Disusun oleh:
II. TUJUAN
1. Tujuan Umum: Klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara
bertahap.
2. Tujuan Khusus:
a) Klien dapat memperkenalkan identitas diri sendiri yaitu nama lengkap, nama
panggilan, asal dan hobi.
b) Meningkatkan interaksi pasien dengan anggota kelompok.
c) Klien dapat menanyakan identitas dari anggota kelompok yang lain, mencakup
nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.
Menurut Keliat (2012) tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat ditemukan
melalui observasi adalah sebagai berikut :
a) Apatis.
b) Ekspresi sedih.
c) Afek tumpul.
d) Menghindar dari orang lain (menyendiri).
e) Komunikasi kurang/tidak ada.
f) Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain/perawat.
g) Tidak ada kontak mata.
h) Klien sering menunduk.
i) Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas.
j) Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau
pergi jika diajak bercakap-cakap.
k) Tidak melakukan kegiatan sehari.
l) Sering tidur, posisi tidur klien seperti posisi tidur janin.
Stuart (2016) menjelaskan bahwa apapun jenis respons sosial maladaptif yang
dialami klien, asuhan keperawatan didasarkan pada aksesibilitas, dimana perawat
harus hadir secara fisik dengan klien secara teratur untuk mendorong kesempatan
untuk interaksi.
Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan terapi yang mengubah perilaku
pasien dengan memanfaatkan dinamika kelompok (Yusuf, dkk., 2015). Cara ini cukup
efektif karena di dalam kelompok akan terjadi interaksi satu dengan yang lain, saling
memengaruhi, saling bergantung, dan terjalin satu persetujuan norma yang diakui
bersama, sehingga terbentuk suatu sistem sosial yang khas yang di dalamnya terdapat
interaksi, interelasi, dan interdependensi. Terapi aktivitas kelompok (TAK) bertujuan
memberikan fungsi terapi bagi anggotanya, yang setiap anggota berkesempatan untuk
menerima dan memberikan umpan balik terhadap anggota yang lain, mencoba cara baru
untuk meningkatkan respons sosial, serta harga diri (Yusuf, dkk., 2015).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Saswati dan Sutinah (2018) pada 12
responden di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi dengan desain penelitian Quasi
experimental menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok
Sosialisasi terhadap kemampuan sosialisasi pada klien isolasi sosial di ruang rawat inap
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi. Penelitian mengenai TAKS (terapi aktifitas
kelompok sosialisasi) oleh Arip (2010) dengan judul “Pengaruh terapi aktivitas
kelompok sosialisasi terhadap kemampuan komunikasi pada klien menarik diri di
rumah sakit jiwa propinsi NTB” menunjukkan adanya kemampuan berkomunikasi pada
pasien menarik diri.
Aktivitas yang diberikan menurut Keliat (2014) antara lain sebagai berikut.
Terdapat 7 sesi dilakukannya sosialisasi yaitu
IV. KLIEN
1. Kriteria pasien yang dapat mengikuti terapi aktivitas kelompok sosialisasi adalah :
a) Klien menarik diri yang cukup kooperatif.
b) Klien yang sulit mengungkapkan perasaannya melalui komunikasi verbal.
c) Klien dengan gangguan menarik diri yang telah dapat berinteraksi dengan orang
lain.
d) Klien dengan kondisi fisik yang baik (tidak sedang mengidap penyakit fisik
tertentu)
e) Klien halusinasi yang sudah dapat mengontrol halusinasinya.
f) Klien dengan riwayat marah/amuk yang sudah tenang.
2. Proses Seleksi
Berdasarkan kriteria pasien yang telah dipaparkan, maka dipilih klien yang akan
mengikuti terapi aktivitas kelompok sosialisasi, yaitu :
No. Nama Klien No. Nama Klien
01. Tn. Abdillah. 07. Tn. Roqdaf
V. PENGORGANISASIAN
1. Waktu : Hari Sabtu, 06 Juni 2019 Pukul 08.00-08.30 WIB.
2. Tim terapis :
a. Pemimpin kelompok (leader): Wahyu
Berperan untuk membuat proposal perencanaan kegiatan TAK, memimpin
jalannya kegiatan TAK, menjelaskan aturan permainan, menstimulus perhatian
dan fokus pasien untuk melakukan TAK, mencegah terjadinya permasalahan
yang timbul selama terjadinya TAK
b. Pembantu pemimpin kelompok (co-leader): Angeline
Berperan untuk membantu/ mendampingi leader dalam memimpin jalanya
kegiatan TAK, mengingatkan leader ketika kegiatan menyimpang dari apa yang
telah direncanakan, menyelesaikan masalah yang terjadi selama kegiatan TAK
berlangsung bersama leader.
c. Fasilitator : Jessuline, Sarma, Kalvin, Eva dan Femi
Berperan untuk menyediakan fasilitas yang dibutuhkan selama kegiatan TAK
berlangsung, membantu memandu anggota kelompok untuk tetap fokus dan
aktif selama kegiatan TAK berlangsung , mendampingi setiap anggota
kelompok
d. Observer : Lastri, Ferasanti, Issabela dan Dora
Berperan untuk mengamati dan mengawasi jalannya kegiatan TAK mulai dari
persiapan, proses hingga penutupan dan mengamati dan mencatat perilaku
setiap pasien/ anggota kelompok selama kegiatan TAK berlangsung
3. Metode : Dinamika kelompok, tanya jawab, dan simulasi.
4. Media dan Alat :
a. HP
b. Speaker
c. Musik/Lagu
d. Gelas /Botol
e. Kertas dan Bolpoin/Spidol
Jumlah
2) Kemampuan verbal
No Aspek yang dinilai Nama klien
1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa
tubuh yang sesuai
Jumlah
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien dibawah judul nama klien
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda () jika
ditemukan pada klien dan tanda (–) jika tidak ditemukan
3. Jumlah kemampuan yang ditemukan:
- Kemampuan verbal disebut mampu jika mendapat nilai ≤ 6, disebut
belum mampu jika mendapat nilai ≥ 5
- Kemampuan verbal disebut mampu jika mendapat nilai 3 atau 4, disebut
belum mampu jika mendapat nilai ≤ 2
b. Rencana tindak lanjut.
Diharapkan melalui kegiatan TAK, pasien dapat berlatih untuk berkenalan
dengan orang lain
c. Kontrak yang akan datang.
IX. Evaluasi
1. Evaluasi Input
a. Tim berjumlah 11 orang yang terdiri dari:
- Leader: 1 Orang
- Co Leader: 1 Orang.
- Fasilitator: 5 Orang.
- Observer: 4 Orang.
b. Lingkungan TAK luas dengan udara bebas.
c. Peralatan hp, speaker, dan MP4 berfungsi dengan baik.
d. Tersedia gelas/botol minum.
e. Tidak ada kesulitan memilih klien yang sesuai dengan kriteria dan
karakteristik untuk melakukan TAK sosialisasi.
2. Evaluasi Proses
a. Leader menjelaskan aturan main dengan jelas.
b. Fasilitator menempatkan diri di tengah-tengah klien.
c. Observer menempatkan diri ditempat yang memungkinkan untuk dapat
mengawasi berlangsungnya TAK.
d. Klien yang mengikuti TAK dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dari awal
hingga berakhirnya TAK.
3. Evaluasi Output
a. Setelah dilakukannya TAK Sosialisasi dengan 11 klien yang diamati, hasil
yang diharapkan adalah sebagai berikut:
- Klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan dengan aktif
dari awal sampai akhir.
- Klien dapat meningkatkan komunikasi non verbal: Bergerak, mengikuti
instruksi, ekspresi wajah cerah, kontak mata baik.
- Klien dapat meningkatkan komunikasi verbal (menyapa kelompok,
perawat, dan mengungkapkan perasaan).
- Klien mampu melakukan hubungan dengan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA