No. Dokumen :
No Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman :
1. Pengertian Tinea barbae merupakan infeksi dermatofita yang terbatas pada daerah
jenggot pada wajah dan leher
2. Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnosis Tinea Barbae dan melakukan
pengobatan dan penyuluhan untuk pencegahan Tinea Barbae.
3. Kebijakan Sebagai pedoman bagi petugas dalam mengobati pasien Tinea Barbae .
4. Referensi Permenkes No.5 Tahun 2014, Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi hal
Dokter di Fasilitas Kesehatan Primer, hal 360-363
5. Alat dan Bahan Stetoskop
Termometer
Senter
Lup
Alat Tulis
Buku
6. Langkah-langkah a. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut,
b. Petugas menulis identitas pasien di buku register,
c. Petugas mengucapkan salam dan memperkenalkan diri,
d. Petugas melakukan anamnesa mengenai keluhan pasien. Adanya
riwayat kontak dengan orang yang mengalami keluhan yang sama yaitu
peradangan pada daerah janggut atau kumis, muncul benjolan merah,
bengkak, bernang dan berkerak di wajah, rontok pada rambut janggut
dan kumis.
e. Petugas menanyakan faktor resiko, apakah tinggal di lingkungan yang
lembab dan panas, kontak dengan hewan peliharaan seperti anjing,
kucing, kuda, imunodefisiensi, obesitas, diabetes mellitus?
f. Petugas mencuci tangan, mempersilahkan pasien berbaring di bed
pasien dan meminta izin untuk melakukan pemeriksaan fisik,
g. Petugas melakukan pemeriksaan generalis yang meliputi tekanan darah,
frekuensi nadi, frekuensi nafas, dan suhu tubuh.
h. Petugas melakukan pemeriksaan fisik spesifik. Apakah tampak Lesi
berbentuk infiltrat eritematosa, berbatas tegas, dengan bagian tepi yang
lebih aktif daripada bagian tengah, dan konfigurasi polisiklik. Lesi dapat
dijumpai di daerah kulit berambut terminal, berambut velus (glabrosa)
dan kuku.
i. Petugas dapat melakukan pemeriksaan penunjang Bila diperlukan,
dapat dilakukan pemeriksaan mikroskopis dengan KOH, akan ditemukan
hifa panjang dan artrospora.
j. Petugas menegakkan diagnosis dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang
k. Petugas memberikan terapi krim klotrimazol, mikonazol, atau terbinafin
yang diberikan hingga lesi hilang dan dilanjutkan 1-2 minggu.
Griseofulvin dapat diberikan dengan dosis 0,5-1 g per hari untuk orang
dewasa dan 0,25 – 0,5 g per hari untuk anak-anak atau 10-25
mg/kgBB/hari, terbagi dalam 2 dosis. Golongan azol, seperti
Ketokonazol: 200 mg/hari; Itrakonazol: 100 mg/hari atau Terbinafin: 250
mg/hari . Pengobatan diberikan selama 10-14 hari pada pagi hari
setelah makan..
l. Apabila terdapat penyakit tidak sembuh dalam 10-14 hari setelah terapi
terdapat imunodefisiensi. terdapat penyakit penyerta yang
menggunakan multifarmaka sebaiknya di rujuk ke dokter spesialis kulit
dan kelamin.
m. Petugas menulis resep.
n. Petugas mempersilahkan pasien mengambil obat di apotik,
mengucapkan semoga lekas sembuh dan terima kasih
o. Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik,diagnosa dan terapi kedalam
rekam medik pasien
p. Petugas menandatangani rekam medik.
q. Petugas menulis diagnosa kebuku register rawat jalan dan cuci tangan
7. Diagram Alir
Petugas
Memanggil mengucapkan salam
Menulis identitas
pasien sesuai dan memperkenalkan
pasien di buku register
nomor urut diri.
Petugas mencuci
tangandan Pasienmenanyakan Petugas melakukan
mempersilahkan pasien faktor resiko anamnesa
berbaring dibed
11. RekamanHistorisPerubahan
No. Revisi :
DAFTAR
TILIK Tanggal Terbit :
Halaman:
PUSKESMAS DEMPO
CR: …………………………………………%.
Palembang…………………
Pelaksana/ Auditor
(………………………………)