Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengetahuan yang bersifat praktis menjadi sesuatu hal yang penting dan
bermanfaat bagi seseorang mahasiswa, terutama pada saat terjun ke dalam dunia
kerja yang sesungguhnya berbeda dengan pengetahuan teoritis yang dapat diperoleh
mahasiswa melalui bangku kuliah. Pengetahuan yang bersifat praktis serta sesuai
dengan perkembangan zaman tentunya hanya dapat diperoleh dari luar lingkungan
kuliah, yaitu melalui suatu program kerja praktek (KP) pada suatu instansi atau
perusahaan. Dengan harapan mahasiswa dapat mengetahui kondisi lapangan yang
sesungguhnya dan mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga tidak
hanya berbekal pengetahuan yang bersumber dari buku dalam kegiatan perkuliahan
semata.
Sebagai Politeknik yang merupakan salah satu pusat pendidikan di Riau,
Politeknik Caltex Riau terus berupaya untuk mengembangkan daya saing
mahasiswanya. Hal ini dilakukan dengan adanya kerja praktek selama 4 bulan
sebagai mata kuliah wajib di Politeknik Caltex Riau. Diharapkan dengan adanya
kegiatan kerja praktek, dapat tercipta sumber daya manusia yang kompeten dan
memiliki intelektual yang tinggi. Dalam menjalani kerja praktek ini, mahasiswa
dituntut untuk lebih mengembangkan softskill, selain daripada hardskill.
United Tractors merupakan perusahaan dengan sejarah panjang, didirikan
pada tahun 1972 sampai pada tahun 1989 UT (United Tractors) melaksanakan
penawaran umum saham perdana di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya
pada 19 September 1989 menggunakan nama PT United Tractors Tbk (UNTR),
dengan PT Astra International Tbk sebagai pemegang saham mayoritas
(unitedtractors.com, diakses pada 12 Juni 2015). Penawaran umum saham perdana
ini menandai komitmen United Tractors untuk menjadi perusahaan kelas dunia
berbasis solusi di bidang alat berat, pertambangan dan energi guna memberi
manfaat bagi para pemangku kepentingan. Sampai saat ini jaringan distribusi

1
United Tractors mencakup 19 kantor cabang, 22 kantor pendukung, dan 11 kantor
perwakilan di seluruh penjuru Indonesia.
Di dalam perjalanannya, United Tractors selama ini menggunakan strategi
diferensiasi yaitu mengintegrasikan antara kebutuhan klien dan produk yang sesuai
(unitedtractors.com, diakses pada 12 Juni 2015). Menjadikan klien atau pelanggan
sebagai fokus utama membuat United Tractors berhasil menjadi distributor alat
berat terbesar di Indonesia karena kepuasan klien melahirkan loyalitas. Penulis
memilih melaksakan KP di PT United Tractors, Tbk. karena penulis ingin
mengetahui prosedur peyaluran spare part (Supply Chain) dari PT United Tractors,
Tbk. Cabang Pekanbaru kepada customer atau cabang lain. Sehingga penulis
mendapatkan wawasan yang luas tentang prosedur peyaluran spare part (Supply
Chain) di PT United Tractors, Tbk. Cabang Pekanbaru. Selama pelaksanaan kerja
praktek ini, penulis ditempatkan di bidang administrasi warehouse. Di bidang ini,
penulis mendapatkan ilmu yang sangat banyak yang belum pernah penulis temukan
selama penulis melaksanakan perkuliahan di kampus. Selain itu, selama
melaksanakan kerja praktek di perusahaan ini, ilmu-ilmu yang penulis dapatkan di
kampus bisa penulis salurkan melalui pekerjaan yang diberikan oleh pembimbing
instansi tempat penulis melaksanakan kerja prakek. Dalam laporan kerja praktek ini
penulis mengambil judul “Prosedur Peyaluran Spare Part (Supply Chain) di PT
United Tractors, Tbk. Cabang Pekanbaru”.

1.2 Pelaksanaan Kerja Praktek


Kerja Praktek ini dilaksanakan di PT United Tractors, Tbk. Cabang
Pekanbaru yang beralamat di Jl. Soekarno Hatta KM. 3,5 No.151 Pekanbaru.
Jangka waktu pelaksanaan kerja praktek dilakukan selama 4 (empat) bulan, yang
dimulai dari tanggal 03 September 2018 dan berakhir tanggal 04 Januari 2019.
Pelaksanaan kerja praktek dilaksanakan berdasarkan hari kerja yaitu Senin sampai
dengan Jum’at yang dimulai dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 17.00
WIB dan jam istirahat yang dimulai dari pukul 12.00 WIB hingga 13.00 WIB.

1.3 Tujuan Kerja Praktek


Adapun tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek sebagai berikut:
2
1. Mengetahui dan mengenal keadaan lingkungan dunia kerja yang sesungguhnya
untuk mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja setelah lulus nanti.
2. Sarana adaptasi bagi mahasiswa/i dalam dunia kerja.
3. Meningkatkan kualitas mahasiswa/i.
4. Melatih kedisplinan dan tanggung jawab mahasiswa/i terhadap tugas yang
diberikan.
5. Menambah pengalaman mahasiswa/i, kemampuan berkomunikasi dan
kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan kerja praktek.
6. Memotivasi dan melatih mahasiswa/i serta membiasakan diri pada lingkungan
kerja.

1.4 Manfaat Pelaksanaan Kerja Praktek


Adapun manfaat Kerja Praktek bagi Politeknik Caltex Riau, PT United
Tractors, Tbk. Cabang Pekanbaru, dan mahasiswa yaitu:
1. Bagi Politeknik Caltex Riau
a. Terjalinnya hubungan kerja sama yang baik antara PT United
Tractors, Tbk. Cabang Pekanbaru dengan Politeknik Caltex Riau.
b. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional
dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja sesuai
dengan tuntunan lapangan kerja.
c. Alat ukur dalam mengetahui kemampuan mahasiswa memahami
materi-materi selama kuliah di Politeknik Caltex Riau.
d. Politeknik Caltex Riau akan dikenal di dunia industri kerja
2. Bagi Pihak PT United Tractors, Tbk. Cabang Pekanbaru
a. Terjalinnya hubungan kerjasama baik antara instansi PT United
Tractors, Tbk. Cabang Pekanbaru dengan Politeknik Caltex Riau.
b. Membantu meringankan beban pekerjaan di PT United Tractors, Tbk.
Cabang Pekanbaru.
c. Sebagai sarana peningkatan dan pengembangan kualitas sumber daya
manusia.
3. Bagi Mahasiswa

3
a. Menambah wawasan, ilmu dan pengalaman baru bagi mahasiswa
melalui kerja praktek yang dilakukan secara langsung ditempat kerja
praktek.
b. Melatih mahasiswa untuk belajar displin mematuhi segala peraturan
dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh instansi tempat
dilaksanakannya kerja praktek.
c. Mengetahui secara langsung prosedur kerja di PT United Tractors,
Tbk. Cabang Pekanbaru.
d. Mengetahui keadaan dan kondisi nyata di dunia kerja.
e. Belajar untuk lebih profesional dalam setiap pekerjaan dan tanggung
jawab yang diberikan.

1.5 Sistematika Pembahasan Laporan


Dalam pembahasan laporan Kerja Praktek ini dapat diuraikan secara ringkas
sistematika pembahasan yang terdiri dari lima bab, yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang kerja praktek, pelaksanaan kerja
praktek, tujuan kerja praktek, manfaat kerja praktek, dan sistematika
penulisan laporan kerja praktek.
BAB II : PROFIL PERUSAHAAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum dari PT United Tractors, Tbk.
Cabang Pekanbaru, yaitu mengenai sejarah singkat terbentuknya PT
United Tractors, Tbk. Cabang Pekanbaru, visi dan misi PT United
Tractors, Tbk. Cabang Pekanbaru, struktur organisasi PT United
Tractors, Tbk. Cabang Pekanbaru, beserta tugas dan fungsi menurut
bagian-bagian yang ada di PT United Tractors, Tbk. Cabang Pekanbaru.
BAB III : LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan Kerja
Praktek.
BAB IV : PEMBAHASAN / DESKRIPSI KEGIATAN KERJA PRAKTEK

4
Bab ini berisi tentang gambaran kegiatan yang dilaksanakan selama
kerja praktek,
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran selama kerja praktek di BPKAD
Kota Dumai

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PT United Tractors, Tbk.


PT United Tractors, Tbk. adalah perusahaan yang menyediakan alat berat,
spare parts dan jasa mekanik terkemuka kelas dunia di Indonesia. Selain menjadi
distributor terbesar alat-alat berat di Indonesia PT United Tractors, Tbk. juga aktif
dalam bidang manufaktur, jasa penambangan serta pertambangan batu bara. PT
United Tractors, Tbk. berdiri pada tanggal 13 Oktober 1972 akta No. 69 notaris
Djojo Muljadi,SH. dengan nama PT. Astra Motor Works dan PT. Astra
Internasional, Tbk. sebagai pemegang saham mayoritas. Selanjutnya nama tersebut
di ubah menjadi PT. UNITED TRACTORS,Tbk. Segera setelah beroperasi, PT
United Tractors, Tbk. memperoleh kepercayaan sebagai agen tunggal berbagai
macam alat berat yang memiliki reputasi Internasional, antara lain komatsu dari
komatsu Ltd. yang sudah sejak awal menjadi perintis kerja sama dengan PT United
Tractors, Tbk. Perusahaan pusat berkedudukan di Jakarta dan mempunyai 18
cabang, 10 kantor lokasi dan kantor perwakilan yang tersebar di seluruh Indonesia,
salah satunya adalah kantor cabang Pekanbaru.

2.2 Visi dan Misi PT United Tractors, Tbk.


PT United Tractors, Tbk. adalah perusahaan penyedia alat berat, spare parts
dan jasa mekanik terkemuka. Dalam hal ini, PT United Tractors, Tbk. mempunyai
visi dan misi sebagai berikut:
1. Visi

5
Visi PT United Tractors, Tbk. yaitu Menjadi distribusi alat berat kelas dunia
melalui kemitraan dengan menggunakan produk dan product support agar
tercapai biaya terendah selama masa kegunaan pertotal produksi.

2. Misi
Misi PT United Tractors adalah menjadi perusahaan yang :
1. Mengubah bentuk pelanggannya dengan pemanfaatan
pemahaman holistic melalui interaksi yang terus menerus
2. Menciptakan peluang untuk orang-orang nya ke enchance status
sosial mereka dan pemenuhan diri berdasar pada prestasi
berharga mereka.
3. Menyediakan nilai tambah yang bisa menopang untuk
stakeholders.
4. Secara terus menerus berperan untuk kekayaan bangsa.

2.2 Bidang PT United Tractors, Tbk. Cabang Pekanbaru


Bidang yang ada di PT United Tractors,Tbk. Pekanbaru sebagai berikut:
1. Kepala cabang
2. Secretary
3. Administrasi departemen
Dan dalam pelaksana tugasnya, departemen ini di bantu oleh 3 bidang
pembantu, yaitu:
a. Finance accountintg
b. Personalia
c. Bidang umum
4. Bussines consultan ( sales departement)
5. Kepala bagian suku cadang ( part departement head)
Pada part departemen ini dibantu oleh:
a. Salesman (PSS)
b. Customer order processor(COP)
c. Part analist
6. Warehouse keeper (whs keeper)
6
7. Kepala bagian servis ( service departement head)
Dalam service departement ini dibantu oleh:
a. Adm service
b. Supervisor
c. Mekanik
8. Part distibution center
a. Inventory
b. Gudang
c. PC koordinator
9. Training center
a. TC Head
b. TC Administration
c. Instruktur

2.3 Struktur Organisasi PT United Tractors, Tbk. Pekanbaru


Struktur organisasi adalah suatu bagan yang menggambarkan secara
sistematis mengenai penetapan, tugas-tugas, fungsi, wewenang serta tanggung
jawab masing-masing dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Didalam
menjalankan fungsi dan tugasnya, PT United Tractors, Tbk. Pekanbaru memiliki
struktur organisasi. Struktur ini menggambarkan bagaimana posisi tugas dan
tanggung jawab masing masing yang terlibat dalam instansi ini. Gambaran
mengenai struktur organisasi di PT United Tractors, Tbk. Pekanbaru dapat dilihat
pada berikut ini:

7
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT United Tractors, Tbk. Pekanbaru

2.4 Tugas dan Tanggungjawab Bidang PT United Tractors, Tbk.


Pekanbaru
Penjabaran tugas dan tanggung jawab jabatan pada struktur organisasi PT
United Tractors,Tbk. Pekanbaru sebagai berikut:
1. Kepala cabang
Kepala cabang mempunyai tugas memimpin jalanya perusahaan di tempat
dimana ia tugaskan
2. Secretary
Sekretaris merupakan suatu unsur pelaksana yang bertugas membuat
agenda kegiatan harian atasannya
3. Administrasi departemen
Departement ini mempunyai tugas sebagai pelaksana untuk menangani
masalah yang berhubungan dengan administrasi. Dan dalam pelaksana
tugasnya, departemen ini di bantu oleh 3 bidang pembantu, yaitu:
a. Finance accountintg
Tugasnya yaitu dalam masalah menghitung keuangan dan membuat
laporan keuangan. Dalam hal ini di bantu oleh:
1. AR dab budget, yang bertugas menangani masalah hutang
yang belum di tagih.

8
2. Chasier, bertugas menangani masalah keuangan
3. Collector, bertugas mengoleksi dokumen-dokumen
keuangan
4. AAC, bertugas mengesahkan dokumen-dokumen keuangan
b. Personalia
Bertugas mengatur kedudukan karyawan serta penerimaan karyawan
baru yang dibantu oleh administrasi perusahaan yang disetujui oleh
personalisa.
c. Bidang umum
Bertugas menangani masalah yang bersangkutan dengan
kelangsungan perusahaan seperti:
1. Transport, yang bertugas mengantar dan menjemput
karyawan atau tamu yang memerlukan bantuan
2. Security, yang bertugas menjaga keamanan dilingkungan
kantor.
4. Bussines consultan ( sales departement)
Bagian ini bertugas menjual alat-alat yang diageni oleh PT United
Tractors, Tbk., membantu memberikan saran-saran dan konsultasi tentang
jumlah armada,model,aplikasi dan produksi alat-alat berat, membantu
pengusaha lemah dengan menyediakan alat-alat selesai rekondisi dengan
mutu tinggi tetapi harga ekonomis. Kepala bagian penjualan ini bertanggung
jawab langsung kepada bagian cabang.

5. Kepala bagian suku cadang ( part departement head)


Adalah bertugas menyediakan suku cadang(spare part) dari produk yang
diagenin oleh PT United Tractors, Tbk memberikan kemudahan-kemudahan
kepada pelanggan dalam kebutuhan suku cadang(spare part), memberikan
konsultasi ke job site pelanggan untuk membantu dalam masalah
pergudangan dan inventory spare part, mengadakan kunjungan rutin kepada
pelanggan untuk mengetahui kebutuhan dan kesulitan dalam suku cadang

9
(spare part), menunjang kegiatan bagian penjualan ini bertanggung jawab
langsung kepada bagian cabang.
Pada part departemen ini dibantu oleh:
1. Salesman (PSS), tugasnya menjual barang ke luar kantor
2. Customer order processor(COP) bertugas melaksanakan proses di
SAP untuk transaksi tunai, memastikan bahwa pelanggan membawa
order pembelian yang ditandatangani berwenang di perusahaan
pelanggan, menyerahkan suku cadang kepada pelanggan setelah
pembayaran diterima kasir dengan penerbitan bukti posting SAP oleh
kasir dan telah dihubungkan cap “LUNAS”
3. Part analist memiliki tugas menjaga avaibility part untuk kebutuhan
produksi dan memberikan informasi tentang harga dasar parts untuk
kebutuhan produksi.
4. Warehouse keeper (whs keeper) tugasnya avaibility part untuk
kebutuhan produksi dan mencocokan jumlah stock part antara fisik
dengan yang tercatat (record) di system.
6. Kepala bagian servis (Service Departement Head)
Adalah bertugas melaksanakan after sales service pada alat-alat berat
yang di jual oleh bagian penjualan penjualan memberikan jasa-jasa perbaikan
alat-alat berat di workshop ataupun di jos site, memberikan petunjuk dan
saran-saran tentang cara perawatan, operasi alat-alat berat kepada pelanggan
dan bagian suku cadang (spare part), kepala bagian servis bertanggung jawab
langsung kepada kepala cabang.
Dalam service departement ini dibantu oleh:
a. Adm service, bertugas membantu kerjaan service departement head dan
supervisor.
b. Supervisor , bertugas mengontrol atau mengatur pekerjaan yang akan
dikerjakan mekanik atau mengatur pengontrakan mekanik oleh customer
c. Mekanik, bertugas memperbaiki atau menservice alat-alat berat yang
rusak
7. Part distibution center
10
d. Inventory
e. Gudang
f. PC koordinator
8. Training center
d. TC Head
e. TC Administration
f. Instruktur

2.5 Disiplin Kerja PT United Tractors, Tbk.


Jadwal kerja merupakan salah satu yang harus dilakukan dan ditaati oleh
seluruh karyawan dilingkungan organisasi perkantoran, karena tanpa kedisiplinan
semua pekerjaan tidak akan berjalan dengan lancar.
Adapun disiplin kerja pada PT. United Tractors Tbk adalah sebagai berikut :
a. Hari kerja dan waktu dalam perusahaan :
1. Pekerja dengan syarat Non-Shift :
a. Untuk kantor pusat dan cabang di atur sebagai berikut :
1) Senin s/d Kamis : pukul 08.00 s/d 17.00
Istirahat : pukul 12.00 s/d 13.00
2) Jum’at : pukul 08.00 s/d 17.30
Istirahat : pukul 11.30 s/d 13.15
3) Sabtu dan Minggu : Libur
b. Untuk cabang dan site lainnya diluar dengan memperhatikan situasi dan
kondisi setempat dengan tepat memperhatikan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Pekerja dengan system kerja shift untuk kantor pusat cabang dari site
diatur dengan cara sebagai berikut :
a. Sesuai dengan roster / jadwal kerja
Jadwal kerja di tiap lokasi kerja dengan situasi dan kondisi setempat
dengan selalu berpedoman pada ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
b. Istirahat mingguan tergantung roster atau jadwal kerja.

11
c. Hari kerja dan waktu kerja tersebut diatas sewaktu-waktu dapat
diubah,disesuaikan tuntunan kondisi dan situasi operasional
perusahaan.
d. Penentuan hari kerja dan waktu kerja diputuskan oleh Humman
Capital Division Head dan dituangkan dalam surat keputusan di
beritahukan kepada serikat kerja.
e. Setiap karyawan dan karyawati yang berkepentingan keluar kantor
pada hari kerja dengan alasan apapun,harus terlebih dahulu
mendapatkan izin dari setiap atasan.
Adapun sanksi yang diberikan apabila karyawan dan karyawati melanggar
dan tidak mengindahkan bentuk-bentuk kedisplinan tersebut anatar lain :
a. Pemberian surat peringatan bagi yang melanggar tata tertib
perusahaan.
b. Jika tiga kali mendapat surat peringata maka karyawan akan di PHK.
c. Waktu Kerja
a. Penentuan hari kerja dan waktu diputuskan oleh Humman Capital
Division Head dan diwajibkan waktu kehadirannya pada waktu
pencatatn waktu (time card recorde) untuk setiap kali hadir masuk
kerja dan pulang kerja.b

b. Pekerja yang terlambat datang untuk masuk kerja karena alasan apapun
di haruskan mencatat waktu serta diwajbkan melapor atasan langsung
dengan menjelaskan sebab keterlambatannya.
d. Bila untuk suatu keperluan dinas maupun pribadi diluar atau didalam
lingkungan perusahaan terpaksa meninggalkan sebelum waktunya dan
tidak akan kembali lagi,maka di diwajibkan mencatat waktu dan
sebelumnya meminta izin kepada atasannya langsung. Mencatat waktu
kpergiannya pada kartu pencatat waktu dan sebelumnya meiminta izin
kepada atasannya langsung.
Pekerja yang berhalangan masuk kerja diwajibkan memberitahukan
kepada atasannya langsung dengan cara apapun selambat-lambatnya.
12
a. Pekerja yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah dan dibenarkan
menurut ketentuan ini yang dianggap mangkir.
b. Pekerja yang berhalangan masuk kerja karena sakit lebih dari 1 (satu)
hari diharuskan membuktikan perihal sakitnya kepada atasan dan
menunjukkan surat keterangan dokter.

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Tinjauan Umum Tentang Kredit


Supply Chain

Supply Chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersamasama bekerja


untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan

pemakai akhir. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya termasuk pemasok, pabrik,

distributor, toko atau ritel, serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti

perusahaan jasa logistik (Pujawan, 2005)

Supply Chain adalah suatu sistem pada organisasi yang menyalurkan barang
13
produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini merupakan jaringan dari

berbagai organisasi yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama.

(Indrajit & Djokopranoto, 2006)

Supply Chain mengacu pada aliran material, informasi, uang, dan jasa dari

pemasok bahan baku, melalui pabrik dan gudang ke pelanggan akhir. Sebuah supply

chain juga mencakup organisasi dan proses yang menghasilkan dan mengirimkan

produk, informasi, dan layanan untuk konsumen akhir (Rainer Jr. & Cegielski, 2011)

Teori Supply Chain ini mengacu pada ketiga identifikasi masalah. Supply

Chain merupakan proses penting bagi PT. United Tractors Tbk. dalam kegiatan

bisnis mereka, karena proses ini merupakan sebuah proses secara menyeluruh yang

dimiliki setiap perusahaan dalam menjalankan sebuah bisnis. Dari proses pengadaan

bahan baku suku cadang hingga produksi suku cadang menjadi sebuah barang jadi,

dan seterusnya proses distribusi hingga ke konsumen akhir.

3.1.1 Pengertian Kredit


Menurut HMA Savelberg dalam Mariam Darus Badrulzaman (1991:24),
menyatakan bahwa kredit mempunyai arti :
a. sebagai dasar dari setiap perikatan dan seseorang berhak menuntut sesuatu dari
orang lain;
b. sebagai jaminan dan seseorang menyerahkan sesuatu pada orang lain dengan
tujuan untuk memperoleh kembali apa yang diserahkan.
Kata kredit berasal dari bahasa Romawi “credere” yang artinya
“percaya”.Dalam bahasa Belanda istilahnya “vertrouwen”, dalam bahasa Inggris
“believe”atau “trust” atau “confidence”, yang kesemuanya berarti percaya .
Jika dihubungkan dengan bank, maka terkandung pengertian bahwa bank selaku
pemberi kredit percaya untuk meminjamkan sejumlah uang kepada nasabah karena
debitur dapat dipercaya kemampuannya untuk membayar lunas pinjamannya
setelah jangka waktu tertentu. Menurut Simorangkir (1988:91), merumuskan

14
bahwa kredit adalah pemberian prestasi (misalnya uang dan barang) dengan balas
prestasi (kontra prestasi), akan terjadi pada waktu mendatang.
Undang-undang Perbankan menggunakan dua istilah yang berbeda yaitu
kredit dan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. Penggunaan kedua istilah itu
disesuaikan dengan dinamika perkembangan perbankan saat ini dimana selain
bank-bank yang menjalankan usaha secara konvensional berkembang juga bank-
bank berdasarkan prinsip syariah. Bank yang menjalankan usahanya secara
konvensional menyebutnya sebagai kredit, sedangkan bank yang menjalankan
kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah menggunakan istilah “pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah.
Pasal 1 angka (11) Undang-undang Perbankan memberikan definisi tentang
kredit, “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu,berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara
bank dengan pihak lain yang yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utang nya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. Sedangkan
tentang pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, dirumuskan dalam Pasal 1 angka
(12) UU Perbankan, “Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai
untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan atau bagi hasil.”
Berdasarkan rumusan pengertian kedua istilah tersebut, perbedaannya
terletak pada bentuk kontra prestasi yang akan diberikan oleh nasabah peminjam
(debitur) kepada pihak bank selaku kreditur atas pemberian kredit atau pembiayaan
dimaksud. Pada bank dengan prinsip konvensional kontra prestasi yang diberikan
debitur adalah berupa “bunga”, sedangkan pada bank dengan prinsip syariah kontra
prestasinya berupa imbalan atau bagi hasil sesuai dengan kesepakatan bersama.
Dengan demikian, kredit dan atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
merupakan perjanjian pinjam-meminjam (uang) yang dilakukan antara bank
dengan pihak lain dalam hal ini nasabah peminjam dana. Perjanjian mana dibuat
atas dasar kepercayaan bahwa peminjam dalam tenggang waktu tertentu akan
15
melunasi atau mengembalikan uang atau tagihan tersebut kepada bank disertai
bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

3.1.2 Unsur-unsur Kredit


Dari pengertian-pengertian yang telah dipaparkan sebelumnya terlihat dengan
jelas adanya beberapa unsur kredit. Tentang hal ini, Suyatno (2003) mengemukakan
bahwa unsur-unsur kredit adalah sebagai berikut :
a. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang
diberikannya baik dalam bentuk uang, barang atau jasa akan benar-benar
diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang.
b. Tenggang waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian
prestasi dengan kontra prestasi yang akan diterimanya pada masa yang akan
datang.
c. Degree of risk, yaitu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari
adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan
kontra prestasi yang akanditerima dikemudian hari. Semakin lama kredit
diberikan berarti semakin tinggi pula tingkat resikonya.
d. Prestasi atau objek kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang tetapi
juga dalam bentuk barang atau jasa. Namun karena kehidupan ekonomi
modern sekarang ini didasarkan kepada uang, maka transaksi-transaksi kredit
dalam bentuk uanglah yang lazim dalam praktek perkreditan.
Tanpa mengenyampingkan unsur-unsur yang lain, unsur terpenting dalam
suatu pemberian kredit adalah kepercayaan. Untuk memperoleh kepercayaan
tersebut haruslah sampai pada suatu keyakinan sejauh mana konsep penilaian kredit
dapat terpenuhi dengan baik. Menurut Halle (2009:9), jika seorang bankir
memberikan pinjaman kepada perorangan atau perusahaan, bankir tersebut
membutuhkan penilaian kredit dalam bentuk analisis kredit untuk membantu
menentukan risiko yang ada atau yang mungkin terjadi dari pinjaman yang
diberikan. Untuk itu analisis kredit amat penting, karena berguna untuk:
a. Menentukan berbagai resiko yang akan dihadapi oleh bank dalam
memberikan kredit kepada seseorang atau badan usaha.

16
b. Mengantisipasi kemungkinan pelunasan kredit tersebut karena bank telah
mengetahui kemampuan pelunasan melalui analisis cashflow usaha
debitur.
c. Mengetahui jenis kredit, jumlah kredit dan jangka waktu kredit yang
dibutuhkan oleh usaha debitur, sehingga bank dapat melakukan
penyesuaian dengan struktur dana yang dipersiapkan untuk digunakan.
d. Mengetahui kemampuan dan kemauan debitur untuk melunasi kreditnya,
baik dari sumber pelunasan primer maupun sekunder.
Untuk memperoleh kepercayaan kepada calon debitur, umumnya perbankan
menggunakan instrument analisa kredit yang terkenal dengan nama azas “the five
of credit”. Menurut Henderson dan Maness (1989: 67) menjelaskan secara singkat
konsep“5 C” tersebut adalah :

a. Character (watak)
Adalah adanya keyakinan dari pihak bank bahwa calon debitur mempunyai
moral, watak ataupun sifat yang dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar
belakang debitur, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat
pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup yang dianut dalam keluarga. Oleh karena
itu petugas bank mengadakan penyelidikan secara mendalam dengan jalan mencari
informasi dari orang-orang yang berada dalam lingkungan pergaulannya dan hal
tersebut akan sangat berpengaruh pada pelunasan kreditnya.
b. Capacity (kemampuan)
Merupakan gambaran mengenai kemampuan calon debitur untuk memenuhi
kewajiban-kewajibannya, kemampuan debitur untuk mencari dan
mengkombinasikan resources yang terkait dengan bidang usaha, kemampuan
memproduksi barang dan jasa yang dapat memenuhi tuntutan kebutuhan
konsumen/pasar. Disamping itu juga kemampuan untuk mengantisipasi variabel
dari cashflow usaha, sehingga cashflow tersebut dapat menjadi sumber pelunasan
kredit yang utama sesuai dengan jadwal yang sudah disetujui bersama.
c. Capital (modal)
17
Penilaian pada aspek ini diarahkan pada kondisi keuangan nasabah, yang
terdiri dari aktiva lancar (current assets) yang tertanam dalam bisnis dikurangi
dengan kewajiban lancar(current liabilities) yang disebut dengan modal kerja
(working capital); dan modal yangn tertanam pada aktiva jangka panjang dan aktiva
lain-lain. Analisis capital itu dimaksudkan untuk menggambarkan struktur modal
(capital structure) debitur, sehingga bank dapat melihat modal debitur sendiri yang
tertanam pada bisnisnya dan berapa jumlah yang berasal dari pihak lain (kreditur
dan supplier). Bank harus mengetahui “debt to equity ratio”, yaitu berapa besarnya
seluruh hutang debitur dibandingkan dengan seluruh modal dan cadangan
perusahaan serta likuiditas perusahaan.
d. Collateral (jaminan)
Collateral adalah jaminan kredit yang mempertinggi tingkat keyakinan bank
bahwa debitur dengan bisnisnya mampu melunasi kredit, dimana agunan ini berupa
jaminan pokok maupun jaminan tambahan yang berfungsi untuk menjamin
pelunasan utang jika ternyata dikemudian hari debitur tidak melunasi utangnya.
Debitur menjanjikan akan menyerahkan sejumlah hartanya untuk pelunasan utang
menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku, apabila dalam waktu yang
ditentukan terjadi kemacetanpembayaran utangnya. Jaminan tambahan ini dapat
berupa kekayaan milik debitur atau pihak ketiga.
e.Condition of economy (kondisi ekonomi)
Kondisi yang mempersyaratkan bahwa kegiatan usaha debitur mampu
mengikuti fluktuasi ekonomi, baik dalam negeri maupun luar negeri, dan usaha
masih mempunyai prospek kedepan selama kredit masih dinikmati debitur.
Termasuk juga analisis terhadap kemampuan usaha debitur dalam menghadapi
situasi perekonomian yang mungkin tiba-tiba berubah diluar dugaan semula.
3.1.3 Fungsi dan Tujuan Kredit
Fungsi kredit dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan, antara lain
sebagai berikut :
a. Meningkatkan daya guna uang.

18
Dengan adanya kredit yang dipakai untuk keperluan usaha produktif
berarti daya guna uang menjadi lebih meningkat, yaitu terbatas pada sebagai
alat tukar dan pembayar saja.
b. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
Dengan tersebarnya penerima kredit di beberapa daerah maka secara tidak
langsung telah membantu dalam peredaran dan lalu lintas uang menjadi luas.
c. Kredit dapat pula meningkatkan daya guna barang.
Dengan menggunaan kredit untuk memproses bahan mentah menjadi
bahan jadi maka manfaat dari bahan tersebut menjadi meningkat.
d. Kredit sebagai alat stabilitas ekonomi
Salah satunya adalah untuk mengendalikan inflasi yaitu dengan
mengurangi penyaluran kredit kepada masyarakat untuk membatasi uang
yang beredar di masyarakat.
e. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha.
Bagi pengusaha yang kekurangan modal makasalah satu alternatifnya
adalah dengan bantuan kredit. Dengan kredit diharapkan volume usaha akan
meningkat.
f. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan.
Dengan meningkatnya usaha produktif di suatu daerah yang didukung
dengan kredit akan membawa peluang angkatan kerja baru. Sementara itu,
bagi pengusaha tentunya akan meningkatkan keuntungan.
g. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional.
Negara satu dengan lainnya maupun lembaga keuangan internasional
menggunakan instrument kredit dalam meningkatkan kerja sama ekonomi.
Kredit diberikan oleh suatu lembaga yang disebut Bank, menurut Pasal 1
angka 2 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa: “Bank adalah suatu badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.Jadi dijelaskan
bahwa kredit dalam bentuk dana hanya diselenggarakan oleh lembaga perbankan,
19
adapun fungsi dan tujuan dari kredit itu sendiri adalah untuk menunjang
produktivitas perekonomian masyarakat disamping itu bagi bank kredit diharapkan
dapat memberikan pendapatan dari bunga pinjaman. Kesimpulannya fungsi dan
tujuan kredit adalah menggerakkan roda perekonomian dengan memberikan
ketersediaan modal usaha bagi masyarakat/pelaku usaha dan dapat memberikan
pemasukan bagi bank melalui pendapatan lewat bunga pinjaman.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek


Dalam pelaksanaan kerja praktek di BPKAD Kota Dumai penulis
ditempatkan pada bidang Akuntansi dan Pelaporan. Selama melaksanakan kerja
praktek penulis mendapatkan pengarahan dan tata tertib dan tugas-tugas yang akan
dilaksanakan. Adapun kegiatan yang dilakukan penulis selama kerja praktek adalah
sebagai berikut:

1. Membantu perbaikan bagan akun standar

20
Pada kegiatan ini penulis di minta untuk melakukan perbaikan bagan
akun standar. Perbaikan ini dilakukan dengan cara melihat perbedaan
antara perbedaan akun standar yang ada pada simDa Keuangan 2017
dan akun standar manual. Akun standar yang ada pada simDa Keuangan
menjadi acuan untuk melakukan perbaikan ini.
2. Membantu pengisian contra pos SKPD Kota Dumai.
Contra Pos adalah suatu kegiatan pengembalian sisa kas suatu Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ke Bendahara Umum Daerah (BUD).
Pada kegiatan ini penulis di minta untuk mengisi contra pos SPKD Kota
Dumai. Penulis diberi dokumen berupa bukti setoran SKPD ke bank,
lalu tugas penulis adalah mengisi jumlah setoran SKPD tersebut ke file
yang ada di bidang akuntansi BPKAD Kota Dumai.
3. Membantu proses perbaikan tabel nama SKPD, tahun anggaran dan
tahun realisasi pada Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
Pada kegiatan ini, penulis di tugaskan untuk mengganti nama SKPD
yang ada di CaLK. Hal ini dilakukan karena terdapat beberapa nama
SKPD yang berbeda dari tahun sebelumnya. Untuk pengerjaan
perbaikan tahun anggaran dan tahun realisasi yaitu dengan mengubah
tahun 2016 menjadi tahun 2017.
4. Membantu perbaikan kartu inventaris barang pada SKPD
Pada kegiatan ini, penulis di tugaskan untuk membantu perbaikan kartu
inventaris barang milik SKPD. Asset-aset yang dimiliki oleh SKPD di
urutkan berdasarkan tahun perolehannya. Kegiatan ini dilakukan untuk
mempermudah bidang akuntansi dan bidang asset di BPKAD Kota
Dumai menghitung penyusutan. Nilai penyusutan ini akan digunakan
untuk menyusun laporan keuangan kota Dumai.
5. Rekapitulasi STS pada seluruh SKPD Kota Dumai
Kegiatan pengisian Surat Tanda Setoran (STS) ini dilakukan untuk
merekapitulasi STS. Rekapitulasi STS ini di arsipkan berdasarkan
tanggal dan jenis penerimaannya. Jenis penerimaan pada STS ini ada
dua, yaitu dari hasil pengembalian kas dan hasil pajak dan retribusi.
21
6. Membantu pengisian uji SP2D pada SKPD Kota Dumai.
Kegiatan uji SP2D ini dilakukan untuk mengetahui sisa kas yang ada di
suatu SKPD Kota Dumai. Pengisian uji SP2D ini berdasarkan total nilai
SP2D dan total nilai SPJ Fungsional. Total-total nilai tersebut
didapatkan dari aplikasi simDa keuangan. Total-total nilai SP2D terdiri
dari berbagai nilai, yaitu nilai UP, GU, TU, Nihil dan nilai belanja
modal. Pada pengisian uji SP2D ini, penulis diberi userID pegawai di
BPKAD untuk melakukan registrasi simDa keuangan. Hal ini dilakukan
agar penulis lebih mudah untuk mengerjakan tugas penulis. Hasil uji
SP2D didapatkan dari pengurangan antara nilai belanja dan SPJ
Fungsional. Selisih di antara kedua nilai tersebut disebut dengan contra
pos atau disebut dengan pengembalian kas ke Bendahara Umum Daerah
(BUD) Kota Dumai. Sehingga, hasil akhir dari pengisian uji SP2D ini
adalah berupa sisa kas yang akan dikembalikan kas ke BUD.

4.2 Pelaksanaan Pengisian Uji SP2D


Surat Perintah Pencairan Dana atau disingkat SP2D adalah surat yang
dijadikan sebagai dasar untuk melakukan pencairan dana. Pencairan dana ini
dilakukan oleh Bendahara Umum Daerah (BUD) berdasarkan Surat Perintah
Membayar (SPM). Setelah SP2D diterbitkan oleh BUD, maka harus dilakukan uji
SP2D. Uji SP2D ini dilakukan agar Bendahara bisa mengetahui berapa sisa kas
yang tersisa setelah digunakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
tersebut.
Adapun tujuan dari Uji SP2D ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menguji berapa sisa saldo kas yang ada menurut system aplikasi
simDa
2. Untuk mengetahui hasil uji SP2D yang ada di system tersebut benar atau
tidak dengan yang di hitung secara manual
3. Untuk mengetahui sisa kas tunai yang ada di bank

22
Untuk mengetahui jumlah sisa kas yang ada, diperoleh dari hasil
pengurangan antara SP2D dan Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) Pengeluaran.
Hasil dari sisa kas ini menimbulkan 2 (dua) kemungkinan:
1. Riil kas
Maksud dari riil kas ini adalah bahwa SKPD yang telah melakukan
pencairan dan menggunakan dana tersebut dengan baik sehingga dana
yang di anggarkan oleh bendahara benar-benar terealisasi.
2. Adanya belanja yang tidak terealisasi
Selain riil kas, hal yang ditimbulkan dari hasil sisa kas ini adalah bisa
mengetahui adanya beberapa belanja yang tidak terealisasi atau belanja
yang tidak ada Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) nya. Dana yang
dianggarkan oleh BUD seharusnya di gunakan untuk belanja, namun
ternyata dana itu tidak digunakan sebagaimana mestinya. Dengan tidak
adanya belanja yang dilakukan, dana yang awalnya di anggarkan untuk
belanja tersebut harus dikembalikan ke BUD. Proses pengembalian kas
ini disebut dengan contra pos.

4.3 Prosedur Pengisian Uji SP2D


Adapun prosedur pengisian uji SP2D adalah sebagai berikut :
1. Langkah awal dari pengisian uji SP2D ini adalah menyediakan
worksheet yang akan diisi untuk melakukan uji SP2D tersebut.
Worksheet ini di buat menggunakan Microsoft Office Excel.

23
Gambar 4.1 Worksheet pengisian uji SP2D

Keterangan menu yang terdapat pada worksheet pengisian uji SP2D :


- Kolom 1 : Nomor Urut
- Kolom 2 : Nama-nama Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
yang berjumlah sebanyak 38 SKPD
- Kolom 3 : Nilai UP, UP adalah singkatan dari Uang Persediaan
Kolom 4 : Nilai GU, GU adalah singkatan dari Ganti Uang
- Kolom 5 : Nilai TU, TU adalah singkatan dari Tambahan Uang
- Kolom 7: Nilai BTL dan Pembiayaan, BTL adalah singkatan dari
Belanja Tidak Langsung
- Kolom 8 : Nilai BL, BL adalah singkatan dari Belanja Langsung.
- Kolom 9 : Total nilai SP2D
- Kolom 10 : Nilai SPJ Fungsional, SPJ Fungsioanal adalah Surat
Pertanggung Jawaban Fungsional
24
- Kolom 11 : Contra pos, contra pos adalah nilai pengurangan dari
kolom 9 dan kolom 10

Dalam pengisian uji SP2D ini diperlukan total nilai-nilai SP2D dan
nilai Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) Fungisonal. Untuk mendapatkan
informasi total nilai SP2D tersebut melalui aplikasi simDa keuangan. Total
nilai SP2D akan dijadikan sebagai dasar pengisian uji SP2D SKPD Kota
Dumai. Langkah-langkah untuk mendapatkan total nilai SP2D tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Langkah awalnya adalah harus login aplikasi simDa keuangan terlebih
dahulu. Untuk melakukan login aplikasi ini, penulis menggunakan
userID pegawai di BPKAD Kota Dumai.

25
Gambar 4.2 Login aplikasi simDa Keuangan

b. Setelah memasuki aplikasi simDa ini, langkah awal yang harus diisi
pada lembaran worksheet adalah mengisi nilai-nilai SP2D. Nilai-nilai
SP2D ini bisa diperoleh dari menu berikut ini :

Gambar 4.3 Proses aplikasi simDa untuk mendapatkan informasi total nilai
SP2D

c. Pilih menu Laporan pada Home aplikasi simDa, lalu pilih SKPKD. Di
dalam SKPKD ini terdapat beberapa pilihan. Pilih BUD, selanjutnya pilih
menu BUD

d. Pada langkah ini akan menampilkan tampilan seperti dibawah ini :

26
Gambar 4.4 Proses aplikasi simDa untuk mendapatkan informasi nilai
SP2D

e. Pada tampilan ini, terdapat beberapa menu pilihan. Untuk melihat nilai-
nilai SP2D, pilih menu register SP2D Per Jenis SPM. Lalu isi kolom-
kolom tersebut sesuai dengan Tanggal, Urusan, Bidang, Unit Perangkat
Daerah dan Sub Unit nya.

27
Gambar 4.5 Proses aplikasi simDa untuk mendapatkan informasi nilai
SP2D

Nilai-nilai dari SP2D adalah sebagai berikut :

28
Gambar 4.6 Uraian nilai-nilai SP2D

29
Gambar 4.7 Total nilai-nilai SP2D

Nilai yang digunakan untuk pengisian uji SP2D ini adalah nilai total
yang tedapat pada lembaran terakhir register SP2D. Nilai-nilai tersebut akan
di input atau dimasukkan ke dalam worksheet uji SP2D. Setelah nilai UP,
GU, TU, Nihil, Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung di isi,
selanjutnya adalah mengisi nilai-nilai SPJ Fungsional.

Gambar 4.8 Worksheet yang telah diisi total nilai-nilai SP2D

30
Gambar di atas merupakan worksheet yang telah berisikan total nilai
UP, GU, TU, Nihil, BTL dan Pembiayaan dan BL. Pada kolom belanja,
seluruh total nilai-nilai SP2D dijumlahkan untuk mendapatkan jumlah
belanja SKPD.

Setelah mengisi total nilai SP2D, langkah selajutnya adalah mengisi


nilai SPJ Fungsional. Berikut ini adalah tahap-tahap untuk melihat nilai dari
SPJ Fungsional pada aplikasi simDa:

f. Langkah awal adalah pilih laporan pada tampilan home. Lalu, pilih menu
SKPD, pada menu SKPD ini terdapat beberapa menu lagi. Untuk melihat
nilai SPJ funsgionalnya, pilih menu Bendahara. Pada menu Bendahara ini
terdapat dua pilihan, pilih Pengeluaran. Selanjutnya, pilih Bendahara
Pengeluaran.

Gambar 4.9 Proses aplikasi simDa untuk mendapatkan informasi nilai


SPJ Fungsional

31
g. Setelah proses di atas, tampilan yang akan muncul adalah seperti dibawah
ini. Pada tampilan ini, terlebih dahulu harus mengisi kolom-kolom sesuai
dengan bulan, urusan, bidang, unit, sub-unit dan jenis SPJ. SPJ yang
diperlukan adalah SPJ Fungsional, sehingga pada pengisian kolom SPJ,
isi kolom tersebut dengan pilihan Fungsional.

Gambar 4.10 Proses aplikasi simDa untuk mendapatkan informasi nilai


SPJ Fungsional

Nilai-nilai dari SPJ Fungsional adalah sebagai berikut

32
Gambar 4.11 Uraian nilai SPJ Belanja Fungsional

33
Gambar 4.12 Total nilai SPJ Belanja-Fungsional

Nilai-nilai yang di ambil untuk pengisian uji SP2D adalah total jumlah
dari SPJ Fungsionalnya. Total jumlah SPJ Fungsionalnya berada di
lembaran terakhir SPJ Belanja Fungsional. Hasil dari prosedur simDa
adalah dapat melihat atau mengetahuai nilai-nilai dari UP, GU, TU, Nihil,
Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung pada register SP2D dan
nilai dari SPJ Belanja Fungsional pada Laporan Pertanggung Jawaban
Bendara Pengeluaran. Nilai-nilai ini lah yang akan menjadi dasar pengisian
uji SP2D pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Dumai.
Berikut ini adalah worksheet yang telah berisi total nilai SPJ Fungsionalnya.

34
Gambar 4.13 Worksheet pengisian uji SP2D yang telah diisi total nilai
SPJ Fungsional

Setelah pengisian total nilai SP2D dan total nilai SPJ Fungsional selesai,
maka penulis bisa menghitung pengujian SP2D. Perhitungan ini dilakukan
dengan cara mengurangi antara total nilai belanja SP2D dan SPJ Fungsional.
Hasil pengurangan antara kedua nilai tersebut, disebut dengan contra pos.
Contra pos adalah suatu kegiatan pengembalian sisa kas SKPD ke BUD.
Berikut ini adalah worksheet yang telah selesai melakukan pengisian uji SP2D
SKPD Kota Dumai di BPKAD Kota Dumai.

35
Gambar 4.14 Worksheet yang telah diisi total nilai SP2D dan SPJ
Fungsional dan telah dilakukan pengujian SP2D

Dengan melihat gambar tersebut, penulis juga dapat mengambil


kesimpulan bahwa hasil pengujian uji SP2D ini terdapat 19 SKPD yang
memiliki sisa kas. Sehingga dengan adanya sisa kas tersebut, SKPD wajib
melakukan pengembalian ke BUD.
Berikut ini adalah nama-nama SKPD yang melakukan contra pos atau
pengembalian kas :
1. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
2. Dinas Kesehatan
3. Rumah Sakit Umum Daerah Dumai
4. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
5. Badan Penanggulangan Bencana Daerah
6. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
7. Dinas Lingkungan Hidup
36
8. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
9. Dinas Perhubungan
10. Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata
11. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian
12. Sekretariat Daerah
13. Kecamatan Dumai Barat
14. Kecamatan Sungai Sembilan
15. Kecamatan Dumai Kota
16. Kecamatan Dumai Selatan
17. Inspektorat
18. Badan Pendapatan Daerah
19. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan

4.4 Bagan Arus (Flowchart) Prosedur Pengisian Uji SP2D pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) Kota Dumai
Berikut adalah bagan arus Prosedur Pengisian Uji SP2D pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) Kota Dumai.

Bagian akuntansi memulai kegiatannya dengan membuat secara manual


lembaran pengisian uji SP2D dengan menggunakan Microsoft excel. Selanjutnya,
setelah lembaran tersebut selesai di buat, bagian akuntansi login secara online
aplikasi simDa keuangan dengan menggunakan userID pegawai BPKAD Kota
Dumai. Aplikasi simDa ini digunakan untuk mendapatkan total-total nilai SP2D
SKPD. Setelah mendapatkan informasi total nilai SP2D tersebut, bagian akuntansi
memasukkan nilai SP2D secara manual ke lembaran pengisian uji SP2D.
Selanjutnya adalah memasukkan total nilai SPJ Fungsional. Total nilai tersebut juga
didapatkan dari aplikasi simDa. Setelah total nilai tersebut diperoleh, bagian
akuntansi memasukkan total nilai tersebut secara manual ke lembaran pengisian uji
SP2D. setelah total nilai SP2D dan total nilai SPJ Fungsional terisi, bagian
akuntansi melakukan uji SP2D yang dilakukan dengan cara mengurangi kedua nilai
tersebut. Akhir dari prosedur ini adalah berpa dokumen pengisian uji SP2D SKPD
37
Kota Dumai. Untuk bagan arus (flowchart) pengisian uji SP2D dapat dilihat pada
gambar 4.15

Akuntansi

Mulai

Membuat
lembaran
pengujian SP2D

Login aplikasi simDa


Keuangan

Memproses simDa Keuangan


untuk melihat total nilai SP2D

38
Memasukkan total
nilai SP2D ke
lembaran uji SP2D

Memproses simDa keuangan


untuk melihat total SPJ
Fungsional

Memasukkan total
nilai SPJ fungsional
ke lembaran uji
SP2D

Melakukan uji
SP2D dengan
mengurangi total
nilai SP2D dan SPJ
Fungsional

Lembaran pengujian
Sp2D yang telah diisi

Selesai

39
Gambar 4.15 Flowchart pengisian uji SP2D SKPD Kota Dumai

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil selama penulis melakukan Kerja
Praktek di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKAD) Kota Dumai
adalah sebagai berikut :
1. Pengisian Uji SP2D bertujuan untuk memastikan sisa kas setiap bulan
yang terdapat pada masing-masing SKPD telah sesuai dengan laporan
bendahara yang dihasilkan system, serta untuk memastikan besaran
pengembalian sisa kas (contra pos).
2. Hasil dari sisa kas yang telah didapatkan dari uji SP2D menyimpulkan
dua kemungkinan. Yaitu riil kas dan adanya belanja yang tidak
terealisasi.
3. Hasil dari pengisian uji SP2D ini bisa mengetahui bahwa terdapat 19
SKPD yang memiliki sisa kas, sehingga SKPD tersebut wajib melakukan
pengembalian sisa kas ke Bendahara Umum Daerah (BUD).

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah :

1. Mengingat adanya 19 SKPD yang melakukan pengembalian kas ke


BUD, maka sebaiknya pihak BPKAD melakukan pemantauan penyebab
dari pengembalian kas tersebut. Karena jumlah SKPD yang melakukan
pengembalian ini sebesar setengah atau 50% dari jumlah SKPD yang
ada di Kota Dumai.

40
2. Bagian administrasi koneksi jaringan internet di BPKAD Kota Dumai
untuk memantau jaringan internet tersebut agar pada saat login aplikasi
simDa keuangan tidak ada masalah tentang koneksi jaringan internet.

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 12 Tahun 2016

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-40/PB/2010 Tentang Perubahan


Ketiga atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Perbendaharaan Nomor PER-
57 Tentang Tata Cara Penerbitan Surat Perintah Membayar dan Surat Perintah
Pencairan Dana
41
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan


Keuangan Daerah

Peraturan Walikota Dumai No. 86 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan


Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah Kota Dumai

www.bpkp.go.id, Sejarah-SIMDA.bpkp

42

Anda mungkin juga menyukai