KERJA PENGAWASAN
5.1. UMUM
Fungsi konsultan pengawas pada dasarnya dibagi dalam 2 (dua) fungsi, yaitu :
1) Fungsi administratif
Asbuilt Drawing
Rapat Koordinasi
v Pengendalian teknis;
v Pelaporan.
- Jenis pekerjaan;
- Kuantitas pekerjaan;
- Kualitas yang dipersyaratkan;
- Schedule pelaksanaan;
- Schedule pembayaran.
Jadwal waktu yang dibuat oleh Penyedia Jasa Pemborongan akan diteliti lebih
dahulu apakah sudah memadai terhadap volume pekerjaan yang akan
dilaksanakan dengan perkiraan tenaga kerja/tukang yang akan
mengerjakannya serta alat yang akan digunakan. Apabila menurut analisa tidak
seimbang antara volume dengan tenaga kerja dan peralatan terhadap waktu
yang tersedia maka konsultan akan menyarankan kepada Penyedia Jasa
Pemborongan untuk menyiapkan tenaga kerja dan peralatan yang memadai
agar bisa selesai tepat pada waktunya.
Dalam konteks lebih luas, pekerjaan supervisi mengemban juga fungsi kontrol
manajemen kegiatan konstruksi. Sebelum memeriksa hasil pekerjaan, perlu
diperiksa dahulu persiapan kerjanya. Persiapan pekerjaan yang dilakukan
setengah-setengah atau dengan cara perencanaan yang mendadak akan
mengakibatkan hasil kerja yang tidak memuaskan. Untuk menanggulangi
masalah ini, Pengawas lapangan perlu menerapkan sistim kontrol yang
sistimatik di lapangan.
Kontrol yang sistimatik terhadap kegiatan di lapangan memiliki tiga tujuan, yaitu
:
Kegiatan pokok yang perlu dikontrol pada waktu peninjauan di lapangan, yaitu :
Merencanakan dan membangun adalah suatu aktifitas yang dinamis, dan yang
dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor. Karena itu network/scurve chart
yang telah disetujui sebagai pegangan untuk pelaksanan harus secara periodik
atau sesuai kondisi dicheck kembali :
- 1-2 minggu untuk aktivitas yang kritis atau bisa kurang dari 1
minggu;
- 2-4 minggu untuk aktivitas-aktivitas yang tidak kritis.
2) Cara mengontrol
Semua material dari setiap bagian pekerjaan akan di inspesikan oleh konsultan.
Staf anggota team konsultan setiap saat akan membuat rencana untuk
menginspeksi material yang akan digunakan berdasarkan atas jadwal kerja
Penyedia Jasa Pemborongan. Walaupun bahan-bahan yang disimpan telah
disetujui sebelum penyimpanan, namun dapat diperiksa ulang dan ditest
Usulan Teknis 7-9
kembali oleh konsultan. Material yang akan digunakan harus ditest di
laboratorium untuk mendapat persetujuan dari konsultan, jenis dan jumlah test
seperti yang disebutkan dalam spesifikasi.
Buku direksi
Time schedule
Mco (Mutual Check Awal)
Request dan shop drawing
Laporan mingguan
Record cuaca
Photo dokumentasi
Change order
Addendum
Monthly certificate (MC)
PHO (Provisional Hand Over)
Dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan.
Di dalam pekerjaan, alat berat, tenaga kerja dan jumlah jam kerja per hari
adalah sangat erat sekali hubungannya dengan waktu pelaksanaan
penyelesaian pekerjaan. Berikut ini dijelaskan bagaimana pengendalian waktu
perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi perpanjangan waktu yang tidak
perlu yang akan memboroskan waktu, tenaga dan biaya.
Usulan Teknis 7 - 11
Sebelum pekerjaan dimulai konsultan akan mengecek schedule pelaksanaan
yang dibuat Penyedia Jasa Pemborongan. Apakah rencana kerja progres
pekerjaan yang ditargetkan sudah layak dan realistis. Misalnya dalam musim
hujan, target pekerjaan lebih kecil bila dibandingkan pada musim kemarau
untuk pekerjaan saluran dengan kondisi kerja yang sama. Kemudian dicek juga
apakah construction methode dan urutan kerja Penyedia Jasa Pemborongan
sudah sistematis, konsepsional dan benar ?
Untuk rencana sekian jam kerja per hari, apakah mampu alat tersebut
menghasilkan produk sesuai volume yang ditargetkan ? Bila tidak tercapai,
perlu diambil tindakan-tindakan, antara lain : menambah jumlah alat atau
menambah jam kerja/over time, sedemikian rupa sehingga volume pekerjaan
yang direncanakan bisa diselesaikan dalam waktu yang ditentukan.
Demikian juga tenaga kerja, untuk suatu pekerjaan diperlukan tenaga kerja
yang mencukupi, sehingga pekerjaan akan bisa dikerjakan oleh tenaga kerja
sesuai dengan jadwal/waktu yang ditentukan. Bila kondisi pekerjaan diperkiraan
tidak bisa diselesaikan, maka tenaga kerja perlu ditambah atau kerja dua shift
atau kerja lembur/over time. Dengan tenaga kerja yang cukup dan jam kerja
yang cukup/efektif, maka pelaksanaan pekerjaan diharapkan bisa tepat waktu
sesuai yang ditargetkan.
Penyelesaian suatu pekerjaan sangat tergantung pada jam kerja per hari.
Jumlah jam kerja yang sedikit akan menghasilkan produk yang lebih kecil
dibandingkan bila jam kerja per harinya lebih banyak.
Usulan Teknis 7 - 12
Jam kerja perlu disesuaikan dengan kapasitas alat, tenaga kerja, sedemikian
rupa sehingga volume pekerjaan yang ditargetkan bisa diselesaikan. Kalau
suatu pekerjaan tidak bisa diselesaikan dalam satu hari siang, maka perlu
untuk kerja malam/ over time.
Biaya pekerjaan
Estimated Quantity/Volume Pekerjaan
Harga satuan pekerjaan
Dalam tahap pembayaran akhir, perlu diperiksa dan dievaluasi kuantitas yang
telah dibayar sebelumnya, sehingga kuantitas/volume yang dibayar dalam
pembayaran akhir merupakan final quantity yang benar.
Bila pekerjaan ini berada di lokasi atau menimbulkan volume lalu lintas yang
cukup padat, diperlukan pengaturan lalu lintas dan metoda pelaksanaan yang
lebih khusus dan teliti, baik pada saat pelaksanaan pekerjaan survey maupun
pada saat pelaksanaan pekerjaan konstruksinya, agar lalu lintas yang ada tetap
terjaga kelancarannya dan pemakai jalanpun merasa aman melewatinya.
Manfaat yang didapatkan pada pemeliharaan lalu-lintas yang baik selama
pelaksanaan memberikan keselamatan dan kenyamanan lalu lintas yang lebih
baik pula.
1) Pelayanan umum
1. Mengurangi kemacetan
Usulan Teknis 7 - 15
Dalam mengatasi adanya kemacetan lalu lintas, dapat dilakukan dengan
perambuan sementara selama pelaksanaan pekerjaan dan dengan
menyiagakan satuan penanggulangan gangguan.
2) Keselamatan kerja
1. Disiplin kerja :
1. Perambuan darurat
Usulan Teknis 7 - 16
Di samping itu, diperlukan pagar pembatas antara daerah kerja dan lajur
yang beroperasi yang diletakkan sepanjang daerah kerja. Pagar
pembatas dicat dengan warna crossing “kuning-biru” dan pada setiap
jarak tertentu diberi tanda “spot light” atau cat berpendar yang bisa
terlihat bila kena sorot lampu pada malam hari. Bisa juga dengan
lampu-lampu sebagai pengganti spot light.
Aspek lain yang sangat mempengaruhi mutu akhir pekerjaan sipil ialah
kecermatan rancangan. Rancangan yang dibuat berdasarkan dana yang
tersedia dan/atau berdasarkan survey yang tidak akurat cenderung
mendapatkan lebih banyak masalah mutu dibandingkan dengan rancangan
yang secara akurat mewakili kebutuhan-kebutuhan di lapangan.
Pada format kontrak saat ini, supervisor harus membuktikan bahwa pekerjaan
Penyedia Jasa Pemborongan mengikuti standard. Ini berarti bahwa semua
pengetesan harus dibayarkan oleh Pengguna Jasa (kecuali kontrak tersebut
secara spesifik menetapkan yang sebaiknya), dengan kata lain : cadangan
anggaran untuk pengetesan merupakan persyaratan untuk lebih memperkuat
mutu.
Jaminan mutu mengarah pada kontrak lump sum (dengan harga borongan) dan
bentuk-bentuk kontrak lainnya yang tidak berdasarkan unit price, pada paket
yang lebih besar yang lebih mudah dilaksanakan dan pada pencantuman per-
syaratan testing serta kekerapan testing (yang harus dikeluarkan dari kontrak)
di dalam surat kontrak. Persyaratan testing dan kekerapannya pada dasarnya
berarti pergeseran tanggung jawab, yaitu Penyedia Jasa Pemborongan harus
membuktikan bahwa pekerjaan itu dilakukan menurut spesifikasinya, bukannya
supervisor harus membuktikan bahwa pekerjaan ada di bawah standard.
Memulai dan membentuk perubahan tanggung jawab ini bukanlah praktek yang
mudah dan cepat. Pola kerja dan prosedur yang sudah terbentuk harus
dibuang; praktek dan prosedur baru harus diambil tetapi input-input seperti
pengauditan teknis, evaluasi yang dilakukan Penyedia Jasa Pemborongan dan
lain-lain cenderung mempunyai dampak pada pendekatan masalah ini.
Pertama-tama perlu untuk memberi jalan pada publik luas dalam pemerintah
untuk melihat hasil perhitungan teknis. Yang kedua, alternatif untuk format
kontrak dan prosedur supervisi saat ini perlu ditentukan, ditest dan dibentuk.
Value engineering adalah suatu teknik manajemen yang telah teruji yang
menggunakan pendekatan sistematis dan suatu upaya yang diatur sedemikian
rupa untuk menganalisa fungsi suatu item/masalah atau sistem dengan tujuan
untuk memperoleh fungsi yang diminta dengan biaya kepemilikan total yang
Usulan Teknis 7 - 18
paling kecil, tentu saja disesuaikan dengan persyaratan permintaan
penampilan, rahabilitasi, kualitas, teknis, dan kemudahan untuk pemeliharaan
suatu pekerjaan. Program value engineering, mencari kemampuan manajemen
seseorang untuk mengadakan perubahan yang berarti dengan cara agar dapat
menemukan biaya yang tidak berguna dan menghilangkannya.
Program value engineering secara teoritis dapat digunakan kapan saja selama
siklus pelaksanaan pekerjaan. Yang paling baik adalah begitu disain akan
dimulai untuk dikerjakan, langsung dilakukan studi value engineering.
— Informasi (investigasi)
Analisa fungsi dan biaya : Apa basic fungsinya ? Apa fungsi keduanya ?
Berapa biayanya ?
Usulan Teknis 7 - 19
— Spekulasi
Spekulasi atas alternatif : Apa guna fungsi yang lainnya ? Dimana saja yang
ada ? Bagaimana fungsi akan tampil ?
— Evaluasi
Evaluasi alternatif : Apakah tiap ide dapat berjalan ? Berapa biayanya ? Apakah
tiap ide memenuhi fungsi dasar ? Alternatif mana yang terbaik ?
— Hari minggu dan hari libur resmi nasional tidak ada jam kerja, kecuali
mengejar target penyelesaian atau memindahkan alat ke lokasi lain atau
kondisi khusus.
— Setiap bulan tidak ada hari kerja selama 2 hari untuk maintenance
peralatan.
— Jam kerja normal per hari = 7 jam, dan dapat lebih bila diperlukan over
time.
— Jarak kerja akan mempengaruhi produksi alat, jumlah dump truck yang
digunakan, dan biaya alat.
Usulan Teknis 7 - 20
— Penghematan biaya operasi alat (operating cost) inilah dapat merupakan
salah satu komponen untuk value engineering, selain komponen pekerjaan
lainnya.
Tahapan Studi;
Tahapan Perencanaan;
Tahapan Pelaksanaan;
Tahapan Operasi dan Pemeliharaan.
1. Tahapan Persiapan.
2. Tahapan Koordinasi.
8.4 PENGAWASAN TEKNISPengawasan
3. Tahapan TAHAP PELAKSANAAN
Lapangan.
4. Tahapan Penyerahan Hasil.
PERSETUJUAN REQUEST
PENOLAKAN
TIDAK
1 YA 2 3
KESIAPAN PERLU/TIDAK PERIKSA
LAPANGAN BAHAN YA BAHAN
TIDAK
PENOLAKAN
YA
4
PENGAWASAN
PELAKSANAAN
YA
6
PENGESAHAN OLEH PENGAWAS YA 5
PENOLAKAN
LAPANGAN PROYEK PENGAWASAN MUTU
PERSETUJUAN MUTU
Usulan Teknis 7 - 22
5.2.1. Tahapan Persiapan
1. Penyelesaian Administrasi
5.2.2.1 Tujuan
Usulan Teknis 7 - 23
referensi berupa patok beton untuk keperluan survey dan pengukuran
pelaksanaan pekerjaan.
5.2.2.3 Output
1. Tujuan
2. Ruang Lingkup
- Pengendalian Mutu Bahan;
- Pengendalian Metode Kerja;
- Pengendalian Volume dan Gambar.
3. Metodologi
Usulan Teknis 7 - 24
untuk mengecek apakah pelaksanaan yang ada sudah sesuai dengan apa
yang tercantum pada gambar rencana dengan volume yang sesuai.
1. Output
2. Laporan harian, mingguan dan bulanan hasil uji mutu bahan.
3. Laporan harian, mingguan dan bulanan prestasi volume pekerjaan.
4. Laporan harian, mingguan dan bulanan prestasi metode pekerjaan.
5. Gambar pelaksanaan lapangan (as built drawing).
6. Perjanjian perubahan kontrak (adendum).
1. Tujuan
2. Ruang Lingkup
3. Metodologi
Jadwal ini juga mengacu kepada jadwal yang dimiliki oleh Penyedia
Jasa Pemborongan pelaksana di lapangan. Dari sini nantinya akan
dilihat perkembangan dan kecenderungan kebutuhan tenaga kerja
yang digunakan dalam pelaksanaan.
1. Output
2. Diagram jaringan (network diagram).
3. Laporan harian, mingguan dan bulanan pelaksanaan konstruksi
aktual.
4. Laporan harian, mingguan dan bulanan kedatangan bahan
bangunan.
5. Laporan harian, mingguan dan bulanan penggunaan tenaga kerja.
6. Laporan harian, mingguan dan bulanan penggunaan peralatan.
1. Tujuan
Pengawasan terhadap keadaan arus uang (cash flow) kegiatan agar dapat
memaksimalkan keuangan kegiatan yang ada untuk mencapai hasil seperti
yang diharapkan.
Usulan Teknis 7 - 26
2. Ruang Lingkup
3. Metodologi
1. Output
2. Kurva S Aktual yang dibandingkan dengan Kurva S Rencana.
3. Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran Penyedia Jasa
Pemborongan.
4. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Tambah/Kurang bila ada
perubahan pekerjaan.
1. Tujuan
2. Ruang Lingkup
1. Output
Usulan Teknis 7 - 27
Usulan Teknis 7 - 28
5.3. PEDOMAN PENGAWASAN PEKERJAAN
Dalam evaluasi gambar kerja, beberapa hal yang dijadikan perhatian adalah :
Usulan Teknis 7 - 29
3. Negatif foto dokumentasi tersebut menjadi milik Pemberi Tugas atau
Konsultan Pengawas/Pengawas Lapangan dan tidak diijinkan untuk
membuat cetakan dan negatif tanpa persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas
atau Konsultan Pengawas/Pengawas Lapangan untuk diserahkan kepada
siapa pun.
Usulan Teknis 7 - 30
5. Persyaratan bahan bangunan yang digunakan antara lain adalah :
6. Portland cement :
Usulan Teknis 7 - 31
strain) dan pelengkung untuk setiap 20 ton besi. Pengetesan dilakukan
pada laboratorium-laboratorium yang disetujui oleh Pengawas.
10. Admixture :
Untuk setiap penggunaan admixture yang dianggap perlu, Kontraktor
diminta terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Pengawas
mengenai hal tersebut.
Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama perdagangan
admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data
bahan, nama pabrik produksi, jenis bahan mentah utamanya, cara-cara
pemakaiannya, resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain yang
dianggap perlu.
Admixture yang mengandung unsur clorida, flourida, ion sulfide, ion
nitrat dan unsur-unsur lainnya yang dapat merusak bahanbahan beton
dan tulangan baja tidak boleh digunakan pada pekerjaan ini.
High-range water-reducing, jika diijinkan untuk digunakan, harus sesuai
dengan persyaratan ASTM C494 type F atau G.
Usulan Teknis 7 - 32
Papan nama proyek berisi informasi pekerjaan yang sedang dilaksanakan,
meliputi :
Papan nama proyek dibuat dari kayu dengan mutu yang baik, terbuat dari
papan dengan ukuran tebal 3 cm, lurus dan diserut rata. Papan nama proyek
dipasang tegak (tidak miring), tinggi sisi atas papan nama proyek harus sama
satu dengan lainnya.
1. Persyaratan
Pengukuran sudut prisma atau benang secara azas segi tiga phytagoras
hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Direksi
Pengawas.
Usulan Teknis 7 - 33
Kontraktor harus memasang tugu patokan dasar (bench mark) sebagai titik
acuan. Untuk patok pekerjaan, kontaktor juga harus memasang patok-patok
penuntun dan papan dasar pelaksanaan.
Letak dan jumlah patokan dasar ditentukan oleh Direksi Pengawas, minimal
diperlukan 2 buah tugu patokan dasar.
Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bisa diubah, diberi tanda yang
jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Direksi
Pengawas untuk membongkarnya.
Papan dasar pelaksanaan dipasang pada sepasang patok kayu ukuran 5/7 cm
dengan mutu yang baik. Patok kayu tersebut tertancap dalam tanah dan tidak
bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah posisinya, dengan jarak satu sama
lain maksimum 1,50 meter.
Papan dasar pelaksanaan/bouwplank dibuat dari kayu dengan mutu yang baik
yang disetujui Direksi Pengawas, dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus
dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali
dikehendaki lain oleh Direksi Pengawas.
Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cm dari sisi luar lokasi
pekerjaan.
5.3.7.1 Persyaratan
Usulan Teknis 7 - 34
2. Kontraktor harus menyerahkan rencana konstruksi acuan dan perancah
kepada Pengawas untuk memperoleh persetujuannya. Pelaksanaan
pembuatan bangunan acuan dan perancah tidak diperkenankan sebelum
gambar rencana bangunan pembentuk disetujui Pengawas.
3. Pekerjaan pengecoran tidak dapat dimulai sebelum rencana tahap-tahap,
cara–cara dan persiapan pengecoran mendapat persetujuan Pengawas.
4. Perbandingan adukan harus sesuai hasil percobaan dan persyaratan yang
diminta dan angka perbandingan adukan tersebut harus menyatakan
takaran dalam satuan isi yang dilaksanakan dalam keadaan kering tanpa
digetarkan. Alat penakar harus dibuat dengan baik, kuat dan harus
mendapatkan persetujuan Pengawas terlebih dahulu.
5. Adukan beton tersebut sudah harus terpakai dalam waktu 1 jam setelah
pengadukan dengan air dimulai. Bila digerakkan kontinyu secara mekanik,
jangka waktu tersebut bisa diperpanjang satu jam. Adukan beton tersebut
harus dicorkan sedekat-dekatnya ke tujuan secara kontinyu sampai
mencapai syarat-syarat pelaksanaan yang disetujui Pengawas.
6. Pengecoran harus dilakukan secara teliti dan harus selalu diperiksa
sehingga bisa menghasilkan bentuk permukaan serta ketinggian yang
dibutuhkan sesuai dengan gambar kerja.
7. Pelaksanaan pemadatan/penggetaran harus dilaksanakan oleh pekerja-
pekerja yang telah berpengalaman dan dilaksanakan sesuai dengan
pengarahan dan petunjuk Pengawas.
Usulan Teknis 7 - 35
hasil pelaksanaan terhadap spesifikasi teknis, gambar perencanaan atau
petunjuk Pengawas dapat menyebabkan hasil pekerjaan tersebut dibongkar
dan diperbarui kembali sesuai dengan persyaratan dan ketentuan-ketentuan
dalam persyaratan dokumen kontrak.
1. Material (bahan baku) yang digunakan harus baru dan mempunyai nilai
kualitas nomor satu bebas dari cacat dan ketidak sempurnaan, serta sesuai
dengan tingkatan klasifikasi pada desain.
2. Semua pengadaan komponen ukuran, dimensi dan spesifikasinya harus
sesuai dengan gambar desain yang telah disetujui pemilik proyek. Untuk
semua komponen mekanik lainnya seperti ulir baut, mur dan pipa harus
dalam ukuran matriks.
3. Semua hasil pengecoran harus memenuhi persyaratan ketebalan, bebas
terhadap porosity, blow holes, shrinkage, crack dan lain-lain. Kesalahan
pengecoran tidak boleh diperbaiki dengan cara penambahan atau
pengelasan tanpa ijin dari Pemilik Proyek.
5.3.8.2 Pabrikasi
5.3.8.3 Pengelasan
Usulan Teknis 7 - 36
Kontraktor diwajibkan menyerahkan prosedur pengelasan untuk disetujui oleh
pihak proyek sama dengan yang ada didalam gambar. Ukuran dan tipe las
yang dibutuhkan harus diperlihatkan dalam gambar kontraktor.
Kualifikasi operator las (tukang las) yang akan melakukan pekerjaan harus
mempunyai kartu rekam (pass) selama 6 bulan sesuai dengan JIS Z 3801 atau
yang setara. Kontraktor harus menyerahkan (3) tiga salinan sertifikat laporan
hasil tes las specimen pada tes kualifikasi. Bila pihak proyek meragukan
sertifikat para operator las yang diajukan kontraktor maka pihak proyek berhak
untuk meminta tes kualifikasi ulang. Semua biaya tersebut ditanggung oleh
kontraktor.
Kawat las yang digunakan harus mengacu pada JIS Z 3211 atau 3212, Low
hidrogen type covering atau yang setara. Kawat las tahan karat (stainless) yang
digunakan pada bagian di dalam air untuk pelindung atau penyambungan harus
menggunakan chromium nickel. Tipe, komposisi kimia dan JIS atau acuan
standar untuk kawar las yang akan digunakan harus mendapat persetujuan dari
pihak proyek.
5.3.8.4 Pengecatan
Pemilihan cat dan warna yang akan digunakan harus di setujui oleh proyek dan
kontraktor harus mengusulkan merk cat dan warna, dengan menyerahkan
contoh warna termasuk spesifikasi cat untuk setiap lapisan sampai dengan
lapisan cat terakhir.
Agar tujuan dan sasaran pekerjaan dapat dicapai sebagaimana yang diharapkan,
maka program kerja akan disusun secara sistematis dan dilaksanakan
berdasarkan urutan pekerjaan efektif dan waktu pelaksanaannya. Untuk
mendapatkan efektivitas yang tinggi atas input konsultan, dengan menggunakan
Usulan Teknis 7 - 37
sumber daya yang tersedia secara efisien, dibutuhkan suatu perencanaan dan
pelaksanaan sistem layanan konsultansi yang ketat. Hanya dengan cara ini
kualitas maupun kuantitas pekerjaan dapat dikontrol, seraya menghindari beban
pekerjaan puncak yang cukup besar. Beban puncak dalam pekerjaan
memerlukan mobilisasi staf tambahan dan pengenalan terhadap pekerjaan.
Aktivitas yang mengakibatkan berkurangnya kualitas pekerjaan diupayakan
untuk dihindari.
5.4.2. Koordinasi
Usulan Teknis 7 - 38
Dalam rangka menunjang pelaksanaan pekerjaan, konsultan akan melakukan
koordinasi secara rutin dengan Pemimpin Pekerjaan, unsur pekerjaan, instansi
terkait dan koordinasi intern konsultan.
1. Pemimpin Pekerjaan
2. Unsur Pekerjaan
3. Instansi Terkait
4. Intern Konsultan
Laporan bulanan.
Aktivitas yang sudah dan akan dilaksanakan.
Masalah lapangan dan pemecahannya.
Usulan Teknis 7 - 39
Penjelasan dan diskusi teknis untuk menunjang kelancaran
pekerjaan.
2. Profesional staf Konsultan akan melakukan kunjungan setiap hari atau
secara berkala ke lapangan pada waktu pekerjaan berjalan untuk
meyakinkan bahwa pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan kontrak.
3. Sub profesional staf akan melaksanakan inspeksi harian untuk
meyakinkan bahwa material, tenaga kerja dan hasil pekerjaan fisik
sesuai dengan dokumen kontrak dalam hal mutu, volume dan waktu.
4. Pertemuan-pertemuan khusus antara team leader dengan team atau
antar staf Konsultan dengan frekwensi yang cukup atau sesuai
kebutuhan, agar terjadi komunikasi, koordinasi, informasi yang baik.
1. 1. Persiapan lapangan
Pada tahap persiapan di lapangan, tim konsultan akan mengawasi dan mencek
aktivitas-aktivitas konstruksi seperti yang dijabarkan berikut ini :
Usulan Teknis 7 - 41
Persiapan form-work.
Mengecek jadual Penyedia Jasa Pemborongan.
Persiapan konstruksi.
4. Pengawasan mutu
5. Pengawasan kuantitas
6. Catatan-catatan teknis
5.4.4. Pelaporan
Merupakan resume Laporan Mingguan per bulan, yang berisi antara lain :
permasalahan yang terjadi di lapangan perbulan, usulan pemecahan dan tindak
lanjut, kemajuan pekerjaan konstruksi di lapangan tiap akhir bulan. Laporan ini
diserahkan kepada Pemberi Tugas setiap akhir bulan.
Usulan Teknis 7 - 43
Berisi uraian lengkap mengenai kegiatan pengawasan, dengan lampiran :
Usulan Teknis 7 - 44
TEAM LEADER
Ir. RUDJI HANTORO
Inspector Mekanikal/Elektrikal
MUHAMMAD IKHWAN, ST
2. Konsultan
3. Narasumber
Uraian tugas dan tangung jawab masing-masing tenaga ahli untuk pelaksanaan
pekerjaan adalah sebagai berikut :
Usulan Teknis 7 - 46
10. Menelaah gambar dan desain yang ada dan memantau penerapannya;
11. Mengesahkan semua pembayaran sesuai dengan kemajuan pekerjaan;
12. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dalam perubahan pekerjaan
(contract change order’s) dengan pihak perencana untuk mendapat
persetujuan dalam bentuk Justifikasi Teknis;
13. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atas keberatan, permintaan
perubahan dan klaim pekerjaan yang diajukan oleh Penyedia Jasa
Pemborongan dalam bentuk Justifikasi Teknis;
14. Menelaah, mengevaluasi dan merekomendasikan persetujuan terhadap
usulan penggunaan bahan, peralatan dan pekerjaan yang disubkontrakkan
oleh Penyedia Jasa Pemborongan;
15. Mempersiapkan notulen rapat;
16. Membantu dan membuat rekomendasi tanggal PHO dan FHO setelah masa
Jaminan Pemeliharaan serta mempersiapkan daftar kekurangan dan
kerusakan .
2. Tenaga Administrasi
Tugas dan kewajiban Operator komputer/Administrator adalah sebagai
berikut:
Pengadministrasian dan pengarsipan data baik surat menyurat dan
data pelaporan.
Membuat laporan pengawasan atas dasar hasil monitoring di lapangan
yang dilakukan oleh pengawas.
Mengoperasikan komputer untuk kelancaran kegiatan pengawasan.
Tugas dan tanggung jawab Operator Komputer/administrator tidak
terbatas sesuai dengan pemenuhan dalam optimal pelaksanaan pekerjaan
Usulan Teknis 7 - 48
Usulan Teknis 7 - 49
KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN
(DAFTAR PERSONIL)
Tenaga Pendukung
Usulan Teknis 7 - 51
JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI
Masukan Personil
No. Nama Personil Orang Bulan
1 2 3 4 5
1 BASRIANSYAH, ST 5
4 MUHAMMAD IKHWAN, ST 1
Total 21
Usulan Teknis 7 - 52
5.5.4. Peralatan Pendukung
Konsultan akan menyediakan peralatan kantor dan lapangan selama periode kontrak, yang
digunakan untuk kelancaran operasional pekerjaan. Peralatan itu antara lain :
Personal computer,
Meja Gambar,
Printer,
Kamera/ Video Kamera,
Alat komunikasi (telepon dan Fax), serta
Alat tulis kantor (ATK).
Untuk menujang kelancaran dan efektifitas kerja, Konsultan juga sudah memiliki fasilitas,
peralatan dan perlengkapan kantor yang memadai seperti yang dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Data Peralatan Dan Perlengkapan Kantor.
Usulan Teknis 7 - 53