Anda di halaman 1dari 2

Latar Belakang Masalah

 Isu permasalahan yang terjadi dewasa ini adalah makin maraknya alih fungsi
lahan pertanian untuk kepentingan pembangunan, seperti pembangunan
pemukiman, pariwisata, pertokoan, dan industri.
 Undang-Undang Nomo 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan belum dapat diterapkan secara efektif, walaupun beberapa
Perda telah disusun, namun alih fungsi lahan tetap saja terjadi perlahan-lahan
pada sawah beririgasi yang produktif.
 Pemkab Jembrana telah menetapkan Perda Kabupaten Jembrana Nomor 5 Tahun
2015 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
 Pasal 12 ayat (1) UUPLP2B tidak secara jelas pengaturannya terhadap acuan
perencanaan yang digunakan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk membentuk
Perda PLP2B.

Rumusan Masalah
1. Apakah dasar kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam mengatur alih fungsi

lahan pertanian pangan berkelanjutan?

2. Apa konsekuensi yuridis terhadap diberlakukannya Perda Kabupaten/Kota tentang

Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan bila tidak didasari Perda Provinsi?

Landasan Konseptual
 Alih Fungsi Lahan

 Konsep Tata Ruang


 Pemerintah Daerah

 Peraturan Daerah

Landasan Teori
 Teori Kewenangan
Dalam penelitian ini, untuk menganalisis masalah pertama, yaitu kewenangan

Pemerintah Kabupaten/Kota dalam mengatur alih fungsi lahan pertanian pangan

berkelanjutan, dipergunakan teori kewenangan.

 Stufenbau Theory

Dalam penelitian ini, untuk menganalisis masalah kedua, konsekuensi yuridis

terhadap diberlakukannya Perda Kabupaten/Kota tentang Perlindungan Lahan


Pertanian Pangan Berkelanjutan bila tidak didasari Perda Provinsi, dipergunakan teori

hierarki (Stufenbau Theory)

 Teori Kepastian Hukum

Teori ini dikaitkan dengan rumusan masalah yang kedua, yaitu konsekuensi yuridis

terhadap diberlakukannya Perda Kabupaten/Kota tentang Perlindungan Lahan

Pertanian Pangan Berkelanjutan bila tidak didasari Perda Provinsi

Metode Penelitian

 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian Hukum Normatif, karena

disinyalir adanya kekaburan norma dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009

tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

 Pendekatan Penelitian

Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini berupa pendekatan

perundang-undangan (statute approach), pendekatan analisis (analytical approach),

dan pendekatan konseptual (conceptual approach).

 Sumber Bahan Hukum

Bahan hukum dalam penelitian ini diperoleh dari bahan hukum primer, bahan hukum

sekunder, dan bahan hukum tersier.

 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Bahan Hukum baik bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum

tersier dikumpulkan melalui teknik dokumentasi, dan pencatatan.

 Analisis

Analisis bahan hukum yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan

interpretasi hukum, yaitu memberikan penafsiran dari segi hukum yang terdiri dari

interpretasi sistematis, yaitu metode yang menafsirkan undang-undang sebagai

bagian dari keseluruhan sistem perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai