Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TUTORIAL

ILMU DASAR KEPERAWATAN III

Disusun oleh:

Kelompok 1

Ahmad Azhar (1810913310026) Ni Wayan Siti (1810913120009)

Prinandita Syafira (1810913220017) Riza Fahmi K ( 1810913310010)

Wida Yanti (1810913320003) Zakianor I (1810913120003)

Anissa (1810913220006) Dinda Putri Lestari (1810913320030)

Farah Aulia Safitri (1810913120016) Nurhana Khofifah (1810913120007)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
taufik dan hidayah-Nya maka usaha–usaha dalam menyelesaikan makalah tutorial
Ilmu Dasar Keperawatan III. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan
makalah ini banyak mendapat bantuan dan dukungan dari beberapa pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih.
Saran dan kritik yang konstruktif tetap penulis harapkan serta akan dijadikan
sebagai bahan perbaikan dan penyempurnaan makalah. Akhirnya penulis mohon
maaf apabila ada kekurangan dalam penyusunannya. Semoga dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Banjarbaru, 26 mei 2019


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kecacingan adalah masalah kesehatan yang masih banyak ditemukan.


Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), lebih dari 1,5 miliar
orang atau 24% dari populasi dunia terinfeksi Soil Transmitted Helminths (STH).
Banyak dampak yang dapat ditimbulkan akibat infeksi cacing. Cacingan
mempengaruhi pemasukan (intake), pencernaan (digestif), penyerapan (absorbsi),
dan metabolisme makanan. Secara kumulatif, infeksi cacing dapat menimbulkan
kerugian zat gizi berupa kalori dan protein serta kehilangan darah. Selain dapat
menghambat perkembangan fisik, kecerdasan dan produktifitas kerja, dapat
menurunkan ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit lainnya.

Cacing parasit golongan Nematoda (cacing usus) di bagi menjadi 2


golongan yaitu Soil Transmitted Helminths (STH ) dan golongan Non Soil
Transmitted Helminths (STH ). Golongan STH adalah sekelompok yang
membutuhkan media tanah dalam penyebarannya. Cacing yang tergolong STH
antara lain cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris
trichiura) dan cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus).
Golongan Non STH adalah sekelompok cacing yang tidak memerlukan media
tanah dalam penyebarannya. Cacing yang tergolong Non STH antara lain
Strongiloidiasis (Strongyloides stercoralis) dan Cacing Kremi (Enterobius
vermicularis).

Transmisi telur cacing ke manusia bisa terjadi dari tanah yang


mengandung telur cacing. Telur Soil Transmitted Helminths (STH) dikeluarkan
bersamaan dengan tinja orang yang terinfeksi. Di daerah yang tidak memiliki
sanitasi yang memadai, telur ini akan mengkontaminasi tanah. Telur dapat
melekat pada sayuran dan tertelan bila sayuran tidak dicuci atau dimasak dengan
hati-hati. Selain itu telur juga bisa tertelan melalui minuman yang terkontaminasi
dan pada anak-anak yang bermain di tanah tanpa mencuci tangan sebelum makan.
Tidak ada transmisi langsung dari orang ke orang, atau infeksi dari feses segar,
karena telur yang keluar bersama tinja membutuhkan waktu sekitar tiga minggu
untuk matang dalam tanah sebelum mereka menjadi infektif.

1.2 Rumusan Masalah


1. Berapa Kadar normal eusanofil dalam darah?
2. Bagaimana Pencegahan infeksi cacing tambang?
3. Bagaimana Pengobatan infeksi terhadap cacing tambang?
4. Apa Penyebab pasien merasa gatal?
5. Apa saja Teknik pemeriksaan mikroskopik?
6. Bagaimana Penularan parasit jenis cacing?
7. Hubungan nafsu makan turun terhadap kecacingan?
8. Apakah ada sistem pertahan tubuh yang spesifik terhadap infeksi cacing
tambang?
9. Hubungan infeksi cacing tambang dengan batuk?
10. Apa saja Infeksi cacing tambang?
11. Apa Ciri terkena cacing tambang?
12. Apa Obat yang digunakan terhadap terapi infeksi cacing tambang?
13. Bagaimana cara memutus mata rantai siklus kehidupan cacing tambang?
14. Bagaimana mekanisme masuknya cacing tambang dalam tubuh?
15. Apakah kecacingan dapat menular?
16. Apa Nama penyakit yang diakibatkan cacing tambang?
17. Mengapa infeksi cacing tambang menyebabkan alergi?
18. Bagaimana siklus kehidupan cacing tambang?
19. Apakah infeksi cacing tmabang dapat menyebabkan demam?
20. Apakah infeksi cacing tambang dapat mengakibatkan menurunnya kadar Hb?
21. Bagaimama sistem pengkajiannya
22. Bagaimana respon imun pada klien?
23. Berapa waktu yang dibutuhkan dalam tahap penyembuhan
24. Bagaimana cara pemenuhan kebutuhan nutrisi?
25. Hb 7.5 apakah normal?
26. Obat tradisonal apa saja yang dapat digunakan dalam trapi kecacingan?
27. Etiologi infeksi cacing tambang?
28. Adakah jenis cacing tambang yang berbahaya?
29. Bagaimana merfologi cacing tambang, dan apakah infeksi pada kasus tersebut
berbahaya?
30. Apa diagnosis keperawatan yang mungkin muncul pada asuhan keperawatan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Berapa Kadar normal eusanofil dalam darah
2. Mengetahui Bagaimana Pencegahan infeksi cacing tambang
3. Mengetahui Bagaimana Pengobatan infeksi terhadap cacing tambang
4. Mengetahui Apa Penyebab pasien merasa gatal
5. Mengetahui Apa saja Teknik pemeriksaan mikroskopik
6. Mengetahui Bagaimana Penularan parasit jenis cacing
7. Mengetahui Hubungan nafsu makan turun terhadap kecacingan
8. Mengetahui Apakah ada sistem pertahan tubuh yang spesifik terhadap infeksi
cacing tambang
9. Mengetahui Hubungan infeksi cacing tambang dengan batuk
10. Mengetahui Apa saja Infeksi cacing tambang
11. Mengetahui Apa Ciri terkena cacing tambang
12. Mengetahui Apa Obat yang digunakan terhadap terapi infeksi cacing
tambang
13. Mengetahui Bagaimana cara memutus mata rantai siklus kehidupan cacing
tambang
14. Mengetahui Bagaimana mekanisme masuknya cacing tambang dalam tubuh
15. Mengetahui Apakah kecacingan dapat menular
16. Mengetahui Apa Nama penyakit yang diakibatkan cacing tambang?
17. Mengetahui Mengapa infeksi cacing tambang menyebabkan alergi?
18. Mengetahui Bagaimana siklus kehidupan cacing tambang?
19. Mengetahui Apakah infeksi cacing tmabang dapat menyebabkan demam?
20. Mengetahui Apakah infeksi cacing tambang dapat mengakibatkan
menurunnya kadar Hb?
21. Mengetahui Bagaimama sistem pengkajiannya
22. Mengetahui Bagaimana respon imun pada klien
23. Mengetahui Berapa waktu yang dibutuhkan dalam tahap penyembuhan
24. Mengetahui Bagaimana cara pemenuhan kebutuhan nutrisi
25. Mengetahui Hb 7.5 apakah normal
26. Mengetahui Obat tradisonal apa saja yang dapat digunakan dalam trapi
kecacingan
27. Mengetahui Etiologi infeksi cacing tambang
28. Mengetahui Adakah jenis cacing tambang yang berbahaya
29. Mengetahui Bagaimana merfologi cacing tambang, dan apakah infeksi pada
kasus tersebut berbahaya
30. Mengetahui Apa diagnosis keperawatan yang mungkin muncul pada asuhan
keperawatan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Identifikasi masalah berdasarkan 7 jumps


2.1 Klarifikasi Istilah
1. Konjungtiva anemis
Lapisan pada mata yang melindungi sklera yang berwarna pucat yang
diaktibatkan oleh anemia
2. Haraa mori
Metode pemeriksaan untuk mengidentifikasi keberadaan cacing/larva
pada feses dan dibantu dengan proses inkubasi
3. Eusanofil
Jenis sel darah putih sebagai sistem pertahanan tubuh
4. Pengkajian komprehensif
Suatu pengkajian kekeprawatan yang bersifat menyeluruh
5. Kolaborasi
Tindakan stau upaya kerjasama atau memadukan dua hal yang
berbeda yang tujuannya melengkapi dalam meraih tujuan yang sama

2.2 Daftar masalah

1. Berapa Kadar normal eusanofil dalam darah?


2. Bagaimana Pencegahan infeksi cacing tambang?
3. Bagaimana Pengobatan infeksi terhadap cacing tambang?
4. Apa Penyebab pasien merasa gatal?
5. Apa saja Teknik pemeriksaan mikroskopik?
6. Bagaimana Penularan parasit jenis cacing?
7. Hubungan nafsu makan turun terhadap kecacingan?
8. Apakah ada sistem pertahan tubuh yang spesifik terhadap infeksi
cacing tambang?
9. Hubungan infeksi cacing tambang dengan batuk?
10. Apa saja Infeksi cacing tambang?
11. Apa Ciri terkena cacing tambang?
12. Apa Obat yang digunakan terhadap terapi infeksi cacing tambang?
13. Bagaimana cara memutus mata rantai siklus kehidupan cacing
tambang?
14. Bagaimana mekanisme masuknya cacing tambang dalam tubuh?
15. Apakah kecacingan dapat menular?
16. Apa Nama penyakit yang diakibatkan cacing tambang?
17. Mengapa infeksi cacing tambang menyebabkan alergi?
18. Bagaimana siklus kehidupan cacing tambang?
19. Apakah infeksi cacing tmabang dapat menyebabkan demam?
20. Apakah infeksi cacing tambang dapat mengakibatkan menurunnya
kadar Hb?
21. Bagaimama sistem pengkajiannya
22. Bagaimana respon imun pada klien?
23. Berapa waktu yang dibutuhkan dalam tahap penyembuhan
24. Bagaimana cara pemenuhan kebutuhan nutrisi?
25. Hb 7.5 apakah normal?
26. Obat tradisonal apa saja yang dapat digunakan dalam trapi
kecacingan?
27. Etiologi infeksi cacing tambang?
28. Adakah jenis cacing tambang yang berbahaya?
29. Bagaimana merfologi cacing tambang, dan apakah infeksi pada
kasus tersebut berbahaya?
30. Apa diagnosis keperawatan yang mungkin muncul pada asuhan
keperawatan?

2.3 Analisis masalah


1. Kadar normalnya adalah 350 cel per mikro liter yang dikonversikan
dalam persen adalah 0,01 %- 0.6% yang termasuk dalam kategori
normal
2. Infeski cacing tambang dapat dicegah dengan cara, menggunakan
alas kaki, mencuci tangan, menjaga sanitasi lingkungan,
menggunakan air bersih dalam segala kebutuhan, dan memastikan
hewan peliharaan bebas dari parasit.
3. Memberikan nutrisi dan vitaminnyang cukup, dan memberikan obat
cacing dengan jenis albendazol dan mebendazol
4. Yang mengakibatkan gatal pada infeksi cacing tambang adalah
senyawa yang dikeluarkan oleh cacing, dimana senyawa tersebut
dikeluarkan pada saat cacing bertelur
5. –
6. Adapun cara penularan infeksi cacing tambang dapat melalui
perilaku buang air besar sembarangan, tidak menggunakan alas kaki,
melalui makanan yang telah terkontaminasi
7. –
8. –
9. Karena saat menginfeksi hospes, cacing ikut berada dalam sistem
peredaran darah dan melalui sistem respirasi dimana saat pada
sistem respirasi cacing tambang menginfeksi sistem respirasi
tersebut sehingga terdapat gejala batuk
10. –
11. Adapun ciri atau gejala dari infeksi kecacingan adalah anemia, nyeri
akut, diare, demam, tidak nafsu makan
12. Menggunakan obat jenis antalmentik dan mebendazol dengan dosis
2 kali 100 mg/hari (untuk dewasa) dan 2 kali 100 mg/hari
13. –
14. –
15. –
16. –
17. Karena cacing tambang menghisap darah, karena cacing tambang
melekat pada dinding usus sehingga dapat mengakibatkan anemia,
adapun jenis anemia yang ditimbulkan adalah anemia nekrositik dan
hipokromik, selain itu dapat mengurangi kapasitas darah sebesar 0.1
cc per hari
18. Adapun siklus hidup dari cacing tambang adalah, cacing tambang
dengan intestineum tanea (telur) kemudian keluar bersama tinja, dan
jika telur mendapatkan lingkungan yang sesuai maka akan
berkembang menjadi larva dan akan menginfeksi manusia melalui
kulit, masuk dalam pembuluh darah dan menepel pada bagian usus
halus.
19. –
20. Ya, karena cacing melekat pada usu, sehingga dapat menyebabkan
hilangnya Hb dan protein. Sehingga dapat menyebabkan anemia,
pada seseorang yang terinfeksi cacing tambang
21. –
22. Sistem imun tubuh host dalam merespon infeksi cacing ini sama
dengan rspon imun terhadap penyakit alergi yaitu respon Th2 yang
ditendai dengan meningkatknya kadar interleukin 4 (IL-4), IL-5, IL-
13, dan disertai dengan peningkatan kadar imunoglobulin E dan
eusonefilia
23.
24. adapun cara untuk memenuhi kebtuhan nutrisi adalah pertama tama
harus dilakukan terapi pemberian obat terlebih dahulu, seperti
albendazol, menedazol dan lain-lain, kemudian atur komposisi
makanan berdasarkan makanan-makanan yang sehat.
25. Kadar Hb 7,5 adalah tidak normal, karena kadar Hb normal untuk
anak-anak sendiri adalah 11-13 gram/dL.
26. –
27. –
28. –
29. –
30. –

2.4 Pohon Masalah

Pengobatan

pemeriksaan

gejala

Cacing

( Marfologi, etiologi,
dan klasifikasi )
2.5 Sasaran Belajar
Adapun sasaran yang ditetapkan berdasarkan tutorial mengenai
kasus pada BBM skenario adalahteknik pemeriksaan mikroskopik,
.hubungan nafsu makan turun terhadap kecacingan, sistem pertahan
tubuh yang spesifik terhadap infeksi cacing tambang, cara memutus mata
rantai siklus kehidupan cacing tambang, mekanisme masuknya cacing
tambang dalam tubuh, apakah kecacingan dapat menular, nama penyakit
yang diakibatkan cacing tambang, infeksi cacing tmabang dapat
menyebabkan demam, bagaimama sistem pengkajiannya,obat tradisonal
apa saya yang dapat digunakan dalam trapi kecacingan, etiologi infeksi
cacing tambang, adakah jenis cacing tambang yang berbahaya,
bagaimana merfologi cacing tambang, dan apakah infeksi pada kasus
tersebut berbahaya, apa diagnosis keperawatan yang mungkin muncul
pada asuhan keperawatan.
2.6 Belajar mandiri

Setelah tutorial pertama, maka dilakukan metode balajar secara


mandiri yang dilakukan oleh kelompok dalam rentang satu minggu
dimana anggota kelompok tutor melakukan analisis masalah didasarkan
sumber referansi yang teraktual, yang nantinya akan dikemukakan pada
saat tutorial kedua. Dimana dalam proses belajar mandiri ini didapatkan
jawaban dari permasalahn yang telah dipaparkan dalam sub analisis
masalah dan juga mendapatkan jawaban dari topik tambahan dari tutor
sebagai sasaran belajar yakni sebagai berikut:

2.7 Sintesis uji Diri


Mengenai sintesis uji diri dilakukan dengan penela’ahan sasaran
belajar sehingga dihasilkan jawaban yang tertera pada sub pembahasan
analisis masalah yang ditinjau dari pokok permasalahan tentang teknik
pemeriksaan mikroskopik, .hubungan nafsu makan turun terhadap
kecacingan, sistem pertahan tubuh yang spesifik terhadap infeksi cacing
tambang, cara memutus mata rantai siklus kehidupan cacing tambang,
mekanisme masuknya cacing tambang dalam tubuh, apakah kecacingan
dapat menular, nama penyakit yang diakibatkan cacing tambang, infeksi
cacing tmabang dapat menyebabkan demam, bagaimama sistem
pengkajiannya, obat tradisonal apa saya yang dapat digunakan dalam
trapi kecacingan, etiologi infeksi cacing tambang, adakah jenis cacing
tambang yang berbahaya, bagaimana merfologi cacing tambang, dan
apakah infeksi pada kasus tersebut berbahaya, apa diagnosis keperawatan
yang mungkin muncul pada asuhan keperawatan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Cacing parasit golongan Nematoda (cacing usus) di bagi menjadi 2
golongan yaitu Soil Transmitted Helminths (STH ) dan golongan Non Soil
Transmitted Helminths (STH ). Ciri atau gejala dari infeksi kecacingan adalah
anemia, nyeri akut, diare, demam, tidak nafsu makan.
Cara untuk memenuhi kebtuhan nutrisi adalah pertama tama harus
dilakukan terapi pemberian obat terlebih dahulu, seperti albendazol,
menedazol dan lain-lain, kemudian atur komposisi makanan berdasarkan
makanan-makanan yang sehat. Infeski cacing tambang dapat dicegah dengan
cara, menggunakan alas kaki, mencuci tangan, menjaga sanitasi lingkungan,
menggunakan air bersih dalam segala kebutuhan, dan memastikan hewan
peliharaan bebas dari parasit.

3.2 Saran
Untuk mencegah terjadinya penyakit cacing di masyarakat
terutamanya untuk anak-anak, maka Perilaku Hidup Bersih (PHBS) perlu di
budayakan lagi, karena dengan berperilaku hidup bersih dan sehat, telur
cacing terutamanya telur cacing Ascaris lumbricoides yang dapat
menyebabkan penyakit cacingan bisa di cegah.
DAFTAR PUSTAKA

Gandahusada, S.W Pribadi dan D.I. Herry. 2000. Parasitologi Kedokteran Fakultas
Kedokteran UI : Jakarta

Natadisastra, Djaenudin dan Agoes, Ridad. 2005. Parasitologi Kedokteran Ditinjau


dari Organ Tubuh yang Diserang. EGC: Jakarta

Soedarto. 2009. Pengobatan Penyakit Parasit. Surabaya. Sagung Seto.

Kadarsan,S. 2005. Binatang Parasit. Bogor: Lembaga Biologi Nasional-LIPI.

Gandahusada, S.W. Pribadi dan D.I. Herry. 2000. Parasitologi Kedokteran. Jakarta :

Fakultas Kedokteran UI

Hardidjaja, Pinardi & TM. 1994. Penuntun Laboratorium Parasitologi Kedokteran.

Jakarta : FKUI

Anda mungkin juga menyukai