201 301 1 PB PDF
201 301 1 PB PDF
UJI PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT DURA DAN VARIETAS UNGGUL DXP
SIMALUNGUN ( Elaeis guinensis jacg) TERHADAP PUPUK ORGANIK CAIR
DI MAIN NURSERY
abstract
This study aims to determine the effect Dura Oil Palm Seedlings Growth and Variety DXP
Simalungun ( Elaeis guineensis Jacq. ) Against Liquid Organic Fertilizer in the Main Nursery by using
Plots Separated ( RPT ) design which the main plot is varieties V1 and V2 = DXP Simelungun Dura
varieties . Subplot factor is liquid organic fertilizer ( G ) are G1 = 1 ml / liter of water , G2 = 3 ml / liter
of water , G3 = 5ml/liter water . There are 6 combination treatment was repeated 3 times resulted in 18
experimental units . The number of plants per plot 5 sample plants with 3 plants , 90 plants total number
of plants with a total sample of 54 plants .
abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Dura dan
Variety DXP Simalungun (Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap Pupuk Organik Cair di pembibitan utama
dengan menggunakan Rancangan Plot Terpisah (RPT) meliputi plot utama adalah varietas V1 dan V2 =
DXP Simalungun Dura varietas. Faktor Anak petak adalah pupuk organik cair (G) yang mana G1 = 1 ml
/ liter air, G2 = 3 ml / liter air, G3 = 5ml / liter air. Ada 6 perlakuan kombinasi diulang 3 kali
menghasilkan 18 unit percobaan. Jumlah tanaman per plot 5 tanaman sampel dengan 3 tanaman, 90
tanaman Jumlah tanaman dengan jumlah sampel 54 tanaman.
Kata Kunci : Pertumbuhan, bibit kelapa sawit Dura, DXP Simalungun, Pupuk Organik, main nursery
250
Hadriman Khair, Darmawati J.S. dan Romi Saputra Sinaga
industri baja, kawat, radio, kulit dan industri buah, yaitu jenis Dura memiliki tempurung yang
farmasi. Minyak sawit dapat digunakan untuk tebal, jenis Psifera memiliki biji yang kecil
begitu beragam peruntukannya karena dengan tempurung yang tipis, sedangkan Tenera
keunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan yang merupakan hasil persilangan Dura dan
oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu Psifera menghasilkan buah bertempurung tipis
melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh dan inti yang besar (Naibaho, 2004).4
bahan pelarut lainnya, mempunyai daya melapis Bibit merupakan produk yang dihasilkan
yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi dalam dari suatu proses pengadaan bahan tanaman
bidang kosmetik (Lakitan,2002).5 yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian
Komoditi perkebunan memiliki hasil produksi pada masa yang akan datang.
peranan yang nyata dalam memajukan Perawatan bibit yang baik di pembibitan awal
perekonomian dan pertanian di Indonesia. Hal dan pembibitan utama melalui dosis pemupukan
tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya yang tepat merupakan salah satu upaya untuk
taraf hidup petani, menciptakan lapangan kerja, mencapai hasil yang optimal dalam
dan meningkatkan devisa negara. Salah satu pengembangan budidaya kelapa sawit (Lakitan,
komoditas perkebunan penting di Indonesia 2002).5
adalah kelapa sawit. Kelapa sawit merupakan Pada pembibitan kelapa sawit ada dua
primadona ekspor non migas, oleh karena itu tahap yaitu pre nursery dan main nursery yang
komoditi ini selalu menjadi pilihan banyak dimaksud dengan pembibitan dua tahap adalah
pengusaha untuk menanamkan modalnya pembibitan dilakukan pada polibag kecil pada
(Lubis, 2003).1 saat tanaman berumur umur satu sampai 3
Tanaman kelapa sawit (Elaeis bulan. Sedangkan pada main nursey atau
guineensis Jacq.) saat ini merupakan salah satu pembibitan utama dilakukan pada saat tanaman
jenis tanaman perkebunan yang menduduki dipindahkan ke pre nursey ke main nursery
posisi penting disektor pertanian umumnya, dan (Darmosarko dkk.,2008).8
sektor perkebunan khususnya, hal ini Ada beberapa keuntungan pembibitan
disebabkan karena dari sekian banyak tanaman satu tahap atau main nursery yaitu tidak
yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa memerlukan polibag kecil, dan penaung karena
sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar bibit langsung dipelihara di main nursery dan
per hektarnya di dunia (Balai Informasi tidak shock yang kadang dijumpai pada saat
Pertanian, 2000).6 pemindaian bibit langsung dipelihara
Tanaman kelapa sawit termasuk ke (Darmosarko dkk.,2008).8
dalam famili palmaceae yang merupakan Pembibitan memberikan kontribusi
tanaman tahunan dan merupakan tanaman yang nyata terhadap pertumbuhan dan
perkebunan utama. Saat ini tanaman kelapa perkembangan tanaman. Pembibitan dilakukan
sawit menjadi salah satu andalan atau komoditas karena tanaman kelapa sawit memerlukan
yang unggulan dalam sektor perkebunan dan perhatian yang tetap dan terus menerus pada
merupakan komoditas ekspor yang berperan umur 1 – 1,5 tahun pertama. Produksi awal
penting dalam pembangunan perekonomian dilapangan berkorelasi nyata dengan luas daun
Indonesia. Minyak sawit merupakan produk pada periode TBM. Suatu keadaan yang sangat
perkebunan yang memilki prospek yang sangat ditentukan oleh keadaan pembibitan yang baik
cerah karena seiring dengan berjalannya waktu, (Djojosuwito, 2002).9
industri-industri yang berbasis bahan baku Pembibitan di polybag terdiri dari dua
produk kelapa sawit berkembang dengan sangat macam, yaitu sistem pembibitan polybag satu
pesat. Selain itu, kelapa sawit juga memilki tahap dan sistem pembibitan dua tahap. Dalam
produk olahan yang beraneka ragam seperti sistem pembibitan polybag satu tahap kecambah
bahan makanan, bahan industri, kosmetik dan langsung ditanam dalam polybag besar yang
obat-obatan (Marihat Research Station, 2002).7 disusun rapat sampai umur 3 – 4 bulan. Sesudah
Tanaman kelapa sawit sangat penting itu bibit dijarangkan dan dipelihara sampai
artinya bagi perkembangan perekonomian umur 10 – 12 bulan (Soetedjo, 2002).10
Indonesia, dalam kurun 200 tahun terakhir ini, Beberapa istilah tentang bahan tanam
kelapa sawit adalah komoditi andalan untuk yaitu biji, benih, kecambah, ramet dan bibit.
ekspor maupun komoditi diharapkan dapat 1. Biji adalah organ reproduktif yang dihasilkan
meningkatkan pendapatan petani pekebun serta oleh tanaman setelah terjadinya anthesis.
transmigran Indonesia (Purba, 2013).1 2. Benih adalah biji yang digunakan untuk
Tanaman kelapa sawit merupakan tujuan penanaman (komersial). Semua biji
tumbuhan tropis golongan palma yang termasuk adalah benih, tetapi tidak semua biji bisa
tanaman tahunan. Kelapa sawit yang dikenal menjadi benih, benih adalah biji yang telah
yaitu Dura, Psifera dan Tenera. Ketiga jenis ini diseleksi dan dijamin kemurnian genetiknya
dapat dibedakan berdasarkan penampang irisan (Legitan, 2012).11
251
UJI PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT DURA TERHADAP PUPUK ORGANIK
CAIR DI MAIN NURSERY
252
Hadriman Khair, Darmawati J.S. dan Romi Saputra Sinaga
hara makro dan unsur hara mikro (Rikamonika, awal pembuatan membutuhkan biaya yang
2012).16 cukup besar.
Pupuk organik cair ramah akan
lingkungan yang terbuat dari limbah rumah Bentuk Lokasi
tangga, pasar atau kotoran ternak bisa memutus Bentuk area pembibitan sebaiknya
ketergantungan petani terhadap pupuk kimia persegi panjang. Hal ini akan memudahkan
yang justru mencemari lingkungan. Kelebihan perhitungan kebutuhan pipa untuk pembuatan
pupuk organik cair Mempunyai jumlah jaringan air penyiraman.Selain itu juga dapat
kandungan nitrogen, fosfor, kalium dan air lebih memudahkan perhitungan kebutuhan dan
banyak jika dibandingkan dengan pupuk kontrol penggunanaan herbisida, insektisida dan
organik padat, Mengandung zat perangsang lain-lain ( Harley,2004).12
tumbuh yang dapat digunakan sebagai pengatur Pembibitan pendahuluan (pra
tumbuh. Mempunyai bau yang khas yang dapat pembibitan) maupun pembibitan utama
mencegah datangnya berbagai hama tanaman memerlukan lokasi yang baik dan aman. Syarat-
(Edhi, 2012).17 syarat lokasi yang dapat digunakan untuk
pembibitan adalah dekat sumber air, dekat dari
Pemilihan dan Persiapan Areal Pembibitan pengawasan dan mudah dikunjungi, tidak jauh
Pemilihan Lokasi dari areal yang akan ditanami, dekat sumber
Pemilihan lokasi untuk pembuatan tanah, arealnya datar dan dekat pemukiman
pembibitan mempertimbangkan hal-hal sebagai pekerja (Lubis, 2003).2
berikut :
1. Berada di tengah-tengah rencana areal B. METODE PENELITIAN
penanaman yang mana bibit yang akan di Penelitian ini dilaksanakan di lahan
tanam nantinya berasal dari pembibitan yang pertanian di desa Marubun Jaya, Kecamatan
akan dibuat tersebut. Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, Pematang
2. Lokasi harus bebas banjir. Siantar, berada pada ketinggian 369 m dpl.
3. Air yang ada di lokasi Penelitian ini dimulai dari pada bulan
pembibitan terbebas dari polusi. September 2013 dan selasai Desember 2013.
4. Terdapat tanah dengan kualitas bagus Bahan-bahan yang digunakan dalam
sehingga memenuhi syarat untuk penelitian ini yaitu kecambah kelapa sawit
dipergunakan sebagai pengisi polibag. Dura dan bibit kelapa sawit varietas unggul
5. Lokasi tidak tertutup oleh bayang-bayang DXP Simalungun, polybag berdiamter 14 cm,
dari pohon-pohon hutan atau pohon-pohonan dan panjang 30 cm, pupuk dolomite, pupuk
lainnya sehingga dapat menerima sinar organik cair, insektisida furadan, tanah liat,
matahari penuh. Jarak terdekat dari hutan polibeg dan air.
yang ada di sekitar tempat tersebut minimal Alat-alat yang digunakan dalam
20 m. penelitian ini adalah cangkul, ember, ayakan,
6. Terjaga keamanannya dari pencurian bambu, selang, penggaris,Scaliper,Calculator
maupun serangan pengganggu lainnya dan alat tulis.
seperti dari binatang liar dan lain sebagainya Penelitian dilakukan dengan
(Yudi, 2008).18 menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split-
Plot Design) dengan faktor yang diteliti :
Topografi 1. Faktor uji varietas kelapa sawit dura
Areal yang dipilih bertopografi datar. dengan varietas unggul DXP Simalungun
Apabila mempunyai kemiringan, slope-nya sebagai petak utama dengan 2 taraf
tidak terjal. Mempunyai sumber air yang perlakuan yaitu :
memadai untuk penyiraman. V1 : varietas unggul DXP Simalungun
V2 : varietas dura
Areal 2. Faktor pemberian pupuk organik cair
Lokasi yang dipilih harus sebagai anak petak terdiri dengan 3 taraf
dipertimbangkan dengan luasan yang mampu perlakuan :
untuk menampung jumlah bibit yang akan G1 : 1 ml/liter air
dihasilkan dari lokasi tersebut. Yang perlu G2 : 3 ml/liter air
diperhatikan adalah jarak antar large bag di G3 : 5 ml/liter air
Main Nursery nantinya. Selain itu juga harus
diperhitungkan keberadaan jalan yang akan
digunakan untuk mengangkut bibit. Membuat
jalan yang lebar dan mampu untuk dilalui truk
besar akan menghemat biaya operasional
pengangkutan nantinya walaupun pada saat
253
UJI PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT DURA TERHADAP PUPUK ORGANIK
CAIR DI MAIN NURSERY
254
Hadriman Khair, Darmawati J.S. dan Romi Saputra Sinaga
luas daun bibit kelapa sawit 10 MST dengan dengan pemberian pupuk organik cair terdapat
pemberian pupuk organik cair dapat dilihat pada pada perlakuan G3 (5 ml/liter air) yaitu sebesar
Gambar 4. 5,82 cm2 yang berbeda nyata terhadap G1 (1
ml/liter air) sebesar 5,28cm2, tetapi berbeda
tidak nyata terhadap perlakuan G2 (3 ml/liter
6,00 air) yaitu sebesar 5,50cm2. Hubungan luas daun
Luas Daun (cm2)
256
Hadriman Khair, Darmawati J.S. dan Romi Saputra Sinaga
257
UJI PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT DURA TERHADAP PUPUK ORGANIK
CAIR DI MAIN NURSERY
organik cair yang digunakan penulis. Pupuk antara faktor beberapa varietas kelapa sawit dan
organik cair yang digunakan mengandung hara beberapa taraf pemberian pupuk organik cair
makro dan mikro yang sangat dibutuhkan tidak secara bersama-sama memberikan
tanaman dalam proses pertumbuhannya pengaruh terhadap parameter tersebut atau
termasuk pada pertumbuhan bibit kelapa sawir. dengan kata lain kedua faktor tersebut
Rikamonika (2012) menjelaskan Fungsi utama memberikan pengaruh secara terpisah. Gomez
pupuk organik cair adalah memberi nutrisi pada dan Gomez (1995)23 menyatakan bahwa dua
tanaman dan tanah sekaligus, nutrisi yang faktor dikatakan berinteraksi apabila pengaruh
tersedia jumlahnya tidak banyak tapi suatu faktor perlakuan berubah pada saat
mempunyai unsur hara yang lengkap, yaitu perubahan taraf faktor perlakuan lainnya.
unsur hara yang sangat diperlukan oleh tanaman Selanjutnya Steel dan Torrie (1991)24
dan tanah yaitu unsur hara makro dan unsur menyatakan bahwa apabila pengaruh interaksi
hara mikro untuk meningkatkan pertumbuhan berbeda tidak nyata maka disimpulkan bahwa
dan produksi tanaman. diantara faktor perlakuan tersebut bertindak
Selain itu pemupukan pupuk organik bebas satu sama lain. Sutedjo dan
cair melalui daun juga turut berperan terhadap Kartasapoetra (2006)25 menambahkan bahwa
pertumbuhan bibit kelapa sawit yang dilakukan bila salah satu faktor lebih kuat pengaruhnya
penulis. Menurut Hardjowigeno (1995) pupuk dari faktor lain maka faktor lain tersebut akan
yang disemprotkan ke permukaan tanaman tertutupi, dan masing-masing faktor mempunyai
dapat diserap oleh tanaman melaui stomata saat sifat yang jauh pengaruhnya dan sifat kerjanya.
stomata terbuka.
Untuk parameter tinggi bibit dan D. KESIMPULAN DAN SARAN
diameter batang pemberian pupuk organik cair Kesimpulan
berpengaruh tidak nyata. Hasil ini diduga
disebabkan faktor genetis dari bibir kelapa sawit Berdasarkan hasil penelitin dapat
yang digunakan. Sebagai mana diketahui bahwa diambil kesimpulan :
varietas tertentu memiliki kesesuai lingkungan
tertentu agar dapat tumbuh secara optimil. 1. Faktor varietas kelapa sawit berpengaruh
Sebagaiman yang dijelaskan Toha (2008) bahwa nyata terhadaptinggi bibit 6 MST dan
potensi hasil suatu varietas tertentu tidak dapat diameter batang 12 MST.
dipisahkan dengan tingkat adaptasi maupun
kemantapan penampilannya pada suatu 2. Pemberian pupuk organik cair berpengaruh
lingkunagn tumbuh. nyata terhadap jumlah daun 8 MS, luas
daun 10 MST dan 12 MST.
Pengaruh Interaksi antara Kombinasi 3. Kombinasi varietas unggul DxP
Beberapa Varietas dan Pupuk Organik Cair simalungun dan pupuk organik cair 5
Terhadap Pertumbuhan BibitKelapa Sawir ml/liter memberikan interaksi terhadap
Dari hasil sidik ragam dapat diketahui parameter luas daun 12 MST.
bahwa kombinasi beberapa varietas dan
pemberian pupuk organik cair memberikan
interaksi nyata terhadap parameter luas daun 12 Saran
MST, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap
parameter tinggi bibit, jumlah daun dan 1. Disarankan untuk menggunakan varietas
diameter batang. unggul Dxp Simalungun dan pemberian
Dari data rataan menunjukkan bahwa pupuk organik cair 5 ml/liter air untuk
kombinasi perlakuan V1G3 memberiak luas pembibitan kelapa sawit pre nursery.
daun terluas pada bibit kelapa sawit. Hasil ini 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
menunjukkan bahwa varietas unggul DxP untuk varietas yang sama dengan pupuk
simalungun merespon pemberian pupuk yang berbeda.
organik cair dengan konsentrasi 5 ml/liter air
sehingga memberikan luas daun maksimal. DAFTAR PUSTAKA
Dahlan dan Prayogi (2008) menyatakan bahwa
salah satu faktor pertumbuhan yang diterima 1. Purba, A., 2000. Pengadaan Benih
oleh tanaman yaitu pemupukan yang ditandai Tanaman Kelapa Sawit . Pusat Penelitian
dengan meningkatnya pertumbuhan pada Kelapa Sawit. Medan
tanaman tersebut.
Untuk parameter tinggi bibit, jumlah 2. Lubis, A. 2003. Paduan Praktis Bertanam
daun dan diameter batang kombinasi beberapa Kelapa Sawit. Lembaga Pupuk Indonesia.
varietas dan pupuk organik cair berpengaruh Jakarta.
tidak nyata. Hasil ini menunjukkan bahwa
258
Hadriman Khair, Darmawati J.S. dan Romi Saputra Sinaga
3. Naibaho, 2004. Keragaman Hasil 18. Yudi, 2008. Penagaruh Pupuk Organik
Perkebunan Sampai Dengan Tahun Terhadap Respon Pupuk Pospat Terhadap
Pertama Pelita v. Pertemuan Aplikasi Produksi Tanaman Kelapa Sawit. PPKS.
Teknologi Balai Informasi Pertanian . Medan.
4. Wiharni, 2004. The OIL Palm West Afrika 19. Jedeng, I.W., 2011. Pengaruh Jenis dan
Institut for Oil Palm Research. London and Dosis Pupuk Organik Terhadap
New York . Logmen. pertumbuhan dan Hasil Ubi Jalar (Ipomoea
batatas L) Var. Lokal Ungu. Tesis.
5. Lakitan, 2002. Budidaya kelapa sawit httpwww.pps.unud.ac.pdf. Diakses 3
.Citra Media publishing .yogyakarta. September 2013.
6. Balai Informasi Pertanian, 2000. Balai 20. Ruchjaningsih, A. Imran, M. Thamrin, dan
Informasi Pertanian Kelapa Sawit. Jakarta. M.Z. Kanro, 2000. Penampilan Fenotif dan
Beberapa Parameter Genetik Delapan
7. Mariahat Research Station, 2002.Unit Kultivar Kacang Tanah pada Lahan
usaha Marihat. kelapa Sawit. Pematang Sawah, Zuriat Komunikasi Pemuliaan
siantar. Indonesia Jatinangor, Sumedang.
8. Darmosarko. W, Akiyat. S, Edy. S.H, 21. Toha, H. M., K. Permadi., A.A, Daradjat,
2008. Pembibitan Kelapa Sawit. 2008. Pengaruh Waktu Tanam Terhadap
PusatPenelitianKelapaSawit. Medan. Pertumbuhan, Hasil, dan Kopetensi Hasil
Beberapa Varietas Padi Sawah Irigasi
Dataran Rendah. ttpwww.Google. com.
9. Djojosuwito, 2002. Panduan praktis
Diakses 3 September 2013.
Bertanam Kelapa Sawit. Lembaga Pupuk
Indonsia. Jakarta.
22. Dahlan dan A.Z. Prayogi, 2008. Pengaruh
Jarak Tanam Berganda Terhadap
10. Sutedjo, M.M. dan Kartasapoetra, 2006.
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Pupuk dan Cara Pemupukan. Edisi ke-5.
kelapa Sawit. Jurnal Agrisistem.
Rhineka Cipta . Jakarta.
23. Gomez, K.A dan Gomez, A.A. 1995.
11. Legitan, 2012. Kelapa Sawit. CV
Prosedur Statstika Untuk Penelitian
Yasaguna. Jakarta.
Pertanian (Terjemahan A. Sjamsudin dan
J.S. Baharsyah). Edisi Kedua.UI Press.
12. Hartley, 2004. Pembibitan Kelapa Sawit. Jakarta.
Pusat Penelitian Kelapa Sawit.Medan.
24. Steel, R.G.D. dan Torrie, J.H. 1991.
13. Sastrosayono, 2005. Nilai Agronomi Prinsip dan Prosedur Statistika : Suatu
Fosfat Alam Untuk Tanaman Kelapa PendekatanBiometrik (Terjemahan oleh
Sawit Calopogonium Caerulum .Menara Bambang Sumantri). Gramedia. Jakarta.
Perkebunan. Pekanbaru.
25. Sutedjo, M.M., dan Kartasapoetra, 2008.
14. Agustina, 1990. Sumatera utara dalam Pupuk dan Cara Pemupukan. Edisi ke-5.
angkan. Biro pusat satistik. Medan. Rhineka Cipta . Jakarta.
259