,-:~,.",~
'O~ . r"
,,.
((\ ....;;.e I'~ Z
~~ ~~ ..:~
Jalan Jenderal Galal Subrala Kav. 52 - 53 Lanlal 9 JAKARTA 12950 Kalak Pas: 4478 JKSMG
'At '. q.. Telp.: 5255509, 5252482 Fax. : 5252978
o u S~ http://ilmea.dprln.ga.id
~
PERATURAN
NOMOR : 09 IILMTA/PER/4/2009
..
TENTANG
Menimbang:
Mengingat:
MEMUTUSKAN: ..
Menetapkan
Ditetap'kan di Jakarta
Pada. tanggal 27 April 2009
di Propinsi/Kabupaten/Kota;
( '
DIREKTUR JENDERAL
..
BABI
KETENTUAN UMUM
c SNI.
1.6. Laboratorium Penguji adalah laboratorium yang melakukan kegiatan pengujian
terhadap Bj.L AS sesuai persyaratan SNI dan telah ditunjuk Menteri Perindustrian
untuk melakukan pengujian sesuai SNI.
1.7. Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (LSSM) adalah lembaga yang te!ah
mendapatkan akreditasi dari KAN atau badan akreditasi di negara pabrikan yang
telah melakukan perjanjian saling pengakuan atau Mutual Recognition
Arrangement atau Mutual Recognition of Approval (MRA) .
..$
1
dengan Badan Akreditasi negara lain untuk saling mengakui dan menerima
beberapa atau keseluruhan aspek dalam hal hasil-hasil penilaian kesesuaian.
1.9. Surat Pendaftaran Barang (SPB) adalah dokumen yang diterbitkan oleh Direktur
Jenderal Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan yang diberikan
kepada importir untuk mendaftarkan Bj.L AS, yang akan diimpor.
1.10. Pertimbangan Teknis adalah Rekomendasi Direktur Jenderal Industri Lbgam
Mesin Tekstil dan Aneka (Dirjen ILMTA) Departemen Perindustrian yang
menjelaskan tentang produk Bj.L AS yang terkait dengan penerapan SNI wajib.
BABII
2.1. Pemberlakuan SNI Bj.L AS (SNI 4096:2007 dan atau revisinya) dengan nomor
Harrnonized System (HS) sebagai berikut :
2.3. Terhadap 8j.L AS yang dalam penerapan SNI Wajib pedu mendapatkan
pertimbangan teknis Dirjen ILMTA adalah :
a. 8j.L AS yang memiliki kesamaan dengan kelompok HS sesuai butir 2.1 . tetapi
memiliki spesifikasi teknis lain selain dimaksud dalam SNI 4096:2007 dan atau
revisinya.
b. 8j.L AS sejenis yang telah memiliki nomor SNI lain selain SNI 4096:2007 dan
atau revisinya.
2
c. Bj.L AS dengan spesifikasi teknis yang dipergunakan khusus untuk keperluan
bahan baku pada industri komponen kendaraan bermotor, industri peralatan
listrik konsumsi dan elektronika.
d. Bj. L AS yang dipergunakan khusus untuk keperluan bahan baku untuk produk
ekspor.
BAB III
TATA CARA MEMPEROLEH SPPT SNI
3.1. Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI diterbitkan oleh LSPro dan sebelum
melaksanakan kegiatan Sertifikasi SNI, LSPro berkewajiban menyampaikan
3.2. Untuk memperoleh Sertifikat Produk Penggunaan Tanda (SPPT) SNI Bj.L AS dari
LSPro, pelaku usaha wajib mengikuti prosedur yang ditetapkan LSPro apabila
telah :
a. Memenuhi persyaratan administrasi, dengan menunjukkan do.kumen asli dan
menyerahkan salinan bukti kepemilikan :
1). Izin Usaha Industri (lUI) dengan lingkup Bj.L AS;
2). Sertifikat atau Tanda Daftar Merek yang diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) Departemen Hukum dan HAM
untuk Bj.L AS dan atau lisensi dari pemilik merek dengan ketentuan:
3.3. Untuk keperluan pengujian sesuai dengan SNI, 4096:2007 dan atau revisinya
sebagaimana dimaksud pada butir 3.2. huruf c, contoh uji Bj.L AS diambil di pabrik
pada proses produksi dan di gudang. Jenis dan jumlah contoh yang ditetapkan
3.7. Waktu y~ng diperlukan untuk pelaksanaan audjj dan penerbitan SPPT SNI oleh
LSPro apabila .dokumen sudah lengkap dan benar adalah 41 (empat puluh satu)
hari kerja diluar proses pengujian atau tindakan koreksi.
4
BAB IV
4.2. Ketentuan-Ketentuan
4.2.1. Pengambilan contoh dilaksanakan oleh :
a. Petugas Pengambil Contoh (PPC) berdasarkan Surat tugas dari LSPro untuk
permohonan Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI.
c Pengambi,lan contoh dilakukan 1 (satu) kali pada proses produksi dan I atau
di gudang.
b. Petugas Pengawasan Standar Barang dan atau Jasa di Pabrik (PPSP)
berdasarkan Surat tugas dari Dirjen ILMTA untuk pengawasan penerapan
SNI wajib di pabrik yang dil'aksanakan PPSP. Pengambilan contoh dilakukan
1 (satu) kali pada proses produksi dan I atau di Gudang.
4.2.2. Pengiriman contoh ke Laboratorium Uji untuk :
a. Permohonan SPPT-SNI dilakukan oleh PPC dari LSPro;
b. Pengawasan penerapan SNI wajib di pabrik dilaksanakan oleh PPSP.
5
kelipatan 50 (lima puluh) ton ditambah 1 (satu) lembar contoh dan sebanyak
banyaknya 10 contoh.
d. Pengambilan contoh dilakukan secara acak.
e. Petugas yang mengambil contoh harus diberi keleluasaan oleh pihak
produsen untuk melakukan tugasnya.
4.3.2. tJntuk Pengawasan Penerapan SNI wajib di Pabrik oleh PPSP
a. Contoh Bj.L AS dalam bentuk lembaran
Contoh diambil secara acak (random) dari jenis yang dominan, sebanyak 3
(tiga) lembar dari stok dan 2 (dua) lembar dari proses produksi dengan
ukuran panjang contoh masing-masing 1 (satu) meter. Apabila proses
produksi tidak berjalan maka 5 (lima) lembar diambil dari stok yang tersedia.
b. Contoh Bj .l AS dalam bentuk gulungan.
( Contoh diambil secara acak (random) dari jenis yang dominan, sebanyak 3
(tiga) gulungan dari stok dan 2 (dua) gulungan dari proses produksi dengan
ukuran panjang contoh masirig-masing 1 (satu) meter diambil pada jarak
minimum 1,5 meter dari ujung terluar. Apabila proses produksi tidak berjalan
maka contoh diambil dari 5 (lima) gulungall pada stok yang tersedia .
BABV
TATA CARA PENCANTUMAN TANDA SNI
2) Ukuran
6) SNI. 4096:2007
7) No. 10 LSPro.
BABVI
PROSEDUR MEMPEROLEH PERTIMBANGAN TIE!KNIS
7
b. Menyampaikan rencana impor meliputi :
1) Jenis penggunaan produk Bi .LAS sebagai bahan baku
2) Jumlah kebutuhan
3) Jadual pelaksanaan
4) Jenis dan spesifikasi produk yang menggunakan Bi.LAS sebagai bahan
baku (melampirkan copy Mill Sertificate)
5) Untuk importir menyampaikan surat permintaan dari perusahaan pengguna.
6.3. Terhadap Bj.LAS yang importasinya telah berjalan dan memasuki pabean,
disamping persyaratan butir 6.2 maka importir wajib melampirkan dokumen
Be 1.1.
6.4. Penerbitan Pertimbangan teknis dilakukan setelah pelaksanaan penilaian
kelayakan perusahaan yang terkait dengan:
c 1)
2)
Perizinan industri yang bersangkutan;
5) Kapasitas produksi.
6.5. Berdasarkan hasil penilaian atas kebenaran dan kelengkapan dokumen dengan
kenyataan kebutuhan Bj.LAS, Direktorat Jendera,1 ILMTA menerbitkan atau
menolak untuk menerbitkan Surat Perimbangan Teknis selambat-Iambatnya 7
(tujuh) hari kerja sejak diterimanya kelengkapan dokumen permohonan
pertimbangan teknis Bj. LAS.
6.6. Perusahaan importir Bj.L AS diwajibkan untuk menyampaikan laporan realisasi
impor berdasarkan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) kepada Dirjen ILIVITA
c- , 6.7.
setiap kali importasi.
Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Departemen
Perindustrian melakukan evaluasi dan verifikasi terhadap laporan realisasi impor
tersebut diatas.
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
7.1. Pembinaan dan pengawasan dalam rangka pemberlakuan SNI Bj.L AS secara
wajib dilaksanakan oleh Dirjen ILMTA.
8
7.2. Pembinaan dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan industri dalam
menerapkan SNI wajib melalui :
7.3 . Dalam melaksanakan pengawasan SNI Wajib di pabrik, Dirjen ILMTA dapat
menugaskan Petugas Pengawasan Standar Barang dan atau Jasa di Pabrik
(PPSP) untuk melakukan pemeriksaan perusahaan dan uji petlk.
7.4. Dirjen ILMTA dapat melakukan kerjasama dengan lembaga lain untuk mendukung
PPSP dalam melaksanakan pengawasan SNI Wajib di Pabrik.
c-_ 7.5. Mekanisme dan prosedur pengawasan SNI Wajib di Pabrik terhadap produk
8j.L AS dapat diatur dalam peraturan tersendiri oleh Dirjen ILMTA.
a. Legalitas perusahaan;
b. Realisasi impor;
c. Kemampuan produsen ;
9
BAB VIII
PENUTUP
Direktur Jenderal
Industri Logam Mesin Teksti l dan Aneka
t .-·...nR#il'rt..H I 1i<f1ari
(
10