Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENYULUHAN KESEHATAN

DI RUANG MINA

RSU’ AISYIYAH PONOROGO

Disusun untuk Memenuhi Praktik Klinik Profesi Ners Stase Manajemen

Disusun Oleh :

Kelompok 3

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan melihat kondisi lingkungan pemukiman warga untuk saat ini, sangat rentan
terjadinya penyakit demam berdarah saat ini, karena masyarakat untuk saat ini masih kurang
peduli dengan kebersihan lingkungan dan masih kurang pengetahuannya mengenai perilaku
hidup bersih dan sehat. Dengan meliat kondisi saat ini kami bertujuan untuk membuat
program sosialisasi masyarakat dalam bentuk penyuluhan kesehatan. Guna untuk
memberikan pemahaman dan pengetahuan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat, serta
cara untuk terhindar dari penyakit demam berdarah. Karena salah satu langkah untuk
terhindar dari penyebaran penyakit demam berdarah diantaranya yaitu dengan menjaga
lingkungan sekitar.

Karena yang seperti yang kita ketahui penyebaran Penyakit demam dengue
disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan kepada manusia melalui perantara nyamuk
Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Tidak seperti nyamuk-nyamuk yang pada umumnya
mencari makan di malam hari, Aedes aegypti dan Aedes albopictus umumnya menggigit di
pagi hari sampai sore hari menjelang petang.

Jentik-jentik nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus sering ditemukan pada air
selokan yang tidak mengalir, kolam, waduk, atau kamar mandi di rumah kita. Itu artinya
serangga ini menjadikan air yang tenang sebagai media untuk berkembang biak.

Dengan melihat status demografi untuk sekarang ini Wilayah yang memiliki tingkat
sanitasi buruk, seperti di kota-kota berpenduduk padat yang terletak di negara-negara
berkembang (salah satunya Indonesia), adalah wilayah yang sering dilanda permasalahan
demam dengue. Selain populasi penduduk yang terus bertambah, penyebaran virus dengue
juga didukung oleh mobilitasnya yang terus meningkat.

Sedangkan Kadinkes Ponorogo, Drg Rahayu Kusadarini mengungkapkan bahwa


penderita DBD di Ponorogo sebanyak 248 pasien dengan korban jiwa sebanyak 5 orang.
Sementara data yang dihimpun selama Januari ada 973 penderita DBD yang dirawat di 6
rumah sakit, dari 973 pasien itu tersebar di lima rumah sakit. Dari RSUD dr Harjono ada
347 pasien, RSU Aisyiyah Ponorogo ada 260 Pasien, RS Muhammadyah ada 116 pasien, Rs
Darmayu ada 68 pasien, dan dari RS Muslimat ada 182 pasien. Tercatat 9 korban
meninggal, antara lain 1 orang Desa Wringinanom dan 1 anak warga Desa Ngelewan,
Kecamatan Sambit, 1 orang warga Desa Kupuk, Kecamatan Bungkal serta 1 orang warga
Desa Manuk Kecamatan Siman. Dari data tersebut Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni
menetapkan kejadian tersebut sebagai kejadian luar biasa (KLB).

Berdasarkan kondisi tersebut, maka mahasiswa S1 Keperawatan Universitas


Muhammadiyah Ponorogo akan melaksanakan Penyuluhan Kesehatan kepada keluarga
pasien yang sedang dirawat di ruang Mina.

1.2 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit tentang Demam Berdarah Dengue
(DBD) diharapkan keluarga pasien mengetahui tentang cara pencegahan Demam
Berdarah Dengue.

1.1.2 Tujuan Khusus


Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan keluarga pasien mampu :
1. Menjelaskan pengertian Demam Berdarah Dengue
2. Menyebutkan penyebab Demam Berdarah Dengue
3. Menyebutkan tanda dan gejala Demam Berdarah Dengue
4. Menyebutkan cara pencegahan Demam Berdarah Dengue
1.1.3 Manfaat
1. Memberikan pemahaman terhadap keluarga pasien untuk menjaga perilaku hidup
bersih dan sehatnya agar terhindar dari penyakit demam berdarah.
2. Memberikan pemahaman kepada keluarga pasien maupun masyarajat mengenai
3M untuk mencegah DBD
3. Menurunkan angka kejadian DBD

1.3 Pembahasan
Pokok Pembahasan : Demam Berdarah Dengue (DBD)

Sub pokok pembahasan : Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)

Sasaran : Keluarga Pasien di Ruang Mina RSU Aisyiyah Ponorogo


Hari/tanggal : Kamis, 13 Juni 2019

Tempat : Ruang Mina RSU Aisyiyah Ponorogo

Pukul : 10.00 WIB

Penyuluh : Mumpuni Putri

1.4 Materi (terlampir)


Materi penyuluhan yang akan disampaikan meliputi :
1. Pengertian Demam Berdarah Dengue
2. Penyebab Demam Berdarah Dengue
3. Ciri nyamuk Aedes Aegypty
4. Tanda dan gejala Demam Berdarah
5. Cara pencegahan Demam Berdarah Dengue
1.5 Metode Penyuluhan
 Ceramah
 Tanya jawab

1.6 Setting Tempat

: Moderator

: LCD/Proyektor

: Penyuluh

: Peserta

: Fasilitator

: Observer

1.7 Pengorganisasi
 Moderator : Rida Khoirul Nisa
 Penyuluh : Mumpuni Putri
 Fasilitator : Ratna Putu Mega Eka Putri
 Observer : Indra Nurviadatulwati

1.8 Pembagian Tugas


 Moderator : Mengarahkan seluruh jalannya acara penyuluhan dari awal sampai akhir
 Penyuluh : Menyajikan materi penyuluhan
 Fasilitator : Memotifasi peserta untuk bertanya
 Observer : Mengamati jalannya acara penyuluhan dari awal sampai akhir
1.9 Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta

1 Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam


(5 menit) 2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan dan
diri memperhatikan
3. Menggali 3. Menjawab pertanyaan
pengetahuan
keluarga pasien
4. Mendengarkan dan
tentang Demam
memperhatikan
Berdarah Dengue
5. Menyetujui kontrak
4. Menjelaskan tujuan
waktu
Penyuluhan
5. Membuat kontrak
waktu

2 Kegiatan Inti 1. Menjelaskan tentang 1. Mendengarkan dan


(25 menit)  Pengertian memperhatikan
Demam Berdarah penjelasan Penyuluh
Dengue (DBD)
 Penyebab
Demam Berdarah
Dengue (DBD)
 Tanda dan gejala
Demam Berdarah
Dengue (DBD)
 Cara Pencegahan 2. Aktif bertanya

Demam Berdarah 3. Mendengarkan


Dengue (DBD)
2. Memberikan
kesempatan untuk
bertanya
3. Menjawab
pertanyaan peserta

3 Penutup 1. Menyimpulkan 1. Mendengarkan dan


(15 menit)
materi yang Memperhatikan
disampaikan oleh
penyuluh 2. Menjawab pertanyaan
2. Mengevaluasi
yang diberikan
peserta atas
penjelasan yang
disampaikan dan 3. Menjawab salam
penyuluh
menanyakan kembali
mengenai materi
penyuluhan
3. Salam Penutup

1.1.1 Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur
a. Laporan telah dikoordinasi sesuai rencana
b. Mahasiswa berada pada posisi yang sudah direncanakan
c. Tempat dan media serta alat sesuai rencana
d. Mahasiswa dan sasaran menghadiri penyuluhan
e. Leaflat siap
f. SAP siap
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan dimulai jam 10.00 WIB
b. Jumlah peserta yang hadir 16 orang dengan presentase kehadiran 61%
c. Pemateri menyampaikan materi dengan baik
d. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
e. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan
f. Sasaran penyuluhan dan mahasiswa mengikuti kegiatan penyuluhan, namun ada dua
sasaran yang tidak meninggalkan tempat dan tidak mengikuti penyuluhan sampai
selesai
g. Sasaran penyuluhan dan mahasiswa berperan aktif selama kegiatan berjalan
h. Moderator belum ada kontrak waktu untuk penyuluhan
i. Peserta aktif bertanya, ada 5 pertanyaan dari 16 orang
j. Setelah acara selesai semua peserta meninggalkan tempat pada jam 11.15 WIB
4. Evaluasi Hasil
Peserta mampu :
a. Menyebutkan pengertian Demam Berdarah
b. Menyebutkan penyebab Demam Berdarah
c. Menjelaskan Tanda dan Gejala Demam Berdarah
d. Menyebutkan cara pencegahan Demam Berdarah
PERTANYAAN PESERTA
1. Kenapa di Ponorogo maupun daerah lainnya bias terjadi KLB ?
Jawab : Karena pada saat KLB terjadi pada bulan Januari dimana pada bulan itu adalah
musim penghujan dimana nyamuk DBD lebih suka pada daerah yang lembab,
selain itu masyarakan masih banyak yang masih awam mengenai DBD sehingga
pada musim penghujan pun masyarakat kurang menjaga lingkungan sekitar,
sehingga
2. Bagaimana cara menaikkan trombosit pada penderita DBD ?
Jawab : Trombosit bias dinaikkan dengan makan yang seimbang, minum pocari sweat, air
kelapa, jambu merah, dan yang pasti minum yang banyak untuk memenuhi cairan
dalam tubuh.
3. Bagaimana caranya agar penyuluhan DBD sampai pelosok desa, sedangkan orang desa
masih banyak yang belum tahu mengenai DBD?
Jawab : Nah sekarang kan bapak sudah tahu tentang DBD ini, jadi nanti jika sampai rumah
bapak bias menginformasikan materi yang bapak dapatkan hari ini ke tetangga
terdekat, sanak saudara atau kalau bias bapak bias menginformasikan diacara
arisan atau pun kumpulan warga.
5. Kenapa kebanyakan orang melakukan pencegahan DBD setelah orang itu terkena DBD ?
Jawab : Karena masyarakat banyak yang belum sadar mengenai pentingnya lingkungan
yang bersih, sehingga mereka baru sadar ketika mereka sudah terkena mereka baru
intropeksi diri akan betapa pentingnya lingkungan yang bersih untuk mencegah
terjadinya DBD.

1.1.2 Materi
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

A. Pengertian

Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus


dengue yang disebarkan nyamuk Aedes Aegypty yang dapat menyerang pada anak dan
dewasa dengan gejala utama demam,nyeri otot,tulang dan sendi yang biasanya
memburuk setelah dua hari pertama dan dapat menyebabkan perdarahan

B. Penyebab (Etiologi)
Penyebab Demam Berdarah Dengue adalah karena adanya virus dengue dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty. Meskipun dapat juga ditularkan
oleh Aedes Albopictus yang biasanya hidup di kebun-kebun. DBD ini banyak di
temukan di daerah tropis yang curah hujannya cukup tinggi. Sebab nyamuk akan
mudah berkembang biak di daerah yang tergenang air. Umumnya sering terjadi di
daerah Asia Tenggara, khususnya Indonesia yang saat ini menjadi masalah utama di
negeri kita ini.

C. Ciri-ciri nyamuk Aedes Aegypty


1. Warna hitam dengan belang-belang putih di seluruh badannya
2. Berbadan kecil
3. Biasanya menggigit pada siang hari dan sore hari
4. Hidup dan berkembang biak di dalam rumah (bak mandi,kaleng bekas,kolam
ikan,ban bekas,pot tanaman air,tempat minuman burung)
5. Senang hinggap pada pakaian yang bergantung,kelambu dan ditempat yang gelap
dan lembab.
6. Jentik nyamuk berperan aktif di dalam bak air
7. Posisi jentik nyamuk tegak lurus dengan permukaan air
8. Gerakan jentik nyamuk naik turun ke atas pemukaan air untuk bernafas
9. Kemampuan terbang kira-kira 100 meter

D. Cara penularan Demam Berdarah Dengue


1. Demam berdarah dengue hanya dapat ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes
Aegypty betina,yang tersebar luas di rumah-rumah dan tempat-tempat umum
(Sekolah,Pasar,Terminal,Warung dsb)
2. Nyamuk ini mendapatkan virus dengue waktu menggigit/menghisap darah orang
yang sakit DBD atau orang yang tidak sakit tetapi dalam darahnya terdapat Virus
Dengue.
3. Orang yang darahnya mengandung Virus Dengue tetapi tidak sakit dapat pergi
kemana-mana dan menularkan virus itu kepada orang lain di tempat yang ada
nyamuk Aedes Aegyptynya.
4. Virus dengue yang terhisap nyamuk Aedes Aegypty akan berkembang biak
dalam tubuh nyamuk.
5. Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain,virus tersebut akan
dipindahkan bersama air liur nyamuk ke orang tersebut.
6. Orang yang digigit nyamuk Aedes Aegypty yang mengandung virus dengue
gejala sakit/demam setelah 4-7 hari (masa inkubasi)
7. Bila orang yang ditularkan tidak memiliki daya tahan tubuh yang baik,ia akan
segera menderita DBD (demam berdarah dengue)

E. Tanda dan gejala Demam Berdarah Dengue

1. Demam tinggi 2 – 7 hari disertai menggigil. kurang nafsu makan, nyeri pada
persendiaan,serta sakit kepala.

2. Pendarahan dibawah kulit berupa : Bintik-bintik merah pada kulit dan mimisan
(epistaksis).

3. Nyeri perut ( ulu hati ) tapi tidak ada gejala kuning,ada mual dan muntah.

4. Terjadi syok atau pingsan pada hari ke 3-7 secara berulang-ulang. Dengan tanda
syok yaitu lemah, kulit dingin , basah dan tidak sadar.

TANDA BAHAYA DBD :

a. Perdarahan gusi

b. Muntah darah

c. Penderita tidak sadar

d. Denyut nadi tidak teraba

Segara periksakan diri ke RS atau sarana pelayanan kesehatan terdekat.

F. Masa Kritis DBD (Siklus Pelana Kuda)

1.2 Fase Demam: Hari 1-3


Gejala awal DBD bisa dimulai dengan demam tinggi antara 39-41 derajat celsius.
Demam bisa berlangsung selama 3-4 hari dan biasanya tidak dapat direda dengan
obat penurun panas biasa. Walau demam bisa menjadi gejala untuk banyak
penyakit, bila demam tinggi tak kunjung turun dalam waktu 2-3 hari dan disertai
dengan satu atau beberapa gejala lain seperti lemas, sakit kepala, sakit di daerah
bola mata, nyeri sendi dan otot, bahkan pendarahan ringan seperti pendarahan pada
gusi, ataupun hilangnya nafsu makan yang disertai dengan mual muntah, sebaiknya
kondisi tersebut mendapat perhatian khusus.
Penanganan: Selama demam, perbanyak minum air untuk membantu menurunkan
suhu tubuh dan mencegah dehidrasi. Bila demam tak kunjung reda selama 2-3 hari,
jangan tunda untuk segera menemui dokter agar mendapatkan pemeriksaan lebih
lanjut.
1.3 Fase Kritis: Hari 3-5
Fase ini ditandai dengan demam yang mereda. Banyak penderita yang salah kaprah
dengan suhu tubuh yang kembali normal atau bahkan di bawah normal,
mengaitkannya dengan kesembuhan. Padahal, penderita sedang memasuki masa di
mana risiko tertinggi dari DBD dapat terjadi. Saat penderita memasuki fase ini,
pembuluh darah mengalami pelebaran dengan efek munculnya ruam atau bintik
merah pada kulit, itulah yang sebenarnya menyebabkan suhu tubuh menurun.
Padahal, saat penderita sudah memperlihatkan tanda ruam atau bintik merah pada
kulit, tandanya penderita sedang berada dalam masa kritis. Bila ditangani dengan
cepat dan tepat, fase Kritis bisa berlangsung tidak lebih dari 24 sampai 48 jam.
Sebagian besar komplikasi yang timbul selama fase ialah perdarahan dan kelainan
metabolik misalnya, hipokalsemia, hipoglikemia, atau hiperglikemia.
Penanganan: Penanganan medis sudah harus didapatkan oleh penderita yang telah
memasuki fase ini. Keterlambatan dalam penanganan bisa menyebabkan kematian
mendadak pada penderita.
1.4 Fase penyembuhan: Hari 6-7
Berakhirnya Fase Kritis ditandai dengan suhu tubuh yang kembali naik. Dalam
fase ini, denyut nadi menguat, pendarahan berhenti, dan terjadinya perbaikan
fungsi tubuh lainnya. Beberapa penderita mengaku nafsu makan mereka mulai
kembali, berkurangnya bintik atau ruam merah pada kulit.
Penanganan: Pemeriksaan masih diperlukan untuk melihat perkembangan
penyembuhan. Walau DBD bisa menimbulkan komplikasi, dengan mendapatkan
perawatan yang tepat, DBD bisa sembuh tanpa meninggalkan gejala sisa.

G. Cara pencegahan Demam Berdarah Dengue


Untuk mencegah penyakit DBD, nyamuk penularnya (Aedes aegypti) harus
diberantas sebab vaksin untuk mencegahnya belum ada. Cara yang tepat dalam pencegahan
penyakit DBD adalah dengan pengendalian vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti.

Cara yang tepat untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti adalah


memberantas jentikjentiknya di tempat berkembang biaknya. Cara ini dikenal dengan Pemb
erantasan Sarang Nyamuk DBD (PSN-DBD). Oleh karena tempat-tempat berkembang
biaknya terdapat di rumah-rumah dan tempat-tempat umum maka setiap keluarga harus
melaksanakan PSN-DBD secara teratur sekurang-kurangnya seminggu sekali.

` PSN-DBD tersebut dapat digambarkan pada bagan berikut :

Gambar 2.1.

Nyamuk Dewasa
Foggi Fogging (dengan insektisida)

Kimia
Jentik nyamuk
Fisika Fisika
Biologi
Bagan cara pemberantasan nyamuk (PSN DBD)

Cara Pencegahan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Kimia
Dengan cara pemberian abatisasi(abate), pengasapan dan fogging.
2. Fisik

3. Dalam sekurang-kurangya seminggu sekali, maka cegahlah dengan cara 3 M plus :

a. Menguras bak mandi

b. Menutup tempat penampungan air

c. Mengubur atau menyingkirkan benda- benda yang dapat digenangi air seperti
ban bekas,kaleng bekas,vas bunga,penampungan air dsb.

d. Menggunakan obat nyamuk sebelum tidur dan sebelum bepergian


e. Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat lainnya yang sejenis
seminggu sekali.

f. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar / rusak.

g. Menutup lubang pada potongan bambu / pohon dengan tanah.

h. Menaburkan bubuk Larvasida.

i. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam / bak penampung air.

j. Memasang kawat kasa.

k. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar.

l. Menggunakan kelambu.

m. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk.

n. Biologi

Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik


(ikan adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14) yaitu agen yang aktif
mengendalikan nyamuk .

H. Penanganan DBD dirumah

1.5 Mengonsumsi cairan dalam jumlah banyak


1.6 Mengonsumsi obat pereda demam dan nyeri
1.7 Mengonsumsi jambu biji dan makanan yang mudah dicerna
1.8 Istirahat total
DAFTAR PUSTAKA

1. Mansjoer, Arif, dkk. 1999.Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 1.Jakarta:


Media Aesculapius

2. Ngastiyah. 2005.Perawatan Anak Sakit . Jakarta : EGC

3. Suwarsono H : Berbagai cara pemberantasan jentik Ae. Aegypti. Cermin


DuniaKedokteran 1997; 119 : 32-3.

4. Brunner & Suddarth (2002), Keperawatan Medikal Bedah, volume 2, Jakarta;


EGC2. Buku Ajar Penyakit Dalam. (1995). Jilid I. Edisi ke 3. Jakarta : FK UI
Effendi, 1995, Perawatan Pasien DHF, Jakarta : EGC.
DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai