Disusun Oleh :
Kartika Dewi Susiana
A01301777
i
Program Studi DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
KTI, Juli 2016
Kartika Dewi Susiana1, Arnika Dwi Asti2
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN BELAJAR
PADA NY. Y DI RUANG INAYAH PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG
Latar belakang : masalah karya tulis ilmiah ini berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai
sumber kepustakaan yang menyatakan pemenuhan kebutuhan belajar.
Tujuan umum penulisan karya ilmiah : yaitu untuk memberikan gambaran tentang asuhan
keperawatan dengan masalah pemenuhan kebutuhan belajar pada klien dengan defisiensi
pengetahuan.
Dalam pembahasan, masalah keperawatan yang muncul : yaitu defisiensi pengetahuan dengan
kurang pajanan tentang penanganan penyakit Dengue Haemorrhagic Fever.
Tujuan utama yang ingin dicapai pada diagnosa defisiensi pengetahuan yaitu menunjukan kriteria
hasil knowledge: disease process: familiar dengan nama penyakit, mendeskripsikan tanda dan
gejala penyakit, mendeskripsikan tindakan pencegahan untuk penanganan penyakit. Tindakan
yang direncanakan dalam mengatasi defisiensi pengetahuan yaitu teaching: disease process.
Intervensi dan implementasi yang sudah dilakukan berupa : memberikan penilaian tentang
tingkat pengetahuan tentang penyakit, memberikan informasi tentang Dengue Haemorrhagic
Fever, mengidentifikasi kemungkinan penyebab, mengajarkan cara penanganan atau cara
perawatan, memberikan informasi tentang perkembangan klien, mendiskusikan perubahan gaya
hidup yang mempercepat proses penyembuhan.
Dalam evaluasi yang dilakukan selama satu hari : klien mengatakan menjadi tahu tentang
penanganan penyakit Dengue Haemorrhagic Fever. Data obyektif yang didapat yaitu klien familiar
dengan nama penyakit (IR: 3, ER: 1), mendeskripsikan tanda dan gejala penyakit (IR: 3, ER: 1),
mendeskripsikan tindakan pencegahan untuk penanganan penyakit (IR: 3, ER: 1). Kondisi klien
sudah stabil. Masalah defisiensi pengetahuan teratasi.
iv
Diploma III of Nursing Program
Muhammadiyah Gombong School of Health Science
Nursing Care Report, Juli, 2016
Kartika Dewi Susiana1, Arnika Dwi Asti2
ABSTRACT
Background: issue a scientific paper is based on data obtained from various sources of literature
that states the fulfillment of learning needs.
The general purpose of scientific writings: that is to provide an overview of nursing care to meet
the needs of learning problems in clients with knowledge deficiency.
In the discussion, nursing problems that arise: the deficiency of knowledge with less exposure
of Dengue Haemorrhagic Fever disease management.
The main objective to be achieved in the diagnosis of deficiency of knowledge that shows the
outcomes knowledge: disease process: familiar with the name of the disease, describe the signs
and symptoms of the disease, describe the precautions for handling the disease. Planned actions to
overcome deficiencies of knowledge that is teaching: disease process.
Intervention and implementation has been done in the form of: providing an assessment of the
level of knowledge about the disease, provide information on Dengue Haemorrhagic Fever, to
identify possible causes, teach the action or how to care, providing information about the client's
development, discuss lifestyle changes that accelerate the healing process.
In the evaluation conducted during the day: the client says becomes aware of Dengue
Haemorrhagic Fever disease management. Objective data were obtained are clients familiar with
the name of the disease (IR: 3, ER: 1), describe the signs and symptoms of the disease (IR: 3, ER:
1), describes precautions for handling diseases (IR: 3, ER: 1) , The client's condition is stable.
Knowledge deficiency problem is resolved.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat, dan karunia sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Pemenuhan Kebutuhan Belajar Pada Ny. Y Di Ruang Inayah Pku Muhammadiyah
Gombong”.
Karya tulis ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapat gelar pendidikan ahli madya Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Gombong. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya
karya tulis ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, untuk ini penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Rasulullah Muhammad SAW yang telah mengantarkan umat manusia dari
zaman kebodohan menuju zaman berilmu
2. Bapak M. Madkhan Anis, S.Kep. Ns, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Gombong
3. Sawiji, S.Kep, Ns., M.Sc selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan
Muhammadiyah Gombong dan sekaligus pembimbing yang memberikan
saran, arahan dan motivasi dalam penyusunan karya tulis ini
4. Arnika Dwi Asti, M.Kep, selaku Pembimbing Akademik Program Studi DIII
Keperawatan Muhammadiyah Gombong
5. Sri Rejeki S. Kep. Ns, selaku pembimbing ruangan beserta staf medis dan
karyawan yang telah memberikan izin dan tempat untuk melaksanakan ujian
akhir
6. Bapak Sugeng Riyadi, SH dan Ibu Supriyatiningsih selaku kedua orang tua
yang selalu menyemangati dan mengajariku tentang sebuah arti tanggung
jawab dan perjuangan meraih cita-cita
7. Teman-teman Mahasiswa STIKES Muhammadiyah Gombong yang saya
sayangi, yang telah berjuang bersama-sama, memberikan dukungan, semangat
dan membantu dalam penusunan karya tulis ilmiah ini.
v
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap
semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
umumnya.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit
dengan vektor nyamuk. DBD disebabkan oleh virus dengue (den-1,den-
2,den-3,dan den-4). Virus ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Ae. Albopictus. Nyamuk penular DBD
terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia. (Widagdo, 2011)
Dengue hemoragic fever adalah infeksi akut yang disebabkan oleh
arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes (Aedes albopictus dan Aedes aegypti) (Suriadi, 2010).
Demam dengue adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot maupun nyeri sendi
disertai dengan lekopenia, trombositopenia, limfadenopati (Ruslan,2009).
Menurut prevalensi di dunia didapatkan bahwa ada 50 juta kasus DBD
tiap tahunnya di daerah endemik. Data di dunia menunjukkan bahwa Asia
menempati urutan pertama dengan kasus DBD terbanyak di dunia pada
tiap tahunnya, contohnya di Indonesia, Sri Lanka, Timor Leste, Myanmar,
dan Thailand dengan kondisi nyamuk Aedes aegypti tersebar di
perkotaandan perdesaan (WHO, 2011).
Masyarakat di Asia Tenggara memiliki resiko yang sangat besar
terhadap penularan virus dengue. Dari 2,5 miliar orang yang beresiko
tertular, sekitar 1,8 miliar tinggal di negara-negara Asia Tenggara dan
regio Pasifik Barat. Negara yang memiliki kerentanan terhadap serangan
endemis dengue antara lain Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Timor
Leste. Hal ini disebabkan karena cuaca yang tropis dan masih merupakan
area equatorial dimana Aedes aegepty menyebar diseluruh daerah tersebut.
Jumlah kasus di12 Amerika, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat telah
melewati 1,2 juta kasus di tahun 2008 dan lebih dari 2,3 juta kasus di
2010. Pada tahun 2013, 2,35 juta kasus telah di laporkan dari Amerika,
dimana 37.687 kasus merupakan DBD berat. Data dari seluruh dunia
menunjukkan Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita
DBD setiap tahunnya (WHO, 2014).
Di Indonesia pada tahun 2013 dengan jumlah penderita DHF
sebanyak 112.551 orang dan jumlah kasus meninggal sebanyak 871
penderita, dan ditahun 2014 sebanyak 71.668 orang dan 641 diantaranya
meninggal dunia (Depkes RI, 2015).
Ketika melihat ke bawah lagi yaitu di provinsi Jawa Tengah, penyakit
DBD masih merupakan masalah yang serius dengan bukti bahwa dari 35
kabupaten yang ada, kesemuanya telah terjangkit DBD. Angka kesakitan/
Incident Rate (IR) tahun 2012 adalah 19,29/ 100.000 penduduk, meningkat
bila dibandingkan tahun 2011 yaitu (15,27/ 100.000) penduduk. Padahal
ketika mengacu dengan target nasional, angka kesakitan/ Incident Rate
(IR) adalah sebesar <20/ 100.000 penduduk. Sehingga dengan angka
kesakitan/ Incident Rate (IR)yang hampir mendekati target nasional, maka
diharapkan segera dilakukan perawatan penderita, inspeksi lapangan dan
pendataan epidemiologi (Depkes,2012).
Prevelensi DBD di Kebumen pada tahun 2015 jumlah penderita DBD
yang dilaporkan sebanyak 215 kasus (Incidence Rate = 18,1 per 100.000
penduduk). Angka ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan
angka di tahun 2014 (129 kasus, IR 10,92). Setiap penderita DBD yang
dilaporkan dilakukan tindakan perawatan penderita, penyelidikan
epidemiologi di lapangan serta upaya pengendalian. Jumlah kematian
penderita DBD tahun 2015 naik dibanding tahun 2014 yaitu dari 3 kasus
(CFR= 2,3) menjadi 7 orang (CFR = 3, 3%%). Kasus Kematian DBD
terjadi di wilayah kerja Puskesmas Klirong I, Buluspesantren 2, Kebumen
1, Kebumen 2, Pejagoan, dan Gombong 1. Kematian akibat DBD
dikategorikan tinggi jika CFR > 2%. Dengan demikian pada tahun 2015
kasus kematian karena DBD di Kabupaten Kebumen termasuk dalam
kategori tinggi (Bidang PMK, 2015).
Insiden DHF pada dewasa ini cenderung menunjukkan peningkatan
dalam jumlah penderita maupun daerah persebaran. Kendala yang masih
terjadi adalah ketidaktahuan masyarakat mengenai DHF yang mengacu
pada ketidakpedulian masyarakat dalam pencegahan DHF. Tingkat
pengetahuan yang cukup mengenai DHF merupakan salah satu faktor yang
dapat menghindarkan dari resiko terkena DHF. Angka kambuh DHF
berdasarkan status pendidikan klien di RS Al-Ihsan Bandung, terendah
terjadi pada tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) yaitu 91
klien DBD (5.46%) (Sidiek, Arkhaesi, Hardian, 2012).
Menurut angka kejadian DHF maka diperlukan upaya untuk
meningkatkan pengetahuan dengan melakukan pendidikan kesehatan.
Pendidikan kesehatan akan mempengaruhi cara berpikir dalam pencegahan
dan pemberantasan serta penularan dari penyakit DBD. Pengetahuan
merupakan hasil tahu, suatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan
pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi persentuhan, dan hubungan
dengan lingkungan dan alam sekitar. Defisiensi pengetahuan atau disebut
kurang pengetahuan adalah keadaan atau defisiensi informasi kognitif
yang berkaitan dengan topik tertentu (Herdman, 2012).
Sehingga masalah kesehatan yang sering muncul pada penyakit DHF
biasanya karena kurang pengetahuan tentang penyakit DHF berhubungan
dengan kurang pajanan mengenai penyakit DHF dan pencegahannya.
Karena kebanyakan dari klien yang mengalami penyakit DHF karena
kurang paham tentang pencegahan munculnya jentik-jentik nyamuk.
Berdasarkan hasil Asuhan Keperawatan pada Ny. Y yang dirawat
selama 4 hari dengan DBD muncul masalah keperawatan Defisiensi
Pengetahuan. Sehingga tertarik untuk menulis karya tulis ilmiah dengan
judul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Belajar Pada Ny. Y
Di Ruang Inayah PKU Muhammadiyah Gombong”.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Menjelaskan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dengan
kebutuhan belajar pada Ny. Y dengan Dengue Haemorrhagic Fever
(DHF) di Ruang Inayah RS PKU Muhammadiyah Gombong dengan
pemenuhan kebutuhan belajar.
2. Tujuan khusus
a. Memaparkan hasil pengkajian pada kasus pemenuhan kebutuhan
belajar pada Ny. Y di ruang inayah RS PKU Muhammadiyah
Gombong.
b. Memaparkan hasil analisa data pada kasus pemenuhan kebutuhan
belajar pada Ny. Y di ruang inayah RS PKU Muhammadiyah
Gombong.
c. Memaparkan hasil gambaran diagnosa keperawatan dengan
pemenuhan kebutuhan belajar pada Ny. Y di ruang inayah RS PKU
Muhammadiyah Gombong.
d. Memaparkan hasil gambaran rencana asuhan keperawatan dengan
pemenuhan kebutuhan belajar pada Ny. Y di ruang inayah RS PKU
Muhammadiyah Gombong.
e. Memaparkan hasil gambaran implementasi keperawatan dengan
pemenuhan kebutuhan belajar pada Ny. Y di ruang inayah RS PKU
Muhammadiyah Gombong.
f. Memaparkan hasil gambaran evaluasi keperawatan dengan
pemenuhan kebutuhan belajar pada Ny. Y di ruang inayah RS PKU
Muhammadiyah Gombong.
C. Manfaat
1. Manfaat keilmuan
a. Institusi pendidikan
Sebagai bahan referensi dan bahan bacaan guna memenuhi
kebutuhan pembelajaran dan pengetahuan untuk akademik.
b. Penulis
Penulis lebih memahami tentang asuhan keperawatan pemenuhan
kebutuhan belajar pada Ny. Y dengan Dengue Haemorrhagic Fever
dan menerapkan ilmu yang diperoleh dalam penanganan klien
Dengue Haemorrhagic Fever.
2. Manfaat aplikatif
a. Manfaat bagi rumah sakit
Memberikan gambaran tentang penatalaksanaan dalam
peningkatan pengetahuan klien dan keluarga dengan berbagai
metode pemberian pendidikan kesehatan.
b. Manfaat bagi klien dan keluarga
Memberikan informasi bagi klien dan keluarga mengenai tindakan
keperawatan pendidikan kesehatan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah defisiensi pengetahuan klien serta diharapkan
klien dan keluarga dapat meningkatkan kesehatan dan dapat
melakukan pencegahan serta perawatan dirumah.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
EGC
Sidiek, Aboesina, Arkhaesi, Nahwa, Hardian. 2012. Jurnal Media Medika Muda.
Widagdo. 2011. Masalah dan Tatalaksana Penyakit Infeksi pada Anak. Sagung
Seto: Jakarta
Disusun oleh :
Kartika Dewi Susiana
A01301777
GOMBONG
2016
1
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Penyakit Demam Berdarah Dengue yang saat ini sedang marak di
masyarakat sangat menimbulkan rasa cemas. Beberapa korban Demam
Berdarah telah jatuh semakin meningkat. Penyakit dengan tingkat
kematian yang cukup tinggi ini mampu menjadikan Indonesia sebagai
negara tertinggi kedua di dunia setelah Brazil karena banyaknya kasus
demam berdarah yang menimpa Indonesia. Kasus Demam Berdarah yang
ada di Indonesia sepanjang tahun 2009-2011 adalah sebanyak 1.125 kasus.
Sedangkan pada tahun 2013 mencapai 48.905 orang yang mana 376 kasus
berujung pada kematian.
Berdasarkan data tersebut tentu saja tingkat kasus penyakit Demam
Berdarah di Indonesia tergolong sangat memprihatinkan. Dengan jumlah
kasus yang sebanyak itu sepertinya sudah harus ada tindakan dari
pemerintah untuk memberikan penyuluhan dalam rangka menanggulangi
penyakit Demam Berdarah tersebut.
2
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
D III KEPERAWATAN
A. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 30 menit, diharapkan Ny.Y beserta keluarga
di Rumah Sakit diharapkan mampu mengetahui dan mengerti tentang
penanganan penyakit DHF.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit Ny.Y beserta keluarga
dapat:
1. Menjelaskan tentang Demam Berdarah (DHF).
2. Menyebutkan tanda dan gejala Demam Berdarah (DHF).
3
3. Menjelaskan tentang penatalaksanaan (Cara perawatan) Demam
Berdarah.
4. Menjelaskan tentang pencegahan Demam Berdarah (DHF).
5. Menjelaskan tentang perawatan di Rumah.
C. Materi Penyuluhan (Terlampir)
1. Pengertian DHF
2. Tanda dan gejala DHF
3. Penatalaksanaan / Cara perawatan DHF
4. Pencegahan DHF
5. Perawatan di Rumah
D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Media
1. Leaflet
2. Lembar balik
F. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran
1. 5 menit Pembukaan 1. Menjawab salam
1. Mengucapkan salam 2. Mendengarkan dan
2. Memperkenalkan diri menyimak
3. Menyampaikan tentang 3. Bertanya mengenai
tujuan pokok materi perkenalan dan tujuan jika
4. Meyampakaikan pokok ada yang kurang jelas
pembahasan
5. Kontrak waktu
2. 15 menit Pelaksanaan 1. Mendengarkan dan
1. Penyampaian Materi menyimak
2. Menjelaskan tentang 2. Bertanya mengenai hal-hal
pengertian DHF yang belum jelas dan
4
3. Menjelaskan tanda dan dimengerti
gejala DHF
4. Menjelaskan tentang
penatalaksanaan / cara
perawatan DHF
5. Menjelaskan pencegahan
DHF
6. Menjelaskan perawatan di
Rumah
7. Tanya Jawab
8. Memberikan kesempatan
pada peserta untuk bertanya
3. 10 menit Penutup 1. Sasaran dapat menjawab
1. Melakukan evaluasi tentang pertanyaan yang
2. Menyampaikan kesimpulan diajukan
materi 2. Mendengar
3. Mengakhiri pertemuan dan 3. Memperhatikan
menjawab salam 4. Menjawab salam
G. Evaluasi
Diharapkan Ny.Y beserta keluarga mampu :
1. Menjelaskan tentang pengertian DHF
2. Menjelaskan tanda dan gejala DHF
3. Menjelaskan penatalaksanaan / cara perawatan DHF
4. Menjelaskan tentang pencegahan DHF
5. Menjelaskan tentang perawatan di Rumah
5
Lampiran
A. Pengertian
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit menular yang
disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti
yang ditandai dengan demam mendadak dua sampai tujuh hari tanpa penyebab
yang jelas, lemah atau lesu, gelisah, nyeri ulu hati, disertai dengan tanda-tanda
perdarahan di kulit berupa bintik perdarahan (petechia), ruam (purpura).
Kadangkadang mimisan, berak darah, muntah darah, kesadaran menurun. Hal
yang dianggap serius pada demam berdarah dengue adalah jika muncul
perdarahan dan tanda-tanda syok/ renjatan (Mubin, 2009: 19).
Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yg diakibatkan oleh virus
dengue yg termasuk golongan arbovirus lewat gigitan nyamuk Aedes Aegypti
betina. (Hidayat A. Aziz Alimul, 2008)
Dengue Haemoragic Fiver / DHF dan Demam Berdarah Dengue / DBD
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi
klinis demam, nyeri otot dan/ atau nyeri sendi yang disertai trombositopenia
dan diatesis haemoragic (Suhendro, dkk, 2007:1709)
6
C. Penatalaksanaan (Cara Perawatan)
Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut :
1. Tirah baring atau istirahat
2. Diet makan lunak
3. Minum banyak (2-2,5 liter/24 jam)
4. Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, Nacl) merupakan
cairan yang paling sering digunakan.
5. Monitor TTV tiap 3 jam, jika kondisi pasien memburuk, observasi ketat
tiap jam
6. Periksa Hb, Ht, dan Trombosit setiap hari
7. Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminopen
D. Pencegahan
Prinsip yang tepat dalam pencegahan DHF ialah sebagai berikut :
1. Ada 2 macam pemberantasan vector antara lain :
a. Menggunakan insektisida
Yang lazim digunakan dalam pemberantasan DBD adalah malathian
untuk membunuh nyamuk dewasa dan temephos (abate) untuk
membunuh jentik (larvasida). Caranyadengan pengasapan atau
pengabutan, abate dengan pasir abate ditaruh di tempat sarang
nyamuk (dosis : 1 ppm atau 1 gram abate SG 1% per 10 liter air.
b. Tanpa insektisida
Caranya :
- Menguras bak mandi, dan tempat penampungan air minimal
1 kali/seminggu
- Menutup tempat penampungan air rapat-rapat
- Membersihkan halaman rumah (kaleng bekas, botol pecah,
dan benda lain yang memungkinkan nyamuk bersarang).
7
E. Perawatan di Rumah
1. Istirahat baring dirumah 2 – 5 hari (tergantung kondisi).
2. Banyak minum, sampai kencing menjadi banyak atau sering.
3. Bila terasa kondisi semakin memburuk, segera kembali ke rumah sakit.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/mobile/doc/177191054/LAPORAN-PENDAHULUAN-
DHF?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C2633289404
http://www.tersemangat.com/2014/09/laporan-pendahuluan-dengue-
haemoragic.html
Arif Mansjoer. Dkk (2001)., Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta, Media Aes CV
Laprus FKUI
9
Kartika Dewi Susiana
A01301777
2. Sakit Kepala
3. Nyeri Otot
d. Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, NaCl) merupakan cairan yang
e. Monitor TTV tiap 3 jam, jika kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap jam
A. Menggunakan insektisida
pasir abate ditaruh di tempat sarang nyamuk (dosis : 1 ppm atau 1 gram
Caranya :
kali/seminggu
sering.
ke Rumah Sakit.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH
Apa Itu DHF ? b. Diet makan lunak
PENCEGAHAN DHF c. Minum banyak (2 – 2,5
liter/24 jam)
d. Pemberian cairan intravena
(biasanya ringer laktat,
NaCl) merupakan cairan
yang paling sering
DHF (Dengue Haemoragic Fever) /
digunakan
DBD adalah penyakit yang e. Monitor TTV tiap 3 jam,
disebabkan oleh virus dengue sejenis jika kondisi pasien
virus yang tergolong arbovirus dan
memburuk, observasi ketat
Kartika Dewi Susiana tiap jam
masuk ke dalam tubuh penderita
f. Periksa Hb, Ht dan
A01301777 melalui gigitan nyamuk Aedes Trombosit setiap hari
Aegypti (betina), (Arief Mansjoer & g. Pemberian obat antipiretik
DIII KEPERAWATAN sebaiknya dari golongan
Suprohaita, 2006;419)
STIKES MUHAMMADIYAH asetaminopen
GOMBONG PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan penderita
2016
dengan DHF adalah sebagai
berikut :
a. Tirah baring atau istirahat
untuk membunuh jentik B. Tanpa insektisida
PENCEGAHAN Caranya :
(larvasida). Caranya
Prinsip yang tepat dalam 1. Menguras bak mandi,
dengan pengasapan dan tempat
pencegahan DHF ialah sebagai
penampungan air minimal
atau pengabutan, abate
berikut : 1 kali/seminggu
dengan pasir abate 2. Menutup tempat
1. Ada 2 macam
penampungan air rapat –
ditaruh di tempat
pemberantasan vector rapat
sarang nyamuk (dosis : 3. Membersihkan halaman
antara lain :
rumah (kaleng bekas,
1 ppm atau 1 gram
A. Menggunakan botol pecah, dan benda
abate SG 1% per 10 lain yang memungkinkan
insektisida
nyamuk bersarang).
liter air.
Yang lazim digunakan
dalam pemberantasan
untuk membunuh
temephos (abate)