Anda di halaman 1dari 11

Teknik Rekayasa Genetika untuk Kepentingan Hidup Manusia

Trisia Windy

102017157

Mahasiswa Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat Korespondensi : Jl.Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510, Indonesia

email : trisia.2017fk157@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Biologi molekuler adalah cabang ilmu biologi yang mendalami tentang hubungan antara

struktur dan fungsi molekul-molekul hayati serta kontribusi hubungan tersebut pada

pelaksanaan dan pengendalian berbagai proses biokimia. Pada bidang biologi molekuler, para

ahli menemukan berbagai teknik rekayasa genetika untuk tujuan kepentingan manusia.

Rekayasa genetika atau DNA rekombinan adalah tindakan sengaja untuk memodifikasi DNA

dengan cara menambah atau mengganti DNA dari organisme lain ke susunan DNA asli

dalam suatu sel atau organisme. Stem sel, kloning, hibridoma, transgenik, dan DNA

fingerprint adalah contoh dari rekayasa genetika.

Kata kunci : biologi molekuler, DNA rekombinan, stem sel, kloning, hibridoma, transgenik

Abstract

Molecular biology is a division of biological science that explores the relationship between

the structure and function of biological molecules and the contribution of those relationships

to the implementation and control of various biochemical processes. In molecular biology,

scientists discover some variety of genetic techniques for the purposes of human interest.

Genetic techniques or recombinant DNA is a deliberate attempt to modify DNA by adding or

replacing DNA from other organisms to the original DNA arrangement in a cell or organism.
Cell stem, cloning, hybridoma, transgenic, and DNA fingerprint are examples of genetic

engineering.

Keywords : molecular biology, recombinant DNA, stem cells, cloning, hybridoma,

transgenic

Pendahuluan

Menghadapi kemajuan teknologi yang kian pesat, kita akan berada pada kondisi

dimana manusia mampu untuk mengolah materi yang sangat kecil dan limit yang

fundamental. Hal ini sangat berpengaruh pada bidang biologi molekuler, kemajuan pada

teknik dan konsep dari ilmu biologi molekuler telah membawa pengaruh yang luarbiasa.1

Pada bidang biologi molekuler, para ahli menemukan berbagai teknik rekayasa genetika

untuk tujuan kepentingan manusia. Semakin banyak bukti penelitian dengan pendekatan

rekayasa genetika yang berhasil. Pengembangan teknik rekayasa genetika itu berdampak

pada penemuan vaksin terhadap berbagai jenis penyakit, dikembangkannya tanaman tahan

penyakit, serta hewan pedaging yang ditingkatkan kualitas dagingnya. Teknik-teknik

rekayasa genetika mencakup hibridoma, kloning, stem sel, transgenik, dan DNA finger print.

Pada awal abad ke-19, yaitu tahun 1838 GJ Mulder menemukan bahwa suatu bagian

utama dari sel-sel tumbuhan dan hewan adalah bahan yang sangat kompleks serta

menghasilkan endapan “fibrous” jika ekstrak tersebut dipanaskan atau dicampur asam.

“fibrous” inilah yang kita kenal dengan protein. Setelah itu, Gregor Mendel menemukan

hukum-hukum dasar pewarisan sifat pada tahun 1865. Kesimpulan yang dikemukakan GJ

Mulder dan Gregor Mendel merupakan awal dari ilmu biologi molekuler, namun kesimpulan-

kesimpulan ini diabaikan oleh dunia ilmu pengetahuan hingga pada tahun 1900 karena para

ahli biologi telah memahami adanya hubungan antara genetika Mendel dan pembelahan sel.

Pada tahun 1900 juga telah diketahui 16 dari 20 asam amino standar penyusun protein.2
Pada tahun 1945, istilah Biologi Molekuler pertama kali digunakan oleh William

Astbury, yang mengacu pada studi struktur kimiawi dan fisik biologi makromolekul. Setelah

itu, Watson dan Crick menemukan asam nukleat sebagai pembawa sifat pada tahun 1953.

Meskipun biologi molekuler termasuk cabang biologi yang cukup baru, biologi molekuler

mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pada tahun 1950-an dan 1960-an, penemu

sukses Francais Jacob dan James D Watson menemukan struktur DNA, peranan RNA, kode

genetic dan cara pengaturan gen pada bakteri. Teknik-teknik baru telah ditemukan sejak

tahun 1975 memungkin manusia untuk mengisolasi segmen DNA dan memurnikannya dalam

jumlah besar.2

Biologi Molekuler

Biologi molekuler adalah cabang ilmu biologi yang mendalami tentang hubungan

antara struktur dan fungsi molekul-molekul hayati serta kontribusi hubungan tersebut pada

pelaksanaan dan pengendalian berbagai proses biokimia.2 Biologi molekuler sebagai salah

satu mata kuliah biologi memiliki peranan dalam mengembangkan potensi kemampuan

berpikir. Biologi molekuler tidak hanya tentang penguasaan kumpulan pengetahuan yang

berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan.1

Rekayasa Genetika

Rekayasa genetika atau DNA rekombinan adalah tindakan sengaja untuk

memodifikasi DNA dengan cara menambah atau mengganti DNA dari organisme lain ke

susunan DNA asli dalam suatu sel atau organisme.1,2 Teknologi DNA Rekombinan

merupakan kumpulan tehnik atau metode yang digunakan untuk mengkombinasikan gen-gen

di dalam tabung reaksi. Teknik-teknik tersebut meliputi seperti, teknik untuk mengisolasi

DNA, teknik untuk memotong DNA, teknik untuk menggabung atau menyambung DNA,
teknik untuk memasukkan DNA ke dalam sel hidup. Penelitian tentang rekayasa genetika

telah dimulai sejak awal tahun 1950-an. Rekayasa genetika yang dulunya hanya sebuah

impian, kini telah membeerikan hasil yang nyata dan telah terbukti sangat bermanfaat bagi

manusia.2 Namun karena sejarah pemanfatan rekayasa genetika masih baru, maka muncul

berbagai kekhawatiran antara lain: keamanan dan pengaruhnya terhadap kesehatan manusia,

pengaruhnya terhadap lingkungan, isu-isu sosial ekonomi, dan kekhawatiran secara etis.3

Isolasi DNA

Isolasi DNA/RNA merupakan langkah awal yang harus dikerjakan dalam rekayasa

genetika sebelum melangkah ke proses selanjutnya. Prinsip dasar isolasi total DNA/RNA dari

jaringan adalah dengan memecah dan mengekstraksi jaringan tersebut sehingga akan

terbentuk ekstrak sel yang terdiri atas sel-sel jaringan, DNA, dan RNA. Tahap pertama dalam

isolasi DNA adalah perusakan dinding sel untuk mengeluarkan inti sel. Tahap kedua adalah

ekstraksi DNA, seringkali digunakan chelating agent seperti EDTA (ethylene diamine

tetraacetic acid) yang mampu mengaktivasi enzim DNase yang dapat mendanturasi DNA

yang diisolasi. Setelah DNA diesktraksi, DNA tersebut dipekatkan melalu proses yang

bernama presipitasi.2

Polymerase Chain Reaction (PCR)

Polymerase Chain Reaction (PCR), yaitu teknik tahap berulang (siklus) dan pada setiap siklus

terjadi duplikasi jumlah target DNA untai ganda. Tahap PCR adalah pra-denaturasi DNA

template, denaturasi DNA template, penempelan primer pada template (annealing,

pemanjangan primer (extension), dan pemantapan (post-extension).2

Restriction Fragment Length Polymorphism (RFLP)


RFLP yaitu proses pemotongan DNA menjadi fragmen-fragmen dengan panjang yang

berbeda. Pemotongan DNA dengan menggunakan enzim retriksi untuk mengenali situs

restriksi yang merupakan suatu palindrome yaitu pasangan urutan basa DNA yang apabila

dibaca dari arah 5’ ke 3’ ataupun sebaliknya menjadi untai DNA yang sama. Aplikasi RFLP

biasanya digunakan untuk mendeteksi diversitas genetik, hubungan kekerabatan, sejarah

domestikasi, asal dan evolusi suatu spesies, genetic drift dan seleksi, pemetaan keseluruhan

genom, tangging gen, mengisolasi gen-gen yang berguna untuk spesies liar, dan

mengkonstruksi perpustakaan DNA. Praktek dalam aplikasi analisis restriction fragment

didasari oleh fakta bahwa tidak ada dua orang ataupun lebih yang kembar identik mempunyai

sekuens basa DNA yang persis.1,4

Elektroforesis

Elektroforesis adalah sebuah teknik pemisahan molekuler dari selulernya dengan

menggunakan arus listrik yang dialirkan pada suatu medium yang mengandung sampel yang

akan dipisahkan. Teknik elektroforesis dapat digunakan pada analisis DNA, RNA, dan

protein. Dalam melakukan teknik elektroforesis, pertama-tama yaitu membuat gel agarosa

dengan cara melarutkannya dalam suatu buffer (tris-asetat-EDTA atau tris-borat-EDTA).

Lalu, agar mampu terlarut dengan baik, pelarutannya dibantu pemanasan dengan oven

gelombang mikro. Setelah itu gel gel agarosa dituangkan suatu lempeng bernama Prespex.

Sebelum gelnya mengeras, gel tersebut dilubangi dan pada lubang-lubang tersebut

dimasukkan fragmen-fragmen DNA yang telah dipotong. Setelah dimasukkan DNA, arus

listrik dialirkan yang menyebabkan DNA bergerak kea rah kutub positif. Hal ini terjadi

karena DNA memiliki muatan negatif. Gel agarosa direndam dalam larutan etidium bromida

yang akan membuat pita-pita (molekul DNA yang bergerak) pada gel berpendar setelah

dipancarkan sinar ultraviolet.2

Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (Rt-PCR)


Proses Rt-PCR merupakan bagian dari proses PCR biasa, perbedaannya pada proses

ini berlangsung satu siklus tambahan yaitu adanya perubahan RNA menjadi cDNA

(complementary DNA) dengan menggunakan enzim Reverse Transkriptase yaitu enzim yang

dapat mensintesa DNA secara in vitro menggunakan template RNA. Pada Rt-PCR template

yang digunakan adalah RNA murni.2

Stem Sel

Stem sel atau sel punca adalah sel-sel yang tidak terspesialisasi, sehingga sel tidak

memiliki struktur yang spesifik terhadap jaringan dan tidak memiliki fungsi tertentu. Stem sel

mampu bereplikasi atau menggandakan diri berkali-kali (proliferasi) dan berubah menjadi sel

yang terspesialisasi (diferensiasi).7

Stem sel dibagi berdasarkan kemampuan diferensiasinya :

a. Totipotent, yaitu sel punca yang dapat berdiferensiasi menjadi semua jenis sel. Yang

termasuk dalam stem sel totipotent adalah zigot (telur yang telah dibuahi).

b. Pluripotent, yaitu sel punca yang memiliki kemampuan menjadi semua jenis sel yang

berasal dari 3 lapisan germinal yaitu entoderm, mesoderm, dan ectoderm, tetapi tidak

dapat menjadi sel jaringan ekstraembrional seperti plasenta dan tali pusar.

c. Multipotent, yaitu sel punca yang memiliki kemampuan berdiferensiasi menjadi banyak

jenis sel yang saling berkaitan, misalnya sel punca hematopoetik dapat berdiferensiasi

menjadi berbagai jenis sel darah.

d. Oligopotent, yaitu sel punca yang memiliki kemampuan berdiferensiasi menjadi sedikit

jenis sel.

e. Unipotent, yaitu sel punca yang memiliki kemampuan sel berdiferensiasi menjadi satu jenis

sel tetapi tetap mempunyai kemampuan memperbaharui diri.


Macam-macam Stem Sel Berdasarkan Asalnya:

a. Sel punca zigot, merupakan sel punca yang terbentuk sesaat setelah pertemuan sel telur dan

spermatozoa.

b. Sel punca embrionik, merupakan sel punca yang terbentuk dari blastokista (embrio dengan

50 sel sampai dengan 150 sel.

c. Sel punca janin, merupakan sel punca yang dapat diperoleh dari janin.

d. Sel punca darah tali pusar, merupakan sel punca yang diperoleh dari darah tali pusar

setelah lahirnya bayi.

e. Sel punca dewasa, merupakan sel punca yang diperoleh dari jaringan tubuh dewasa.2,5,6

Para ilmuwan saat ini masih mengembangkan stem sel terutama pada dua jenis sel

pada hewan dan manusia, yaitu stem sel embrionik dan stem sel dewasa. Stem sel embrionik

terdapat pada fase blastosit yaitu pada saat dimana stem sel sedang berkembang menjadi

berbagai sel yang terspesialisasi. Stem sel dewasa umumnya membentuk sel sesuai dengan

jaringan tempatnya berada, misalnya stem sel dewasa pembentuk sel darah pada sumsum

tulang belakang akan menghasilkan sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah. Para

ilmuwan juga menemukan bahwa stem sel dari suatu jaringan mampu berubah menjadi suatu

jaringan yang berbeda atau disebut plastisitas. Karena penemuan-penemuan tersebut para

ilmuwan berhipotesis bahwa stem sel akan menjadi pengobatan utama berbagai penyakit,

misalnya penyakit diabetes, kanker darah, Parkinson, Alzheimer, penyakit jantung, luka

bakar, dll.7

Hibridoma

Hibridoma adalah teknik yang bertujuan untuk menggabungkan dua sel yang berbeda

dari mahluk hidup yang sama atau menggabungkan dua sel yang sama dari mahluk hidup

yang berbeda. Kedua sel yang digabungkan akan membuat sel tunggal yang baru
(hibridoma). Lalu, sel hibrid akan dikultur sehingga menghasilkan sel yang mengandung

perangkat lengkap seperti dua sel aslinya. Fusi dari sel hibridoma yang diturunkan dari satu

sel akan menghasilkan antibodi monoclonal yang dapat digunakan untuk mendiagnosis

penyakit, menguji kehamilan, dan mengobati kanker.8

Kloning

Kloning merupakan proses menghasilkan individu-individu dari jenis yang sama

(populasi) yang identik secara genetik. Kloning merupakan proses reproduksi aseksual yang

biasa terjadi di alam dan dialami oleh banyak bakteria, serangga, atau tumbuhan. Dalam

bioteknolog, kloning merujuk pada berbagai usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk

menghasilkan salinan berkas DNA atau gen, sel atau organisme.9,10

Kloning manusia memungkinkan pasangan yang tidak subur untuk memiliki anak.

Selain itu, organ manusia dapat dipilih secara selektif untuk dikloning sehingga

meminimalisir penolakan dari tubuh. Sel dapat dikloning untuk mengganti jaringan tubuh

yang rusak. Teknik kloning juga memungkinkan para ilmuwan untuk menghidupkan atau

mematikan sel, sehingga dapat digunakan untuk mengobati kanker serta dapat dilakukannya

pengujian dan pengobatan penyakit-penyakit keturunan. Namun, kloning menuai berbagai

kecaman karena dianggap melanggar etika serta norma agama yang berlaku.9,10

DNA Fingerprint

DNA fingerprint pertama kali dikenalkan oleh Alec Jeffreys pada tahun 1984. DNA

fingerprint merupakan salah salah satu teknik rekayasa genetika d ibidang kedokteran,

fingerprint merupakan gurat-gurat yang terdapat dikulit ujung jari. DNA fingerprint berguna

identifikasi untuk mengetahui similaritas dan variabilitas genetik serta pola alel homozigot

dan heterozigot untuk uji paternitas dalam masing – masing keluarga yang sangat dalam
kepentingan penyelidikan forensik. Metode ini dapat mengungkapkan karaktersitik dari setiap

orang, dengan penanda gennya karena dalam setiap tubuh manusia,binatang,dan

mikroorganisme terdapat sebuah struktur DNA yang unik.11,12

Transgenik

Para ilmuwan telah menemukan teknologi untuk menghasilkan tanaman dengan

varietas yang baik yaitu dengan teknik transgenik. Teknik transgenik adalah adalah teknologi

rekayasa genetika dengan menyisipkan suatu gen dari organisme hidup ke dalam suatu jenis

hewan atau tanaman varietas unggul. Transgenik biasanya dilakukan kepada tumbuhan untuk

mendapatkan bibit unggul. Tumbuhan akan disisipi gen asing dari spesies tumbuhan yang

berbeda atau gen dari bakteri/virus lain. Tumbuhan transgenik biasanya tahan terhadap suhu

ekstrem, tidak cepat membusuk, memiliki warna atau bentuk berbeda, tahan terhadap hama,

dan kuantitas dan kualitas yang lebih tinggi. Namun, ada juga hewan ternak dan ikan yang

dilakukan proses transgenik. Proses transgenik pada ikan dan hewan ternak adalah dengan

memasukkan DNA rekombinan yang telah dikendalikan ke dalam genom, sehingga efek

DNA yang dimasukkan ini dapat diturunkan kepada anaknya.8

Dampak Positif dan Negatif dari Rekayasa Genetika

Rekayasa genetika memberikan dampak positif pada bidang industri, pertanian,

peternakan. Karena dapat menghasilkan produk yang lebih banyak dengan kualitas yang lebih

unggul dari sumbernya yang sedikit. Selain itu, rekayasa genetika juga berdampak positif

dalam bidang kedokteran karena dapat membantu pasangan yang tidak subur memiliki

keturunan serta mengembangkan berbagai pengobatan terhadap penyakit seperti pembuatan

vaksin.8
Dampak negatifnya yang terjadi karena rekayasa genetika adalah pelanggaran pada

moral dan etika karena kloning dianggap melanggar hukum alam sehingga agama-agama

banyak yang mengecamnya. Pelepasan organisme transgenik memberikan dampak

pencemaran lingkungan yang berbahaya karena perubahan genotipe mengakibatkan

perubahan yang drastis dan berbahaya bagi alam. Teknik transgenik juga berdampak pada

ekonomi dan sosial karena membuat para petani dan peternak kecil merugi karena

masyarakat lebih memilih pangan hasil transgenik.8

Kesimpulan

Pada bidang biologi molekuler, para ahli menemukan berbagai teknik rekayasa

genetika untuk tujuan kepentingan manusia. Semakin banyak bukti penelitian dengan

pendekatan rekayasa genetika yang berhasil. Namun, selain berbagai dampak positif dalam

bidang pertanian, peternakan, industri serta kedokteran yang kita dapat, ternyata rekayasa

genetika juga berdampak negatif dalam kehidupan masyarakat karena melanggar moral dan

etika, menggangu kestabilan lingkungan, serta merugikan para peternak dan petani kecil.

Karena itu rekayasa genetika yang sudah ditemukan masih perlu dikembangkan.

Daftar Pustaka

1. Nugroho AA, Hanik NR, Harsono R. Pengembangan modul biologi molekuler berbasis

learning cycle 7e untuk mahasiswa pendidikan biologi. JEMS 2017. Avaliable online at:

http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/JEMS

2. S, Rina Priastini, Hartono Budiman. Buku ajar biologi kedokteran sel & molekuler. 7th ed.

Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Kridawacana; 2017. h. 116-134.

3. Swastika DKS, Hardinsyah. Kebijakan produksi dan peredaran produk pertanian hasil

rekayasa genetika (prg) di Indonesia. Analisis Kebijakan Pertanian 2008; 6(2): 103 – 13.
4. Yuwono T. Biologi molekuler. 5th ed. Jakarta: Erlangga; 2011. h. 86-101.

5. Subowo. Biologi Sel. Jakarta:Sagung Seto;2010.

6. Lanza R, Atala A. Essentials of stem cell biology. Academic Press Publisher; 2013.

7. Illouz YG, Sterodimas A. Adipose stem cells and regenerative medicine. Berlin :

Springer; 2011. h. 167.

8. Setiowati T, Furqonita D. Biologi interaktif. Jakarta : Azka Press; 2007.

9. Radji M. Rekayasa genetika. 1st ed. Jakarta: Sagung Seto; 2011.h.31-62

10. Citrawathi DM, Mulyadiharja S. Genetika. Jakarta: Graha Ilmu; 2014.h.14-54

11. Irawan, B. DNA fingerprinting pada forensic, Biologi sebagai bukti kejahatan. Majalah
Natural, Bandar Lampung; 2011.

12. Sari NK. Penentuan similaritas dan variabilitas genetik pada keluarga etnis Jawa dan

Arab dengan DNA fingerprint di Malang, Jawa Timur, Indonesia. Jurnal Ilmiah Sains

2017; 17 (1): 51-8.

Anda mungkin juga menyukai