Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN (KONSEP KDM)

PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSEPSI SENSORI

BAB I

1.1 PENGERTIAN
Sensori adalah stimulus atau rangsangan yang datang dari dalam maupun luar tubuh.
Stimulus tersebut masuk kedalam tubuh melalui organ sensori (panca indra) proses sensori
diawali dengan penerimaan input (registration) yaitu individu menyadari akan adanya input.
Proses selanjutnya adalah orientation, yaitu tahap dimana individu mempertahankan input
yang masuk. Kita mulai mengartikan input tersebut (interpretation) selanjutnya tahap
organization, tahap dimana otak memutuskan untuk memperhatikan atau mengabaikan input
ini tahap terakhir adalah exucation yaitu tindakan nyta yang dilakukan terhadap input sensori
(Williamsom dan Anzalone,1996)

1.2 KEBUTUHAN FISIOLOGIS

Anatomi dan fisiologi


Persepsi sensori adalah dua komponen dan proses sensori yang keduanya dikontrol
oleh saraf. System saraf dapat menerima ratusan stimulus diawali oleh stimulus yang
memacu reseptor sensori, stimulus kemudian akan diteruskan oleh neuron sensori 1
kepada system saraf pusat dari spiral cord.
a. Indra penglihatan (mata)
Merupakan alat indra yang melalui mata sebagai penerima rangsangan.
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya lingkungan sekitarnya
terang atau gelap dalam proses penglihatan menggunakan cahaya untuk
menerjemahkan hasil penglihatan. Cahaya adalah satu bagian kecil untuk energi
yang kita ketahui sebagai radiasi elektro magnetic yang kasat mata. Dilanjutkan
dimedan receptive kemudian melewati jalur visual dan akhirnya ke visual kontek.
Kemudian sel-sel reseptor akan meneruskan rangsangan cahaya akan meneruskan
rangsangan cahaya ke pusat syaraf pengeliatan di otak.
b. Indra pendengaran (telinga)
Pendengaran merupakan alat indra yang melalui telinga sebagai alat
bantunya telinga merupakan indra pendengar dan alat keseimbangan, telinga
terdiri dari 3 bagian,telinga luar,telinga tengah dan telinga rongga dalam, telinga
berfungsi mendengar suara-suara disekitar. Proses mendengar dimulai dengan
adanya bunyi yang masuk melalui liang telinga dan seterusnya menggetarkan
membrane timpani getaran ini akan diteruskan kedalam telinga tengah melalui
tulang-tulang pendengaran selanjutnya getaran diteruskan kedalam telinga dalam
melalui selaput jendela oval dan menggetarkan cairan perilimfe terdapat didalam
skala vestibule sebagai organ kesimbangan.
Selain bagian pendengaran, bagian telinga juga terdapat reseptor
perangsang keseimbangan atau ekuibrium indra keseimbangan ini terdapat dalam
kanalis semicircularis didalam duktus terdapat endolimfe pada tiap-tiap pangkal
kanalis semicircularis itu membesar dan merupakan sebuah benjolan yang disebut
ampula membrane ceus yang mana terdapat serangkaian sel-sel berambut, indra
keseimbangan ini mengatur keseimbangan kemuka dan kebelakang kekiri dan
kekanan.
c. Indra peraba (kulit)
Indra peraba ini melalui kulit sebagai penerimanya kulit yang paling peka
iyalah ujung jari dan bibir, kulit memiliki 2 lapisan yaitu lapisan epidermis dan
dermis. Dikulit rangsangan adalah tekanan,suhu,sakit,nyeri dan gerakan kulit
merupakan sensasi terhadap lingkungan pada lapisan dermis dan juga epidermis
kulit memiliki fungsi sebagai berikut
a) Monoreceptor yang berkaitan dengan indra peraba,tekanan gerakan kinestesi
b) Termoreceptor berada dibawah kulit berkaitan dengan pengindraan yang
mendeteksi panas dan dingin
c) Receptor nyeri berkaitan dengan mekanisme proyektif bagi kulit
d) Kemoreceptor yang mendeteksi asam basah dan garam
d. Indra penciuman (hidung)
Hidung merupakan alat indra manusia yang menanggapi rangsang berupa bau
atau zat kimia yang berupa gas. Didalam rongga hidung terdapat seraput saraf
pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau setiap sel pembau mempunyai
rambut halus (silia olvaktori) yang diliputi oleh selaput lender yang berfungsi
sebagai pelembab rongga hidung epithellem olvaktori pada bagian rongga hidung
memiliki fungsi dalam penerimaan sensasi bau yang diterima oleh receptor dan di
lanjutkan ke otak sinyal akan dikirim ke olvaktori melalui saraf olvaktori, bagian
inilah yang mengirim ke otak kemudian di proses oleh otak bau apakah yang
tercium oleh hidung.
e. Indra pengecap (lidah)
Perasa yaitu pengindraan melalui lidah receptor yang banyak memiliki
struktur tunas pengecap yang berhubungan rangsangan kimia lidah merupakan
organ yang tersusun dari otot yang dapat merasakan berbagai macam rasa
diantaranya yaitu rasa manis, asam,asin,dan pahit. Lidah kumpulan otot rangka
pada bagian lenpeng mulut yang dapat membantu pencernaan makanan dengan
mengunyah dan menelan.

1.3. FAKTOR YANG BERPENGARUH

1. Usia, bayi tidak mampu membedakan stimulus sensori. Jalur sarafnya masih belum
mateng.
Lansia mengalami perubahan lactil, termasuk perubahan sensitivitas terhadap nyeri,
tekanan dan suhu
2. Medikasi, beberapa anti biotika misalnya (streptomosin dan gentamisin) adalah obat
toksik dan secara permanen dapat merusak saraf pendengaran
3. Lingkungan, stimulus lingkungan yang berlebihan misalnya peralatan yang bisik dan
percakapan staf didalam unit perawatan intensif dapat menghasikan beban sensori yang
berlebihan ditandai dengan kebingungan yang terbatas misal: dengan isolasi dapat
mengarah kepada deprivasi sensori
4. Tingkat kenyaman, nyeri dan kelelahan mengubah cara seseorang berpersepsi dan
bereaksi terhadap stimulus.
5. Penyakit yang ada sebelumnya,penyakit vascular perifer dapat menyabkan penurunan
sensasi pada ektremitas dan kerusakan kognisi,diabetes kronik dapat mengarah pada
penurunan penglihatan.
6. Merokok, penggunaan tembakau yang kronik dapat menyebabkan atropi ujung-ujung
saraf pengecap, mengurangi persepsi rasa.
7. Tingkat kebisingan, pemaparan yang konstan pada tingkat kebisingan yang tinggi
misalnya pada lokasi pekerjaan kontruksi dapat menyebabkan kehilangan pendengaran.
8. Intubasi endotrakea, kehilangan kemampuan bicara sementara akibat pemasukan selang
endotrakea melalui mulut atau hidung kedalam trakea (perry&potter, 2005)

1.4 MASALAH/DIAGNOSA MEDIS

Hambatan komunikasi verbal

1.5 KONSEP KEPERAWATAN

1.1.1 PENGKAJIAN

1. Perawat mengumpulkan riwayat dan juga mengkaji status sensori pasien saat ini
2. Kebiasaan promosi kesehatan: membersihkan mata, telinga dll
3. Orang yang beresiko: lansia, jenis pekerjaan gangguan jiwa
4. Kemampuan untuk melakukan perawatan diri, kemampuan fungsional pasien
dilingkungan rumah maupun dalam pelayanan kesehatan meliputi aktivitas
makan,berpakaian perawatan diri dan berdandan.
5. Lingkungan, terkait dengan kondisi bahaya ex: tangga,kran air panas/dingin yang tidak
tertanda lantai yang licin, benda tajam.
6. Tingkat soialisasi pasien dan metode komunikasi
7. Status mental: penampilan dan perilaku fisik
8. Pemeriksaan fisik pada pnca indra, mengkaji penglihatan,pendengaran,olfaksi,rasa dan
kemampuan untuk membedakan cahaya,sentuhan,temperature, nyeri da posisi
a. Penglihatan: minta pasien untuk membaca Koran atau majalah
 Kaji ukuran pupil dan akomodasi terhadap sinar
 Minta pasien untuk mengidentifikasi warna
b. Pendengaran: lakukan tes suara bisik atau garputala
 Inspeksi adanya serumen yang keras pada saluran pendengaran
c. Sentuhan: kaji kesensitifan pasien terhadap sentuhan cahaya atau temperature
 Stimulus tajam dan stimulus penuh
 Kaji apakah klien dapat membedakan objek dukungan dengan mata tertutup
d. Penciuman: minta klien untuk menutup matanya dan identifikasi beberapa bau yang
tidak mengiritasi seperti kopi,vanilla,teg,dll
e. Rasa: minta klien untuk mencontohkan dan membedakan rasa yang berbeda
misalnya lemon,gula,garam
f. Indra posisi: lakukan tes konvensional untuk keseimbangan dan indra posisi

1.1.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN

Hambatan komunikasi verbal

1.1.3 KRITERIA HASIL DAN INTERVENSI

Hambatan komunikasi verbal(00051)

Tujuan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam masalah teratasi

Kriteria hasil

1. Komunikasi penerimaan

Kode Indikator ST
090402 Interprestasi bahasa lisan 5
090404 Interprestasi bahasa isyarat 5
090405 Interprestasi bahasa non verbal 5
090406 Mengenali pesan diterima 5
Keterangan:

1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu
Intervensi
Peningkatan komunikasi kurang pendengaran
Aktivitas:
1. Lakukan / atur pengkajian dan skrining rutin dengan fungsi pendengaran
2. Instruksikan pasien, tenaga kesehatan dan keluarga mengenai
penggunaan,perawatan serta pemeliharaan perangkat dan alat bantu pendengaran
3. Observasi tanda-tanda awal kehilangan pendengaran yang lanjut
4. Bantu pasien/keluarga untuk menggunakan teknik-teknik yang aman sehingga
dapat mencegah terjadinya ketulian tidak progresif.
DAFTAR PUSTAKA
- Ellis , Jenice, Elizabeth.A.Noulis.1994.Nursing human need
Approach 5 th Editron philodeal phea TB,Lippincott (company)
- Town M.C (1998) Buku saku diagnose keperawatan pada keperawatan
psikiatri(terjemah)Edisi 3,penerbit buku kedokteran EGC.jakarta
- Potter7perry.2005.fundamental keperawatan EGC.jakarta
- Alkinson, Rita L dkk.2010.pengantar psikologi.jilid 1 Tangerang:interaksara publisher

Anda mungkin juga menyukai