdidik di Sumatera Barat.
Maka disarankan kepada Pemerintah Sumatera Barat untuk lebih memperhatikan kebijakan-
kebijakan yang dilakukan berkaitan dengan permasalahan publik dan makroekonomi yaitu dibidang
pendidikan serta pertumbuhan ekonomi. Selain itu bagi perusahaan-perusahaan yang ada di Sumatera
Barat diharapkan untuk lebih memperhatikan lagi kesejahteraan para pekerjanya agar dapat meningkatkan
produktivitas tenaga kerja yang dapat menguntungkan perusahaan itu sendiri.

Kata Kunci : Pasar Tenaga Kerja, Pengangguran, Pengangguran Terdidik, Tingkat Pendidikan,
Pertumbuhan Ekonomi, Upah

Abstract
This research was conducted using secondary data collected directly from the West Sumatera
Statistic Centre. This research was used the pooling method or panel that is combination 19 regency/city
in the West Sumatera during 2008 until 2010. Whereas, the data analysis was conducted used is
descriptive analysis and inductive analysis. The inductive analysis in this research include
multicolinearity test, heterocedastisity test, pooled regression analisys, parsial test, and F test.
The results showed that education have a significant impact and positive on educated unemployee
in West Sumatera. Whereas, the economic growth did not have significant impact and positive on
educated unemployee in West Sumatera, and the wage have a significant impact and negative on
educated unemployee in West Sumatera.
It is advisable for West Sumatera Goverment to more attention doing policy about the public and
macroeconomic problem that is sector of education and economic growth. In Addition, the enterprise in
West Sumatera can be to more attention again prosperity of labourer can increase productivity level of
labor and profit the enterprise self.
Keywords: Market labor, unemployment, educated employee, education grade, economic growth, and
wage.
2 2

I. PENDAHULUAN ketenagakerjaan, Sumatera Barat juga merupakan


daerah yang memiliki permasalahan yang sama di
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses bidang ketenagakerjaan seperti pengangguran
yang menyebabkan pendapatan per kapita khususnya pengangguran terdidik, yang mana rata-
penduduk suatu negara meningkat dalam jangka rata tingkat pengangguran terdidiknya sebesar
panjang. Tujuan utamanya adalah menciptakan 60,48%, yaitu pada tahun 2009 sebesar 64,11% dan
pertumbuhan dan peningkatan sumber daya 56,85% di tahun 2010.
manusia (SDM), dimana secara potensial Indonesia Walaupun di tahun 2010 pengangguran
mempunyai kemampuan sumber daya manusia terdidik mengalami penurunan sebesar 7,26% hal
yang cukup untuk dikembangkan dan di lain pihak ini tetap saja menjadi masalah bagi pemerintah
dihadapkan dengan berbagai kendala, khususnya di daerah sesuai dengan otonomi daerah yang berlaku
bidang ketenagakerjaan seperti pengangguran karena pengangguran terdidik tersebut
pengangguran salah satunya yaitu pengangguran mencerminkan kegagalan pemerintah dalam hal
terdidik. melakukan perluasan kesempatan kerja dan
Pengangguran terdidik merupakan kegagalan dalam menerapkan sitem pendidikan
kekurangselarasan antara perencanaan yang lebih baik lagi yang tidak hanya
pembangunan pendidikan dengan perkembangan mengandalkan kemampuan akademik saja
lapangan kerja. Hal tersebut merupakan penyebab melainkan kemampuan untuk dapat bersaing
utama terjadinya jenis pengangguran ini. Faktanya didunia kerja.
lembaga pendidikan di Indonesia hanya Dapat kita ketahui juga bahwa
menghasilkan pencari kerja, bukan pencipta kerja. pengangguran terdidik tersebut secara potensial
Padahal, untuk menjadi seorang lulusan yang siap dapat menyebabkan berbagai macam masalah
kerja, mereka perlu tambahan keterampilan di luar dengan tingkat rawan yang lebih tinggi,
bidang akademik yang mereka kuasai. menciptakan pemborosan sumber daya pendidikan,
Disisi lain para pengangguran terdidik ini dan menurunkan apresiasi masyarakat terhadap
lebih memilih pekerjaan yang formal dan mereka pendidikan.
mempunyai kemauan bekerja di tempat yang Pendidikan diposisikan sebagai sarana
langsung menempatkan mereka di posisi yang untuk peningkatan kesejahteraan melalui
baik, dapat banyak fasilitas, dan langsung pemanfatan kesempatan kerja yang ada dan
mendapat gaji besar. mencerminkan tingkat kepandaian atau pencapaian
Pengangguran memang masih menjadi pendidikan formal dari penduduk karena semakin
masalah serius di Indonesia karena hampir tingginya tamatan pendidikan seseorang maka
diseluruh wilayah di Indonesia mengalami semakin tinggi pula kemampuan kerja atau
permasalahan yang sama di bidang produktivitas seseorang dalam bekerja.Tujuan
ketenagakerjaan seperti pengangguran khususnya akhir program pendidikan adalah teraihnya
pengangguran terdidik. Hal tersebut dapat lapangan kerja yang diaharapkan.
dikaitkan dengan indikator-indikator ekonomi yang Pendidikan juga mencerminkan tingkat
mepengaruhinya seperti tingkat pendidikan, kepandaian atau pencapaian pendidikan formal dari
pertumbuhan ekonomi, serta upah. Dimana penduduk karena semakin tingginya tamatan
pendidikan diharapkan dapat melahirkan sumber pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula
daya manusia yang berkualitas agar dapat kemampuan kerja atau produktivitas seseorang
memperoleh pekerjaan sesuai dengan jenjang dalam bekerja. Peningkatan kualitas sumber daya
pendidikan yang telah ditempuhnya. Pertumbuhan manusia melalui tamatan pendidikan diharapkan
ekonomi juga diharapkan dapat memberikan dapat mengurangi jumlah pengangguran, dengan
dampak positif terhadap pengangguran terdidik, asumsi tersedianya lapangan pekerjaan formal.
karena dengan meningkatnya pertumbuhan Pada umumnya untuk bekerja di bidang perkotaan
ekonomi diharapkan dapat membantu penciptaan atau pekerjaan yang bergengsi membutuhkan
lapangan kerja. orang-orang atau tenaga kerja berkualitas,
Dari sekian banyaknya wilayah di profesional dan sehat agar mampu melaksanakan
Indonesia yang memiliki permasalahan dibidang tugas-tugas secara efetif dan efisien.
3

Secara keseluruhan rata-rata tingkat tahun 2010 sebesar 5,91%. Sedangkan tingkat
pendidikan di Sumatera Barat adalah sebesar pengangguran terdidiknya yaitu pada tahun 2008
22,25% dengan kontribusi pada tahun 2008 sebesar sebesar 58,13%, tahun 2009 sebesar 60,31%, dan
28,84%, tahun 2009 sebesar 30,11%, dan tahun tahun 2010 sebesar 55,49%. Pada tahun 2010 rata-
2010 sebesar 29,95%. Sedangkan tingkat rata laju pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat
pengangguran terdidiknya yaitu pada tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 0,46% dan pada tahun
sebesar 58,13%, tahun 2009 sebesar 60,31%, dan yang sama pengangguran terdidik mengalami
tahun 2010 sebesar 55,49%. Pada tahun 2009 rata- penurunan yaitu sebesar -4,82%. Hal ini diduga
rata tingkat pendidikan di Sumatera Barat karena pada tahun tersebut pertumbuhan ekonomi
meningkat sebesar 1,17% dan pada tahun yang di Sumatera Barat mengalami kestabilan sehingga
sama pengangguran terdidiknya pun juga terbukanya lapangan kerja di perusahaan yang ada.
meningkat sebesar 2,19%. Hal ini diduga Tingkat upah dari setiap tenaga kerja selalu
banyaknya para tamatan pendidikan di Sumatera berbeda. Suatu kunci terhadap perbedaan tingkat
Barat belum mendapatkan pekerjaan karena masih upah terletak pada kualitas yang sangat berbeda
sempitnya lapangan keja yang tersedia. diantara tenaga kerja. Penyebab yang paling
Selain dari tingkat pendidikan Pertumbuhan berpengaruh yaitu tamatan pendidikan dan
ekonomi juga mempengaruhi tingkat pengangguran pelatihan serta pengalaman seseorang yang Setiap
terdidik di Sumatera Barat. Pertumbuhan Ekonomi orang berbeda dalam kemampuan dan
mencerminkan keadaan perekonomian disuatu kontribusinya bagi pendapatan yang diterimanya.
daerah. Keadaan perekonomian ini akan Semakin tinggi kualitas seseorang maka
mempengaruhi pertumbuhan dan kondisi akan semakin besar kontribusinya bagi perusahaan,
perusahaan yang beroperasi didaerah yang sehingga upah yang diterima juga semakin besar.
bersangkutan. Semakin tinggi perekonomian Selain itu perbedaan wilayah atau daerah pun
disuatu daerah maka akan semakin tinggi pula menjadi penyebab perbedaan tingkat upah.
kesempatan berkembang bagi perusahaan dan Wilayah yang mempunyai pendapatan daerah yang
penciptaan kesempatan kerja bagi masyarakat tinggi tentu akan menciptakan efek pendapatan
didaerah yang bersangkutan. bagi tenaga kerja karena banyaknya perusahaan
Pertumbuhan ekonomi juga menunjukkan yang berkembang di daerah tersebut.
sejauh mana aktivitas perekonomian dapat Dari tahun ketahun upah selalu mengalami
menghasilkan tambahan pendapatan atau peningkatan di Sumatera Barat, pada tahun 2010
kesejahteraan masyarakat pada periode tertentu. disaat upah naik sebesar Rp. 1.521.734,-,
Selain itu pertumbuhan ekonomi melalui PDRB pengangguran terdidik mengalami penurunan
yang meningkat, diharapkan dapat menyerap sebesar -4,82% di tahun yang sama. Hal ini diduga
tenaga kerja di wilayah tersebut, karena dengan karena terbukanya lapangan kerja di Sumatera
kenaikan PDRB kemungkinan dapat meningkatkan Barat dengan upah yang cukup tinggi sehingga
kapasitas produksi. para pencari kerja mendapatkan pekerjaan dan
Hal ini mengindikasikan bahwa penurunan pengangguran pun berkurang baik itu
PDRB suatu daerah dapat dikaitkan dengan pengangguran terdidik maupun pengangguran tidak
tingginya jumlah pengangguran pada daerah terdidik.
tersebut. Angka pengangguran yang rendah dapat
mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang baik, II. KAJIAN TEORI
serta dapat mencerminkan adanya peningkatan 1. Teori Pasar Tenaga Kerja
kualitas taraf hidup penduduk dan peningkatan Bellante (1990) menyatakan bahwa
pemerataan pendapatan, Oleh karena itu permintaan tenaga kerja pasar dan penawaran
kesejahteraan penduduk juga akan semakin tenaga kerja pasar secara bersama menentukan
meningkat. suatu tingkat upah keseimbangan dan suatu
Secara keseluruhan rata-rata laju penggunaan tenaga kerja keseimbangan. Dalam
pertumbuhan ekonomi di sumatera barat yaitu keseimbangan semua pelaku ekonomi harus
sebesar 5,76% dengan kontribusi pada tahun 2008 melakukan penyesuaian terhadap keadaan ekonomi
sebesar 5,91%, tahun 2009 sebesar 5,45%, dan sebagaimana adanya.
4 2

Menurut Mankiw (2003:150), beberapa hal terhadap jumlah angkatan kerja dikali dengan
yang menyebabkan pergeseran kurva permintaan 100%.
tenaga kerja adalah :
a. Harga output 4. Pendidikan dan peningkatan Kualitas
Nilai produk marjinal adalah produk marjinal SDM
dikali harga output perusahaan. Jadi ketika Peningkatan kualitas sumber daya manusia
harga outputnya berubah, nilai produk adalah upaya meningkatkan kualitas manusia yang
marjinalnya pun berubah dan kurva permintaan menyangkut pengembangan aktivitas dalam bidang
tenaga kerjanya bergeser. pendidikan dan latihan. Pendidikan merupakan
b. Perubahan teknologi salah satu sarana dalam mengembangkan
Kemajuan teknologi akan meningkatkan produk kecerdasan, kemampuan pengetahuan dan
marjinal tenaga kerja yang pada gilirannya akan keterampilan, melalui pendidikan yang baik.
meningkatkan permintaan tenaga kerja. Kualitas sumberdaya manusia suatu bangsa dapat
c.Penawaran faktor-faktor produksi lainnya lebih ditingkatkan, hal ini sesuai dengan tujuan dari
Kuantitas yang tersedia dari suatu faktor pendidikan itu sendiri, yaitu merubah sikap
produksi dapat berpengaruh terhadap produk pengetahuan dan prilaku peserta pendidikan sesuai
marjinal faktor-faktor produksi lainnya. yang diharapkan.
Pendidikan tersebut termasuk kedalam
2. Teori Kesempatan Kerja salah satu investasi pada bidang sumber daya
Kesempatan kerja merupakan sebagai suatu manusia, yang mana investasi tersebut dinamakan
keadaan dimana semua pekerja yang ingin bekerja dengan Human Capital (teori modal manusia).
pada suatu tingkat upah tertentu akan dengan Invetasi pendidikan merupakan kegiatan yang
mudah mendapat pekerjaan. (Sukirno, 2000:68). dapat dinilai stock manusia, dimana nilai stock
Kesempatan kerja mengandung pengertian manusia setelah mengikuti pendidikan dengan
lapangan pekerjaan dan kesempatan untuk bekerja, berbagai jenis dan bentuk pendidikan diharapkan
yang ada dari suatu kegiatan ekonomi (produksi). dapat meningkatkan berbagai bentuk nilai berupa
Dengan demikian kesempatan kerja adalah peningkatan penghasilan individu, peningkatan
lapangan pekerjaan yang sudah diduduki dan masih produktivitas kerja, dan peningkatan nilai rasional
lowong. (social benefit) individu dibandingkan dengan
sebelum mengecap pendidikan. (Idris, 2007:69).
3. Pengangguran
Pengangguran adalah masalah 5. Pertumbuhan Ekonomi
makroekonomi yang mempengaruhi manusia Menurut Kuznet (dalam Todaro,2003:99),
secara langsung dan merupakan masalah yang pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas
paling berat yang akan menyebabkan penurunan dalam jangka panjang dari negara yang
standar kehidupan dan tekanan psikologis bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang
(Mankiw, 2007:154). ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas
Rumus matematis pengangguran menurut itu sendiri ditentukan oleh adanya faktor produksi.
Bellante dan Jackson (1983:404) yaitu: Perkembangan kemampuan memproduksi barang
Angkatan Kerja = Bekerja + Tidak Bekerja dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor
L=N+U produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh
secara singkat, maka tingkat pengangguran pertambahan produksi barang dan jasa yang sama
dinyatakan dengan persamaan berikut ini: besarnya.
Jumlah Pengangguran Pertambahan potensi memproduksi
Tingkat Pengangguran= seringkali Xleb1i0h0 besar dari pertambahan produksi
Jumlah Angkatan Kerja yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan
ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya.
Jadi, tingkat pengangguran diperoleh dengan (Sukirno, 1994;10).
perbandingan antara jumlah pengangguran
5

6. Upah Dimana:
Menurut Sumarsono (2003:141), upah W= tingkat upah nominal
adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari w/P= tingkat upah rill
pengusaha kepada karyawan untuk suatu pekerjaan
atau jasa yang telah atau dilakukan dan dinyatakan III. METODOLOGI PENELITIAN
atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan Jenis Penelitian ini termasuk penelitian
atas dasar suatu persetujuan atau peraturan deskriptif dan asosiatif. Data penelitian ini
perundang-undangan serta dibayarkan atas dasar diperoleh dari kantor Badan Pusat Statistik (BPS)
suatu perjanjian kerja antara pengusah dengan Sumatera Barat. Penelitian ini akan dilakukan
karyawan termasuk tunjangan, baik untuk pada bulan Juni 2012.
karyawan itu sendiri maupun untuk kelurganya. Berdasarkan sifatnya merupakan data
Sedangkan menurut Sukirno (2006:58), kuantitatif (data dalam bentuk angka-angka). Data
upah diartikan sebagai Pembiayaan jasa-jasa fisik ini menggunakan pooling atau panel yaitu
maupun mental yang disediakan oleh tenaga kerja kombinasi antara data runtut waktu (time series)
kepada para pengusaha. Dengan demikian dalam dengan beberapa tempat (crossing) bentuk data
teori ekonomi tidak dibedakan antara pembayaran panelnya adalah Stacked data by Cross-section.
atas jasa-jasa tetap dan profesional dengan Pada bentuk data ini, data seluruh variabel
pembayaran atas jasa-jasa pekerja kasar dan tidak dikelompokkan secara bersama-sama menurut
tetap. Cross section, sehingga setiap kolom
Menurut Simanjuntak (1998:89), dalam mencerminkan variabel periode yang digunakan
suatu usaha atau industri terjadinya pengurangan adalah tahun 2008–2010 pada 19 Kabupaten/Kota
atau penambahan tenaga kerja dapat disebabkan di Propinsi Sumatera Barat. Data yang digunakan
oleh: pertama, pekiraan tambahan hasil (output) dalam penelitian ini adalah memanfaatkan data
yang diperoleh pengusaha akibat dari pertumbuhan sekunder yang diterbitkan oleh Badan Pusat
jumlah tenaga kerja sebanyak 1 unit yaitu: Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Barat .
VMPPL=MPPLXP.............................................(1)
IV.HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dimana: Analisis Induktif (Inferensial)
VMPPL= Value Marginal Physical Product of a. Analisis Asumsi Klasik
Labor 1) Uji Multikolinearitas
MPPL= Marginal Physical Product of Labor, Tabel 1:
tambahan hasil (output) yang diperoleh Hasil Uji Multikolinearitas
pengusaha sehubungan dengan
Colonearity
penambahan seorang karyawan. Statistics
Tingkat upah rill adalah tingkat upah Variabel Keterangan
R-
nominal dibagi dengan tingkat harga Konsumen. VIF
squared
Upah rill mengukur jumlah output rill yang harus
X1 -0,085 0,926
dibayar perusahaan kepada stiap pekerja. Karena Tidak Terjadi
X2 -8,326 0,546
dengan mengupah tenaga kerja menghasilkan Multikolinearitas
Log X3 0,027 1,120
kenaikan output sebesar MPPL dan biaya
Sumber: Data diolah (eviews, 2012)
perusahaan atas upah rill. Oleh karena itu,
Dari Tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa
pengusaha akan menambah tenaga kerja selama
hasil perhitungan nilai VIF adalah sebagai berikut:
MPPL melebihi upah rill. Dengan kata lain
a) X1 dengan nilai VIF = 0,926 < 5
pengusaha akan menambah tenaga kerja selama
b) X2 dengan nilai VIF = 0,546 < 5
MR lebih besar dari MC dan keuntungan yang c) Log X3 dengan nilai VIF = 1,120 < 5
maksimum yang akan diperoleh pengusaha adalah Hasil pengolahan tersebut dapat dilihat
saat MR=MC yang dpat dibuat persamaan sebagai bahwa nilai VIF (Varians Inflation Factor) antara
berikut: tingkat pendidikan(X1), pertumbuhan ekonomi
MR=MC=w........................................................(2) (X2), dan upah (X3) tidak ada yang mempunyai
MPPL=w/P masalah Multikolinearitas, karena nilai masing-
6 6

masing VIF lebih kecil dari 5, Dimana jika VIF < b. Analisis Model Regresi Panel
5, maka tidak terdapat Multikolinearitas antar
variabel bebas penelitian. Artinya semua variabel Tabel3:
bebas telah memenuhi syarat pertama untuk Hasil Estimasi Regresi Panel
dilakukan regresi Panel.
Dependent Variable: Y?
Method: Pooled Least Squares
2) Uji Heteroskedastisitas Date: 07/26/12 Time: 13:37
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk Sample: 2008 2010
mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan Included observations: 3
asumsi klasik heterokedastisitas, penyimpangan Cross-sections included: 19
Total pool (balanced) observations: 57
asumsi klasik heterokedastisitas yaitu adanya
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
pengamatan pada model regresi.
C 31.75308 8.847064 3.589109 0.0007
Untuk melihat ada atau tidaknya
X1? 0.873209 0.090517 9.646899 0.0000
heterokedastisitas ini digunakan suatu metode yang X2? 0.227377 1.467289 0.154964 0.8774
di sebut Uji Park. Pada tabel di bawah ini dapat LOG(X3?) -1.809763 0.861044 -2.101824 0.0403
diketahui hasil dari pengolahan data yang
R-squared 0.638361 Mean dependent var 57.96825
menggunakan bantuan program Eviews adalah Adjusted R-
sebagai berikut: squared 0.617891 S.D. dependent var 12.44949
S.E. of
Tabel 2: regression 7.695645 Akaike info criterion 6.986778
Hasil Uji Heterokedastisitas Sum squared
resid 3138.817 Schwarz criterion 7.130150
Variabel Probabilitas Keterangan Log likelihood -195.1232 Hannan-Quinn criter. 7.042497
F-statistic 31.18502 Durbin-Watson stat 1.770028
X1 0,525 Prob(F-
Tidak Terjadi statistic) 0.000000
X2 0,706
Heterokedastisitas
Log X3 0,999
Sumber : Data diolah ( Eviews, 2012) Sumber : Hasil regresi panel dalam program Eviews
6(data diolah tahun 2012)
Dari Tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa:
a) X1, probabilitas atau signifikansi sebesar 0,525 Dari hasil analisis regresi panel diatas maka
> 0,05 dapat dibuat persamaan regresi panel yaitu sebagai
b) X2, probabilitas atau signifikansi sebesar 0,706 berikut:
> 0,05 Y = 31,753 + 0,873 X1 + 0,227 X2 -1,809Log X3
c) Log X3, probabilitas atau signifikansi sebesar Hasil pengolahan data tersebut
0,999 > 0,05 memperlihatkan bahwa bentuk pengaruh tingkat
Tabel 2 menunujukan bahwa tidak terjadi pendidikan (X1) terhadap pengangguran terdidik di
masalah Heterokedastisitas, karena masing-masing Sumatera Barat (Y) adalah positif dengan koefisien
variabel bebas (independent) memiliki probabilitas regresinya sebesar 0,873. Dimana dalam hal ini
atau signifikansi lebih besar dari α = 0,05. Berarti berarti tingkat pendidikan mempunyai pengaruh
variabel bebas dalam penelitian ini memenuhi signifikan terhadap pengangguran terdidik di
syarat untuk menggunakan analisis regresi. Sumatera Barat.
Hal ini sesuai dengan kriteria pengujian Apabila tingkat pendidikan meningkat satu
bahwa variabel akan terbebas dari masalah persen maka pengangguran terdidik akan
Heterokedastisitas bila probabilitas atau meningkat sebesar 0,873 persen. Hal ini be rarti
signifikansi lebih besar dari taraf nyata 5%. semakin tinggi tingkat pendidikan cenderung
semakin meningkatkan pengangguran terdidik di
Sumatera Barat dengan asumsi cateris paribus.
Sedangkan bentuk pengaruh upah (X3)
terhadap pengangguran terdidik di Sumatera Barat
(Y) adalah negatif dengan koefisien regresinya
7

yaitu sebesar -1,809. Dimana dalam hal ini berarti mempengaruhi pengangguran terdidik di Sumatera
tingkat upah mempunyai pengaruh yang signifikan Barat.
terhadap pengangguran terdidik di Sumatera Barat.
Apabila upah meningkat satu persen maka 2. Saran
pengangguran terdidik akan mengalami penurunan Bertitik tolak dari uraian yang telah
sebesar -1,809 persen. Hal ini berarti semakin dikemukakan sebelumnya dan hasil hipotesis
turun tingkat upah maka cenderung semakin penelitian ini serta kesimpulan yang diperoleh dari
meningkatkan pengangguran terdidik di Sumatera hasil analisis, maka untuk dapat mengurangi
Barat dengan asumsi cateris paribus. pengangguran terdidik di Sumatera Barat, maka
Bentuk pengaruh pertumbuhan ekonomi (X2) saran penulis yaitu sebagai berikut:
terhadap pengangguran terdidik di Sumatera Barat Dengan terdapatnya pengaruh signifikan
(Y) adalah positif dengan koefisien regresinya antara tingkat pendidikan terhadap pengangguran
adalah 0,227 dan tingkat signifikansinya sebesar terdidik di Sumatera Barat, maka diharapkan
0,877 > 0,05, Hal ini berarti bahwa pertumbuhan kepada Pemerintah Sumatera Barat untuk lebih
ekonomi tidak mempunyai pengaruh signifi kan memperhatikan lagi kebijakan publik berkaitan
terhadap pengangguran terdidik di Sumatera Barat. dengan pendidikan penduduk karena pendidikan
merupakan suatu investasi modal manusia yang
V. SIMPULAN DAN SARAN utama. Artinya, kebijakan publik dibidang
1. Simpulan pendidikan tersebut harus berkualitas dan
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka dari berorientasi terhadap pasar kerja yang mutlak.
hasil penelitian yang telah dilakukan dapat Dengan terdapatnya pengaruh yang tidak
disimpulkan sebagai berikut: signifikan antara pertumbuhan ekonomi terhadap
Tingkat pendidikan berpengaruh signifikan pengangguran terdidik di Sumatera Barat, maka
terhadap pengangguran terdidik di Sumatera Barat, diharapkan lagi kepada Pemerintah Sumatera Barat
artinya setiap perubahan yang terjadi pada tingkat untuk dapat memperhatikan lagi kebijakan
pendidikan mengakibatkan berubahnya ekonomi makro yang berkaitan dengan
pengangguran terdidik di Sumatera Barat, yaitu pertumbuhan ekonominya, yaitu meningkatkan
disaat tingkat pendidikan meningkat juga pertumbuhan ekonomi dengan cara meningkatkan
menyebabkan pengangguran terdidik di Sumatera investasi dan menarik para investor untuk dapat
Barat mengalami peningkatan. menanamkan modalnya di Sumatera Barat. Dengan
Pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh adanya investasi tersebut diharapkan juga agar
secara signifikan terhadap pengangguran terdidik perusahaan-perusahaan di Sumatera Barat untuk
di Sumatera Barat, artinya, perubahan yang terjadi dapat menciptakan lapangan kerja bagi penduduk.
pada pertumbuhan ekonomi tidak selalu Dengan terdapatnya pengaruh yang
mengakibatkan berubahnya tingkat pengangguran signifikan antara upah dengan pengangguran
terdidik di Sumatera Barat, karena pertumbuhan terdidik di Sumatera Barat, maka diharapkan bagi
ekonomi yang tinggi belum tentu menjamin Perusahaan agar lebih memperhatikan lagi
pengangguran terdidik berkurang. kesejahteraan untuk pekerja, yaitu dengan cara
Upah berpengaruh siginfikan terhadap memberikan tunjangan ataupun bonus serta
pengangguran terdidik di Sumatera Barat, artinya kenaikan upah yang sesuai dengan produktivitas
setiap perubahan yang terjadi pada tingkat yang dihasilkan oleh pekerja.
pendidikan mengakibatkan berubahnya Dengan terdapatnya pengaruh yang
pengangguran terdidik di Sumatera Barat. Dengan signifikan antara tingkat pendidikan, pertumbuhan
kata lain naik turunnya upah akan mempengaruhi ekonomi, dan upah secara bersama-sama terhadap
pengangguran terdidik di Sumatera Barat. pengangguran terdidik di Sumatera Barat, maka
Secara bersama-sama tingkat pendidikan, diharapkan kepada Pemerintah untuk lebih
pertumbuhan ekonomi, dan upah berpengaruh memperhatikan kebijakan-kebijakan yang
secara signifikan terhadap pengangguran terdidik dilakukan berkaitan dengan permasalahan publik
di Sumatera Barat, artinya secara bersama-sama dan makroekonomi. Selain itu bagi perusahaan-
ketiga variabel bebas dalam penelitian ini dapat perusahaan yang ada di Sumatera Barat diharapkan
8 8

untuk lebih memperhatikan lagi kesejahteraan para Merizal, Yos. 2008. Analisis pengaruh pendidikan,
pekerjanya agar dapat meningkatkan produktivitas tingkat upah minimum kabupaten, dan
tenaga kerja yang dapat menguntungkan kesempatan kerja terhadap pengangguran
perusahaan itu sendiri. terdidik di kabupaten semarang.
FE:UNDIP: Semarang. Di akses pada 16
April 2012. (http:// Analisis pengaruh
DAFTAR BACAAN pendidikan, tingkat upah minimum
kabupaten, dan kesempatan kerja terhadap
Alghofari, Farid. 2007. Analisis Tingkat pengangguran terdidik di kabupaten
Pengangguran di Indonesia. Semarang: FE semarang. Dumadia’s Blog.com).
UNDIP. Sanjoyo. 2009. Panel Data dengan Eviews.
Badan Pusat Statistik Keadaan Angkatan Kerja di (www.blog forum diskusi
Sumatera Barat 2009. Propinsi Sumatera ekonometrika.com). November 2011.
Barat : BPS. Setiawan, Satrio Adi. 2010. Pengaruh Umur,
Badan Pusat Statistik. Keadaan Angkatan Kerja di Pendidikan, Pendapatan, Pengalaman
Indonesia 2009. Propinsi Sumatera Barat : Kerja, dan Jenis Kelamin terhadap Lama
BPS. Mencari Kerja Bagi Tenaga Kerja Terdidik
Badan Pusat Statistik. Keadaan Angkatan Kerja di di Kota Magelang. Semarang:FE UNDIP.
Indonesia 2010. Propinsi Sumatera Barat : Simanjuntak, Payaman. 1998. Pengantar Ekonomi
BPS. Sumber Daya Manusia; Edisi ke 2. Jakarta:
Badan Pusat Statistik. Keadaan Angkatan Kerja di LPFE UI.
Sumatera Barat 2010. Propinsi Sumatera Sukirno, Sadono. 2000. Pengantar Ekonomi
Barat : BPS. Makro. PT. Raja Grafindo: Jakarta.
Badan Pusat Statistik. Keadaan Angkatan Kerja di Sukirno, Sadono. 2003. Pengantar Ekonomi
Sumatera Barat 2008. Propinsi Sumatera Makro; Edisi Ke 2. Jakarta:PT. Raja
Barat : BPS. Grafindo.
Badan Pusat Statistik. Sumbar dalam Angka 2010. Sukirno, Sadono. 2006. Pengantar Ekonomi
Propinsi Sumatera Barat : BPS Makro. Jakarta:PT. Raja Grafindo.
Bellante, Don Jackson Mark. 1983. Ekonomi Sumarsono, Sonny. 2003. Ekonomi manajemen
Sumber Daya Manusia dan
Ketenagakerjaan. Jakarta: FE UI
Ketenagakerjaan. Jakarta:FE UI.
Edy, Irwan Cristanto. 2003. Analisis Pengaruh Suroto. 1992. Strategi pembangunan dan
Pendidikan Sumber Daya Manusia perencanaan kesempatan kerja, edisi ke
terhadap Pengangguran di Propinsi Jawa II. Gadjah Mada universitas: Yogyakarta.
Tengah. Surakarta: STIE Surakarta. Suryati, SY. 2008. Pengaruh Tingkat Upah dan
Gujarati, Damodar. 1999. Ekonometrika Dasar. Tingkat Inflasi terhadap pengangguran
Terdidik di Sumatera Barat. Padang:FE
Jakarta: Erlangga.
UNP.
Hasibuan, Dedi Halomoan. 2011. Meningkatnya Todaro, Michael dan Stephen Smith. 2004.
Pengangguran Terdidik (Sarjana) di Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga,
Indonesia. Diakses pada 1 November 2011 Edisi Ke 8. Jakarta:Erlangga.
20:15. (Http://pengngguran terdidik di Wardhana, Dharendra dan Dhani Nugroho. 2006.
Indonesia. Com). Pengangguran Struktural di Indonesia:
Idris, dan Ramel Yanuarta. 2007. Bahan Ajar: Keterangan dari Analisis SVAR dalam
Ekonomi Sumber Daya Manusia. FE UNP. kerangka Hysteresis. Jurnal Ekonomi dan
Latif, Abdul. 1996. Ekonomi Politik Pengangguran Bisnis Vol 21, No 4, 200, 361-375.
Terdidik. (Artikel.Http:// Ekonomi Politik Winarno, Wing. 2009. Analisis Ekonometrika dan
Pengangguran Terdidik. Google.com) Statistika dengan EVIEWS Edisi kedua.
Mankiw, Gregory. 2007. Teori makro Ekonomi; Yogyakarta : UPP SIIM YKPN
Edisi ke 6. Jakarta: Erlangga..

Anda mungkin juga menyukai