Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa pubertas merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi


dewasa yang dimulai umur 8 – 14 tahun. Awal pubertas dipengaruhi oleh berbagai
faktor diantaranya adalah bangsa, iklim, gizi dan kebudayaan. Secara klinis mulai
tumbuh ciri-ciri kelamin sekunder, misalnya : tumbuh rambut pubis, ketiak, timbul
jerawat pada wajah, peningkatan berat badan dan tinggi badan, pada wanita
mengalami pembesaran buah dada dan pada pria terjadi perubahan pada suara dan
tumbuh jakun. Sebagian besar remaja umur kawin pertama dalam usia belia (<19
tahun).

Pada masa puber (13 tahun ke atas) adalah masa di mana mereka mencari jati
diri dan arti dari hidup. Pada masa-masa ini pula remaja memiliki rasa ingin tahu yang
begitu besar. Bisa dibilang karena rasa ingin tahunya yang besar, semakin dilarang,
semakin penasaran dan akhirnya mereka berani untuk mengambil resiko tanpa
pertimbangan terlebih dahulu.

Di era gobalisasi seperti yang kita alami saat ini, , remaja harus terselamatkan
dari bahaya globalisasi. Karena globalisasi ini ibaratnya kebebasan. Sehingga banyak
kebudayaan-kebudayaan yang asing yang masuk, sementara budaya tersebut tidak
cocok dengan kebudayaan kita. Sebagai contoh kebudayaan seks bebas itu tidak
cocok dengan kebudayaan kita. Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada
tingkat yang mengkuatirkan. Para remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis.
Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling
berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya. Mereka sudah
mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka merupakan
salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja
kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar.

Seks bebas itu sendiri ada kaitannya dengan perilaku yang berdampak buruk
terhadap kesehatan reproduksi. Mereka tidak memikirkan akibat dari perbuatan yang
tidak mempunyai status.

Oleh karena itu pemerintah harus mampu mengambil tindakan dan menyaring
pengaruh yang berhak dan berdampak negatif bagi para remaja. Begitu pula peran
remaja harus mampu mengendalikan diri dan menghindari hubungan seks pra nikah.

Salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam perubahan perilaku remaja
dalam urusan seks adalah masuknya budaya barat ke negara berkembang seperti
Indonesia. Kita telah mengetahui bahwa sebagian besar bangsa barat adalah bangsa
sekuler, seluruh kebudayaan yang mereka hasilkan jauh dari norma-norma agama. Hal
ini tentunya bertentangan dengan budaya Indonesia yang menjujung tinggi nilai
agama dan pancasila. Selain itu, Banyaknya media remaja yang getol menyajikan
1
budaya Barat semakin mendekatkan remaja pada kehidupan serba boleh (permissif )
alias bebas berbuat selama tidak mengganggu orang lain. Termasuk dalam urusan
seks. Karena di beberapa negara Barat, perilaku seks bebas remaja memang tinggi
sekali. Mereka para orang negara barat menganggap bahwa seks bebas adlah suatu
yang wajar, karna sebagian besar mereka disana melakukan seks bebas. Hal tersebut
dapat terjadi karena tidak adanya budaya serta norma-norma yang mereka junjung,
sedangkan di Indonesia sendiri ada budaya serta norma-norma yang harus kita
junjung hal tersebut seharusnya dapat menjauhkan diri kita dari seks bebas.

1.2 Batasan Masalah


Mengingat luasnya permasalahan yang ada pada kalangan remaja dan
mahasiswa diperlukan suatu batasan masalah untuk dapat memberikan gambaran
yang terarah, terperinci dan tidak menyimpang dari apa yang telah diuraikan dalam
perumusan masalah, serta dapat memberikan pemahaman yang lebih baik.
1.3 Rumusan Masalah
Perumusan masalah yang diambil dalam Seks Bebas Di Kalangan Remaja dan
Mahasiswa adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan seks bebas?
2. Bagaimana Kronologis seks bebas?
3. Berapa besarnya masalah seks bebas?
4. Bagaimana trend issue dan beratnya masalah seks bebas?
5. Bagaimana konsep solusi mengatasi seks bebas?
6. Apa tujuan dari penyampaian tingginya seks bebas pada remaja?
7. Apakah faktor – faktor yang mendorong para remaja atau mahasiswa melakukan
seks bebas?
8. Apa akibat dari seks bebas?
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan seks bebas.
2. Mengetahui kronologis seks bebas
3. Mengetahui besarnya masalah seks bebas
4. Mengetahui trend issue dan beratnya masalah seks bebas
5. Mengetahui konsep solusi mengatasi seks bebas
6. Mengetahui tujuan dari penyampaian tingginya seks bebas
7. Mengetahui faktor-faktor yang mendorong remaja melakukan seks bebas.
8. Mengetahui akibat dari seks bebas.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Seks Bebas


Seks bebas merupakan hubungan yang dilakukan oleh laki-laki dan
perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan. Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas
itu adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang
dimaksud adalah melewati batas-batas norma yang ada. Masalah seks bebas ini sering
kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa. Remaja adalah individu
labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar.
Kurangnya keimanan, masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang
minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya
potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan bangsa. Padahal Generasi muda
adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan
tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam mempersiapkan
generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan
keberadaan budayanya
Sedangkan remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para
ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 16 tahun
sampai dengan 24 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai
kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa.
Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering
dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan
yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak
menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya. Sedangkan mahasiswa sudah bisa
dikatakan cukup dewasa.
Pada umumnya remaja dan mahasiswa melakukan hubungan seks bebas
dengan pacarnya, karna kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa pacar adalah
calon suami yang berhak mendapatkan segalanya. Tidak ada salahnya jika kita
mengatakan pacaran adalah sebagian dari pergaulan bebas. Karena saat ini pacaran
sudah menjadi hal yang biasa bahkan sudah menjadi kode etik dalam memilih calon
pendamping. Fakta menyatakan bahwa sebagian besar perzinahan disebabkan oleh
pacaran. Bila kita menengok kebelakang tentang kebudayaan Indonesia sebelumnya,
pacaran (berduaan dengan non muhrim) merupakan hal yang tabu. Dari sini kita dapat
menyimpulkan bahwa pacaran memang tidak dibenarkan dan tidak sesuai dengan
budaya Indonesia, demikian juga dengan budaya islam.
Selain disebabkan oleh pacaran, seks bebas juga didominani oleh para remaja
dan mahasiswa untuk mencari uang tambahan. Padahal untuk mencari uang masih
banyak lagi jalan halal yang dapat mereka lakukan, pada dasarnya meraka melakukan
seks bebas dengan alasan mencari uang adalah alasan sampingan, itu semua karena
merekapun menyukai seks bebas tersebut tanpa berfikir akibat buruk yang akan
mereka tanggung. Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah

3
sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini
banyak remaja yang putus sekolah karena hamil.
Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan
tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa
kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi
kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran
sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya. Dengan adanya kesadaran
bahwa pacar bukanlah hak milik selamanya maka seorang remaja ataupun mahasiswa
akan lebih berfikir ulang untuk melakukan seks bebas.
2.2 Kronologis Masalah Seks Bebas
Pada masa ini anak diharapkan dapat berperilaku mandiri, tetapi banyak juga
yang belum bisa berperilaku mandiri. Ada pula anak yang bingung bagaimana harus
berperilaku dan mencari jati dirinya. Karena tidak ada yang membimbing atau
dikarenakan orang tua tidak terlalu memperhatikannya.
Oleh karenanya hal tersebut menimbulkan ketidaknyamanan dalam diri anak
sehingga bisa menimbulkan tingkah laku yang kurang baik, misalnya kenakalan
remaja, pergaulan bebas (seks bebas). Kenakalan remaja sangat diperngaruhi oleh
teman-teman sebaya nya. Kenakalan remaja juga dipicu akibat dari pergaulan bebas
yang menjadikan remaja tersebut melakukan seks bebas.
2.3 Besarnya Masalah Seks Bebas
1. Remaja di definisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat.
Menurut who (badan PBB untuk kesehatan dunia ) batasan usia remaja adalah 12-
24 tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang
dipergunakan oleh departemen kesehatan adalah mereka yang berusia 10-19
tahun.
2. Penelitian menunjukkan bahwa kegiatan seks bebas menempatkan remaja pada
tantangan risiko yang berat terhadap berbagai masalah kesehatan reproduksi.
Setiap tahun kira-kira 15 juta remaja melahirkan anak, 4 juta melakukan aborsi,
100 juta terinfeksi penyakit menular seksual. Semua kasus HIV/AIDS terjadi
pada kaum muda usia 15-24 tahun.
3. Di Indonesia ada sekitar 16-20% dari remaja yang berkonsultasi telah melakukan
hubungan seks bebas pranikah, jumlah kasus ini cenderung naik. Itu bisa dilihat
dengan meningkatnya jumlah kasus aborsi di Indonesia yang mencapai 2,3 juta
per tahun. Tragisnya 15-30% dari perilaku aborsi itu dari perilaku aborsi itu
adalah remaja yang berstatus smp,sma, hal ini menunjukkan rentannya remaja
terhadap masalah seks bebas. Dalam melakukan hubungan seksual, sebagian
remaja banyak yang tidak memikirkan dampak dari dua kemungkinan yang dapat
terjadi yaitu kehamilan yang tidak dikehendaki dan penyakit hubungan seksual.

4
2.4 Trend Issue dan Beratnya Masalah Seks Bebas
1. Trend Issue Seks Bebas
Beberapa tahun belakangan ini seiring canggihnya media informasi dan
komunikasi, para pelajar ini seiring canggihnya media komunikasi, para pelajar
cenderung bebas dalam bergaul. Bukan halnya yang aneh lagi jika ada berita
pelajar hamil di luar nikah, bayi di buang dan bukan hal yang mengkagetkan jika
ada informasi tentang aborsi. Tetapi saat ini hal tersebut menjadi hal biasa, bahkan
menjadi trend. Sekarang banyak di jumpai remaja nakal. Hal itu di karena kan
pengaruh dari budaya luar yang sangat gampang masuk di Indonesia.
2. Beratnya Masalah Seks Bebas
Beratnya masalah atau yang menyebabkan seks bebas :
1) Kurangnya bimbingan dari orang tua ( keluarga )
2) Pengaruh lingkungan negative
3) Kurangnya pendidikan ilmu agama dan kurangnya pengetahuan tentang
norma-norma dan kaidah yang berlaku.
4) Hasrat nafsu seksual yang tinggi.
5) Sering menonton atau membaca hal-hal yang berkaitan nya dengan seks
bebas.
6) Rasa ingin tahu dan ingin mencoba.

Risiko seks bebas :

Sebenarnya bahaya yang Nampak sekali dari perilaku seks bebas yaitu kehamilan
dan terjadinya penyakit menular seksual. Kehamilan di usia remaja bahkan sudah
terbukti dapat memberikan resiko terhadap ibu dan janinnya. Resiko tersebut
adalah “disproporsi” (ketidaksesuaian ukuran) janin, pendarahan, cacat bawaan
janin. Bagi remaja laki-laki masalah juga timbul karena ketidaksiapan mental dan
tanggung jawab ayah.

2.5 Konsep Solusi Menghindari Seks Bebas


Berikut adalah konsep solusi dalam mengatasi seks bebas :
1. Memperbaiki cara pandang
2. Jujur pada diri sendiri dan
3. Menanamkan nilai ketimuran
4. Menjaga keseimbangan pola hidup
5. Banyak beraktivitas secara positive
6. Berpikir tentang masa depan
7. Mengurangi menonton TV yang mengandung unsur seksual dan kekerasan
seksual.
8. Selalu membaca buku yang memberikan motivasi yang baik.
9. Berkomunikasi dengan baik
10. Mengadakan sosialisasi tentang bahaya seks bebas.
11. Menegakkan aturan hukum, dan agama.

5
2.6 Tujuan dari penyampaian tingginya seks bebas pada remaja
1. Memberikan pengertian yang memadai mengenai perubahan fisik, mental dan
proses kematangan emosional yang berkaitan dengan masalah seksual pada
remaja.
2. Mengurangi ketakutan dan kecemasan sehubungan dengan perkembangan dan
penyesuaian seksual. (peran,tuntutan, dan tanggung jawab).
3. Membentuk sikap dan memberikan pengertian terhadap seks dalam semua
manifestasi yang bervariasi.
4. Memberikan pengertian bahwa hubungan antara manusia dapat membawa
kepuasan pada kedua individu dan kehidupan keluarga.
5. Memberikan pengertian mengenai kebutuhan nilai moral yang essensial untuk
memberikan dasar yang rasional dalam membuat keputusan berhubungan
dengan perilaku seksual.
6. Memberikan pengetahuan tentang kesalahan dan penyimpangan seksual agar
individu dapat menjaga diri dan melawan eksploitasi yg dapat mengganggu
kesehatan fisik dan mentalnya.
7. Untuk mengurangi prostitusi, ketakutan terhadap seksual yang tidak rasional
dan eksplorasi seks yg berlebihan.
8. Memberikan pengertian dan kondisi yang dapat membuat individu melakukan
aktivitas seksual secara efektif dan kreatif dalam berbagai peran, misalnya
sebagai istri atau suami, orang tua, anggota masyarakat.

2.7 Faktor Pendorong Terjadinya Seks Bebas


Dalam perkembangannya, kehidupan di jaman yang telah maju ini memiliki
dampak bagi masyarakat terlebih lagi dalam pergaulan remaja masa kini.
Pergaulan pada remaja masa kini telah jauh dari batas norma yang telah
ditetapkan. Telah banyak penyimpangan yang dilakukan oleh para remaja dalam
pergaulannya, seperti seks bebas. Oleh karena itu tidak aneh jika jumlah penderita
HIV/AIDS dan wanita terutama dari kalangan remaja/anak sekolah yang hamil di
luar nikah. Hal ini di karenakan sekarang mereka sangat begitu mudah memasuki
tempat-tempat khusus orang-orang dewasa.
Bahkan sekarang pelakunya bukan saja mahasiswa dan anak SMA saja,
namun sudah merambat sampai ke anak SMP. Sekitar 60-80% remaja mengaku
pernah melakukan hubungan seks, ancaman pola hidup seks bebas remaja secara
umum baik di pondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius.
Rata-rata mereka berusia 16-25 tahun, dan umumnya masih bersekolah di tingkat
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau mahasiswa. Namun dalam beberapa
kasus juga terjadi pada anak-anak yang duduk di tingkat Sekolah Menengah
Pertama (SMP).
Awal mula seorang remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas adalah salah
bergaul dan mudah terpengaruh oleh temannya yang tidak benar. Kebanyakan
remaja ini ingin di puji dan di katakan gaul oleh teman-temannya tanpa
memikirkan dampak dan akibat yang berkelanjutan.Maksud dari salah bergaul
adalah bukan berarti kita harus memilih milih dalam bergaul, kita boleh saja

6
bergaul dengan siapa pun asalkan kita jangan mudah terpengaruh dan tetap
berpegang teguh kepada norma-norma agama dan norma hukum yang
berlaku,karena gaul tidak harus melakukan seks bebas.
Berikut Beberapa faktor yang mendorong para remaja untuk melakukan seks
bebas adalah sebagai berikut:
1. Karena kehidupan iman yang rapuh.
Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan pengertian,
pemahaman dan ketaatan dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik
tanpa dipengaruhi oleh situasi kondisi apapun. Seseorang dapat melakukan
seks bebas karna kurangnya keimanan dalam dirinya.
2. Kurangnya perhatian orang tua.
Orang tua sangat berperan penting dalam kehidupan seorang anak. Perhatian
orang tua sangat diperlukan oleh seseorang karna orang tualah yang paling
dekat dengannya. Bimbingan orang tua sangat berpengaruh pada tingkah laku
seseorang. Apabila orang tua kurang memberi pengarahan serta pengetahuan
maka seorang anak akan mudah terjerumus dalam kebiasaan berseks bebas.
3. Lengkapnya fasilitas.
Fasilitas yang lengkap akan mempermudah seseorang untuk dapat melakukan
seks bebas. Tetapi tergantung pada diri masing-masing, jika mampu
menggunakan fasilitas yang diberikan orang tua dengan baik maka hal tersebut
tidak akan terjadi. Jika seorang remaja atau mahsiswa memiliki fasilitas yang
mendukung utnuk mereka melakukan seks bebas seperti rumah yang nyaman
dari perhatian warga, maka perlakuan seks bebas akan mudah sekali terjadi.
Contohnya seperti kontrakan-kontrakan bebas yang bias digunakan oleh para
remaja dan mahasiswa untuk melakukan seks bebas. Keadaan rumah yang
selalu kosong juga dapat menjadi tempat seorang remaja atau mahasiswa
melakukan seks bebas, oleh karena itu jangan biarkan si anak berduaan
dirumah.
4. Tekanan dari seorang pacar
Karena kebutuhan seorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus rela
melakukan apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan resiko yang
akan dihadapinya. dalam hal ini yang berperan bukan saja nafsu seksual,
melainkan juga sikap memberontak terhadap orang tuanya. Remaja lebih
membutuhkan suatu hubungan, penerimaan, rasa aman, dan harga diri
selayaknya orang dewasa, dan pemikiran seperti itu sangat banyak dijumpai.
5. Pelampiasan diri.
Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur
berbuat, seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi
yang dapat dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia
akan merasa putus asa dan mencari pelampiasan yang akan
menjerumuskannya dalam pergaulan bebas seperti seks bebas.
6. Kurangnya pengetahuan tentang seks bebas.
Karena menganggap bahwa hubungan seks bebas adalah bentuk penyaluran
kasih sayang dalam sebuah hubungan berpacaran. Kebanyakan dari mereka

7
merasa tanpa seks kegiatan pacaran mereka tidak efektif, padahal pemikiran
seperti itu adalah bentuk bujuk rayu setan. Tidak sedikit para remaja juga para
mahasiswa berfikiran seperti itu.
7. Rasa ingin tahu tentang sesuatu yang berbau seksual.
Pada usia remaja keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika
teman-temannya mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya
infomasi yang tidak terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin
mendorong mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam
percobaan yang tanpa mereka sadari bahwa percobaan tersebut berbahaya.
8. Tontonan yang tidak mendidik.
Akibat atau pengaruh mengonsumsi berbagai tontonan bagi remaja sangat
besar. Apa yang merka tonton, berkorelasi secara positif dan signifikan dalam
membentuk perilaku mereka, terutama tayangan film dan sinetron, baik film
yang ditonton di layar kaca maupun film yang ditonton di layar lebar. Acara
televisi begitu berjibun dengan tayangan yang bikin ‘gerah’, Video klip lagu
dangdut saja, saat ini makin berani pamer aurat dan adegan-adegan yang bisa
meningkatkan gairah para lelaki. Belum lagi tayangan film yang bikin otak
remaja teracuni dengan pesan sesatnya.
Ditambah lagi, maraknya tabloid dan majalah yang memajang gambar sekitar
wilayah dada, dan buka paha tinggi-tinggi, serta gambar yang tidak layak
dilihat lainya. Konyolnya, pendidikan agama di sekolah-sekolah ternyata tidak
menggugah kesadaran remaja untuk kritis dan inovatif.
9. Pergaulan bebas.
Pergaulan bebas yang melewati batas seperti dugem, minum-minuman keras
dan sebagainya akan berujung pada seks bebas. Karna pergaulan bebas dapat
menyebabkan seseorang lupa diri, merasa tidak modern jika tidak mengikuti
tren yang akan berujung pada seks bebas. Yang pada dasarnya pemikiran
seperti itu sangat salah.
10. Masa remaja terjadi kematangan biologis.
Seorang remaja sudah dapat melakukan fungsi reproduksi sebagaimana
layaknya orang dewasa sebab fungsi organ seksualnya telah bekerja secara
normal. Hal ini membawa konsekuensi bahwa seorang remaja akan mudah
terpengaruhi oleh stimuli yang merangsang gairah seksualnya, misalnya
dengan melihat film porno, cerita cabul, dan gambar-gambar erotis.
11. Rendahnya pengetahuan tentang bahaya seks bebas.
Sehingga mereka beranggapan bahwa seks bebas adalah suatu hal yang wajar
bagi pergaulan mereka. Faktor pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin
tahu yang tinggi, kurangnya pengetahuan akan dampak dan akibat akan hal
yang kita lakukan dapat memudahkan kita terjerumus ke dalam hal hal yang
negatif. Pada umumnya kita sebagai seorang remaja memiliki rasa ingin tahu
yang sangat tinggi, apabila menemukan atau melihat suatu hal yang baru maka
otomatis kita akan ingin merasakannya atau mencobanya.
12. Faktor lingkungan seperti orang tua, teman dan tetangga.

8
Di dalam faktor ini tidak sedikit anak remaja yang terjerumus kedalam
pergaulan bebas di karenakan ada masalah di dalam keluarganya atau yang
sering mereka sebut dengan broken home.Dan yang menjadi penyebab yang
sering terjadi juga adalah karena terjerumus atau terpengaruh oleh temannya
demi mendapatkan pujian atau ingin di bilang “gaul”.
13. Salah bergaul
Teman merupakan orang yang sangat berpengaruh bagi para remaja dan
mahasiswa. Apabila seorang remaja atau mahasiswa salah dalam memilih
teman maka akibatnya akan fatal. Memilih teman berarti memilih masa depan,
maka siapapun yang ingin masa depannya cerah ditengah bekapan arus
globalisasi, serta luas ilmu dan wawasannya, maka ia harus pandai dalam
memilih teman. Seseorang akan dipastikan rusak masa depannya jika bergaul
dengan orang-orang yang membenarkan kemaksiatan.
14. Kegagalan remaja menyerap norma
1) Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh
modernisasi yang sebenarnya adalah westernisasi. Boleh saja kita
mengikuti modernisasi namun tetap harus disesuaikan dengan norma-
norma adat dan budaya serta agama yang ada.
2) Faktor perubahan zaman.
Faktor ini juga adalah hal yang cukup kuat menjadi penyebab pergaulan
bebas di kalangan remaja. Karena di zaman sekarang banyak media yang
mudah di akses oleh semua umur yang menyediakan tayangan tanyangan
yang seharusnya hanya di tayangkan khusus orang dewasa.Namun karena
rasa ingin tahu yang sangat tinggi yang mendorong para remaja
menggunakan atau melihat media untuk orang dewasa tersebut.Setelah
melihat,otomatis rasa ingin tahu itu pun akan terus berkembang seperti
ingin mengetahui rasa dan ingin mencoba hal yang baru dia lihat.Oleh
karena itu pengawasan orang tua adalah hal yang sangat penting dalam
faktor ini.
2.8 Akibat dari Seks Bebas
Selain memiliki hukum haram, seka bebas memiliki akibat atau dampak yang
sangat negatif bagi sipelaku. seks bebas juga dapat menghilangkan rasa malu,
padahal dalam agama malu merupakan suatu hal yang amat ditekankan dan
dianggap perhiasan yang sangat indah khususnya bagi wanita. Selain itu seks
bebas juga dapat berakibat:
1. Hilangnya Kehormatan.
Hilangnya kehormatan, jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhan maupun
sesama manusia serta merusak masa depannya, dan meninggalkan aib yang
berkepanjangan bukan saja kepada pelakunya bahkan kepada seluruh
keluarganya. Kehormatan sangat penting bagi setiap manusia, terutama pada
wanita. Jika kehormatan tersebut sudah hilang maka akan jelas terlihat
perbedaannya dengan wanita yang masih menjaga kehormatannya.

9
2. Prestasi cenderung menurun.
Apabila seorang remaja atau mahasiswa sudah melakukan seks bebas, maka
fikirannya akan selalu tertuju pada hal negatif tersebut. Rasa ingin
mengulanginya selalu ada, sehingga tingkat kefokusannya dalam mengikuti
proses belajar disekolah atupun diperkuliahan akan menurun. Malas belajar,
malas mengerjakan tugas dan lains ebagainya dapat menurunkan prestasi
seorang remaja ataupun mahasiswa tersebut.
3. Zina Mengeluarkan Bau Busuk.
Bau tersebut yang mampu dicium oleh orang-orang yang memiliki ‘qalbun
salim’ (hati yang bersih) melalui mulut atau badannya, Hal ini sangat
dipercayai oleh agama islam.
4. Hamil Diluar Nikah.
Hamil diluar nikah akan sangat menimbulkan masalah bagi sipelaku.
Terutama bagi remaja yang masih sekolah, pihak sekolah akan mengeluarkan
sipelaku jika ketahuan peserta didiknya ada yang hamil. Sedangkan bagi
pelaku yang kuliah hamil diluar nikah akan menimbulkan rasa malu yang luar
biasa terutama orang tua.
5. Aborsi dan bunuh diri.
Terjadinya hamil diluar nikah akibat seks bebas akan menutup jalan fikiran
sipelaku, guna menutupi aib ataupun mencari jalan keluar agar tidak merusak
nama baik dirinya dan keluarganya hal tersebut dapat berujung pada
pembunuhan janin melalui aborsi bahkan bunuh diri.
6. Tercorengnya Nama Baik Keluarga.
Semua orang tua akan merasa sakit hatinya jika anak yang dibangga-
banggakan juga di idam-idamkan hamil diluar nikah. Nama baik keluarga
akan tercoreng karna hal tersebut, dan hal tersebut akan meninggalkan luka
yang mendalam dihati keluarga.
7. Tekanan Batin.
Tekanan batin yang mendalam dikarenakan penyesalan. Akibat penyesalan
tersebut sipelaku akan sering murung dan berfikir yang tidak rasional.
8. Terjangkit Penyakit.
Mudah terjangkit penyakit HIV/AIDS serta penyakit-penyakit kelamin yang
mematikan, seperti penyakit herpes dan kanker mulut rahim. Jika hubungan
seks tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, risiko terkena penyakit tersebut
bisa mencapai empat hingga lima kali lipat.
9. Ketagihan.
Seks bebas dapat menyebabkan seseorang ketagihan untuk melakukan hal
kotor tersebut. Hal tersebut sangat berbahaya karna keinginan yang tidak
terkontrol.
10. Gangguan kejiwaan.
Akibat seks bebas seseorang dapat mengalami gangguan kejiwaan atau setres,
disebabkan karna ketidak mampuan menerima kehidupan, kurangnya
persiapan mental untuk hamil serta takut terhadap hukuman Tuhan.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Terjadinya seks bebas di kalangan remaja dan mahasiswa dikarenakan banyak
faktor, yang paling utama adalah pesatnya perkembangan jaman, hal tersebut
membuat pergaulan menjadi bebas, sehingga banyak remaja dan mahsiswa yang
bergaul tanpa batasan dan etika. Salah satu contohnya dalam berpacaran. Para
remaja dan mahasiswa berpacaran tidak mempunyai batasan serta etika sehingga
dalam berpacaran lebih banyak dampak negative dibandingkan dampak positif
seperti halnya seks bebas. Persepsi yang salah tentang seks bebas menyebabkan
mereka berfikir bahwa melalui seks bebaslah tersalurnya cinta dan kasih sayang.
Pergaulan remaja yang bebas sebenarnya dikarenakan oleh segala macam
perkembangan yang di salah artikan oleh remaja itu sendiri maupun
lingkungannya. Seks bebas menyebabkan para remaja kehilangan bangku
sekolahnya, sama halnya juga para mahsiswa yang terpaksa berhenti kuliah karna
hamil diluar nikah. Selain itu, hamil diluar nikah dapat berujung pada
pengguguran janin, baik melalui aborsi ataupun bunuh diri karena tidak siapnya
menerima kenyataan (hamil diluar nikah) tersebut.
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan
dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan
norma yang berlaku di dalam masyarakat serta dituntut peran serta orangtua dalam
memperhatikan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari anaknya, memberikan
pendidikan agama, memberikan pendidikan seks yang benar. Oleh sebab itu
permasalahan ini merupakan tugas seluruh elemen bangsa tanpa terkecuali. Usaha
untuk pencegahan sudah semestinya terus dilakukan untuk menyelamatkan
generasi muda kita. Agar lebih bermoral, agar lebih bisa diandalkan untuk
kebaikan negara ke depan.
3.2 Saran
Beberapa saran tentang seks bebas yang perlu diperhatikan adalah :
1. Kepada pihak orang tua, berikan semua yang terbaik untuk anak tetapi tetap
memperhatikan dalam membimbing dan mengarahkan remaja dengan dalam
memberikan pandangan yang benar mengenai persepsi pacaran agar terhindar
dari seks bebas.
2. Kepada generasi muda agar menetapkan tujuan dan arah hidup yang jelas,
belajar lebih mengenal diri sendiri, meningkatkan ke imanan dan
ketakwaannya dengan mengisi kegiatan yang bermanfaat serta bergaul dengan
teman secara benar sehingga dapat terhindar dan terjerumus pada perilaku seks
bebas. Tingkatkanlah pengetahuan tentang segala perkembangan dengan tetap
meningkatkan pula keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3. Kepada para remaja baik pelajar maupun mahasiswa agar selain belajar juga
ikut ambil bagian dalam kegiatan yang positif dan kreatif dalam rangka

11
menyalurkan energi yang berlebih sehingga tidak mengarah pada penyaluran
dorongan bilogis secara langsung, misalnya dengan kegiatan. Keolahragaan,
pecinta alam, dan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat mengembangkan
potensi dan bakat masing-masing.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://sitisalmah27.blogspot.co.id/2014/03/makalah-seks-bebas-dikalangan-remaja.html

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Seks_bebas?

https://www.pontianakpost.com/penyebab-dan-dampak-pergaulan-bebas

Ensiklopedia Nasional Indonesia. 1989. Jakarta: Cipta Adi Pustaka.

13

Anda mungkin juga menyukai