Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

MENARIK DIRI

OLEH:
BAHRUL ULUM

PROGRAM STUDI S-1 NERS FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS QAMARUL HUDA BADARUDDIN (UNIQHBA)
BAGU LOMBOK TENGAH
2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Assalamualikum wr wb...

Puji sukur kehadirat ALLAH S.W.T yang maha kuasa dengan rahmat dan taupik
hidayah-Nya kita tetap sehat menjalani kan aktivitas kita sebagai mahasiswa yakni menuntut
ilmu.

Sebelumnya saya berterimakasih kepada teman-teman kami yang telah membantu dalam
membuat tugas ini, karena dengan adanya tugas ini kami menjadi tahu tentang isi dari tugas ini,
dan juga saya berterimakasih juga kepada dosen kami yang selalu tetap mensuport kami dalam
peroses pembelajaran ini.

Dan mungkin jika ada kata-kata yang kurang berkenan dalam penulisan laporan ini
atupun ada yang kurang tepat dalam penyusunan tugas ini maupun salah ,mohon di maklumi
karana kami ini masih dalam tahap peroses pembelajaran.

Mudah-mudahan tugas ini bisa bermanfaat untuk kita semua yang membacanya, dan
terimakasih. Wassalamu’alaikum.wr. wb

Bagu,08/07/2019

Penulis

2
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Masalah Utama
Isolasi sosial: menarik diri
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
Menarik diri merupakan suatu keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan
dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain. Menurut Townsend, M.C.
( 1998 : 152 ) isolasi social merupakan keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang
karena orang lain dianggap menyatakan sikap negatif dan mengancam dirinya.
Sedangkan menurut DEPKES RI (1989:117) penarikan diri atau withdrawal merupakan
suatu tindakan melepaskan diri baik perhatian ataupun minatnya terhadap lingkungan
sosial secara langsung yang dapat bersifat sementara atau menetap.
2. Tanda dan gejala dari menarik diri
Menurut Townsend, M.C. ( 1998:152-153) dan Carpenito, L.J. (1998:381) isolasi sosial
: menarik diri sering ditemukan adanya tanda dan gejala sebagai berikut :
 Kurang spontan  Komunikasi verbal
 Apatis kurang
 Ekspresi wajah kurang  Mengisolasi diri
berseri (ekspresi sedih) (menyendiri)
 Afek tumpul  Kurang sadar
 Tidak merawat dan lingkungan
memperhatikan  Pemasukan makanan
kebersihan diri. dan minuman
 Kurang energi ( tenaga) terganggu
 Harga diri rendah  Retensi urine dan
 Posisi janin pada saat feses
tidur  Aktivitas menurun
 Menolak
berhubungan dengan
orang lain.

3. Penyebab
Penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah yaitu perasaan negatif
terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan, yang
ditandai dengan adanya perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri
sendiri, gangguan hubungan sosial, merendahkan martabat, percaya diri kurang, dan
juga dapat mencederai diri ( Carpenito,L.J,1998:352)
Menurut Townsend,M.C. ( 1998:152) isolasi social : menarik diri sering disebabkan
oleh karena kurangnya rasa percaya kepada orang lain, perasaan panik, regresi ke tahap
perkembangan sebelumnya, waham, sukar berinteraksi di masa lampau, perkembangan
ego yang lemah serta represi rasa takut.
4. Akibat
Menarik diri dapat mengakibatkan halusinasi (Townsend, M.C, 1998:156)
merupakan gangguan persepsi di mana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya
tidak ada. Tanda dan gejala yang dapat dilihat pada pasien halusinasi yaitu tersenyum
dan tertawa sendiri, menggerakkan bibir tanpa suara, diam dan asyik sendiri.

3
C. Pohon Masalah
Risiko Perubahansensori persepsi : Halusinasi

Isolasi sosial :Menarik diri

( Budi Anna Keliat,


1999)

D. Penatalaksanaan
Menurut Keliat, dkk.,(1998), prinsip penatalaksanaan klien menarik diri adalah :
a. Bina hubungan saling percaya
b. Ciptakan lingkungan yang terapeutik
c. Beri klien kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya
d. Dengarkan klien dengan penuh empati
e. Temani klien dan lakukan komunikasi terapeutik
f. Lakukan kontak sering dan singkat
g. Lakukan perawatan fisik
h. Lindungi klien
i. Rekreasi
j. Gali latar belakang masalah dan beri alternatif pemecahan
k. Laksanakan program terapi dokter
l. Lakukan terapi keluarga

Penatalaksanaan medis (Rasmun,2001) :


a. Obat anti psikotik
1) Clorpromazine (CPZ)
a) Indikasi
Untuk syndrome psikosis yaitu berdaya berat dalam kemampuan menilai
realitas, kesadaran diri terganggu, daya nilai norma sosial dan tilik diri terganggu,
berdaya berat dalam fungsi -fungsi mental: waham, halusinasi, gangguan perasaan dan
perilaku yang aneh atau, tidak terkendali, berdaya berat dalam fungsi kehidupan sehari
-hari, tidak mampu bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin.
b) Mekanisme kerja
Memblokade dopamine pada reseptor paska sinap di otak khususnya sistem ekstra
piramidal.

4
c) Efek samping
Sedasi, gangguan otonomik (hipotensi, antikolinergik/ parasimpatik,mulut kering,
kesulitan dalam miksi, dan defikasi, hidung tersumbat,mata kabur, tekanan intra okuler
meninggi, gangguan irama ja ntung),gangguan ekstra piramidal (distonia akut,
akatshia, sindromaparkinson/tremor, bradikinesia rigiditas), gangguan endokrin,
metabolik, hematologik, agranulosis, biasanya untuk pemakaian jangka panjang.
d) Kontra indikasi
e) Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, febris,ketergantungan
obat, penyakit SSP, gangguan kesadaran disebabkan CNS Depresan.
2) Haloperidol (HP)
a) Indikasi
Berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam fungsi netral serta dalam fungsi
kehidupan sehari -hari.
b) Mekanisme kerja
Obat anti psikosis dalam memblokade dopamine pada reseptor paska sinaptik neuron di
otak khususnya sistem limbik dan sistim ekstra piramidal.
c) Efek samping
Sedasi dan inhibisi psikomotor, gangguan otonomik
(hipotensi, antikolinergik/parasimpatik, mulut kering, kesulitan miksi dan
defikasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intraokuler meninggi,
gangguan irama jantung).
d) Kontra indikasi
Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, febris, ketergantungan obat,
penyakit SSP, gangguan kesadaran.
3) Trihexy phenidyl (THP)
a) Indikasi
Segala jenis penyakit parkinson,termasuk paska ensepalitis dan idiopatik,sindrom
parkinson akibat obat misalnya reserpin dan fenotiazine.
b) Mekanisme kerja
Obat anti psikosis dalam memblokade dopamin pada reseptor p aska sinaptik nauron
diotak khususnya sistem limbik dan sistem ekstra piramidal.
c) Efek samping
Sedasi dan inhibisi psikomotor Gangguan otonomik (hypertensi, anti kolinergik/
parasimpatik, mulut kering, kesulitanmiksi dan defikasi, hidung tersumbat, mata kabur,
tekanan intra oluker meninggi, gangguan irama jantung).
d) Kontra indikasi
Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, fibris, ketergantungan obat,
penyakit SSP, gangguan kesadaran

5
KONSEP ASKEP
1. Pengkajian
Data yang perlu dikaji
1. Resiko perubahan persepsi - sensori : halusinasi
a. Data Subjektif
1). Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata
2). Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata
3). Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
4). Klien merasa makan sesuatu
5). Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
6). Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar
7). Klien ingin memukul/melempar barang-barang
b. Data Objektif
1). Klien berbicara dan tertawa sendiri
2). Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
3). Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
4). Disorientasi
2. Isolasi Sosial : menarik diri
a. Data Subyektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri
sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
b. Data Obyektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin
mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.
3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
a. Data subyektif:
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik
diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
b. Data obyektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin
mencederai diri / ingin mengakhiri hidup
2. Diagnosis Keperawatan
a. Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi …. berhubungan dengan menarik diri.
b. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.

6
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa 1
Tujuan Umum :Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi
Tujuan Khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Rasional : Hubungan saling percaya merupakan landasan utama untuk hubungan selanjutnya
Tindakan:
Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik dengan
cara :
1. sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
2. perkenalkan diri dengan sopan
3. tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
4. jelaskan tujuan pertemuan
5. jujur dan menepati janji
6. tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
7. berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien
b. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Rasional : Memberi kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya dapat membantu
mengurangi stres dan penyebab perasaaan menarik diri
Tindakan
1. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya
2. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri
atau mau bergaul
3. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab
yang muncul
4. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
c. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain.
Rasional :
 Untuk mengetahu; keuntungan dari bergaul dengan orang lain.
 Untuk mengetahui akibat yang dirasakan setelah menarik diri.
Tindakan :
1. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain
2. beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan
berhubungan dengan prang lain
3. diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain
4. beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan orang lain
5. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain
6. beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang lain
7. diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
8. beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain

7
d. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial
Rasional :
 Mengeksplorasi perasaan klien terhadap perilaku menarik diri yang biasa dilakukan.
 Untuk mengetahui perilaku menarik diria dilakukan dan dengan bantuan perawat bisa
membedakan perilaku konstruktif dan destruktif.
Tindakan
1. kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
2. dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap :
 K–P
 K – P – P lain
 K – P – P lain – K lain
 K – Kel/Klp/Masy
3. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai
4. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan
5. Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu
6. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
7. Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan
e. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain
Rasional : Dapat membantu klien dalam menemukan cara yang dapat menyelesaikan
masalah
Tindakan
1. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang
lain
2. Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan orang lain
3. Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat
berhubungan dengan oranglain
f. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
Rasional : memberikan penanganan bantuan terapi melalui pengumpulan data yang lengkap
dan akurat kondisi fisik dan non fisik pasien serta keadaan perilaku dan sikap keluarganya
Tindakan
1. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
 salam, perkenalan diri
 jelaskan tujuan
 buat kontrak
 eksplorasi perasaan klien
2. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
 perilaku menarik diri
 penyebab perilaku menarik diri
 akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
 cara keluarga menghadapi klien menarik diri
3. Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien untuk
berkomunikasi dengan orang lain
4. Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal satu
kali seminggu
5. Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga

8
Diagnosa 2
Tujuan umum :
Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal
Tujuan khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Rasional : Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan
interaksi selanjutnya
Tindakan :
Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapetutik
1. sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
2. Perkenalkan diri dengan sopan
3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
4. Jelaskan tujuan pertemuan
5. Jujur dan menepati janji
6. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya
7. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Rasional :
 Diskusikan tingkat kemampuan klien seperti menilai realitas, kontrol diri atau integritas ego
diperlakukan sebagai dasar asuhan keperawatannya.
 Reinforcement positif akan meningkatkan harga diri klien
 Pujian yang realistik tidak menyebabkan klien melakukan kegiatan hanya karena ingin
mendapatkan pujian
Tindakan:
1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
2. Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif
3. Utamakan memberikan pujian yang realistik
c. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
Rasional :
 Keterbukaan dan pengertian tentang kemampuan yang dimiliki adalah prasyarat untuk
berubah.
 Pengertian tentang kemampuan yang dimiliki diri memotivasi untuk tetap
mempertahankan penggunaannya
Tindakan:
1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit
2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.
d. Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
Rasional :
 Membentuk individu yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri
 Klien perlu bertindak secara realistis dalam kehidupannya.
 Contoh peran yang dilihat klien akan memotivasi klien untuk melaksanakan kegiatan
Tindakan:
1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan
 Kegiatan mandiri
 Kegiatan dengan bantuan sebagian

9
 Kegiatan yang membutuhkan bantuan total
2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya
Rasional :
 Memberikan kesempatan kepada klien mandiri dapat meningkatkan motivasi dan harga
diri klien
 Reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri klien
 Memberikan kesempatan kepada klien ntk tetap melakukan kegiatan yang bisa
dilakukan
Tindakan:
1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakan
2. Beri pujian atas keberhasilan klien
3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
f. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Rasional:
 Mendorong keluarga untuk mampu merawat klien mandiri di rumah
 Support sistem keluarga akan sangat berpengaruh dalam mempercepat proses
penyembuhan klien.
 Meningkatkan peran serta keluarga dalam merawat klien di rumah.

Tindakan:
1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri
rendah
2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat
Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah

10
DAFTAR PUSTAKA
Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice. Philadelphia : Lipincott-
Raven Publisher. 1998
Budi Anna Keliat. Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial: Menarik Diri. Jakarta : FIK UI.
1999
Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999

Townsend MC. 1995. Nursing Diagnosis in Psychatric Nursing; A Pocket Guide For Care Plan
Construction. Alih Bahasa: Novi Helena CD. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan
Psikiatri; Pedoman Untuk Pembuatan Rencana Perawatan. Jakarta: EGC

Stuart G.W & Sundeen S.J . 1995. Pocket Guide To Psychiatric Nursing. Alih Bahasa Achir
Yani. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Stuart G.W & Sundeen S.J .1995. Principles and Practice of Psychiatric Nursing. St. Lois:
Mosby Year Book

Kaplan & Sadock. 1993. Pocket Handbook of Clinical Psychiatry. Alih Bahasa: Willie
Japaris.1994. Buku Saku Psikiatri Klinik. Jakarta: Bina Rupa Aksara

Kaplan & Sadock. 1996. Synopsis of Psychiatry. Alih Bahasa : Wijaya Kusuma. 1997. Sinopsis
Psikiatri. Jakarta: Bina Rupa Aksara

11

Anda mungkin juga menyukai