Anda di halaman 1dari 7

TUGAS AKHIR MODUL 3

SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIF

Nama : AAN HASANUDIN, ST


No. Peserta : 19021658610085
Prodi PPG/Kelas : Produktif Otomotif / Kelas A
LPTK : Universitas Pendidikan Indonesia
Tahap :3

1. PENGAPIAN DIRECT IGNITION SYSTEM MOBIL AVANZA SERI 3SZ - VE


Komponen Utama pada system pengapian DIS

1. ECU
Berperan mengatur waktu pengapian sesuai dengan sinyal yang dikirim oleh sensor-sensor
yang kemudian dikalkulasi terhadap data maping yang sudah ditanam didalamnya.
Kemudian tugas ecu mengirimkan sinyal IGT ke igniter (koil) untuk membangkitkan
kumparan primer (sinyal IGT diset ke on), kemudian sinyal IGT diset ke off. Saat sinyal di
set ke off terjadilah pengapian di busi. Setelah pemutusan arus kekumparan primer ecu
juga menerima sinyal IGF dari igniter yang berupa konfirmasi bahwa telah ada pengapian

2. KOIL

Koil terdapat kumparan primer, kumparan sekunder dan Igniter. Fungsi kumparanya sama
seperti pengapian konvensional tetapi disini terdapat igniter yang gunanya sebagai
pengatur arus pada kumparan primer sama halnya dengan fungsi platina tetapi disini
pengaturan arusnya menggunakan sinyal yang bernama IGT jadi tidak ada lagi benda yang
bergesekan sehingga membutuhkan perawatan berkala

3. SENSOR CRANKSHAFT ( CKP )

CKP sensor berperan dalam memantau sudut putaran dari poros engkol yang digunakan
sebagai data utama dari pengapian. Dan juga untuk menentukan sudut initial timing
(kondisi dimana sudut pengapian yang digunakan adalah sudut dasar. Kondisinya saat
mesin cranking atau starting penentuanya berdasarkan putaran mesin < 500 rpm ada juga
yang menentukanya dari sinyal STA <starter>, data dari sensor CKP ini sangat penting
dalam memantau sudut dari poros engkol untuk menentukan pemajuan pengapian.

4. SENSOR CAMSHAFT

Sensor chamshaft berperan dalam memantau silinder berapakah yang akan melakukan
pengapian.

5. TRANSISTOR

Pada transistor terdapat 3 terminal yaitu BASIS, COLLECTOR dan EMITOR. terminal BASIS
( B ) berfungsi sebagai penerima sinyal dan penggerak saklar (putus atau menyambung),
terminal COLLECTOR ( C ) sebagai penyabung arus positif, terminal EMITOR ( E ) sebagi
penyambung ke massa
Cara kerja yaitu apabila pada terminal basis dialiri arus maka arus dari terminal collector
akan mengalir ke massa melewati terminal emitor. Lamanya arus mengalir sesuai dengan
panjang pendeknya sinyal yang diberikan ke terminal basis.

CARA KERJA :

Pada Saat Konci Kontak ON

Arus dari positif baterai diteruskan ke Fuse AM1 dan Fuse EFI Melalui Fuse Fubelink Main (FL)
selanjutnya di teruskan ke Fuse EG melalui saklar Konci Kontak AM2 dan IG2 arus diteruskan
ke Positif koil dan Terminal C Transistor, pada proses konci kontak ON arus standby pada
terminal C karena terminal IG 1 pada ECU belum Memberikan Sinyal ( ECU belum Meng ON
kan Transstor )
Pada saat konci Kontak ST

Arus dari positif baterai diteruskan ke Fuse AM1 dan Fuse EFI Melalui Fuse Fubelink Main (FL)
selanjutnya di teruskan ke Fuse EG melalui saklar Konci Kontak AM2 dan IG2 arus diteruskan
ke Positif koil dan Terminal C Transistor dan saat mesin berputar maka dari Sinyal N1 dan N2
dari Crank shaft dan Cam shaft akan membangkitkan ECU selanjutnya meng ON kan
Transistor dengan cara mengirimkan arus melalui terminal B sehingga Emitor terhubung
dengan massa, pada saat transistor terminla B mendapatkan sinyal tegangan dan terminal E
terhubung dengan massa maka lilitan primer akan mendapatkan tegangan positif dan negatif
sehingga menimbulkan kemagnetan pada lilitan primer, selanjutnya Pada saat transistor OFF
di karenakan tidak di berikan signal tegangan positif dari sensor crank shaft dan cam shaft
( berputarnya Crankshaft dan cam shaft), maka ECU pun tidak mengirimkan signal tegangan
positif ke terminal B transisitor. Dengan OFF nya transisitor maka terputus juga massa lilitan
primer yang mengakibatnya terbangkitnya Elektro Motive Force ( EMF ) 1 , dengan adanya
Elektro Motive Force ( EMF ) maka pada lilitan primer akan terjadi SELF INDUCTION EFFECT
( Induksi diri sendiri ), sehingga tegangan terbangkit berkisar 300 VDC ± berbarengan dengan
itu juga EMF 2 pun terjadi di sebabkan lilitan pada ignition coil di pasang secara paralel, nilai
tegangan berkisar 10.000 VDC ± , Selanjutnya setelah mesin hidup Posisi ST dikembalikan ke
ON dan mesin telah hidup, proses induksi dipertahankan oleh ECU berdasarkan signal- signal
dari sensor – sensor

Catatan : B1 ECU harus ada tegangan dari Fuse EFI dan Relay EFI
2. STATER SYSTEM MOBIL AVANZA SERI 3SZ - VE

KONCI KONTAK START

Pada saat kunci kontak diputar ke posisi star “ST” arus lisrik akan mengalir dari terminal positif
batre ke terminal AM2 kunci kontak melalui FL main dan Fuse AM1, lalu diteruskan ke terminal
ST. selanjutnya listrik dari terminal ST tadi masuk ke terminal 50 yang terdapat pada switch
magnet (solenoid) pull-in coil dan hold-in coil akan teralisri arus, Dari pull-in coil kemudian arus
mengalir ke field coil dan armature coil melalui terminal C. Pada titik ini, tegangan pada pull-in
coil turun karena mempertahankan aliran arus yang mengalir pada bagian motor (field coil dan
armature), sehingga motor berputar dengan putaran lambat. Pada saat yang bersamaan listrik
dari terminal positif batere masuk ke terminal 30 switch magnet (solenoid) sehingga hold-in coil
dan pull-in coil timbul medan magnet akibat dialiri arus. yang menyebabkan plunyer pada
solenoid mendorong garfu pendorong sehingga pinion gear pada motor starter terdorong ke
depan dan berkaitan dengan gigi fly wheel,
KONCI KONTAK ON

Saat kunci kontak dikembalikan ke posisi ON dari posisi START, maka tegangan yang diberikan
ke terminal 50 akan terputus. Main switch tetap tertutup tetapi sebagian arus mengalir dari
terminal C ke hold-in coil melalui pull-in coil. Dengan mengalirnya arus melalui hold-in coil
dengan arah yang sama seperti saat kunci kontak diposisikan start, ini akan membangkitkan
medan magnet yang menarik plunger. Pada pull-in coil arus mengalir dengan arah yang
berlawanan, dan membangkitkan medan magnet yang akan mengembalikan plunger ke posisi
semula. Medan magnet yang terjadi pada kedua kumparan tersebut akan saling meniadakan,
sehingga plunger akan terdorong mundur kembali oleh pegas pembalik. Dengan demikian,
maka arus besar yang diberikan ke motor akan terputus bersamaan dengan itu, plunger akan
memutuskan hubungan pinion gear dengan ring gear.

3. CHARGING SYSTEM MOBIL AVANZA SERI 3SZ - VE

SISTEM PENGISIAN MEMILIKI TIGA KOMPONEN UTAMA :

ALTERNATOR
Fungsi dari altenator adalah untuk mengkonversi mesin parsial energi berputar ke listrik.
Masukan Altenator berasal dari katrol mesin yang terhubung melalui sabuk v, Rotasi Rotor akan
menyebabkan persimpangan garis magnetik force dengan kumparan stator sehingga elektron
mengalir pada kumparan stator. Listrik di kumparan stator tidak langsung terhubung ke baterai,
tetapi harus melewati jembatan dioda untuk memperbaiki arus. Ini dilakukan karena saat ini di
kumparan stator adalah AC

REGULATOR

Fungsi regulator adalah untuk mengatur tegangan yang dihasilkan oleh altenator.Tegangan
yang dihasilkan oleh altenator tergantung rpm mesin. Ini berarti kalau rpm mesin rendah,
tegangan altenator juga rendah, tapi kalau rpm mesin tinggi maka tegangan altenator juga
tinggi. Regulator akan digunakan untuk menjaga tegangan yang dihasilkan oleh altenator tidak
melebihi 14 volt bahkan jika mesin lari di rpm tinggi. Pengaturan tegangan ini bertujuan untuk
melindungi komponen listrik dari kendaraan untuk mencegah over-teganga

BATERAI

wadak kekuatan listrik kimia. Tujuan utama mereka adalah untuk memutar mesin. Mereka juga
menyediakan tenaga untuk aksesoris kendaraan ketika muatan listrik terlalu besar untuk
alternator sendirian

CARA KERJA

Ketika kunci kontak diputar ON, maka battery akan dihubungkan ke terminal field melalui
charge warning lamp dan voltage regulator. Pada saat mesin dihidupkan, maka alternator rotor
akan berputar. Begitu rotor pole berputar memotong medan magnet melalui stator winding,
maka akan menghasilkan arus alternatif. Dioda menyelaraskan arus alternatif ke dalam arus
langsung DC. Output alternator meninggalkan terminal positive (B+) dan bergerak ke battery.
Return circuit akan diselesaikan melalui engine block dan vehicle frame. Kemudian proses
pengisian battery dimulai, dan lampu pengisian akan mati

Ketika kunci kontak diputar ke posisi ON, arus dasar mengalir dari battery ke power transistor
(Tr1), lalu menghidupkannya. Arus kemudian mengalir ke field coil menyalakan charge lamp
(lampu charging). Ketika mesin dihidupkan dan alternator mulai menghasilkan listrik, arus dasar
disupkai oleh alternator itu sendiri. Arus field muncul dari diode trio, untuk membangkitkan field
coil. Tegangan output pada terminal B dan L besarnya sama, sehingga mematikan lampu
peringatan charging. Pada saat tegangan alternator naik, Zener diode ZD akan dihidupkan
kemudian mensuplai arus dasar ke transistor Tr2, untuk menghidupkannya. Hal ini
menyebabkan arus dasar pada power transistor akan short ke ground melalui Tr1. Power
transistor akan mati dan arus berhenti mengalir, sehingga output tegangan alternator akan
turun. Ketika tegangan output turun, Zener diode ZD akan mati, power transistor hidup, dan
tegangan akan naik karena arus field disuplai kembali. IC regulator secara terus-menerus akan
melakukan fungsi kerja ini untuk mengatur tegangan yang dihasilkan oleh alternator
4. AIR CONDITIONER SYSTEM MOBIL AVANZA SERI 3SZ - VE
CARA KERJA

Rangkaian Blower berfungsi untuk mengatur kecepatan kipas blower dengan menggunakan
switch / saklar blower. Rangkaian ini hanya dasar, dan pada dasarnya setiap AC mobil
menggunakan alur ini, namun dengan berbagai tambahan sesuai dengan kebutuhan.

Rangkaian Thermostat berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus secara


otomatis. Hal ni terjadi berdasarkan besar suhu yang di terima oleh komponen thermostat. Jika
suhu pada ruangan sudah dingin, maka secara otomatis thermostat akan memutuskan arus
yang mengalir ke kopling magnet yang ada dikompresor dengan menggunakan relay, sehingga
kompresor berhenti bekerja. Sebaliknya, jika suhu di ruangan panas atau tidak sesuai dengan
keinginan pengguna yang di setel pada panel pengatur suhu, maka thermostat akan membuka
arus yang mengalir ke kopling magnet dengan menggunakan relay. Sehingga kompresor
bekerja.

Ketika ignition switch ada di posisi ON, tegangan battery diberikan pada coil pada sisi
pengontrol dari A/C relay. Dengan A/C switch ON, voltase dialirkan melalui closed contact
secara normal dari triple switch, dan masuk ke ECM. Parameter operasi yang diijinkan, ketika
ECM menerima sinyal A/C ON, ia akan memberikan ground pada sisi kontrol dari A/C relay, dan
membiarkan kontak relay berhubungan. Lalu mengalirkan voltase battery, dimana selalu ada di
sisi beban dari A/C relay, untuk melewati kontak ke coil dalam A/C compressor magnetic clutch.
Ketika ini terjadi, A/C compressor mulai beroperasi.

Anda mungkin juga menyukai