Anda di halaman 1dari 10

1.

Prinsip sikap hormat terhadap alam (respect for


nature)
Manusia mempunyai kewajiban menghargai hak semua
makhluk hidup untuk berada, hidup, tumbuh, dan
berkembang secara alamiah sesuai dengan tujuan
penciptanya. Untuk itu manusia perlu merawat,
menjaga, melindungi, dan melestarikan alam beserta
seluruh isinya serta tidak diperbolehkan merusak alam
tanpa alasan yang dapat dibenarkan secara moral.
Contoh : Tidak menebang pohon secara sembarangan,
membuang sampah pada tempatnya dan tidak merusak
tanaman.

2. Prinsip tanggung jawab (moral responsibility for


nature)

Sejatinya alam adalah milik kita bersama. Jika alam


dihargai sebagai bernilai pada dirinya sendiri, maka
rasa tanggung jawab akan muncul dengan sendirinya
pada diri manusia. Contoh : Menyiram tanaman setiap
saatnya disiram dan membuang sampah yang
berserakan di jalanan.
3. Prinsip solidaritas kosmis (cosmic solidarity)

Prinsip solidaritas kosmis ini lalu mendorong


manusia untuk menyelamatkan lingkungan, untuk
menyelamatkan semua kehidupan di alam ini karena
alam dan semua kehidupan di dalamnya mempunyai
nilai yang sama dengan kehidupan manusia. Solidaritas
kosmis juga mencegah manusia untuk tidak merusak
dan mencemari alam dan seluruh kehidupan di
dalamnya, sama seperti manusia tidak akan merusak
kehidupannya serta merusak rumah tangganya sendiri.
Solidaritas kosmis
berfungsi sebagai pengendali moral. Semacam tabu
dalam masyarakat tradisional, untuk mengharmoniskan
perilaku manusia dengan ekosistem seluruhnya.
Solidaritas kosmis ini berfungsi untuk mengontrol
perilaku manusia dalam batas-batas keseimbangan
kosmis. Solidaritas kosmis juga mendorong manusia
untuk mengambil kebijakan yang pro-alam, pro-
lingkungan, atau menentang setiap tindakan yang
merusak alam.
Khususnya, solidaritas kosmis ini mendorong
manusia untuk mengutuk dan menentang setiap
tindakan yang menyakitkan binatang tertentu atau
tindakan yang menyebabkan musnahnya spesies
tertentu. Ini dilakukan, sekali lagi, bukan karena
mereka merasa kepentingannya terganggu, tetapi
semata-mata karena mereka merasa sakit sama seperti
dialami oleh spesies tersebut. Mereka ikut
merasa prihatin dan sedih dengan punahnya spesies
tersebut. Contoh : Melakukan kerjasama dengan
sebuah lembaga suaka margasatwa atau cagar alam
untuk melestarikan dan melindungi hewan maupun
tumbuhan yang ada dialam

4. Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam


(caring for nature)

Sebagai sesama anggota komunitas ekologis yang


setara, manusia digugah untuk mencintai, menyayangi
dan peduli kepada alam, dan seluruh isinya, tanpa
diskriminasi dan tanpa dominasi. Kasih sayang dan
kepedulian ini juga muncul dari kenyataan bahwa
sebagai sesama anggota komunitas ekologis, semua
makhluk hidup mempunyai hak untuk dilindungi,
dipelihara, tidak disakiti, dan dirawat.
Prinsip kasih sayang dan
kepedulian adalah prinsip moral satu arah, menuju
yang lain, tanpa mengharapkan balasan. Ia tidak
didasarkan pada pertimbangan kepentingan pribadi,
tetapi semata-mata demi kepentingan alam. Yang
menarik, semakin mencintai dan peduli kepada alam,
manusia semakin berkembang menjadi manusia yang
matang, sebagai pribadi dengan identitasnya yang
kuat. Karena, alam memang menghidupkan, tidak
hanya dalam pengertian fisik, melainkan juga dalam
pengertian mental dan spiritual. Dengan mencintai
alam, manusia menjadi semakin kaya dan semakin
merealisasikan dirinya sebagai pribadi
ekologis.

Manusia semakin tumbuh berkembang bersama


alam, dengan segala watak dan kepribadian yang
tenang, damai, penuh kasih sayang, luas wawasannya
seluas alam. Demokratis seperti alam yang menerima
dan mengakomodasi perbedaan dan keragaman.
Manusia semakin terbuka bahwa ternyata ada cara
pandang dan etika lain, dan tidak hanya ada satu cara
pandang dan etika, yaitu cara pandang dan etika
androsentrisme. Contoh : Menjaga lingkungan dimulai
dari ruang lingkup terkecil yaitu rumah kita sendiri.

5. Prinsip tidak merugikan (no harm)

Prinsip no harm artinya, manusia mempunyai


kewajiban moral dan tanggung jawab terhadap alam,
paling tidak manusia tidak akan mau merugikan alam
secara tidak perlu. Dengan mendasarkan diri pada
biosentrisme dan ekosentrisme, manusia berkewajiban
moral untuk melindungi kehidupan di alam semesta
ini. Demikian pula, karena merasa dirinya sebagai
anggota komunitas ekologis, manusia merasa solider
dengan dan peduli terhadap alam beserta segala isinya.
Kewajiban, sikap solider dan kepedulian ini bisa
mengambil bentuk minimal berupa tidak melakukan
tindakan yang merugikan atau mengancam eksistensi
makhluk hidup lain di alam semesta ini (no harm),
sebagaimana manusia tidak dibenarkan secara moral
untuk melakukan tindakan yang merugikan sesama
manusia.

Sebagaimana juga dikatakan oleh Peter Singer,


manusia diperkenankan untuk memanfaatkan segala isi
alam semesta, termasuk binatang dan tumbuhan,
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal itu
dilakukan dengan bijaksana untuk tetap menghargai
hak binatang dan tumbuhan untuk hidup, dan hanya
dilakukan sejauh memenuhi kebutuhan hidup manusia
yang paling vital. Jadi, pemenuhan kebutuhan hidup
manusia yang bersifat kemewahan dan di luar batas-
batas yang wajar ditentang karena dianggap merugikan
kepentingan makhluk hidup lain (binatang dan
tumbuhan).
Maka, penggunaaan binatang untuk percobaan dan
untuk mode (kulit binatang untuk pakaian, sepatu, tas)
ditolak. Dengan kata lain, kewajiban dan tanggung
jawab moral bisa dinyatakan dalam bentuk maksimal
dengan melakukan tindakan merawat (care),
melindungi, menjaga, dan melestarikan alam.
Sebaliknya, kewajiban dan tanggung jawab moral
yang sama bisa mengambil bentuk minimal dengan
tidak melakukan tindakan yang merugikan alam
semesta dan segala isinya, contohnya seperti tidak
menyakiti binatang, tidak menyebabkan musnahnya
spesies tertentu, tidak menyebabkan keanekaragaman
hayati di hutan terbakar, tidak membuang limbah
seenaknya, dan sebagainya. Alam dibiarkan apa adanya
tanpa disentuh sebagaimana terungkap dalam tabu.

6. Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam

Prinsip ini menekankan pada nilai, kualitas, cara


hidup, dan bukan kekayaan, sarana, standard material.
Bukan rakus dan tamak mengumpulkan harta dan
memiliki sebanyak-banyaknya atau mengeksploitasi
alam, tetapi yang lebih penting adalah mutu kehidupan
yang baik. Prinsip moral hidup sederhana harus dapat
diterima oleh semua pihak sebagai prinsip pola hidup
yang baru agar kita dapat berhasil menyelamatkan
lingkungan hidup. Contoh : Tidak melakukan
pengeksploitasi sumber daya alam yang ada di bumi
ini.

7. Prinsip keadilan

Prinsip keadilan sangat berbeda dengan prinsip-prinsip


sebelumnya, Prinsip keadilan lebih ditekankan pada
bagaimana manusia harus berperilaku adil terhadap
yang lain dalam keterkaitan dengan alam semesta juga
tentang sistem sosial yang harus diatur agar
berdampak positif bagi kelestarian lingkungan hidup.
Prinsip keadilan terutama berbicara tentang peluang
dan akses yang sama bagi semua anggota masyarakat
dalam ikut menentukan kebijakan pengelolaan sumbar
daya alam, dan dalam ikut menikmati pemanfaatannya.
Contoh : Melakukan kerja bakti di lingkungan sekitar
rumah.
8. Prinsip demokrasi

Demokrasi justru memberi tempat seluas-luasnya bagi


perbedaan, keanekaragaman, dan pluralitas. Oleh
karena itu setiap orang yang peduli dengan lingkungan
adalah orang yang demokratis, sebaliknya orang yang
demokratis sangat mungkin bahwa dia seorang
pemerhati lingkungan. Pemerhati lingkungan dapat
berupa multikulturalisme, diverivikasi pola tanam,
diversivikasi pola makan, dan sebagainya. Contoh :
Melakukan observasi terhadap lingkungan yang telah
dirusak.

9. Prinsip integrasi moral

Prinsip ini terutama ditujukan untuk pejabat, misalnya


orang yang diberi kepercayaan untuk melakukan
analisis mengenai dampak lingkungan merupakan
orang-orang yang memiliki dedikasi moral yang tinggi
karena diharapkan dapat menggunakan akses
kepercayaan yang diberikan dalam melaksanakan
tugasnya dan tidak merugikan lingkungan hidup fisik
dan non fisik atau manusia. Contoh : Memberikan
sanksi terhadap para perusak alam.

Anda mungkin juga menyukai