Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN HASIL KEGIATAN STUDI TOUR

UNIVERSITAS GADJAH MADA (UGM), KOMPLEK PEGUNUNGAN

DIENG-SEMARANG, KRATON JOGJAKARTA, CANDI PRAMBANAN,

CANDI BOROBUDUR DAN MALIOBORO

Laporan Ini dibuat Sebagai Persyaratan Untuk

Mengikuti Ujian Nasional SMA Negeri 1 Ciomas

Oleh :

FARHAN BINA
NIS. 15160078

KELAS / KELOMPOK : XI IPS / 15

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROVINSI BANTEN
SMA NEGERI 1 CIOMAS
TAHUN 2017
LAPORAN HASIL KEGIATAN STUDY TOUR

UNIVERSITAS GADJAH MADA (UGM), PEGUNUNGAN DIENG,

KRATON JOGJAKARTA, CANDI PRAMBANAN, CANDI

BOROBUDUR, DAN MALIOBORO

Laporan Ini dibuat Sebagai Persyaratan Untuk


Ujian Nasional SMA Negeri 1 Ciomas

Oleh :

FARHAN BINA
NIS. 15160078

KELAS / KELOMPOK : XI IPS / 15

Pembimbing Mengetahui,
Kepala Sekolah

DEWI KANIA, S.Pd Drs. Aan Hernawan, M.Pd


NIP. 196501051993031004

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan limpahan karunia-

Nya Karya Tulis Ilmiah sederhana ini dapat terselesaikan secara maksimal dan

didukung oleh keluarga saya,bapak dan ibu guru panitia penyelenggara karya

wisata serta Ibu DEWI KANIA, S.Pd selaku pembimbing,telah memberikan

banyak inspirasi untuk penulisan karya tulis ilmiah ini.

Karya wisata ini memberikan banyak sekali tambahan wawasan dan

pengetahuan kepada siswa siswi SMA N 1 Ciomas, khususnya bagi saya selaku

penulis.

Saya menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman saya

tentang kota yogyakarta, menjadikan keterbatasan saya pula untuk memberikan

penjabaran yang lebih dalam tentang masalah ini.Oleh karena itu kritik dan saran

dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi

kesempurnaan karya tulis ini.

Demikian persembahan karya tulis ini semoga bermanfaat dan

memberikan kesan positif terhadap pembaca.

Ciomas, …………. 2017

Penulis.

ii
DAFTAR ISI

JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................... 2
C. Manfaat ................................................................................................. 2
D. Waktu Dan Tempat ............................................................................... 2
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 3
A. HASIL ................................................................................................... 3
1. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ............................................ 3
2. Komplek Pegunungan Dieng Semarang ......................................... 3
3. Keraton Jogjakarta dan Malioboro ................................................... 3
4. Candi Prambanan dan Candi Borobudur .......................................... 3
B. PEMBAHASAN ................................................................................... 4
1. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ............................................ 4
2. Komplek Pegunungan Dieng Semarang ........................................ 6
3. Keraton Jogjakarta dan Malioboro .................................................. 8
4. Candi Prambanan dan Candi Borobudur ....................................... 12
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 16
A. Kesimpulan ......................................................................................... 16
B. Saran .................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 17

LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 18

Gambar Photo ................................................................................................ 18

Peta .................................................................................................................. 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Yogyakarta atau Jogja adalah sebuah kota beserta merangkap sebagai
ibukota provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Jogja terletak dipulau
jawa yang berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Tengah dan berbatasan
dengan samudra Hindia. Kota Jogja sering disebut juga sebagai kota budaya
dan pelajar.
Yogyakarta adalah kota yang terkenal akan sejarah dan warisan
budayanya. Yogyakarta merupakan pusat kerajaanMataram (1575-1640), dan
sampai sekarang ada Kraton (Istana) yang masih berfungsi dalam arti yang
sesungguhnya. Yogyakarta juga memiliki banyak candi berusia ribuan tahun
yang merupakan peninggalan kerajaan-kerajaan besar jaman dahulu, di
antaranya adalah Candi Borobudur yang dibangun pada abad ke-9 oleh
dinasti Syailendra.Selain warisan budaya, Yogyakarta memiliki panorama
alam yang indah dan atmosfir kesenian yang sangat kental didalamnya.
Dalam hal kebudayaan propinsi Yogyakarta masih sangat kental dengan
budaya Jawanya. Dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya seolah tak
terpisahkan dan sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat setempat.
Tempat-tempat pariwisatanya pun juga sangat mengesankan. Tak ayal turis
mancanegara banyak yang singgah di tengah-tengah pulau jawa yang eksotik
ini. Karena itulah sudah sepantasnya generasi muda khususnya siswa SMAN
1 Ciomas berkunjung untuk menimba ilmu ke Yogyakarta. Paling tidak bisa
mengetahui sedikit seluk beluk mengenai Yogyakarta. Karena itulah kita
sebagai generasi muda sangat tidak etis jika kita tidak pernah berkunjung ke
Yogyakarta dan tidak mengenal history tentang jogja,karena jogja
mempunyai sejarah yang panjang dalam terbentuknya pemerintahan NKRI
mulai zaman kerajaan sampai sekarang . Jogja tetap istimewa dimata dunia .

1
B. Tujuan Penulisan
 Menambah ilmu pengetahuan, wawasan yang umum dan luas.
 Mengenal tempat-tempat wisata di jogja yang indah dan dipelihara di
Indonesia.
 Mengetahui asal usul dari tempat-tempat wisata di jogja.
 Menumbuhkan rasa cinta tanah air

C. Waktu dan Tempat

a) Waktu

dilaksanakan pada hari sabtu Tanggal 14 Januari 2017 sampai dengan

Rabu tanggal 18 Januari 2017

b) Tempat

Tempat yang dikunjungi saat berwisata kejogja yaitu :

1. Universitas Gadjah Mada (UGM)

2. Komplek Pegunungan Dieng Semarang

3. Keraton Jogjakarta

4. Malioboro

5. Candi Prambanan, dan

6. Candi Borobudur

2
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

UNIVERSITAS GADJAH MADA KOMPLEK PEGUNUNGAN DIENG

KERATON YOGYAKARTA MALIOBORO

CANDI PRAMBANAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

3
B. Pembahasan

1. UNIVERSITAS GADJAH MADA


a. Lokasi

Kampus UGM Yogyakarta atau


Universitas Gajah Mada terletak di Jl.
Sosio Humaniora No. 1 Bulaksumur
Yogyakarta Kode Pos 55281 Indonesia.
Kampus yang termasuk kampus tertua
diindonesia ini didirikan pada tanggal 19
Desember 1949. Pada awal pendiriannya kampus ini hanya
mempunyai 6 fakultas saja .
b. Sejarah

Nama Gadjah Mada berawal dari dibentuknya Balai Perguruan


Tinggi Gadjah Mada yang terdiri dari Fakultas Hukum dan Fakultas
Kesusasteraan. Pendirian diumumkan di Gedung KNI Malioboro pada
tanggal 3 Maret 1946 oleh Mr. Boediarto, Ir. Marsito, Prof. Dr. Prijono,
Mr. Soenario, Dr. Soleiman, Dr. Buntaran dan Dr. Soeharto.

Sejak 4 Januari 1946 Soekarno dan Hatta memindahkan ibukota Republik


Indonesia ke Yogyakarta. Dengan maraknya pertempuran antara pejuang
kemerdekaan dan Sekutu serta NICA di Jakarta dan Bandung, maka
Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandung ikut pindah ke Yogyakarta.

Tanggal 1 November 1949, di Kompleks Peguruan Tinggi Kadipaten,


Yogyakarta, berdiri kembali Fakultas Kedokteran Gigi dan Farmasi,
Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran. Pembukaan ketiga fakultas
ini dihadiri oleh Presiden Soekarno. Pada upacara pembukaan diadakan
sebuah renungan bagi para dosen dan mahasiswa yang telah gugur dalam
peperangan melawan Belanda, yaitu: Prof. Dr. Abdulrahman Saleh, Ir.
Notokoesoemo, Roewito, Asmono, Hardjito dan Wurjanto.

4
Tanggal 2 November 1949, Fakultas Teknik, Akademi Ilmu Politik serta
Fakultas Hukum dan Fakultas Kesusasteraan yang berada di bawah
naungan Yayasan Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada ikut diresmikan.
Tanggal 3 Desember 1949 dibuka Fakultas Hukum di Yogyakarta dengan
pimpinan Prof. Drs. Notonagoro, S.H.. Fakultas ini merupakan pindahan
Sekolah Tinggi Hukum Negeri Solo.
Akhirnya tanggal 19 Desember 1949, lahirlah Universitas Gadjah Mada
dengan enam fakultas. Menurut Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun
1949, keenam fakultas tersebut adalah:
1. Fakultas Teknik (di dalamnya termasuk Akademi Ilmu Ukur dan
Akademi Pendidikan Guru Bagian Ilmu Alam dan Ilmu Pasti);
2. Fakultas Kedokteran, yang di dalamnya termasuk bagian Farmasi,
bagian Kedokteran Gigi dan Akademi Pendidikan Guru bagian
Kimia dan limu Hayat;
3. Fakultas Pertanian di dalamya ada Akademi Pertanian dan
Kehutanan;
4. Fakultas Kedokteran Hewan;
5. Fakultas Hukum, yang di dalamnya termasuk Akademi Keahlian
Hukum, Keahlian Ekonomi dan Notariat, Akademi Ilmu Politik dan
Akademi Pendidikan Guru Bagian Tatanegara, Ekonomi dan
Sosiologi;
6. Fakultas Sastra dan Filsafat, yang di dalamnya termasuk Akademi
Pendidikan Guru bagian Sastra.
Sebagai Rektor yang pertama (Presiden) ditetapkan Prof. Dr. M.
Sardjito. Pada saat yang sama juga ditetapkan Senat UGM dan
Dewan Kurator UGM. Dewan Kurator UGM terdiri dari Ketua
Kehormatan Sri Sultan Hamengkubuwono IX, dan Ketua adalah Sri
Paku Alam VIII, seorang wakil ketua dan anggota.

5
Visi dan Misi Universitas Gadjah Mada
Visi :
Menjadi universitas riset kelas dunia yang unggul, mandiri, bermartabat,
dan dengan dijiwai Pancasila mengabdi kepada kepentingan dan
kemakmuran bangsa.
Misi :
1. Meningkatkan kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat berkelas dunia, beridentitas kerakyatan serta membangun
sosio-budaya Indonesia (Misi Khusus)
2. Menuntaskan transisi UGM menjadi universitas yang mandiri dan
mempunyai tata kelola yang baik (Good University Governance). (Misi
Khusus)
3. Melaksanakan pembelajaran dan pengabdian berbasis riset (Misi Umum)

2. KOMPLEK PEGUNUNGAN DIENG SEMARANG

a. Lokasi

Kawasan dieng plateau ( 2.093 m dpl


) terletak di antara dua kabupaten (
Banjarnegara-Wonosobo ) yaitu desa
dieng kulon dan dieng wetan Dengan
suhu rata-rata 15-20 celcius bahkan
bisa mencapai 0 C seperti di musim kemarau antara juli-agustus Akses
mudah menuju ke kawasan dieng plateau bisa melalui kota Wonosobo
dan Banjarnegara atau dari kota pekalongan ( jalur pantura )

Geografis
Secara Geografis dieng terletak di 7'12 Lintang Selatan dan 109'54
Bujur Timur dengan titik latitude : -7.204502 | Longitude :
109.908312.

6
b. Sejarah

Dataran Tinggi Dieng merupakan dataran tinggi yang tertinggi

kedua didunia setelah Tibet / Nepal, dan yang terluas di Pulau Jawa.

Dieng terletak pada posisi geografis 7’ 12’ Lintang Selatan dan 109 ‘

54’ Bujur Timur, berada pada ketinggian 6.802 kaki atau 2.093 m dpl.

Secara administratif, Dieng mencakup Desa Dieng Kulon, Kecamatan

Batur, Kabupaten Banjarnegara. Dan Dieng Wetan, Kecamatan

Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Hingga tahun 1990-an wilayah ini

tidak terjangkau listrik dan merupakan salah satu wilayah paling

terpencil di Jawa Tengah.

c. Tempat Wisata Dieng

1. Telaga Warna
Telaga warna adalah salah satu landmark dari wisata Dieng
Wonosobo. Nama Telaga Warna diambil karena telaga ini memiliki warna
yang berbeda-beda. Telaga Warna ini memiliki legenda tersendiri.
Menurut legenda warga sekitar, warna yang muncul di permukaan
telaga tersebut karena zaman dahulu kala ada cincin milik bangsawan yang
jatuh ke dalam telaga tersebut. Secara ilmiah, warna yang berbeda dari
telaga tersebut karena adanya pembiasan cahaya pada endapan belerang di
dasar telaga.
2. Candi Dieng
Candi adalah sebuah simbol kepariwisataan di Dieng. Candi
jugalah yang membuat Dieng menjadi tempat yang sakral. Di sini terdapat
banyak Candi Hindu yang tersebar di berbagai lokasi.
Candi-candi yang terdapat di Dieng diberi nama sesuai dengan
tokoh Mahabarata. Ada Candi Bima, Arjuna, Gatot Kaca, Srikandi, dan

7
lain-lain. Model bangunan candi di sini mengikuti bentuk candi di India
dengan ciri khas arca dan relief yang menghiasi bangunan candi.
3. Bukit Sikunir
Ingin melihat sunrise? Anda bisa datang ke Bukit Sikunir. Bukit ini
adalah bukit yang terkenal di kalangan wisatawan sebagai tempat berburu
sunrise. Bukit Sikunir terletak di Desa Sembungan yang merupakan desa
tertinggi di Jawa Tengah.
Bukit Sikunir berada pada ketinggian 2.200 mdpl. Dinamakan
bukit Sikunir karena bukit ini banyak membuat wisatawan ketagihan
berburu sunrise. Warna sinar matahari yang kekuningan seperti kunir
membuat masyarakat setempat menamainya sikunir. Kunir adalah
bahasa Jawa dari kunyit.
3. KRATON JOGJAKARTA DAN MALIOBORO
A. Kraton Jogjakarta
1) Lokasi
Keraton Yogyakarta berlokasi di pusat kota Yogyakarta. Halaman
depan Keraton berupa Alun-alun Utara Yogyakarta dan halaman
belakang Keraton berupa Alun-alun Selatan Yogyakarta, Alamat Jl.
Rotowijayan 1, Yogyakarta 55133, Indonesia
2) Sejarah
Keraton Yogyakarta mulai
didirikan oleh Sultan Hamengku
Buwono I beberapa bulan pasca
Perjanjian Giyanti pada tahun 1755.
Lokasi keraton ini konon adalah bekas
sebuah pesanggarahan yang bernama Garjitawati. Pesanggrahan ini
digunakan untuk istirahat iring-iringan jenazah raja-raja Mataram
(Kartasura dan Surakarta) yang akan dimakamkan di Imogiri. Versi
lain menyebutkan lokasi keraton merupakan sebuah mata air, Umbul
Pacethokan, yang ada di tengah hutan Beringan. Sebelum menempati
Keraton Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono I berdiam

8
di Pesanggrahan Ambar Ketawang yang sekarang termasuk wilayah
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.
Secara fisik istana para Sultan Yogyakarta memiliki tujuh
kompleks inti yaitu Siti Hinggil Ler (Balairung Utara),
Kamandhungan Ler (Kamandhungan Utara), Sri Manganti, Kedhaton,
Kamagangan, Kamandhungan Kidul (Kamandhungan Selatan), dan
Siti Hinggil Kidul (Balairung Selatan). Selain itu Keraton Yogyakarta
memiliki berbagai warisan budaya baik yang berbentuk upacara
maupun benda-benda kuno dan bersejarah. Di sisi lain, Keraton
Yogyakarta juga merupakan suatu lembaga adat lengkap dengan
pemangku adatnya.

B. Malioboro

1) Lokasi

Kawasan Malioboro terletak di Jl. Malioboro, Kota Yogyakarta, DIY,


Indonesia. Berjarak sekitar 800 m dari Keraton Ngayogyakarto.

2) Sejarah

Pada awal abad 19, pemerintahan


Kolonial Hindia Belanda
membangun Malioboro sebagai kawasan pusat
perekonomian dan pemerintahan.

Malioboro merupakan kawasan perbelanjaan yang legendaris yang


menjadi salah satu kebanggaan kota Yogyakarta. Penamaan Malioboro
berasal dari nama seorang anggota kolonial Inggris yang dahulu pernah
menduduki Jogja pada tahun 1811 – 1816 M yang bernama Marlborough

Kolonial Hindia Belanda membangun Malioboro di pusat kota


Yogyakarta pada abad ke-19 sebagai pusat aktivitas pemerintahan dan

9
perekonomian. Secara simbolis juga bermaksud untuk menandingi kekuasaan
Keraton atas kemegahan Istananya yang mendominasi kawasan tersebut.

Untuk menunjang tujuan tersebut maka selanjutnya Kolonial Belanda


mendirikan:

 Benteng Vredeburg, ( didirikan pada tahun 1765. Sekarang benteng


tersebut dikenang menjadi sebuah museum yang di buka untuk wisata
publik )
 Istana Keresidenan Kolonial ( sekarang menjadi Istana Presiden
Gedung Agung di tahun 1832M )
 Pasar Beringharjo, Hotel Garuda ( dahulu sebagai tempat menginap
dan berkumpul para elit kolonial.
 Kawasan Pertokoan Malioboro ( menjadi pusat perekonomian
kolonial )
Bangunan-bangunan bersejarah yang terletak di kawasan Malioboro
tersebut menjadi saksi bisu perjalanan kota ini dari masa ke masa.

Malioboro menyajikan berbagai aktivitas belanja, mulai dari bentuk


aktivitas tradisional sampai dengan aktivitas belanja modern. Salah satu cara
berbelanja di Malioboro adalah dengan proses tawar-menawar terutama untuk
komoditi barang barang yang berupa souvenir dan cenderamata yang
dijajakan oleh pedagang kaki lima yang berjajar di sepanjang trotoar jalan
Malioboro. Berbagai macam cederamata dan kerajinan dapat anda dapatkan
disini seperti kerajinan dari perak, kulit, kayu, kain batik, gerabah dan
sebagainya.

Kawasan Malioboro dekat dengan obyek wisata sejarah lainya yang


sangat banyak menyimpan cerita sejarah yang menarik. Setelah anda
berbelanja di Malioboro anda bisa meneruskan mengunjungi obyek wisata
lain yang jaraknya cukup dekat. Tempat dan obyek wisata tersebut seperti
berwisata arsitektur peninggalan kolonial Belanda dan wisata belanja
tradisional lainnya. Obyek wisata sejarah yang berdekatan dengan Malioboro

10
seperti : Keraton Yogyakarta, Alun-alun Utara, Masjid Agung, Benteng
Vredeburg, Museum Sonobudoyo dan Kampung Kauman.

Wisata Arsitektur peninggalan kolonial di Yogyakarta yang masih bisa


disaksikan seperti Gedung Siciatet ( sekarang menjadi Taman Budaya ), Bank
Indonesia, Hotel Inna Garuda dan Bank BNI’46. Sedangkan wisata belanja
tradisional yang cukup berdekatan dengan Malioboro terdapat di Pasar
Ngasem dan Pasar Beringharjo. Terdapat juga perpustakaan umum milik
Pemerintah Provinsi DIY bagi wisatawan yang gemar membaca.
Wisatawan juga dapat menyaksikan kekhasan lain dari Malioboro seperti
puluhan andong dan becak yang parkir berderet disebelah kanan jalan pada
jalur lambat Malioboro. Sedangkan pada sebelah kiri jalan wisatawan dapat
melihat ratusan kendaraan bermotor yang diparkir berjajar yang menjadi
tanda bahwa Malioboro merupakan kawasan yang banyak menyedot para
pengunjung.

Aktivitas wisatawan di Malioboro tidak hanya pada siang hari saja, akan
tetapi di kawasan Malioboro ini aktivitas wisata akan terus berlanjut dengan
adanya nuansa makan malam yang disediakan warung-warung yang
bermunculan pada malam hari, terutama setelah pukul 21.00 WIB. Sambil
menyantap hidangan di warung lesehan Malioboro, wisatawan akan dihibur
oleh musisi jalanan yang mengunjungi lesehan tersebut sambil mengalunkan
lagu-lagu tertentu.

3) Akses
Malioboro merupakan kawasan wisata yang menjadi andalan dari kota
yogyakarta sehingga banyak cara untuk sampai ketempat ini. Dari Terminal
Giwangan atau halte yang tersebar di kota Yogyakarta menggunakan bus kota
jalur 4 dan bus Transjogja trayek 3A atau 3B.
Wisatawan juga bisa menggunakan jasa taksi dengan memesan via telepon
maupun bisa mencegatnya di pinggir jalan. Bisa juga menggunakan andong
atau becak sambil menikmati suasana kota Yogyakarta.

11
4) Harga Tiket
Kawasan Malioboro merupakan tempat umum sehingga wisatawan tidak
dikenakan biaya, hanya dikenakan biaya perkir kendaraan.
5) Fasilitas
Fasilitas dan akomodasi sebagai sarana penunjang yang mendukung sektor
kepariwisataan di tempat ini sudah sangat lengkap. Hotel berbintang lima
sampai dengan hotel kelas melati, Rumah makan pun banyak tersebar di
wilayah ini dengan menu dan selera yang sangat beragam
Fasilitas lain berupa tempat ibadah, polisi pariwisata, pos informasi, kios
money changer, ATM, warnet, tampat parkir dan lain-lain. Tersedia juga kios
yang menyediakan oleh –oleh makanan khas Yogyakarta.
4. CANDI PRAMBANAN DAN CANDI BOROBUDUR

A. Candi Prambanan

1) Lokasi

Candi Prambanan terletak di lingkungan


Taman Wisata Prambanan tepatnya dengan
Koordinat Candi Prambanan 7°45′06.96″ S
dan 110°29′28.20″ E (sumber google earth).
kurang lebih 17 km ke arah timur dari
Yogyakarta, tepatnya di Desa Prambanan Kecamatan Bokoharjo.
Sebagian dari kawasan wisata yang yang terletak pada ketinggian 154
m di atas permukaan laut ini termasuk dalam wilayah Kabupaten
Sleman.Letaknya sangat unik, Candi Prambanan terletak di wilayah
administrasi desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman, sedangkan pintu
masuk kompleks Candi Prambanan terletak di wilayah adminstrasi
desa Tlogo, Prambanan, Klaten.

2) Sejarah

12
Berdasarkan Prasasti Siwagrha, sejarah candi Prambanan dibangun
pada sekitar tahun 850 Masehi oleh raja-raja dari Dinasti Sanjaya
tepatnya oleh Rakai Pikatan yang kemudian diperluas oleh Balitung
Maha Sambu pada masa kerajaan Medang Mataram. Pembangunannya
ditujukan untuk memberi pernghormatan pada Tri-Murti yakni tiga
dewa utama dalam agama Hindu. Agama Hindu mengenal Tri-Murti,
yang terdiri dari Dewa Brahmana sebagai Dewa Pencipta, Siwa sebagai
Dewa Pemusnah dan Wishnu sebagai Dewa Pemelihara.

Dalam Prasasti Siwagrha terdapat uraian mengenai peristiwa


sejarah peperangan antara Balaputeradewa dari Dinasti Sailendra
melawan Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya. Balaputeradewa yang
kalah melarikan diri ke Sumatera. Konsolidasi Dinasti Sanjaya inilah
yang menjadi permulaan dari masa pemerintahan baru yang diresmikan
dengan pembangunan gugusan candi Prambanan.

Terjadinya beberapa kali bencana alam seperti gempa bumi dan


meletusnya gunung Merapi serta adanya perpindahan pusat
pemerintahan Dinasti Sanjaya ke Jawa Timur telah menghancurkan
kompleks candi Prambanan. Candi Prambanan dikenal kembali saat
seorang Belanda bernama C.A.Lons mengunjungi pulau Jawa pada
tahun 1733 dan melaporkan tentang adanya reruntuhan candi yang
ditumbuhi semak belukar.

Bentuk Kompleks Candi Prambanan

Terdapat enam buah candi, 2 kelompok candi saling berhadapan


yang terletak pada sebuah halaman berbentuk bujur sangkar dengan
panjang sisi 110 meter. Terdapat tiga buah candi yang berisi kendaraan
ketiga Dewa Tri-Murti dihadapan ketiga candi. Ketiganya telah dipugar
dan hanya candi yang didepan candi Siwa yang masih berisi patung
kendaraan Dewa Siwa, seekor lembu yang bernama Nandi. Patung

13
angsa kendaraan Dewa Brahma serta patung garuda kendaraan Dewa
Wishnu yang menghuni kedua bilik lainnya, kini telah dipugar.

Didalam kompleks Prambanan masih berdiri candi-candi lain, yaitu


2 buah candi pengapit dengan ketinggian 16 meter yang saling
berhadapan, yang sebuah berdiri di sebelah utara dan yang lain di
sebelah selatan, 4 buah candi kelir dan 4 buah candi sudut. Halaman
dalam yang dianggap masyarakat Hindu sebagai halaman paling sakral,
terletak di halaman tengah yang mempunyai sisi 222 meter, yang pada
mulanya berisi candi-candi perwara sebanyak 224 buah berderet-deret
mengelilingi halaman dalam 3 baris. Diluar halaman tengah ini masih
terdapat halaman luar yang berbentuk segi empat dengan sisi sepanjang
390 meter

B. Candi Borobudur

1) Lokasi

Koordinat 7.608°LS 110.204°BT menunjukkan letak Candi Borobudur


dalam bujur dan lintang Bumi. Secara geografis Borobudur terletak di
wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sekitar 42 km arah barat
Yogyakarta.

2) Sejarah

Candi Borobudhur ini dibangun oleh


seseorang bernama Samaratungga,
merupakan seorang raja kerajaan Mataram
Kuni yang juga keturunan dari Wangsa
Syailendra pada abad ke-8 M. Keberadaan candi ini pertama kali
diketahui oleh Thomas Stanford Rafles sekitar tahun 1814. Ketika itu,
pertama kali candi borobudhur ini ditemukan dalam keadaan berserakan
dan terpendam tanah. Candi yang memiliki 10 tingkat ini sebenarnya
mempunyai tinggi secara keseluruhan yaitu 42 meter. Namun setelah

14
dilakukan restorasi, tinggi keseluruhan candi borobudhur ini hanya
mencapai 34,5 meter dengan luas secara keseluruhan yaitu 123x123
meter atau 15.129 m2. Setiap tingkat lantainya, dari lantai paling bawah
hingga lantai keenam berbentuk persegi, sedangkan lantai ketujuh sampai
terakhir (lantai ke sepuluh) berbentuk bulat.

Candi Borobudhur merupakan candi Buddha terbesar pada abad


ke-9 M. Menurut Prasasti Kayumwungan, candi ini terungkap dalam
pembangunannya, selesai dibuat pada 26 Mei 824, atau hampir 100 tahun
semenjak mulai awal dibangun. Konon arti dari Borobudhur itu sendiri
maksudnya gunung yang berteras-teras atau bisa juga disebut dengan
budhara. Pendapat lain tentang candi Borobudhur yaitu bahwa candi
borobudhur berarti biara yang terletak di tempat yang tinggi.

Beberapa ahli mengatakan bahwa letak Candi Borobudur berada


pada ketinggian 235 meter dari permukaan laut. Pemikiran itu
berdasarkan studi dari paraa ahli Geologi membuktikan bahwa Candi
Borobudhur pada saat itu adalah sebuah kawasan danau yang besar
sehingga sebagian besar desa-desa yang berada di sekitar Candi berada
pada ketinggian yang sama, termasuk Candi Pawon dan Candi Mendut.

Berdasarkan Prasasti tanggal 842 AD, seorang sejarawan Casparis


menyatakan bahwa Borobudhur merupakan salah satu tempat untuk
berdoa. Di mana dalam prasasti tersebut mengandung kata “Kawula i
Bhumi Sambhara” yang artinya asal kesucian dan Bhumi Sambara
merupakan nama sebuah sudut di Candi Borobudhur tersebut. Setiap
lantai pada Candi Borobudhur ini terdapat tema-tema yang berbeda
karena pada setiap tingkat tersebut melambangkan tahapan kehidupan
manusia. Hal ini sesuai dengan ajaran Buddha Mahayana bahwa setiap
orang yang ingin mencapai tingkat kesempurnaan sebagai Buddha harus
melalui setiap tahapan kehidupan. Pada setiap lantai di Candi
Borobudhur terdapat relief-relief yang bila dibaca dengan runtut akan
membawa kita memutari candi searah jarum jam.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang telah saya peroleh dari perjalanan Study Tour saya
ke Yogyakarta yaitu : Yogyakarta adalah tempat obyek wisata yang tidak
asing lagi dimata orang ataupun di berbagai manca Negara. Disitu banyak
berbagai tempat-tempat obyek pariwisata yang sangat penting, bersejarah dan
mempunyai keunikan tersendiri dengan ciri khasnya masing-masing. Tempat-
tempat obyek pariwisata tersebut misalnya: Universitar Gadjah Mada (UGM),
,Pegunungan Komplek, Dieng, Candi Prambanan, Kraton Jogjakarta
Malioboro dan lain sebagainya. Selain memiliki tempat wisata sebagai
hiburan, kota ini juga memiliki tempat – tempat wisata, pendidikan, dan
bersejarah.
B. Saran
Perjalanan wisata study tour ini sangat bermanfaat untuk siswa, sangat
baik bila terus dilaksanakan dari tahun ke tahun dengan tempat yang
berbeda; yang kaya akan sejarah dan ilmu pengetahuan agar wawasan
siswa meningkat, sebagai generasi muda dan sebagai salah satu
pengunjung di objek wisata,penulis menyarankan kepada :
 Pemerintah, khususnya pengelola objek wisata agar meningkatkan
pelayanan pada para wisatawan dan menjaga kelestarian objek-objek
wisata .Serta berinovasi agar ada penambahan wahana wisata baru untuk
mengikuti perkembangan wahana wisata diluar agar wisatawan Semakin
Tertarik Berkunjung Ke Jogjakarta karena ini merupakan devisa.
 Generasi muda Indonesia,agar mau menjaga dan melestarikan tempat-
tempat wisata terutama yang berbasis budaya dan religi. Karena Negara
kita dikenal sebagai Negara yang beranekaragam namun bisa hidup
berdampingan dengan latar belakang yang berbeda.

16
DAFTAR PUSTAKA

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan . 1995 .Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang

Disempurnakan.Jakarta: Balai Pustaka

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa . 1993 . Kamus Besar Bahasa

Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka

Sumber:

http://en.wikipedia.org/wiki/Jalan_Malioboro

www.yogyes.com

www.jogjatrip.com

www.srandilmandalagiri.blogspot.com

http://sherlystaelgasea.blogspot.co.id/2013/02/laporan-hasil-kunjungan-

karya-wisata.html

17
LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Gambar Photo

PEGUNUNGAN DIENG UNIVERSITAS GADJAH MADA

KERATON YOGYAKARTA MALIOBORO

CANDI PRAMBANAN CANDI BOROBUDUR

18
Peta

UNIVERSITAS GADJAH MADA


Komplek Pegunungan Dieng

Malioboro
Kraton Jogjakarta

Candi Prambanan Candi Borobudur

19

Anda mungkin juga menyukai