Oleh :
PEMINATAN EPIDEMIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi adalah salah satu penyakit tidak menular yang menjadi
masalah kesehatan yang umum di Negara berkembang. Hipertensi yang tidak
segera ditangani berdampak pada munculnya penyakit degenerative seperti
penyakit jantung (Congestif Heart Failure – CHF ), gagal ginjal (end stage
1
Marilynn Doenges E, Rencana Asuhan Keperawatan, 3 (Jakarta: EGC, 2002).
2
American Hearth Association, ‘Hearth Disease and Stroke Statistic’ (Dallas, 2010),
Texas.
3
Kementerian Kesehatan RI, ‘Infodatin: Situasi Kesehatan Jantung’ (Pusat data dan
informasi kementerian kesehatan RI, 2014).
4
WHO, ‘About Cardiovascular Disease’, 2013
<http://www.who.int/cardiovascular_diseases/about_cvd/en/> [accessed 18 June
2019].
jantung koroner sebesar 12% dan meningkatkan risiko stroke sebesar 24%.
sebanyak 6,8%.5
Prevalensi hipertensi pada penduduk umur >18 tahun menurun di
tahun 2013 sebesar 5,8% yaitu menjadi 25,8%.6 Namun, kembali meningkat
di tahun 2018 menjadi 34,1%. Sedangkan, prevalensi hipertensi berdasarkan
hasil pengukuran pada penduduk umur > 18 tahun menurut provinsi tahun
2018 provinsi Sulawesi Selatan adalah 32,4%.7 Daerah sinjai merupakan salah
satu daerah di Sulawesi Selatan dengan penderita hipertensi terbanyak.
Berdasarkan laporan kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai Hipertensi
merupakan masalah kesehatan prioritas selain Diabetes Mellitus.
5
Badan Penelitian dan pengembangan kesehatan, ‘Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007’
(Kementerian Kesehatan RI, 2008).
6
Badan Penelitian dan pengembangan kesehatan, ‘Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013’
(Kementerian Kesehatan RI, 2014).
7
Badan Penelitian dan pengembangan kesehatan, ‘Hasil Utama Riskesdas 2018’ (Kementerian
Kesehatan RI, 2018).
didapatkan prevalensi hipertensi esensial tertinggi daerah pesisir yaitu
tekanan darah. 9
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi
diantaranya adalah faktor geografis. Ketinggian tempat, gaya hidup, asupan
natrium dan pola komsumsi dalam masyarakat merupakan faktor penting yang
8
Susirah S and Tuti S, Hidangan Sehat untuk Penderita Hipertensi (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2000).
9
Jusniar Rusliafa, Ridwan Amiruddin, and Noer Bahry Noor, ‘KOMPARATIF KEJADIAN HIPERTENSI
PADA WILAYAH PESISIR PANTAI DAN PEGUNUNGAN DI KOTA KENDARI TAHUN 2014’, 13.
pegunungan.10 Perbedaan ketinggian suatu tempat mempengaruhi beberapa
fisiologis tubuh berkaitan dengan gaya gravitasi.11
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti perbedaan kejadian
hipertensi masyarakat didaerah pesisir dan pegunungan di kabupaten Sinjai
yang tepat.
B. Rumusan Masalah
1. Rumusan Masalah Umum
Berdasarkan Uraian diatas penulis merumuskan masalah
penelitian yaitu Bagaimana perbedaan kejadian hipertensi di daerah pesisir
dan daerah pegunungan?
dengan pegunungan?
pegunungan?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kejadian
10
Bustan M.N., Epidemiologi Penyakit Tidak Menular (Jakarta: Rineka Cipta, 2008).
11
Queen Mandang, Adrian Umboh, and Stefanus Gunawan, ‘PERBANDINGAN TEKANAN DARAH
ANTARA ANAK YANG TINGGAL DI PEGUNUNGAN DAN PESISIR PANTAI’, 3 (2015), 6.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui perbedaan pola komsumsi asupan natrium
D. Manfaat Penulisan
serta sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang lebih luas dan lebih
dalam.
2. Manfaat praktis
Penelitian dapat memberikan informasi ilmiah dan ilmu pengetahuan
kepada masyarakat luas tentang perbedaan kejadian hipertensi di daerah
hipertensi.
E. Kajian Pustaka
Tabel 1.1
Kajian Pustaka Hipertensi
No Nama Peneliti Judul Penelitian Tahun Metodologi Hasil
Penelitian
1. Oktadini Saputra, Khairul Gaya Hidup 2016 Jenis masyarakat pesisir pantai memiliki
study
2. Nur Afni Karim, Franly Hubungan 2018 Jenis Hasil Uji Statistik Chi-Square
Onibala, Vandri Kallo Aktifitas Fisik penelitian: hubungan aktivitas fisik dengan
(2018) dengan Derajat kuantitatif derajat hiperetensi 95% (∝≤ 0.05) dan
Hipertensi pada Pendekatan hasil diperoleh pvalue0.039.
Pasien Rawat penelitian : Kesimpulan yaitu terdapat hubungan
4. Queen Mandang, Adrian Perbandingan 2015 Jenis Hasil penelitian menunjukkan 15,5%
Umboh, Stefanus Tekanan Darah penelitian: anak dengan tekanan sistolik normal-
Gunawan antara anak yang kuantitatif tinggi dan 17,4% anak dengan
5. Warditah Afiah, Satriah Faktor risiko 2018 . Jenis Hasil penelitian pada tingkat
sehat, serta
Puskesmas
F. Hipotesis Penelitian
1. Ho : Tidak Terdapat perbedaan antara kejadian hipertensi di
daerah pegunungan dengan pesisir daerah kabupaten Sinjai Tahun
2019
PEMBAHASAN
A. Kajian Teori
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan sistolik dan diastolik dengan
konsisten diatas 140/90 mmHg.12 Hipertensi atau tekanan darah tinggi akibat
terjadi akibat arteriole – arteriole berkontriksi yang membuat darah sulit
12
Yakobus S and Mary W.D., Klien Gangguan Kardiovaskular, Asuhan Keperawatan (Jakarta: EGC,
2008).
13
Juni UW, Keperawatan Kardiovaskular (Jakarta: Salemba Medika, 2011).
14
Yakobus S, Mary B, and Mary W.D., Klien Gangguan Kardiovaskular: Seri Asuhan Keperawatan
(Jakarta: EGC, 2008).
kontriksi sebagian.15 Dilatasi dan kontriksi pembuluh darah dikendalikan oleh
sistem saraf simpatis dan sistem renin-angiotensin.16
Hipertensi tidak terjadi secara tiba – tiba, melainkan melalui proses
yang berlangsung cukup lama. Untuk menentukan terjadi atau tidaknya
hipertensi diperlukan setidaknya pengukuran tekanan darah pada waktu yang
berbeda yaitu selama interval 2 – 8 pekan angka tekanan darah tetap tinggi,
yang berkepanjangan. 18
Hipertensi sekunder atau hipertensi renal didefinisikan sebagai
peningkatan tekanan darah karena suatu kondisi fisik yang ada sebelumnya
seperti penyakit ginjal atau gangguan tiroid. Sekitar 10% dari seluruh kasus
15
John G, Fisiologi Dan Anatomi Modern Untuk Perawat (Jakarta: EGC, 2002).
16
Yakobus S, Klien Gangguan Kardiovaskular: Seri Asuhan Keperawatan.
17
Lingga L, Bebas Hipertensi Tanpa Obat, 1st edn (Jakarta: Agromedia Pustaka, 2012).
18
Juni UW, Keperawatan Kardiovaskular.
hipertensi sekunrder antara lain penggunaan kontrasepsi oral, coarctation
aorta, neurogenik (tumor otak, ensefalitis, gangguan psikiatris), kehamilan
104, sedangkan hipertensi sedang apabila diastolnya 105 – 114 dan hipertensi
berat dengan tekanan diastolnya >115. Hipertensi dengan peningkatan
tekanan sistol tanpa disertai peningkatan diastol lebih sering terjadi pada
dewasa. Berdasarkan pedoman The Seventh Joint National Committee
(7JNC7), tekanan darah dan hipertensi dikelompokkan sesuai tabel dibawah
ini:20
Tabel 2.1 Pengelompokkan tekanan darah dan hipertensi berdasarkan
pedoman JNC7
Kategori Sistolik Diastolik
1) Usia
19
Juni UW, Keperawatan Kardiovaskular.
20
Mahar Mardjono, Farmakologi Dan Terapi, 5th edn (Jakarta: FKUI, Farmakologi dan Terapi).
Hipertensi dapat terjadi baik pada laki – laki maupun
2) Ras
Gen ras tertentu memiliki kecenderungan yang tinggi untuk
Hispanik sebesar 19%. Asia sebesar 16% dan kulit putih sebesar
21
Dalimartha S, Care Your Self, Hipertensi (Jakarta: Penebar Plus +, 2008).
22
Dalimartha S, Care Your Self, Hipertensi.
23
Juni UW, Keperawatan Kardiovaskular.
sebesar 25%. Jika kedua orangtua memiliki hipertensi, maka
kemungkinan memilliki hipertensi sebesar 60%.24
4) Jenis Kelamin
beraktiftas, sakit kepala dan mudah lupa. Kadar hormon estrogen yang
rendah akan menimbulkan ancaman osteoporosis akibat gangguan
penyerapan kalsium serta peningkatan risiko gangguan kardiovaskular
24
Sutomo, Menu Sehat Penakluk Hipertensi (Jakarta: DeMedia, 2008).
25
Indah PY, Hipertensi Bukan untuk ditakuti (Jakarta: FMedia, 2014).
26
Rahmawati P and Niken, ‘Gambaran Kelompok Usia Dan Jenis Kelamin Yang Dominan Mengidap
Hipertensi Essensial Di Puskesmas I Kecamatan Kartasura Tahun 2011’, 2011.
27
Wirakusumah E.S, Tips Dan Solusi Sehat, Cantik Dan Bahagiah Dimasa Menopouse Dengan Terapi
Estrogen Alami (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004).
Gaya hidup sering menjadi faktor risiko terhadap kejadian
hipertensi pada seseorang. Gaya hidup modern dengan pola makan dan
pola hidup tertentu, cenderung mengakibatkan terjadinya hipertensi. Gaya
hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah komsumsi
lemak dan garam yang tinggi, kegemukan atau makan berlebihan, kurang
bekerja, olahraga, pola hidup sehat dan berinteraksi dengan orang lain.30
kebasaan dan rutinitas gaya hidup yang merugikan dapat menyebabkan
volume darah, tekanan darah, kadar air dan fungsi sel. Asupan garam
28
Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular Pencegahan Dari Perilaku Dan Lingkungan (Jakarta:
Elex Media Kompitundo, 2006).
29
Lany G., Hipertensi Tekanan Darah Tinggi (Yogyakarta: Kanisius, 2001).
30
Sunaryo, Psikologi Untuk Keperawatan (Jakarta: EGC, 2004).
31
Cahyono S.B., Gaya Hidup Dan Penyakit Modern (Yogyakarta: Kanisius, 2008).
yang dianjurkan dalam sehari adalah ±2400mg. Ginjal akan menahan
natrium saat tubuh kekurangan natrium sebaliknya saat kadar natrium
di dalam tubuh tinggi ginjal akan mengeluarkan kelebihan tersebut
melalui urin. 32
Sebagian orang sangat sensitif terhadap kenaikan kenaikan
kadar natrium, sehingga cepat menyebabkan kenaikan tekanan darah,
32
Sutomo, Menu Sehat Penakluk Hipertensi.
33
Muliyati H, Syam A, and Sirajuddin, ‘Hubungan Pola Komsumsi Natrium Dan Kalium Serta Aktifitas
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Rawat Jalan Di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar,
2010’, 2010.
dengan meningkatkan komsumsi elektrolit mineral lain seperti
kalsium, magnesium dan terutama kalium.34
2) Merokok
Keadaan ini dapat terjadi akibat simulasi sistem saraf simpatis dan
pelepasan katekolamin selama kita menggunakan tembakau.
Karbonmonoksida dalam asap rokok akan menggantikan oksigen
34
Sutomo, Menu Sehat Penakluk Hipertensi.
35
Indah PY.
trigliserida sebaliknya lemak tidak jenuh bermanfaat menurunkan
kadar kolesterol dalam darah.36,37
Sumber lemak jenuh banyak ditemukan pada produk hewani
seperti daging sapi, kambing, kerbau, keju, mentega, margarin
ikan tuna, kerang, jagung dan kedelai. Asupan lemak yang dianjurkan
adalah 27% dari total energi <6% adalah jenis lemak jenuh dan
oksigen dan nutrisi ke otot dan jaringan lain sehingga dinding arteri
tinggi.
4) Komsumsi Alkohol
36
Indah PY.
37
Marliani T and Tantan, 100 Questions Dan Aswers Hipertesi (Jakarta: Elex Media Kompitundo,
2007).
38
Indah PY.
39
Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular Pencegahan Dari Perilaku Dan Lingkungan.
Hampir 5 – 20% kasus hipertensi diperkirakan terjadi akibat
komsumsi alkohol yang berlebihan. Asupan alkohol dua sampai tiga
sehari akan menaikkan tekanan darah sebanyak 40%. Tekanan darah
akan meningkat sebesar 90% apabila dikomsusi lebih dari tiga kali
sehari. Komsumsi alkohol dapat meningkatkan tekanan darah karena
5) Komsumsi kafein
Kafein adalah suatu zat yang terdapat dalam kopi, teh, soft
40
Wirakusumah E.S, Tips Dan Solusi Sehat, Cantik Dan Bahagiah Dimasa Menopouse Dengan Terapi
Estrogen Alami.
41
Elvinvin, Lestari H, and Ibrahim K, ‘Analisis Faktor Risiko Kebiasaan Mengkomsumsi Garam, Alkohol,
Kebiasaan Merokok Dan Minum Kopi Terhadap Kejadian Hipertensi Pada Nelayan Suku Bajo Di Pulau
Tasipi Kabupaten Muna Barat Tahun 2015’, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 2015,
1–12.
42
Wirakusumah E.S, Tips Dan Solusi Sehat, Cantik Dan Bahagiah Dimasa Menopouse Dengan Terapi
Estrogen Alami.
merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan lebih banyak kortisol
dan adrenalin.43
Asupan kafein lebih dari 3 cangkir perhari dapat menyebabkan
sekitar 80 sampai 125 mg, satu kaleng soft drink mengandung sekitar
43
Marliani T, 100 Questions Dan Aswers Hipertesi.
44
Widyastuti P, Epidemiologi Suatu Pengantar, 2 (Jakarta: EGC, 2005).
45
Prinsip Dan Metode Riset Epidemiologi, 3rd edn (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2013).
46
Indah PY.
47
Sutomo, Menu Sehat Penakluk Hipertensi.
akan menyebabkan risiko hipertensi meningkat. Aktivitas fisik yang
sedang hingga tinggi akan mengurangi kemungkinan terjadinya
obesitas.48
7) Stress
Hubungan antara stres dan hipertensi diduga melalui aktivasi
saraf simpatik yang meningkatkan tekanan darah secara intermiten
atau berselang. Jika stress terjadi berkepanjangan dapat menyebabkan
4. Patofisiologi Hipertensi
terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak kebawah melalui sistem saraf
48
Wiramihardja K, Obesitas Permasalahan Dan Terapi Praktis (Jakarta: Sagung Seto, 2009).
49
Siregar E and Dahlan A, ‘Hubungan Pola Komsumsi Dan Gaya Hidup, Sebagai Faktor Risiko
Terjadinya Hipertensi Pada Nelayan Di Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun
2012’, Jurnal Poltekes Jambi, VII (2012).
50
Lany G., Hipertensi Tekanan Darah Tinggi.
dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi
selain tekanan darah tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina
dan pada kasus berat, edema pupil atau edema diskus optikus.52 Penderita
51
Suddarth Brunner, Keperawatan Medikal Bedah, 8th edn (Jakarta: EGC, 2002).
52
Brunner.
Penderita hipertensi sekunder dapat disertai gejala suatu penyakit. Penderita
feokromositoma, dan hipotensi ortostatik. Pada aldosteromia primer yang
mungkin terjadi adalah gejala hipokalemia keram otot dan kelelahan.
Penderita hipertensi sekunder pada syndrome cushing dapat terjadi
peningkatan berat badan, poliuria, edema, ireguler menstruasi, jerawat, atau
kelelahan otot.53
Jika hipertensi berat atau menahun dan tidak diobati maka dapat
menimbulkan gejala sebagai berikut: sakit kepala, kelelahan, mual, muntah,
sesak napas, gelisah, pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya
ischemic.
53
Sukandar dkk, Iso Farmakoterapi (Jakarta: ISFI, 2009).
54
Mardiana, Mencegah Penyakit Kronis Sejak Dini (Yogyakarta: Tora Book, 2010).
55
Sudoyo dkk, Ilmu Penyakit Dalam (Jakarta: FKUI, 2006).
dengan emosi yang labil pada syndrome cushing. Foekromositoma
7. Komplikasi Hipertensi
Peningkatan tekanan darah terus menerus pada klien hipertensi
a. Jantung
jantung dan Penyakit jantung koroner (PJK). Pada hipertensi, beban kerja
lagi memompa dan menampung darah dari paru sehingga banyak cairan
b. Otak
kematian jaringan otak yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan
stroke).
Stroke dibagi menjadi dua jenis, yaitu stroke iskemik (ischemic
c. Ginjal
zat – zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah
d. Mata
Salah satu target organ hipertensi adalah mata. Retina dan
retina.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan setelah disetujui oleh dosen penguji untuk
56
Swarjana I.K, Metode Penelitian Kesehatan (Yogyakarta: Andi, 2012).
57
Hidayat A A., Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah (Jakarta: Salemba Medika, 2007).
daerah tertentu atau beberapa daerah atau institusi seperti sekolah, industri
atau rumah sakit yang akan diukur sesuai dengan tujuan penelitian.58 Populasi
dalam penelitian ini adalah masyarakat pesisir dan pegunungan menderita
hipertensi di Kabupaten Sinjai.
2. Sampel
3. Teknik sampling
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel. Teknik sampling
yang dilakukan adalah purposive sampling. Menurut kartono, populasi yang
berjumlah 10 – 100 orang maka harus diambil 100%. Untuk menentukan
minimal sampel jika jumlah populasi diketahui yaitu menggunakan rumus
N : Jumlah populasi
N : jumlah sampel
58
Budiarto E, Metodologi Penelitian Kedokteran (Jakarta: EGC, 2003).
59
Swarjana I.K.
60
Swarjana I.K.
4. Besar Sampel
Minimal sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 80 sampel.
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria eksklusi
61
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2017).
62
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.
DAFTAR PUSTAKA
American Hearth Association, ‘Hearth Disease and Stroke Statistic’ (Dallas, 2010),
Texas
Brunner, Suddarth, Keperawatan Medikal Bedah, 8th edn (Jakarta: EGC, 2002)
Bustan M.N., Epidemiologi Penyakit Tidak Menular (Jakarta: Rineka Cipta, 2008)
Cahyono S.B., Gaya Hidup Dan Penyakit Modern (Yogyakarta: Kanisius, 2008)
Hidayat A A., Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah (Jakarta: Salemba
Medika, 2007)
John G, Fisiologi Dan Anatomi Modern Untuk Perawat (Jakarta: EGC, 2002)
Lingga L, Bebas Hipertensi Tanpa Obat, 1st edn (Jakarta: Agromedia Pustaka, 2012)
Mandang, Queen, Adrian Umboh, and Stefanus Gunawan, ‘PERBANDINGAN
TEKANAN DARAH ANTARA ANAK YANG TINGGAL DI
PEGUNUNGAN DAN PESISIR PANTAI’, 3 (2015), 6
Mardiana, Mencegah Penyakit Kronis Sejak Dini (Yogyakarta: Tora Book, 2010)
Mardjono, Mahar, Farmakologi Dan Terapi, 5th edn (Jakarta: FKUI, Farmakologi
dan Terapi)
Marliani T, and Tantan, 100 Questions Dan Aswers Hipertesi (Jakarta: Elex Media
Kompitundo, 2007)
Prinsip Dan Metode Riset Epidemiologi, 3rd edn (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2013)
Rahmawati P, and Niken, ‘Gambaran Kelompok Usia Dan Jenis Kelamin Yang
Dominan Mengidap Hipertensi Essensial Di Puskesmas I Kecamatan
Kartasura Tahun 2011’, 2011
RI, Kementerian Kesehatan, ‘Infodatin: Situasi Kesehatan Jantung’ (Pusat data dan
informasi kementerian kesehatan RI, 2014)
Siregar E, and Dahlan A, ‘Hubungan Pola Komsumsi Dan Gaya Hidup, Sebagai
Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi Pada Nelayan Di Kecamatan Tungkal Ilir
Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2012’, Jurnal Poltekes Jambi, VII
(2012)
Wirakusumah E.S, Tips Dan Solusi Sehat, Cantik Dan Bahagiah Dimasa Menopouse
Dengan Terapi Estrogen Alami (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004)
Yakobus S, Mary B, and Mary W.D., Klien Gangguan Kardiovaskular: Seri Asuhan
Keperawatan (Jakarta: EGC, 2008)