STUNTING
NIM : 0432051321117020
Penyebab Stunting
1. Ibu hamil
a. Kesakitan dan kematian meningkat
b. Perkembangan otak janin & pertumbuhan terhambat
c. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Untuk mencegah hal tersebut, pemeriksaan pada ibu hamil setiap bulan
kehamilannya harus terus dipantau, asupan gizi yang diberikan juga harus
memenuhi kebutuhan perharinya. Perlu diperhatikan bahwa kebutuhan gizi
pada ibu hamil 2 kali lipat lebih banyak dari pada keadaan biasanya.
Kebutuhan zat besi salah satunya harus terpenuhi, karena biasanya pada
ibu hamil memiliki risiko mengidap anemia yang tinggi. Untuk itu asupan
seperti sayuran hijau dan tambahan tablet zat besi minimal 90 tablet untuk
membantu mencegah terjadinya anemia, jika ibu mengalami anemia pada
masa kehamilan kemungkinan besar Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan
hal ini akan menjadi salah satu potensi terjadinya stunting pada anak.
Tidak hanya asupan zat besi, kebutuhan asam folat, omega 3 harus
terpenuhi agar perkembangan otak dan pertumbuhan janin dapat
berkembang secara optimal. Sering kali masyarakat masih belum
mengetahui pentingnya asupan zat besi, oleh karena itu pemerintah harus
lebih mensosialisasikan tambahan suplemen zat besi minmal 90 tablet
selama kehamilan. Pemberian tablet ini bisa dilakukan di puskesmas
dengan gratis, dengan begitu para ibu hamil dapat dengan mudah
mendapatkan tablet tambah darah ini.
2. Ibu menyusui
a. Kesakitan dan kematian meningkat
b. Produksi ASI menurun
c. Keadaan gizi dan kesehatan bayi menurun
3. Balita
a. Perkembangan otak dan pertumbuhan fisik terhambat
b. Perkembangan motorik, mental, kecerdasan terhambat
c. Kesakitan dan kematian anak meningkat
2. ASI + MP-ASI
a. MP-ASI mulai diberikan saat kebutuhan Energi dan nutrien melebihi
yang didapat dari ASI
b. MP-ASI harus mengandung cukup Energi, Protein dan mikronutrien
c. Penyimpanan, penyiapan dan sewaktu diberikan MP-ASI harus
higienis
d. MP-ASI diberikan sejalan dgn tanda lapar dan nafsu makan serta
frekuensi dan cara pemberiannya sesuai dengan usia bayi
3. Makanan Keluarga
a. Tingkatkan konsistensi dan variasi makanan sejalan dengan usia bayi
b. Bayi mampu makan pure, makanan saring atau makanan setengah
padat sejak usia 6 bulan
c. Pada usia 12 bulan, anak sudah dapat menerima makanan keluarga
Makin maju suatu negara maka fungsi tertier (fungsi fisiologis bagi
tubuh) pada makanan atau minuman lebih diperhatikan oleh
masyarakatnya karea kesadaran akan kesehatan yang tinggi. Kualitas
makanan menjadi lebih penting dari pada kuantitas. Jepang merupakan
perintis pangan fungsional, karena negara yang paling tegas dalam
member batasan mengenai pangan fungsional dan paling maju dalam
perkembangan industrinya. Konsep dimulai dari FOSHU ( Foods for
Specified Health Uses ). Persyaratan FOSHU adalah sebagai berikut.