Nabi Musa
Nabi Musa
Nabi Musa adalah anak laki-laki Imran bi Yashar bin Qahits bin Lawi bin Yaqub. Dan
bersaudara dengan Nabi Harun as dan Qorun bin Yashar bin Qahits adalah pamannya. Ibunya
adalah Yukabad. Harun lebih tua darinya beberapa tahun.
Kelahiran Nabi Musa
Nabi Musa as dilahirkan pada waktu zaman raja Firaun IV (Ramses III) menguasai
negeri Mesir. Pada masa kelahirannya telah dikeluarkan perintah raja untuk membunuh
seluruh bayi laki-laki Bani Israil yang baru dilahirkan. Perintah tersebut dipicu oleh mimpi
raja yang melihat bahwa api telah tertuju ke Baitul Maqdis sehingga menerangi seluruh Mesir.
Para ahli nujum raja meramalkan mimpinya bahwa kerajaan Mesir akan dirobohkan, rajanya
akan dibinasakan dan mencampurkannya dengan kekuasaan mereka, dan mengusir dirinya
dari negeri mereka dan mengganti agama yang mereka yakini oleh laki-laki dari Bani Israil
yang dilahirkan saat itu. Maka dibunuhlah semua bayi laki-laki yang lahir saat itu, tidak ada
satupun yang ditinggal hidup kecuali didatangi para prajuritnya untuk kemudian dibunuh
dengan kejamnya. Budak-budak yang melahirkan pun digugurkan. Firaun IV inilah raja yang
paling kejam kepada Bani Israil. Firaun menjadikan mereka sebagai budak dan menyiksa
mereka. Bagi mereka yang tidak bekerja harus membayar upeti kepada raja.
Pada suatu waktu lahirlah seorang bayi laki-laki yaitu Nabi Musa as, dan Tuhan telah
mengilhamkan kepada ibunya agar ia melarungkan anak tersebut dengan tabut ke sungai Nil.
Dengan qudrat Allah tabut itu ditemukan oleh isteri Firaun Asiyah. Waktu itu ia sedang
mandi di tepi sungai Nil.
Nabi Musa Anak Angkat Firaun
Musa pun menjadi anak angkat Firaun, dan dipelihara oleh Asiyah dengan kasih
sayangnya. Bayi itu diberi nama Musa, karena dalam bahasa Mesir, "Mu" berarti pohon dan
"Sya" berarti sungai. Artinya anak yang ditemukan di pohon sungai. Yukabad, sang ibu Musa
mendengar akan keluh-kesah istri Firaun. Kepada Haman, kepala rumah tangga istana ia
menyampaikan keinginan tersebut. Didatanganilah istana Firaun dengan hati khawatir dan
was-was. Namun kasih sayangnnya telah mengalahkan ketakutannya itu. Dimintanya bayi
tersebut untuk disusuinya, dan tenanglah bayi itu bersama ibunya. Nabi Musa pun dapat
selalu bertemu dengan ibunya sendiri meskipun ia berada di istana. Musa semakin besar juga.
Ia telah pandai berjalan. Umurnya waktu kira-kira tiga tahun. Asiyah semakin sayang
kepadanya. Begitupulan Firaun.
Nabi Musa Menikah
Akhirnya Nabi Musa bekerja kepada Nabi Syuaib, ayah gadis itu, sebagai pekerja
yang setiap harinya mengembalakan kambing Nabi Syuaib. Dalam masa mengembala,
dipanggillah Nabi Musa oleh Nabi Syuaib. Ia berkata: "Sesungguhnya aku hendak
menikahkan engkau dengan salah seorang dari kedua puteriku ini atas dasar bahwa engkau
jadi buruhku selama delapan tahun, tetapi jika engkau sempurnakan sepuluh tahun, maka (itu
suatu kebaikan) dari kemauanmu sendiri, dan aku tidak mau memberatkanmu. Engkau akan
buktikan aku, Insya Allah termasuk orang-orang yang baik". Lalu jadilah Nabi Musa kawin
dengan salah seorang puteri Nabi Syuaib dan perjanjian yang telah ditentukan itu telah
dijalankan dan dilaksanakan oleh Nabi Musa as sendiri. Dalam perjalanan Nabi Musa as ke
Mesir melihat api dari jauh dan ia bermaksud akan mengambil api itu untuk pedoman ia
berlajan, tetapi setelah sampai di tempat itu, bukan main herannya melihat api itu, karena api
tersebut melekat di sebuah pohon, tetapi pohon itu tidak terbakar
Akhirnya nabi Musa bersama-sama orang yang beriman keluar dari Mesir, setelah
mereka tidak berdaya lagi di negeri Mesir, maka Firaun mengejar mereka sampai ke pantai
Laut Merah. Kemudian Allah mewahyukan kepada nabi Musa untuk memukulkan
tongkatnya ke laut sehingga lautpun menjadi jalan besar dan membelah dua untuk dilalui
Musa dengan pengikut-pengikutnya. Firaun mengejar kaum Musa ke tengah laut itu. Dan
sewaktu Firaun dengan balatentaranya mengejar dari belakang sampai dipertengahan laut, air
lautpun bersambung kembali menjadi satu, kemudian mereka mati tenggelam semuanya.
Nabi Musa Wafat
Begitulah riwayat hidup Nabi Musa yang mengajak umatnya ke jalan yang benar.
Meskipun permintaan mereka telah banyak dikabulkan Allah namun bangsa Israel yang keras
kepala selalu menentangnya. Dan hancurlah musuh-musuhnya, hancurlah Firaun, Haman,
Qorun, dan kaum Kanaan. Nabi Musa meninggal dunia dalam usia 120 tahun di padang Tieh.