Anda di halaman 1dari 10

Agrium, April 2014 Volume 18 No 3

UJI PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT DURA DAN VARIETAS UNGGUL DXP
SIMALUNGUN ( Elaeis guinensis jacg) TERHADAP PUPUK ORGANIK CAIR
DI MAIN NURSERY

Hadriman Khair, Darmawati J.S. dan Romi Saputra Sinaga


Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian UMSU Medan
Email : ogekad99@yahoo.com

abstract
This study aims to determine the effect Dura Oil Palm Seedlings Growth and Variety DXP
Simalungun ( Elaeis guineensis Jacq. ) Against Liquid Organic Fertilizer in the Main Nursery by using
Plots Separated ( RPT ) design which the main plot is varieties V1 and V2 = DXP Simelungun Dura
varieties . Subplot factor is liquid organic fertilizer ( G ) are G1 = 1 ml / liter of water , G2 = 3 ml / liter
of water , G3 = 5ml/liter water . There are 6 combination treatment was repeated 3 times resulted in 18
experimental units . The number of plants per plot 5 sample plants with 3 plants , 90 plants total number
of plants with a total sample of 54 plants .

abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Dura dan
Variety DXP Simalungun (Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap Pupuk Organik Cair di pembibitan utama
dengan menggunakan Rancangan Plot Terpisah (RPT) meliputi plot utama adalah varietas V1 dan V2 =
DXP Simalungun Dura varietas. Faktor Anak petak adalah pupuk organik cair (G) yang mana G1 = 1 ml
/ liter air, G2 = 3 ml / liter air, G3 = 5ml / liter air. Ada 6 perlakuan kombinasi diulang 3 kali
menghasilkan 18 unit percobaan. Jumlah tanaman per plot 5 tanaman sampel dengan 3 tanaman, 90
tanaman Jumlah tanaman dengan jumlah sampel 54 tanaman.
Kata Kunci : Pertumbuhan, bibit kelapa sawit Dura, DXP Simalungun, Pupuk Organik, main nursery

A. PENDAHULUAN upaya peningkatan nilai ekonomi minyak


Latar Belakang sawit melalui peningkatan daya guna
Perkebunan kelapa sawit merupakan jenis yang menghasilkan produk yang bernilai
usaha jangka panjang. Kelapa sawit yang ekonomi relatif tinggi. Karena itu perlu kajian
ditanam saat ini baru akan dipenen hasilnya ke arah tersebut. Estraksi dan perolehan kembali
beberapa tahun kemudian. Sebagai tanaman kandungan karotenoid minyak sawit yang
tahunan (Prennial Crop) pada kelapa sawit kadarnya berkisar antara 500 dan 1000 ppm
dikenal periode tanaman belum menghasilkan termasuk salah satu upaya peningkatan nilai
(TBM) yang lamanya 2 – 4 tahun ( Purba, ekonomi minyak sawit mentah. Hal tersebut
2013).1 disebutkan karena karotenoid bernilai
Investasi yang sebenarnya bagi ekonomi relatif tinggi dan dibutuhkan
perkebunan komersial berada pada bahan tanam baik dalam industri pangan dan farmasi,
yang akan ditanam karena merupakan sumber maupun dalam industri kosmetik .
keuntungan pada perusahaan kelak. Karotenoid kelompok alfa dan beta karoten
Pembangunan kebun kelapa sawit komersial berperan sebagai pencegah defisiensi vitamin
harus bisa memberikan jaminan produksi yang (Naibaho,2004). 3
tinggi dan keuntungan yang optimal bagi Pada masa pemerintahan Orde Baru,
perusahaan. Bahan tanam yang ditanam harus pembangunan perkebunan diarahkan dalam
bermutu tinggi dan dapat dijamin (dilegitimasi) rangka menciptakan kesempatan kerja,
oleh institusi penghasil benih. Pemilihan bahan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
tanam yang tidak tepat akan membawa resiko sektor penghasil devisa Negara. Pemerintah
yang sangat besar. Perusahaan akan menderita terus mendorong pembukaan lahan baru untuk
kerugian dana, waktu dan tenaga jika bibit yang perkebunan. Sampai pada tahun 1980, luas
ditanam ternyata tidak sesuai dengan hasil yang lahan mencapai 294.560 Ha dengan produksi
diharapkan. Hal ini baru bisa diketahui setelah CPO (Crude Palm Oil) sebesar 721.172 ton.
tanaman mulai menghasilkan, 2 – 4 tahun Sejak itu lahan perkebunan kelapa sawit
kemudian (Lubis, 2003).2 Indonesia berkembang pesat terutama
Peningkatan produksi akan perkebunan rakyat. Hal ini didukung oleh
memberikan d a m p a k yang sangat kebijakan Pemerintah yang melaksanakan
berarti terhadap pendapatan program Perusahaan Inti Rakyat Perkebunan
masyarakat Indonesia pada (PIR-BUN) (Wiharni,2004).4
umumnya khususnya masyarakat petani Minyak sawit digunakan sebagai bahan
sawit, jika peningkatan diikuti dengan baku minyak makan, margarin, sabun, kosmetik,

250
Hadriman Khair, Darmawati J.S. dan Romi Saputra Sinaga

industri baja, kawat, radio, kulit dan industri buah, yaitu jenis Dura memiliki tempurung yang
farmasi. Minyak sawit dapat digunakan untuk tebal, jenis Psifera memiliki biji yang kecil
begitu beragam peruntukannya karena dengan tempurung yang tipis, sedangkan Tenera
keunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan yang merupakan hasil persilangan Dura dan
oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu Psifera menghasilkan buah bertempurung tipis
melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh dan inti yang besar (Naibaho, 2004).4
bahan pelarut lainnya, mempunyai daya melapis Bibit merupakan produk yang dihasilkan
yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi dalam dari suatu proses pengadaan bahan tanaman
bidang kosmetik (Lakitan,2002).5 yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian
Komoditi perkebunan memiliki hasil produksi pada masa yang akan datang.
peranan yang nyata dalam memajukan Perawatan bibit yang baik di pembibitan awal
perekonomian dan pertanian di Indonesia. Hal dan pembibitan utama melalui dosis pemupukan
tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya yang tepat merupakan salah satu upaya untuk
taraf hidup petani, menciptakan lapangan kerja, mencapai hasil yang optimal dalam
dan meningkatkan devisa negara. Salah satu pengembangan budidaya kelapa sawit (Lakitan,
komoditas perkebunan penting di Indonesia 2002).5
adalah kelapa sawit. Kelapa sawit merupakan Pada pembibitan kelapa sawit ada dua
primadona ekspor non migas, oleh karena itu tahap yaitu pre nursery dan main nursery yang
komoditi ini selalu menjadi pilihan banyak dimaksud dengan pembibitan dua tahap adalah
pengusaha untuk menanamkan modalnya pembibitan dilakukan pada polibag kecil pada
(Lubis, 2003).1 saat tanaman berumur umur satu sampai 3
Tanaman kelapa sawit (Elaeis bulan. Sedangkan pada main nursey atau
guineensis Jacq.) saat ini merupakan salah satu pembibitan utama dilakukan pada saat tanaman
jenis tanaman perkebunan yang menduduki dipindahkan ke pre nursey ke main nursery
posisi penting disektor pertanian umumnya, dan (Darmosarko dkk.,2008).8
sektor perkebunan khususnya, hal ini Ada beberapa keuntungan pembibitan
disebabkan karena dari sekian banyak tanaman satu tahap atau main nursery yaitu tidak
yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa memerlukan polibag kecil, dan penaung karena
sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar bibit langsung dipelihara di main nursery dan
per hektarnya di dunia (Balai Informasi tidak shock yang kadang dijumpai pada saat
Pertanian, 2000).6 pemindaian bibit langsung dipelihara
Tanaman kelapa sawit termasuk ke (Darmosarko dkk.,2008).8
dalam famili palmaceae yang merupakan Pembibitan memberikan kontribusi
tanaman tahunan dan merupakan tanaman yang nyata terhadap pertumbuhan dan
perkebunan utama. Saat ini tanaman kelapa perkembangan tanaman. Pembibitan dilakukan
sawit menjadi salah satu andalan atau komoditas karena tanaman kelapa sawit memerlukan
yang unggulan dalam sektor perkebunan dan perhatian yang tetap dan terus menerus pada
merupakan komoditas ekspor yang berperan umur 1 – 1,5 tahun pertama. Produksi awal
penting dalam pembangunan perekonomian dilapangan berkorelasi nyata dengan luas daun
Indonesia. Minyak sawit merupakan produk pada periode TBM. Suatu keadaan yang sangat
perkebunan yang memilki prospek yang sangat ditentukan oleh keadaan pembibitan yang baik
cerah karena seiring dengan berjalannya waktu, (Djojosuwito, 2002).9
industri-industri yang berbasis bahan baku Pembibitan di polybag terdiri dari dua
produk kelapa sawit berkembang dengan sangat macam, yaitu sistem pembibitan polybag satu
pesat. Selain itu, kelapa sawit juga memilki tahap dan sistem pembibitan dua tahap. Dalam
produk olahan yang beraneka ragam seperti sistem pembibitan polybag satu tahap kecambah
bahan makanan, bahan industri, kosmetik dan langsung ditanam dalam polybag besar yang
obat-obatan (Marihat Research Station, 2002).7 disusun rapat sampai umur 3 – 4 bulan. Sesudah
Tanaman kelapa sawit sangat penting itu bibit dijarangkan dan dipelihara sampai
artinya bagi perkembangan perekonomian umur 10 – 12 bulan (Soetedjo, 2002).10
Indonesia, dalam kurun 200 tahun terakhir ini, Beberapa istilah tentang bahan tanam
kelapa sawit adalah komoditi andalan untuk yaitu biji, benih, kecambah, ramet dan bibit.
ekspor maupun komoditi diharapkan dapat 1. Biji adalah organ reproduktif yang dihasilkan
meningkatkan pendapatan petani pekebun serta oleh tanaman setelah terjadinya anthesis.
transmigran Indonesia (Purba, 2013).1 2. Benih adalah biji yang digunakan untuk
Tanaman kelapa sawit merupakan tujuan penanaman (komersial). Semua biji
tumbuhan tropis golongan palma yang termasuk adalah benih, tetapi tidak semua biji bisa
tanaman tahunan. Kelapa sawit yang dikenal menjadi benih, benih adalah biji yang telah
yaitu Dura, Psifera dan Tenera. Ketiga jenis ini diseleksi dan dijamin kemurnian genetiknya
dapat dibedakan berdasarkan penampang irisan (Legitan, 2012).11

251
UJI PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT DURA TERHADAP PUPUK ORGANIK
CAIR DI MAIN NURSERY

3. Kecambah adalah benih yang telah diberi Peranan Varietas


perlakuan sehingga membentuk plumula Dalam penelitian ini ada dua varietas
(pucuk) dan radikula (akar) serta siap untuk yang dimana salah satu varietas yang digunakan
ditanan di pembibitan. adalah Varietas Dura dengan Varietas DXP
4. Ramet adalah kecambah hasil perbanyakan Simalungun. Adapun perbandingan kedua
vegetatif dengan teknik kultur jaringan tersebut di antaraanya adalah :
melalui embriogenesis kalus primer. 1. Varietas dura rakyat yang berasal dari
Sementara, ortet adalah ramet yang telah Sawit budidaya merupakan hasil silangan
ditanam dilapangan (Hartley, 2004).12 antara kelapa sawit liar Afrika Barat
5. Bibit adalah bahan tanam yang siap untuk (Elaeis guineensis) dan sawit dari liar
ditanam di lapangan. Bisa berasal dari organ Amerika Tengah/Latin (Elaeis
reprodoktif (benih) dan/hasil perbanyakan malanococca). Hasil silangan ini telah
vegetatif (ramet). Pertumbuhan awal bibit menciptakan hibrida maupun verietas-
merupakan periode kritis yang sangat varietas unggul baru. Benih itu disebut
menentukan keberhasilan tanaman dalam hibrida kalau merupakan silangan dari dua
mencapai pertumbuhan yang baik di tanaman induk yang hasilnya hanya bisa
pembibitan. Pertumbuhan dan vigor bibit dijadikan tanaman produksi, bukan untuk
tersebut sangat ditentukan oleh kecambah menghasilkan benih baru. Benih varietas,
yang ditanam, morfologi kecambah, dan apabila hasil silangan dari dua induk itu
cara penanamannya (Hartley, 2004).12 menghasilkan sifat-sifat yang permanen
Pemberian pupuk organik akan mampu yang akan menurun. Benih varietas bisa
menciptakan kondisi kesuburan tanah yang baik dihasilkan oleh individu tanaman dari
terutama kesuburan fisik dan kesuburan biologi varietas tersebut. Verietas kelapa sawit
tanah, sehingga meningkatkan kemampuan bisanya mempunyai tempurung yang tebal
tanah dalam menyediakan air, menjamin kondisi dibandingkan varieatas DXP Simalungun.
aerase dan drainasi tanah yang baik, 2. Sedangkan Varietas Unggul DXP
perkembangan peredaran tanah serta aktifitas Simalungun yang berasal dari hasil
mikro organisme tanah dalam menguraikan persilangan yaitu Dengan pohon induk
unsur hara yang dibutuhkan tanaman dura dengan pohon induk pesifera.
(Sastrosayono, 2005).13 Turunan dari serbuk pohon induk betina
Menurut Sastrosayono (2005) 13bahwa SP 540 dan hasil Turunan pohon jantan
tanaman memerlukan unsur hara yang cukup Turunan Pohon jantan yang produksinya
untuk pertumbuhan batang, daun, buah /biji. benih pesifera yang berasal dari
Unsur hara tersebut terdiri dari unsur hara persilangaan TXT, TXP, PXP.
makro (N, P dan K) dan unsur hara mikro (Fe,
Mn, Bo, Cu, Zn, Cl, Co) dalam bentuk anion Peranan Pupuk Organik Cair
dan kation. Tidak lengkapnya unsur hara makro Pupuk organik cair kebanyakan
dan mikro dapat menjadi penghambat dalam diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai
pertumbuhan tanaman serta produktivitasnya pupuk cair foliar yang mengandung hara makro
(Sastrosayono, 2005).13 dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo,
Faktor yang berpengaruh terhadap Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Pupuk organik
produksi kelapa sawit yang tinggi adalah faktor cair selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia,
pembibitan. Untuk memperoleh bibit yang dan biologi tanah, juga membantu
unggul maka harus dilakukan dari tetuanya yang meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan
unggul pula. Selain dari tetua yang unggul hal kualitas produk tanaman, mengurangi
yang harus diperhatikan dalam proses penggunaan pupuk anorganik dan sebagai
pembibitan yaitu pemeliharaan yang meliputi alternatif pengganti pupuk kandang (Lestari,
penyiraman , pemupukan (pupuk dasar) dan 2013).15
pengendalian OPT yang mengganggu selama Pupuk organik cair adalah zat
pembibitan kelapa sawit. Didalam teknik dan penyubur tanaman yang berasal dari bahan-
pengelolaan pembibitan kelapa sawit untuk bahan organik dan berwujud cair. Pupuk
mendapatkan kualitas bibit yang baik, ada 3 organik cair memiliki manfaat yang sama
(tiga) faktor utama yang menjadi perhatian, seperti pupuk organik padat yang telah dikenal
yaitu : selama ini. Fungsi utama pupuk organik cair
1. Pemilihan jenis kecambah/bibit adalah Memberi nutrisi pada tanaman dan tanah
2. Pemeliharaan sekaligus, nutrisi yang tersedia jumlahnya tidak
3. Seleksi bibit (Agustina, 2006).14 banyak tapi mempunyai unsur hara yang
lengkap, yaitu unsur hara yang sangat
diperlukan oleh tanaman dan tanah yaitu unsur

252
Hadriman Khair, Darmawati J.S. dan Romi Saputra Sinaga

hara makro dan unsur hara mikro (Rikamonika, awal pembuatan membutuhkan biaya yang
2012).16 cukup besar.
Pupuk organik cair ramah akan
lingkungan yang terbuat dari limbah rumah Bentuk Lokasi
tangga, pasar atau kotoran ternak bisa memutus Bentuk area pembibitan sebaiknya
ketergantungan petani terhadap pupuk kimia persegi panjang. Hal ini akan memudahkan
yang justru mencemari lingkungan. Kelebihan perhitungan kebutuhan pipa untuk pembuatan
pupuk organik cair Mempunyai jumlah jaringan air penyiraman.Selain itu juga dapat
kandungan nitrogen, fosfor, kalium dan air lebih memudahkan perhitungan kebutuhan dan
banyak jika dibandingkan dengan pupuk kontrol penggunanaan herbisida, insektisida dan
organik padat, Mengandung zat perangsang lain-lain ( Harley,2004).12
tumbuh yang dapat digunakan sebagai pengatur Pembibitan pendahuluan (pra
tumbuh. Mempunyai bau yang khas yang dapat pembibitan) maupun pembibitan utama
mencegah datangnya berbagai hama tanaman memerlukan lokasi yang baik dan aman. Syarat-
(Edhi, 2012).17 syarat lokasi yang dapat digunakan untuk
pembibitan adalah dekat sumber air, dekat dari
Pemilihan dan Persiapan Areal Pembibitan pengawasan dan mudah dikunjungi, tidak jauh
Pemilihan Lokasi dari areal yang akan ditanami, dekat sumber
Pemilihan lokasi untuk pembuatan tanah, arealnya datar dan dekat pemukiman
pembibitan mempertimbangkan hal-hal sebagai pekerja (Lubis, 2003).2
berikut :
1. Berada di tengah-tengah rencana areal B. METODE PENELITIAN
penanaman yang mana bibit yang akan di Penelitian ini dilaksanakan di lahan
tanam nantinya berasal dari pembibitan yang pertanian di desa Marubun Jaya, Kecamatan
akan dibuat tersebut. Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, Pematang
2. Lokasi harus bebas banjir. Siantar, berada pada ketinggian 369 m dpl.
3. Air yang ada di lokasi Penelitian ini dimulai dari pada bulan
pembibitan terbebas dari polusi. September 2013 dan selasai Desember 2013.
4. Terdapat tanah dengan kualitas bagus Bahan-bahan yang digunakan dalam
sehingga memenuhi syarat untuk penelitian ini yaitu kecambah kelapa sawit
dipergunakan sebagai pengisi polibag. Dura dan bibit kelapa sawit varietas unggul
5. Lokasi tidak tertutup oleh bayang-bayang DXP Simalungun, polybag berdiamter 14 cm,
dari pohon-pohon hutan atau pohon-pohonan dan panjang 30 cm, pupuk dolomite, pupuk
lainnya sehingga dapat menerima sinar organik cair, insektisida furadan, tanah liat,
matahari penuh. Jarak terdekat dari hutan polibeg dan air.
yang ada di sekitar tempat tersebut minimal Alat-alat yang digunakan dalam
20 m. penelitian ini adalah cangkul, ember, ayakan,
6. Terjaga keamanannya dari pencurian bambu, selang, penggaris,Scaliper,Calculator
maupun serangan pengganggu lainnya dan alat tulis.
seperti dari binatang liar dan lain sebagainya Penelitian dilakukan dengan
(Yudi, 2008).18 menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split-
Plot Design) dengan faktor yang diteliti :
Topografi 1. Faktor uji varietas kelapa sawit dura
Areal yang dipilih bertopografi datar. dengan varietas unggul DXP Simalungun
Apabila mempunyai kemiringan, slope-nya sebagai petak utama dengan 2 taraf
tidak terjal. Mempunyai sumber air yang perlakuan yaitu :
memadai untuk penyiraman. V1 : varietas unggul DXP Simalungun
V2 : varietas dura
Areal 2. Faktor pemberian pupuk organik cair
Lokasi yang dipilih harus sebagai anak petak terdiri dengan 3 taraf
dipertimbangkan dengan luasan yang mampu perlakuan :
untuk menampung jumlah bibit yang akan G1 : 1 ml/liter air
dihasilkan dari lokasi tersebut. Yang perlu G2 : 3 ml/liter air
diperhatikan adalah jarak antar large bag di G3 : 5 ml/liter air
Main Nursery nantinya. Selain itu juga harus
diperhitungkan keberadaan jalan yang akan
digunakan untuk mengangkut bibit. Membuat
jalan yang lebar dan mampu untuk dilalui truk
besar akan menghemat biaya operasional
pengangkutan nantinya walaupun pada saat

253
UJI PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT DURA TERHADAP PUPUK ORGANIK
CAIR DI MAIN NURSERY

C. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan Gambar 1 di atas dapat


PENELITIAN diketahui bahwa varietas unggul DxP
Hasil Simalungun memiliki tinggi yang lebih besar
Tinggi Bibit dibandingkan dengan varietas Dura. Hal ini
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa varietas unggul DxP
pada pengamatan 6 MST untuk faktor varietas Simalungun lebih efektif dalam melakukan
berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit kelapa penyerapan terhadap pemberian pupuk organik
sawit. Pemberian pupuk organik cair beserta cair yang diberikan dibandingkan dengan
interaksi antara faktor varietas dan pemberian varietas Dura.
pupuk organik cair berpengaruh tidak nyata
terhadap tinggi bibit kelapa sawit. Pada JumlahDaun
pengamatan 8 MST, 10 MST dan 12 MST Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa
faktor varietas dan pemberian pupuk organik pada pengamatan 6 MST, 10 MST dan 12 MST
cair beserta interaksi antara faktor varietas dan faktor varietas dan pemberian pupuk organik
pemberian pupuk organik cair berpengaruh cair beserta interaksinya berpengaruh tidak
tidak nyata terhadap tinggi bibit kelapa sawit. nyata terhadap jumlah daun bibit kelapa sawit.
Rataan tinggi bibit kelapa sawit 6 MST terhadap Untukpengamatan 8 MST pemberian
varietas kelapa sawit disajikanpadaTabel 1. pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap
jumlah daun bibit kelapa sawit.. Rataan jumlah
Tabel 1. Rataan Tinggi Bibit Kelapa Sawit 6 daun bibit kelapa sawit 8 MST dengan
MST terhadap Varietas Kelapa Sawit pemberian pfaktor varietas beserta interaksi
antara faktor varietas dan pemberian pupuk
Perlakuan Total Rataan
organik cair berpengaruh tidak nyata terhadap
Varietas DxP jumlah daun bibit kelapa sawit 8 MST. Rataan
14,07 4,69a
Simalungun jumlah daun bibit kelapa sawit 8 MST dengan
pemberian puuk organik cair disajikan pada
Varietas Dura 12,73 4,24b
Tabel 2.
Keterangan :Angka yang diikuti huruf yang
tidak sama pada kolom yang sama berbeda Tabel 2. Rataan Jumlah Daun Bibit Kelapa
nyata menurut Uji DMRT 5%. Sawit 8 MST dengan Pemberian Pupuk
Organik Cair
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa
bibit tertinggi dihasilkan oleh perlakuan V1
(varietas unggul DxP Simalungun) yaitu sebesar PupukOrganik
Total Rataan
4,69 cm yang berbeda nyata terhadap V2 CairGreen Sweat
(varietas Dura). Hubungan tinggi bibit kelapa
sawit terhadap Varietas kelapa sawit dapat 1 ml/liter air 2,10 1,05a
dilihat pada Gambar 1.
3 ml/liter air 2,67 1,33b

4,80 5 ml/liter air 2,20 1,10ab

4,00 Keterangan :Angka yang diikuti huruf yang


Tinggi Bibit (cm)

tidak sama pada kolom yang sama berbeda


3,20 nyata menurutUji DMRT 5%.

2,40 Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui


bahwa jumlah daun terbanyak dengan
1,60
pemberian pupuk organik cair terdapat pada
0,80 perlakuan G2 (3 ml/liter air) yaitu sebanyak 1,33
helai yang berbeda nyata terhadap perlakuan G1
0,00 (1 ml/liter air) sebanyak 1,05 helai, tetapi
berbeda tidak nyata terhadap perlakuan G3 (5
DxP Simalungun Dura
ml/liter air) yaitu sebanyak 1,10 helai.
Varietas Kelapa Sawit
Hubungan jumlah daun bibit kelapa sawit 8
Gambar 1. Hubungan Tinggi Bibit Kelapa Sawit MST dengan pemberian pupuk organik cair
6 MST terhadap Varietas Kelapa dapat dilihat pada Gmbar 2.
Sawit

254
Hadriman Khair, Darmawati J.S. dan Romi Saputra Sinaga

kelapa sawit terhadap varietas kelapa dapat


2 dilihat pada Gambar 3.

Jumlah Daun (Helai)


20 18.78

Diameter Batang (mm)


1,5 17.00
15
1
Ŷ = 0,25 + 1,058x + 0,258x2 10
0,5 r=1
5
0
1 3 5 0

Pupuk Organik Cair DxP Simalungun Dura


(ml/liter air) Varietas Kelapa Sawit

Gambar 3. Hubungan Diameter Batang Bibit


Gambar 2. Hubungan Jumlah Daun Bibit
Kelapa Sawit 12 MST terhadap
Kelapa KelapaSawit 8 MST dengan
Varietas Kelapa Sawit
PemberianPupukOrganikCair
Berdasarkan Gambar 3 di atas dapat
BerdasarkanGambar 2 dapat diketahui
diketahui bahwa varietas dura memiliki tinggi
bahwa jumlah daun bibit kelapa sawit dengan
yang lebih besar dibandingkan dengan varietas
pemberian pupuk organik cair membentuk
unggul DxP Simalungun. Hal ini menunjukkan
hubungankuadratik dengan persamaan Ŷ= 0,25
bahwa varietas Dura lebih efektif dalam
+ 1,058x + 0,258x2dengan nilai r = 1.
melakukan penyerapan terhadap pemberian
Berdasarkan Gambar 2 di atas menunjukkan
pupuk organik cair yang diberikan
bahwa jumlah daun bibit kelapa sawit akan
dibandingkan dengan varietas unggul DxP
mengalami peningkatan sampai pada dosis
Simalungun.
optimal (G2 = 3ml/liter air).

Diameter Batang Luas Daun


Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa
pada pengamatan 6 MST, 8 MST dan 10 MST pada pengamatan 6 MST dan 8 MST untuk
untuk faktor varietas dan pemberian pupuk faktor varietas dan pemberian pupuk organik
organik cair beserta interaksinya menghasilkan cair beserta interaksinya berpengaruh tidak
pengaruh tidak nyata terhadap diameter batang nyata terhadap luas daun bibit kelapa sawit.
bibit kelapa sawit. Sedangkan pada pengamatan 10 MST untuk
Untuk pengamatan 12 MST pada faktor pemberian pupuk organik cair berpengaruh
varietasmenghasilkan pengaruh nyata terhadap nyata terhadap luas daun bibit kelapa sawit.
diameter batang bibit kelapa sawit. Rataan Rataan luas daun bibit kelapa sawit 10 MST
diameter batang bibit kelapa sawit 12 MST dengan pemberian pupuk organik cair disajikan
terhadapvarietas kelapa sawit disajikan pada pada Tabel 4.
Tabel 3.
Tabel 4. Rataan Luas Daun Bibit Kelapa
Tabel 3. Rataan Diameter Batang Bibit Kelapa Sawit 10 MST dengan Pemberian
Sawit 12 MST terhadap Varietas Pupuk Organik Cair
Kelapa Sawit PupukOrganikCair Green
Total Rataan
Sweat
Perlakuan Total Rataan
1 ml/liter air 9,73 4,87a
VarietasDxPSimalungun 51,00 17,00a
3 ml/liter air 9,87 4,93ab
VarietasDura 56,33 18,78a 5 ml/liter air 10,83 5,42b
Keterangan :Angka yang diikuti huruf yang Keterangan :Angka yang diikuti huruf yang
tidak sama pada kolom yang sama berbeda tidak sama pada kolom yang sama berbeda
nyata menurut Uji DMRT 5%. nyata menurut Uji DMRT 5%.
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui
bahwa diameter batang terbesar dihasilkan oleh bahwa luas daun bibit kelapa sawit terluas
perlakuan V2 (varietas Dura) yaitu sebesar yaitu terdapat pada perlakuan G3 (5 ml/liter air) yaitu
sebesar 18,78 mm yang berbeda tidak nyata sebesar 5,42 cm2 yang berbeda nyata terhadap
terhadap V1 (varietas unggul DxP Simalungun) G1 (1 ml/liter air) sebesar 4,87 cm2, tetapi
17,00 mm. Hubungan diameter batang bibit berbeda tidak nyata terhadap perlakuan G2 (3
ml/liter air) yaitu sebesar 4,93 cm2. Hubungan
255
UJI PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT DURA TERHADAP PUPUK ORGANIK
CAIR DI MAIN NURSERY

luas daun bibit kelapa sawit 10 MST dengan dengan pemberian pupuk organik cair terdapat
pemberian pupuk organik cair dapat dilihat pada pada perlakuan G3 (5 ml/liter air) yaitu sebesar
Gambar 4. 5,82 cm2 yang berbeda nyata terhadap G1 (1
ml/liter air) sebesar 5,28cm2, tetapi berbeda
tidak nyata terhadap perlakuan G2 (3 ml/liter
6,00 air) yaitu sebesar 5,50cm2. Hubungan luas daun
Luas Daun (cm2)

4,50 bibit kelapa sawit 12 MST dengan pemberian


pupuk organik cair dapat dilihat pada Gambar 5.
3,00 Ŷ = 4,66 + 0,14x
1,50 r = 0,92

Luas Daun (cm2)


0,00 4,80
1 3 5 3,20
Ŷ = 5,13 + 0,13x
Pupuk Organik Cair (ml/liter air) 1,60 r = 0,99
Gambar 4. Hubungan Luas Daun Bibit Kelapa 0,00
Sawit 10 MST dengan Pemberian 1 3 5
Pupuk Organik Cair
Pupuk Organik Cair (ml/liter air)
Berdasarkan Gambar 4 dapat diketahui
bahwa luas daun bibit kelapa sawit dengan
pemberian pupuk organik cair membentuk
hubungan linier positif dengan persamaan Ŷ = Gambar 5. Hubungan Luas Daun Bibit Kelapa
4,66 + 0,14x dengan nilai r = 0,92. Berdasarkan Sawit 12 MST dengan
persamaan tersebut dapat diketahui bahwa luas PemberianPupukOrganikCair
daun bibit kelapa sawit akan semakin luas
seiring dengan peningkatan taraf pemberian Berdasarkan Gambar 5 dapat diketahui
pupuk organik cair. bahwa luas daun bibit kelapa sawit dengan
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair membentuk
pada pengamatan 12 MST faktor varietas hubungan linier positif dengan persamaan Ŷ =
berpengaruh tidak nyata terhadap luas daun 5,33 + 0,13x dengan nilai r = 0,99. Berdasarkan
bibit kelapa sawit, tetapi pemberian pupuk persamaan tersebut dapat diketahui bahwa luas
organik cair beserta interaksinya berpengaruh daun bibit kelapa sawit akan semakin luas
nyata terhadap luas daun bibit kelapa sawit 12 seiring dengan peningkatan taraf pemberian
MST. Rataan luas daun bibit kelapa sawit pupuk organik cair.
dengan kombinasi varietas kelapa sawit dan Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui
pupuk organik cair disajikan pada Tabel 5. bahwa luas daun bibit kelapa sawit terluas
terdapat pada kombinasi perlakuan V 1G3 yaitu
Tabel 5. Rataan Luas Daun Bibit Kelapa Sawit sebesar 6,07 cm2 yang berbeda nyata terhadap
dengan Kombinasi Varietas Kelapa kombinasi perlakuan V1G1(5,00 cm2) dan
Sawit dan Pupuk Organik Cair kombinasi perlakuan V2G2 (5,23 cm2), tetapi
Varieta POC Green Sweat Rataa
berbeda tidak nyata terhadap kombinasi
Total perlakuan V2G1 (5,57 cm2), V1G2 (5,57 cm2)
s G1 G2 G3 n
dan V2G3 (5,57 cm2). Hubungan luas daun bibit
kelapa sawit terhadap kombinasi varietas kelapa
5,77a 16,8
V1 5,00a 6,07b 5,61 sawit dengan pupuk organik cair dapat dilihat
b 3
pada Gambar 6.
5,57a 5,57a 16,3
V2 5,23a 5,46
b b 7
33,2
Total 10,57 11,00 11,63
0
5,50a 16,6
Rataan 5,28a 5,82b
b 0
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang
tidak sama pada kolom dan baris yang sama
berbeda nyata menurut Uji DMRT 5%.

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui


bahwa luas daun bibit kelapa sawit terluas

256
Hadriman Khair, Darmawati J.S. dan Romi Saputra Sinaga

7 V1 Ŷ = 4,544 + 0,533x turut menentukan tingkat pertumbuhan tanaman


r = 0,94 dilapangan dan secara umum tinggi rendahnya
Luas Daun (m2)
6
produksi suatu tanaman tergantung dari varietas
5 yang digunakan. Perbedaan varietas diharapkan
4 peranannya untuk memanfaatkan lingkungan
V2 Ŷ =6,566 - 1,333x + 0,333x2 guna mencapai potensial hasil yang tinggi.
3 r = 0.99 Berdasarkan hasil ini dapat diketahui bahwa
2 varietas sangat berperan menentukan
1 pertumbuhan tanaman di lapangan.
Untuk parameter jumlah daun dan luas
0
daun beberapa varietas berpegaruh tidak nyata.
1 3 5 Hasil ini diduga berkaitan dengan sifat dan daya
Pupuk Organik Cair
adaptasi suatu varietas terhadap lingungannya.
(ml/liter air)
Suatu varietas tertentu pertumbuhannya akan
Gambar 6.Hubungan Luas Daun Bibit Kelapa maksimal apabila lingkungan tumbuhnya sesuai
Sawit terhadap Kombinasi Varietas dengan syarat tumbuhnya. Ruchjaningsih et al.
Kelapa Sawit dengan Pupuk Organik
(2000)20 menyatakan bahwa genetis suatu
Cair
tanaman memiliki sifat dan karakter tertentu
yang menyebabkan perbedaan antar tanaman
Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa
satu dengan lainnya. Selanjutnya Toha (2008)21
hubungan varietas unggul DxP Simalungun (V1) menambahkan bahwa potensi hasil suatu
terhadap beberapa taraf pemberian pupuk varietas tertentu tidak dapat dipisahkan dengan
organik cair membentuk hubungan linier positif
tingkat adaptasi maupun kemantapan
dengan persamaanŶ = 4,54 + 0,533x dengan
penampilannya pada suatu lingkunagn tumbuh.
nilai r = 0,94. Berdasarkan persamaan tersebut
dapat diketahui bahwa varietas unggul DxP
Simalungun memberikan luasdaun tertinggi Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair
pada pemberian pupuk organik cair pada taraf 5 Terhadap Pertumbuha Bibit Kelapa Sawit
ml/liter air yaitu sebesar 6,07 cm2. Hubungan Dari hasil sidik ragam dapat dapat
varietas Dura (V2) terhadap beberapa taraf diketahui bahwa pemberian pupuk organik cair
pemberian pupuk organik cair membentuk berpengaruh nyata terhadap Jumlah daun 8
hubungan kuadratik negatif dengan persamaan MST, luas daun 10 MST dan luas daun 12 MST,
Ŷ = 6,566 - 1,333x + 0,333x2 dengan nilai r = tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap
0.99. Berdasarkan persamaan tersebut dapat parameter tinggi bibit dan diameter batang bibit
diketahui bahwa taraf optimum pemberian kelapa sawit.
pupuk organik cairterhadap luas daun bibit Pemberian pupuk organik cair
kelapa sawit12 MST varietas dura adalah 1 berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah
ml/liter air yaitu sebesar 5,57 cm2, dan daun 8 MST, luas daun 10 MST dan luas daun
mengalami penurunan pada taraf pemberian 12 MST. Berdasarkan data rataan dapat
pupuk organik cair berikutnya yaitu 3 ml/liter diketahui bahwa pemberian pupuk organik cair
air yaitu sebesar 5,23 cm2, dan kembali naik 3ml/liter air mampu memberikan jumlah daun
pada taraf pemberian 5 ml/liter air yaitu sebesar terbanyak terhadap jumlah daun bibit kelapa
5,57 cm2. sawit 8 MST dan pemberian pupuk organik cair
5 ml/liter air memberikan luas daun terluas pada
Pembahasan pengamatan 10 MST dan 12 MST.
Pengaruh Beberapa Varietas Terhadap Bersadarkan hasil tersebut
Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik
Dari hasil sidik ragam dapat diketahui cair dengan pada taraf tersebut mampu
bahwa beberapa varietas kelapa sawit meningkatkan pertumbuhan bibit kelapa sawit
berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit 6 MST terutama meningkatkan jumlah daun dan luas
dan diameter batang 12 MST, tetapi daun. Dahlan dan Prayogi (2008)22 menyatakan
berpengaruh tidak nyata terhadap parameter bahwa salah satu faktor pertumbuhan yang
jumlah daun dan luas daun bibit kelapa sawit. diterima oleh tanaman yaitu pemupukan
Beberapa varietas kelapa sawit menyebabkan laju fotosintesis meningkat.
berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit 6 MST Meningkatnya laju fotosintesis maka CO2 yang
dan diameter batang pada pengamatan 12 MST. diikat dalam proses fotosintesis akan lebih
Berdasarkan hasil ini dapat diketahui bahwa banyak. Dengan demikian asimilat yang
faktor varietas turut mempengaruhi penampilan dihasilkan akan lebih banyak yang berpengaruh
dan pertumbuhan bibit kelapa sawi dilapangan. terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman.
Sebagai mana yang di jelaskan oleh Jedeng Hasil ini juga tidak terlepas dari peran
(2011)19 yang menyatakan bahwa faktor varietas unsur hara yang terkandung dalam pupuk

257
UJI PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT DURA TERHADAP PUPUK ORGANIK
CAIR DI MAIN NURSERY

organik cair yang digunakan penulis. Pupuk antara faktor beberapa varietas kelapa sawit dan
organik cair yang digunakan mengandung hara beberapa taraf pemberian pupuk organik cair
makro dan mikro yang sangat dibutuhkan tidak secara bersama-sama memberikan
tanaman dalam proses pertumbuhannya pengaruh terhadap parameter tersebut atau
termasuk pada pertumbuhan bibit kelapa sawir. dengan kata lain kedua faktor tersebut
Rikamonika (2012) menjelaskan Fungsi utama memberikan pengaruh secara terpisah. Gomez
pupuk organik cair adalah memberi nutrisi pada dan Gomez (1995)23 menyatakan bahwa dua
tanaman dan tanah sekaligus, nutrisi yang faktor dikatakan berinteraksi apabila pengaruh
tersedia jumlahnya tidak banyak tapi suatu faktor perlakuan berubah pada saat
mempunyai unsur hara yang lengkap, yaitu perubahan taraf faktor perlakuan lainnya.
unsur hara yang sangat diperlukan oleh tanaman Selanjutnya Steel dan Torrie (1991)24
dan tanah yaitu unsur hara makro dan unsur menyatakan bahwa apabila pengaruh interaksi
hara mikro untuk meningkatkan pertumbuhan berbeda tidak nyata maka disimpulkan bahwa
dan produksi tanaman. diantara faktor perlakuan tersebut bertindak
Selain itu pemupukan pupuk organik bebas satu sama lain. Sutedjo dan
cair melalui daun juga turut berperan terhadap Kartasapoetra (2006)25 menambahkan bahwa
pertumbuhan bibit kelapa sawit yang dilakukan bila salah satu faktor lebih kuat pengaruhnya
penulis. Menurut Hardjowigeno (1995) pupuk dari faktor lain maka faktor lain tersebut akan
yang disemprotkan ke permukaan tanaman tertutupi, dan masing-masing faktor mempunyai
dapat diserap oleh tanaman melaui stomata saat sifat yang jauh pengaruhnya dan sifat kerjanya.
stomata terbuka.
Untuk parameter tinggi bibit dan D. KESIMPULAN DAN SARAN
diameter batang pemberian pupuk organik cair Kesimpulan
berpengaruh tidak nyata. Hasil ini diduga
disebabkan faktor genetis dari bibir kelapa sawit Berdasarkan hasil penelitin dapat
yang digunakan. Sebagai mana diketahui bahwa diambil kesimpulan :
varietas tertentu memiliki kesesuai lingkungan
tertentu agar dapat tumbuh secara optimil. 1. Faktor varietas kelapa sawit berpengaruh
Sebagaiman yang dijelaskan Toha (2008) bahwa nyata terhadaptinggi bibit 6 MST dan
potensi hasil suatu varietas tertentu tidak dapat diameter batang 12 MST.
dipisahkan dengan tingkat adaptasi maupun
kemantapan penampilannya pada suatu 2. Pemberian pupuk organik cair berpengaruh
lingkunagn tumbuh. nyata terhadap jumlah daun 8 MS, luas
daun 10 MST dan 12 MST.
Pengaruh Interaksi antara Kombinasi 3. Kombinasi varietas unggul DxP
Beberapa Varietas dan Pupuk Organik Cair simalungun dan pupuk organik cair 5
Terhadap Pertumbuhan BibitKelapa Sawir ml/liter memberikan interaksi terhadap
Dari hasil sidik ragam dapat diketahui parameter luas daun 12 MST.
bahwa kombinasi beberapa varietas dan
pemberian pupuk organik cair memberikan
interaksi nyata terhadap parameter luas daun 12 Saran
MST, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap
parameter tinggi bibit, jumlah daun dan 1. Disarankan untuk menggunakan varietas
diameter batang. unggul Dxp Simalungun dan pemberian
Dari data rataan menunjukkan bahwa pupuk organik cair 5 ml/liter air untuk
kombinasi perlakuan V1G3 memberiak luas pembibitan kelapa sawit pre nursery.
daun terluas pada bibit kelapa sawit. Hasil ini 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
menunjukkan bahwa varietas unggul DxP untuk varietas yang sama dengan pupuk
simalungun merespon pemberian pupuk yang berbeda.
organik cair dengan konsentrasi 5 ml/liter air
sehingga memberikan luas daun maksimal. DAFTAR PUSTAKA
Dahlan dan Prayogi (2008) menyatakan bahwa
salah satu faktor pertumbuhan yang diterima 1. Purba, A., 2000. Pengadaan Benih
oleh tanaman yaitu pemupukan yang ditandai Tanaman Kelapa Sawit . Pusat Penelitian
dengan meningkatnya pertumbuhan pada Kelapa Sawit. Medan
tanaman tersebut.
Untuk parameter tinggi bibit, jumlah 2. Lubis, A. 2003. Paduan Praktis Bertanam
daun dan diameter batang kombinasi beberapa Kelapa Sawit. Lembaga Pupuk Indonesia.
varietas dan pupuk organik cair berpengaruh Jakarta.
tidak nyata. Hasil ini menunjukkan bahwa

258
Hadriman Khair, Darmawati J.S. dan Romi Saputra Sinaga

3. Naibaho, 2004. Keragaman Hasil 18. Yudi, 2008. Penagaruh Pupuk Organik
Perkebunan Sampai Dengan Tahun Terhadap Respon Pupuk Pospat Terhadap
Pertama Pelita v. Pertemuan Aplikasi Produksi Tanaman Kelapa Sawit. PPKS.
Teknologi Balai Informasi Pertanian . Medan.

4. Wiharni, 2004. The OIL Palm West Afrika 19. Jedeng, I.W., 2011. Pengaruh Jenis dan
Institut for Oil Palm Research. London and Dosis Pupuk Organik Terhadap
New York . Logmen. pertumbuhan dan Hasil Ubi Jalar (Ipomoea
batatas L) Var. Lokal Ungu. Tesis.
5. Lakitan, 2002. Budidaya kelapa sawit httpwww.pps.unud.ac.pdf. Diakses 3
.Citra Media publishing .yogyakarta. September 2013.

6. Balai Informasi Pertanian, 2000. Balai 20. Ruchjaningsih, A. Imran, M. Thamrin, dan
Informasi Pertanian Kelapa Sawit. Jakarta. M.Z. Kanro, 2000. Penampilan Fenotif dan
Beberapa Parameter Genetik Delapan
7. Mariahat Research Station, 2002.Unit Kultivar Kacang Tanah pada Lahan
usaha Marihat. kelapa Sawit. Pematang Sawah, Zuriat Komunikasi Pemuliaan
siantar. Indonesia Jatinangor, Sumedang.

8. Darmosarko. W, Akiyat. S, Edy. S.H, 21. Toha, H. M., K. Permadi., A.A, Daradjat,
2008. Pembibitan Kelapa Sawit. 2008. Pengaruh Waktu Tanam Terhadap
PusatPenelitianKelapaSawit. Medan. Pertumbuhan, Hasil, dan Kopetensi Hasil
Beberapa Varietas Padi Sawah Irigasi
Dataran Rendah. ttpwww.Google. com.
9. Djojosuwito, 2002. Panduan praktis
Diakses 3 September 2013.
Bertanam Kelapa Sawit. Lembaga Pupuk
Indonsia. Jakarta.
22. Dahlan dan A.Z. Prayogi, 2008. Pengaruh
Jarak Tanam Berganda Terhadap
10. Sutedjo, M.M. dan Kartasapoetra, 2006.
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Pupuk dan Cara Pemupukan. Edisi ke-5.
kelapa Sawit. Jurnal Agrisistem.
Rhineka Cipta . Jakarta.
23. Gomez, K.A dan Gomez, A.A. 1995.
11. Legitan, 2012. Kelapa Sawit. CV
Prosedur Statstika Untuk Penelitian
Yasaguna. Jakarta.
Pertanian (Terjemahan A. Sjamsudin dan
J.S. Baharsyah). Edisi Kedua.UI Press.
12. Hartley, 2004. Pembibitan Kelapa Sawit. Jakarta.
Pusat Penelitian Kelapa Sawit.Medan.
24. Steel, R.G.D. dan Torrie, J.H. 1991.
13. Sastrosayono, 2005. Nilai Agronomi Prinsip dan Prosedur Statistika : Suatu
Fosfat Alam Untuk Tanaman Kelapa PendekatanBiometrik (Terjemahan oleh
Sawit Calopogonium Caerulum .Menara Bambang Sumantri). Gramedia. Jakarta.
Perkebunan. Pekanbaru.
25. Sutedjo, M.M., dan Kartasapoetra, 2008.
14. Agustina, 1990. Sumatera utara dalam Pupuk dan Cara Pemupukan. Edisi ke-5.
angkan. Biro pusat satistik. Medan. Rhineka Cipta . Jakarta.

15. Lestari, 2013. Pupuk Cair dan Aplikasinya. .


Penebar Swadaya. Jakarta.

16. Rikamonika, 2012. Respon Tanaman


Kelapa Sawit Terhadap Pupuk Fosfat
Alam Berkualitas Tinggi Untuk
Mendorong Peningkatan Produksi
Tanaman Perkebunan. Medan.

17. Edhi, 2012. Pupuk akar dan jenis Aplikasi


. penebar Swadaya. Jakarta.

259

Anda mungkin juga menyukai