Anda di halaman 1dari 40

KOMPETENSI

SANITARIAN
Kompetensi Sanitarian Berdasar
Prepres KKNI no 8 tahun 2012

Dr. Hening Darpito SKM, Dipl SE.


(Ka Kolegium Kesling)

Seminar Nasional
Peran Sanitarian Dalam Percepatan MDGs
Surabaya, 12 April 2013
WHO: Konsentrasi Area
Pembangunan Kesehatan Lingkungan
Untuk Regional Asia Timur
1. Kualitas Udara
2. Air, Sanitasi dan Hygiene
3. Pengelolaan Limbah Padat dan B3
4. Pengawasan B3
5. Kesehatan Lingkungan pada Perubahan Iklim
6. Kesehatan Lingkungan dalam Kedaruratan
7. Analisis Dampak Kesehatan
Triangle Pengembangan
SDM Kesehatan

Standar
pelayanan

Standar Standar
Kompetensi Pendidikan
Jenis, Jumlah dan Rasio Ketenagaan
Puskesmas Tahun 2004

• Dokter Umum jumlah 8.934; rasio per


puskesmas: 1,18
• D-3 Keperawatan jumlah 6.717; rasio per
puskesmas: 0,89
• Sanitarian jumlah 4.468; rasio per puskesmas:
0,59
Laporan Badan PPSDM Kes Jumlah
Tenaga Kesehatan Lingkungan
2012

• Lulusan SPPH 4.704


• D-III Kesling 8.406
• D-IV/S1 Kesling 919
• Magister Kesling 318
Rencana Pengadaan/Pendidikan
Tenaga Kesehatan Tahun 2014, 2019 dan 2025
(Renana Pengembangan Nakes 2011 – 2025)

Nakes yang kurang: Kekurangan


dokter, dokter Sanitarian
2014 : 10.687
spesialis, 2019 : 46.409
asisten apoteker, 2025 : 59.074
gizi, sanitarian
dan Keterapian
Nakes: dokter gigi, apoteker, perawat, bidan, perawat
gigi, SKM, dan keteknisian medis diperkirakan jumlah
Fisik)
lulusannya melebihi kebutuhan  perlu dilakukan
pengurangan jumlah lulusan
Target dan Pencapaian MDGs bidang
Air Minum dan Sanitasi
Target MDGs (Global) bidang Air
Minum dan Sanitasi
• Target MDGs: Menurunkan hingga
setengahnya proporsi rumah tangga tanpa
akses berkelanjutan terhadap air minum dan
sanitasi hingga tahun 2015
• Target Indonesia: Proporsi rumah tangga
dengan akses terhadap air minum di
perkotaan dan perdesaan 68,87%, dan
sanitasi, 62,41%
Pencapaian MDGs bidang Air
Minum dan Sanitasi Indonesia
• Pencapaian Indonesia proporsi rumah tangga
dengan akses terhadap air minum perkotaan
dan perdesaan tahun 2009 sebesar 47,71%
dan sanitasi sebesar 51, 19%, pencapaian
sanitasi thn 2012 sebesar 54%
Masalah Pencapaian Target
• Secara global: Target akses air minum saat ini
dinyatakan oleh JMP telah tercapai tetapi
target akses sanitasi tidak akan tercapai pada
tahun 2015 walau saat ini terus berkembang
• Terdapat kesenjangan dalam hal akses air
minum dan sanitasi yang cukup lebar antar
propinsi dan antara di perkotaan dan di
perdesaan
Profesi Sanitarian
Sejarah Perkembangan Tenaga
Kesling/Sanitasi
• Mantri higiene Jamban di Banyumas 1930 dukungan
dana dari Rockefeler Foundation,
Dr. Heydrick mendirikan Sekolah Mantri Hygiene,
• 1942 – 1947 Sekolah Menengah Kesehatan
• SPPH, Sekolah Pembantu Penilik Hygiene  Sanitarian
• AKK, Akademi Kontrolir Kesehatan (1952 - 1957)
berubah  APK
• APK, Akademi Penilik Kesehatan (1957 - 1975) berubah
 APK-TS
Sejarah Perkembangan Tenaga
Kesling/Sanitarian (Lanj….)
• APK TS 1976. Kementerian Kesehatan merubah 2
(dua) Akademi Penilik Kesehatan Departemen
Kesehatan di Jakarta dan Surabaya menjadi APK
TS
• Thn 1993  sekarang: APK TS  POLTEKES
Jurusan Kesehatan lingkungan
• Jurusan KL/KK di UI dan PTN/PTS lain  jurusan/
peminatan kesling (1989)
• Tahun 2012: Program Sertifikasi
Manusia Agen
media Penyakit

Intervensi teknologi sanitasi


Media: air, udara, Agen penyakit:
(social/budaya/ tanah/sampah,
psikologi/religi) fisik, kimia, biologi,
makanan, vektor sosial

Intervensi teknologi sanitasi merupakan intervensi


yang memperhitungkan variable/kaidah engineering
dan variable/kaidah sosial masyarakat.
Intervensi Teknologi Sanitasi

• Mempergunakan kaidah teknik/engineering


• Mempergunakan kaidah Sosial (sosial/budaya/
psikologi/ekonomi/religi)
• Intervensi ditujukan kepada masyarakat dan
lingkungan (media/agen)
• Agen yang mempengaruhi kesehatan: Fisik,
kimia, biologi dan perilaku
• Media lingkungan yang menjadi perhatian: air,
udara, tanah, sampah, makanan
Sanitarian adalah ahli kesehatan lingkungan
yg melakukan pekerjaan pengendalian
terhadap agen penyakit yang ada di air,
udara, tanah, sampah dan makanan, serta
pengendalian vektor penyakit pada kawasan
perumahan, tempat umum, tempat kerja,
industri, transportasi dan matra yang
berpengaruh terhadap kesehatan.
Kompetensi Sanitarian adalah: mampu
melakukan identifikasi dan analisis terhadap
gangguan kesehatan masyarakat, agen biologi,
kimia, fisik dan sosial serta melakukan rekayasa
dan pengendalian agen gangguan kesehatan
dengan memperhatikan faktor
teknik/engineering, sosial, budaya, psikologi
dan religi masyarakat.
Ilmu Sanitasi merupakan proses untuk
memperoleh pengetahuan baru sanitasi
dari pengetahuan sanitasi yang sudah ada
secara terorganisir dalam suatu sistem
dengan metode ilmiah.
Ciri PROFESI
1. Jelas status kewenangannya
2. Mempunyai profesional project memegang
kontrol eksklusif atas suatu bidang keahlian
3. Mendapat monopoli atas aktifitas tertentu
sehingga mendapat status sosial tertentu
4. Mendapat legitimasi dari otoritas keilmuan
dan penguasa (lewat akreditasi dan lisensi)
5. Mempunyai komoditas yang jelas
Ciri PROFESI
6. Mempunyai otonomi dalam pre service
training bagi kandidat profesional
7. Mempunyai klien yang jelas baik perorangan
maupun kelompok atau lembaga
8. Mempunyai ikatan profesi untuk
memperjuangkan kepentingan profesi
maupun anggotanya serta menegakkan kode
etik profesi
Sertifikasi dan Kompetensi
Sanitarian
Sertifikasi dan profesionalisme diatur
oleh UU Kesehatan 2009
• Penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan
dilarang mempekerjakan tenaga kesehatan
yang tidak memiliki kualifikasi dan izin
melakukan pekerjaan profesi.
• Memiliki pengetahuan dan/atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan.
Sertifikasi dan profesionalisme diatur
oleh UU Kesehatan 2009 (Lanjt…)

• Standar pendidikan tenaga kesehatan harus


sesuai dengan standar kompetensi yang
dibutuhkan
• Kualitas lulusan tenaga kesehatan harus dapat
diakui dalam pasar kerja pelayanan kesehatan,
baik di dalam negeri maupun permintaan dari
luar negeri.
• Tenaga Kesehatan yang belum memiliki surat
izin/STR dan/atau surat izin kerja/surat izin
praktik yang telah lulus ujian program
pendidikan sebelum Tahun 2012, kepadanya
diberikan STR berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan

Program Pemutihan

Menerima 15.542; Feedback 1.454;


Diajukan ke MTKI 75.890; STR terbit 14.088
Level KKNI
S3 A
9
S1 8 T

7
D1
O
6

U 4
M
P 3

1
SEBUTAN PROFESI IJAZAH
SANITARIAN ADVISOR S3(T) KESEHATAN LINGKUNGAN
9
SANITARIAN SPESIALIS S2(T) KESEHATAN LINGKUNGAN
8
SANITARIAN PENDIDIKAN PROFESI KESLING (S1 KESLING +
7 PENDIDIKAN PROFESI),
TEKNISI SANITARIAN UTAMA DIV Kesehatan Lingkungan, S1 Kesehatan
6 Lingkungan,
TEKNISI SANITARIAN MADYA DIII Kesehatan Lingkungan,
5
NA -
4
TEKNISI SANITARIAN PRATAMA DI Kesehatan Lingkungan, SPPH
3
Asisten Teknisi Sanitarian SMK
2
NA -
1
LEVEL 5, TEKNISI SANITARIAN MADYA / D3
Learning OutCome  Kompetensi
Mampu melaksanakan pelayanan sanitasi secara terpadu yang
berupa penyehatan air, udara, tanah dan sampah, makanan dan
minuman serta pengendalian vector berdasarkan SOP dan metode
standar/baku, seperti, baku mutu, SNI yang yang telah ada maupun
yang belum baku dengan menganalisis data. Hasil kerja terukur baik
kualitas dan kuantitasnya.
Menguasai konsep teoritis sanitasi secara umum yang meliputi
penyehatan air, udara, tanah dan sampah, makanan dan minuman,
pengendalian vector berdasarkan risiko penyakit dalam rangka
penyelesaian masalah secara prosedural. Melakukan analisis
dengan metode statistik sederhana, tabel silang, dengan
pendekatan epidemiologi lingkungan.
Memahami pengetahuan tentang agen fisika, kimia, biologi dan
sosial yang berkaitan dengan penyakit dan sanitasi.
LEVEL 5, TEKNISI SANITARIAN MADYA / D3
(Lanjt..)
Learning OutCome  Kompetensi
Mampu memimpin, mengkoordinir dan menggerakkan
kelompok sanitasi.
Mampu melakukan kerja sama dengan orang lain.
Mampu menyusun laporan secara komprehensif.
Bertanggung jawab pada pekerjaan yang menjadi tugasnya
sendiri di bidang sanitasi yang meliputi penyehatan air,
udara, tanah dan sampah, makanan dan minuman serta
pengendalian vektor.
Dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja
kelompok serta menguasai Input Proses Output model
LEVEL 6 TEKNISI SANITARIAN UTAMA / D4 / S1

Learning OutCome  Kompetensi


Mampu mengaplikasikan ilmu sanitasi yang meliputi
penyehatan air, udara, tanah dan sampah, makanan dan
minuman, serta pengendalian vektor dan memanfaatkan
IPTEKS sanitasi dalam menyelesaikan masalah sanitasi serta
mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi.
Menguasai konsep teori penyehatan air, udara, tanah dan
sampah, makanan dan minuman serta pengendalian vektor
secara mendalam, pengetahuan tentang agen fisika, kimia,
biologi dan sosial yang berkaitan dengan penyakit dan
sanitasi dalam rangka penyelesaian masalah secara
prosedural.
LEVEL 6 TEKNISI SANITARIAN UTAMA / D4 / S1
(Lanjt…)
Learning OutCome  Kompetensi
Mampu mengambil keputusan dalam pemecahan masalah
sanitasi dan memberikan petunjuk dalam memilih
alternative pemecahan masalah secara mandiri dan
kelompok dalam bentuk dokumen pada suatu organisasi.
Bertanggung jawab pada pekerjaan yang menjadi tugasnya
sendiri di bidang sanitasi yang meliputi penyehatan air,
udara, tanah dan sampah, makanan dan minuman, serta
pengendalian vektor serta dapat diberi tanggung jawab
atas pencapaian hasil kerja organisasi.
LEVEL 7 SANITARIAN / Profesi
Learning OutCome  Kompetensi
Mampu melakukan perencanaan pelayanan
sanitasi yang meliputi penyehatan air, udara, tanah
dan sampah, makanan dan minuman serta
pengendalian vektor dengan pengelolaan
sumberdaya di bawah tanggung jawabnya serta
melakukan evaluasi hasil kerja, secara
komprehensif dengan memanfaatkan ilmu dan
teknologi sanitasi dan metoda problem solving,
partisipatori, bottom up, dll. untuk menghasilkan
langkah pengembangan strategis melalui modeling
dan sistem dinamik
LEVEL 7 SANITARIAN / Profesi (Lanjt…)
Learning OutCome  Kompetensi
Mampu memecahkan masalah ilmu pengetahuan dan
teknologi sanitasi yang meliputi penyehatan air, udara,
tanah dan sampah, makanan, minuman serta
pengendalian vektor melalui pendekatan monodisipliner
ilmu sanitasi
Mampu melakukan riset dan mengambil keputusan
strategis di bidang sanitasi yang meliputi penyehatan air,
udara, tanah dan sampah, makanan, minuman serta
pengendalian vector dengan akuntabilitas dan tanggung
jawab penuh atas semua aspek yang berada di bawah
tanggung jawabnya.
LEVEL 8 SANITARIAN SPESIALIS / S2
Learning OutCome  Kompetensi
Mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi sanitasi yang meliputi penyehatan air, udara,
tanah dan sampah, makanan, minuman, pengendalian
vector. Mampu melakukan intervensi sanitasi melalui
riset hingga menghasilkan karya inovatif dan teruji
Mampu memecahkan permasalahan IPTEKS sanitasi
yang meliputi penyehatan air, udara, tanah dan sampah,
makanan, minuman, pengendalian vektor melalui
pendekatan inter atau multidispliner
LEVEL 8 SANITARIAN SPESIALIS / S2
Learning OutCome  Kompetensi
Mampu mendisain dan melaksanakan riset
dan mengembangankan sanitasi yang
meliputi penyehatan air, udara, tanah dan
sampah, makanan, minuman, pengendalian
vektor yang bermanfaat bagi masyarakat
dan keilmuwan, serta mampu mendapat
pengakuan nasional dan internasional.
LEVEL 9 SANITARIAN ADVISOR / S3
Learning OutCome  Kompetensi
Mampu mengembangkan IPTEK baru bidang sanitasi yang
meliputi penyehatan air, udara, tanah dan sampah,
makanan, minuman atau pengendalian vektor atau factor
lingkungan penyebab kecelakaan atau intervensi sanitasi
melalui riset hingga menghasilkan karya kreatif, original dan
teruji
Mampu memecahkan permasalahan IPTEKS Sanitasi yang
meliputi penyehatan air, udara, tanah dan sampah,
makanan, minuman atau pengendalian vektor atau factor
lingkungan penyebab kecelakaan atau intervensi sanitasi
melalui pendekatan inter, multi dan transdisipliner
LEVEL 9 SANITARIAN ADVISOR / S3

Learning OutCome  Kompetensi


Mampu merancang, disain, melaksanakan,
memimpin, dan mengembangkan riset dan
pengembangan sanitasi yang meliputi penyehatan
air, udara, tanah dan sampah, makanan, minuman,
pengendalian vektor atau factor lingkungan
penyebab kecelakaan yang bermaanfaat bagi
kemaslahatan umat manusia, serta mampu
mendapat pengakuan nasional dan internasional.
Peran OP dlm Sertifikasi dan Lisensi

1. Menetapkan Kualifikasi/Level Sanitarian


2. Mengajukan usulan STR dan Izin kpd Menkes
3. Menyiapkan materi dan pelaksanaan uji kompetensi
dan Satuan Kredit Profesi (25 SKP per 5 thn)
4. Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan
atau praktik yang dilakukan oleh sanitarian
5. Memberi masukan pembuatan pedoman uji
kompetensi, sertifikasi, dan registrasi
6. Perwakilan dalam keanggotaan MTKI/MTKP
Lulusan n Ijazah Kesehatan Lingkungan

S3 SP2 Doktor Terapan

SP1 Magister
S2 Terapan
PENDIDIKAN
PROFESI

S1 D4
D3

PROGRAM
PROGRAM PROGRAM
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN AKADEMI PENDIDIKAN PROFESI
VOKASI
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai