Terdiri dari pengujian-pengujian: (1) Kadar air Agregat Halus, (2) Penyerapan Air
dalam kondisi Saturated Surface Dry (SSD), (3) Berat Jenis dalam Kondisi SSD, (4)
Berat volume, (5) Kadar lumpur, (6) Kotoran Organik, dan (7) Gradasi.
Kadar alami pasir adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam pasir,
dan berat pasir dalam kondisi kering sempurna. Kadar air alami dinyatakan dalam
satuan persen (%).
a. Bahan
b. Peralatan.
Peralatan Fungsi
Sebagai alat untuk menimbang
bahan pengujian
(c) Cawan
Gambar: 3.1 Peralatan Uji Kadar Air Agregat Halus
c. Prosedur kerja.
Pengujian Ke
Berat cawan=(W1) gr
Berat cawan +pasir=(w2) gr
Berat benda uji (w3=w2-w1)gr
Berat cawan+pasir setelah di oven 24jam=(w4) gr
berat pasir setelah dioven (w5=w4-w1)gr
kadar air alami dalam pasir =(w3-w5)/(w5)*100%
Rerata (gram)
SD (gram)
CV (%)
Penyerapan air Saturated Surface Dry (SSD) atau pasir dalam kondisi jenuh
permukaan kering, adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam pasir
pada kondisi SSD, dan berat pasir dalam kondisi kering sempurna. Kadar air SSD
dinyatakan dalam satuan persen (%).
a. Bahan
Ambil pasir kira-kira 1 kg lalu rendam air selama 24 ja, setelah itu
dikeringkan dengan diangin-anginkan. Cara pengeringan yang paling baik
adalah dengan menaburkan pasir tipis-tipis pada kertas koran, triplek, atau
bahan lain yang menyerap air, untuk mempercepat penguapan air bisa
digunakan kipas angin atau dikipas-kipas. Untuk mengetahui apakah pasir
telah mencapai kondisi SSD dilakukan sebagai berikut:
Tempelkan telapak tangan ke permukaan pasir, untuk itu permukaan tangan
harus benar-benar kering (keringkan tangan dengan kertas tissue). Jika banyak
butiran pasir yang menempel pada tangan, berarti pasir masih terlalu basah,
jika butiran pasir yang menempel hanya sedikit, diperkirakan pasir telah
mencapai kondisi SSD. Untuk mengetahui apakah pasir benar-benar telah
mencapai kondisi SSD dilakukan prosedur sebagai berikut:
- Kerucut tembaga seperti pada Gambar: 3.2 diisi pasir yang diduga
telah mencapai kondisi SSD.
- Pengisian dilakukan dalam tiga lapis, lapis pertama 1/3 bagian, lalu
dipadatkan dengan penumbuk sebanyak delapan kali cocokan. Lapis
ke dua 1/3 bagian pasir berikutnya dan padatkan dengan cara yang
sama; lapis ke tiga 1/3 bagian lagi sampai kerucut penuh.Khusus pada
lapisan ke tiga pemadatan dilakukan dengan sembilan kali tusukan.
Jika kerucut belum terisi penuh, tambahkan pasir sampai peres
pemukaan kekrucut; dalam hal ini penambahan pasir dilakukan tanpa
menekan butiran yang sudah ada dalam kerucut.
- Setelah penuh terisi pasir, kerucut ditarik perlahan-lahan dengan arah
tegak lurus. Lihat hasilnya, ada tiga kemungkinan:
1). Banyak butiran pasir yang masih melekat pada dinding sebelah
dalam kerucut itu. Ini menandakan bahwa pasir masih terlalu
basah, jadi belum mencapai kondisi SSD, oleh karena itu
pengeringan pasir harus dilanjutkan.
2) Sebagian kecil pasir melekat pada dinding bagian dalam kerucut.
Ini menandakan bahwa pasir telah mencapai kondisi SSD.
3) Pasir tak ada yang melekat pada dinding bagian dalam kerucut. Ini
menandakan bahwa pasir terlalu kering dan sudah tidak dalam
kondisi SSD.
Peralatan Fungsi
Sebagai alat untuk menguji pasir
SSD
Alat
pemadat
Kerucut
tembaga
b. Peralatan.
c. Prosedur kerja
Uji berat jenis pasir ada dua yaitu: (1) Berat jenis kering dan (2) Berat Jenis Pasir
dalam kondisi SSD.
Berat jenis kering (bulk sepsific gravity) adalah perbandingan antara berat pasir
dalam kondisi kering dan berat air murni yang volumenya sama dengan volume pasir
pada kondisi jenuh; sedangkan berat jenis pasir SSD adalah perbandingan antara berat
pasir dalam kondisi SSD dengan berat air murni yang volumenya sama dengan
volume pasir pada kondisi SSD.
a. Bahan
b. Peralatan
Berat volume pasir adalah perbandingan berat pasir yang sudah diketahui dengan
volume pasir yang juga telah diketahui. Berat volume pasir dinyatakan dalam gram/
cm3 atau kg/ m3.
a. Bahan
b. Peralatan.
Peralatan. Fungsi
Sebagai wadah pasir untuk
mengetahui volume pasir yang akan
diuji
c. Prosedur Kerja
CV (%)
Uji kadar lumpur dalam pasir adalah pengujian berbandingan beat kandungan lumpur
yang terdapat pada pasir dengan perat pasir secara keseluruhan. Kadar lumpur
dinyatakan dalam satuan persen (%).
Uji kadar lumpur dapat dilakukan dalam dua cara: (1) cara basah dan (2) cara kering.
a. Bahan
b. Peralatan:
- Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
- Oven (pengering) dengan ketelitian 1oC.
- Cawan
- Ayakan Mesh No 200 (Gambar: 3.5a)
- Gelas Ukuran (Gambar: 3.5b).
Peralatan. Fungsi
Sebagai wadah megukur volume air yang
dibutuhkan
(b) Ayakan
c. Prosedur Kerja.
Cara Kering
Berat cawan kosong + 500 gr pasir kering(w1)
Berat cawan+pasir set.cuci (w2)
Berat lumpur (w3)=w2-w1 =
Kadar lumpur=(100-w3)/100x100%
Kotoran organik yang terdapat dalam pasir merupakan material ikutan yang dapat
menurunkan mutu beton. Pasir dinyatakan mengandung kotoran organik yang
merugikan beton jika setelah perendaman 24 jam, cairan perendam pada pasir
tersebut menyamai atau lebih tua dari warna pembanding No 5 pada standard warna.
a. Bahan
- Gelas ukuran
- Wadah dari kaca (bisa juga mengunakan gelas ukuran)
- Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
- Standard warna (Gambar: 3.6.b)
- Air Murni yang mengandung 3% NaOH
Peralatan Fungsi
Sebagai pereaksi untuk mengetahui kadar
organik yang ada pada pasir
c. Prosedur Kerja.
- Enam gram NaOH dilarutkan ke dalam 200 ml air murni, larutan ini
merupakan H2O yang menandung 3% NaOH, dan digunakan untuk
merendam pasir.
- Gelas ukuran diisi 130 ml pasir, setelah itu dituangi dengan 120 ml
larutan H2O yang mengandung 3% NaOH.
- Gelas ukuran beserta isinya dikocok selama tiga menit, lalu didiamkan
selama 24 jam.
- Setelah 24 jam, warna cairan perendam pasir dibandingkan dengan
standar warna. Jika warnanya mendekati warna No 1 ataupun 2 berarti
pasir dapat dipakai untuk campuran beton tanpa dicuci terlebih dahulu,
tetapi jika warna cairan sama dengan standar No 3 ataupun 4, berarti
pasir memiliki kandungan organik yang cukup tinggi. Jika digunakan
untuk campuran beton, maka pasir tersebut harus dicuci terlebih
dahulu. Jika warna cairan menyerupai standar No 5, penggunaan pasir
untuk campuran beton perlu dipertimbangkan lagi, sebab dapat
menurunkan mutu beton.
Uji gradasi pasir adalah suatu kegiatan untuk mengetahui penyebaran atau distribusi
butiran pasir sesuai dengan diameternya.
a. Bahan
b. Bahan
- Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
- Satu set ayakan pasir (Gambar: 3.7.a)
- Mesin penggetar ayakan (Gambar: 3.7.b)
- Kuas ukuran 2”
- Sikat tembaga.
Peralatan Fungsi
Sebagai alat untuk mengklasifikasikan
ukuran butir pasir
a. Ayakan Pasir
Sebagai alat untuk mengklasifikasikan
ukuran butir pasir
c. Prosedur kerja.
dibuang diambil
dibuang
diambil
c. Dua sisi yang berlawanan diambil, d. Berat contoh pasir/ kerikil yang
dua sisi lainnya dibuang dikehendaki
Gambar: 3.8. Pengambilan Sampel Secara Quartering
8 2.4
16 1.2
30 0.6
50 0.3
100 0.15
pan
total
Pengujian kerikil meliputi: (1) uji kadar air alami, (2) uji penyerapan air SSD, (3) uji
kadar lumpur, (4) uji berat jenis kerikil, (5) uji berat volume kerikil, uji gradasi kerikil
berdasarkan PBI 1971, dan (7) uji kepipihan
Kadar air kerikil adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam kerikil
dengan berat kerikil kering yang dinyatakan dalam satuan persen (%)
a. Peralatan
b. Bahan
Kerikil dengan diameter maksimum yang berbeda membutuhkan berat benda uji yang
berbeda pula; oleh karena itu berat contoh kerikil yang akan diuji disesuaikan dengan
tabel berat benda uji minimum di bawah ini.
Kadar lumpur dalam kerikil adalah perbandingan antara berat kandungan lumpur
yang terdaat pada suatu kerikil dengan berat kerikil secara keseluruhan. Kadar lumpur
dinyatakan dalam satuan persen (%)
a. Peralatan
c. Prosedur Kerja
- Kerikil yang telah kering oven ditimbang seberat W1 gram, lalu
dimasukkan ke dalam ayakan No 200.
- Kerikil dalam ayakan tersebut lalu dicuci pada air yang mengalir (air
dari kran) sampai benar-benar jernih. Cara pencuciannya seperti orang
yang mencuci beras pada air yang mengalir, dan pada saat pencucian
kerikil tak boleh ditekan-tekan dengan tangan.
- Cawan yang akan dipakai sebagai wadah kerikil ditimbang = W 2
gram.
- Kerikil yang telah dicuci bersih dimasukkan ke dalam cawan lalu
dikeringkan menggunakan oven pada suhu + 110oC selama 24 jam.
- Setelah itu kerikil dalam cawan dikeluarkan dari oven lalu ditimbang;
berat kerikil kering oven dan cawan ditimbang = W3 gram.
- Kadar lumpur = (W3-W2) x 100% = .........%
W1
Pengujian ke 1 2 3 4 5
Rata - rata %
SD %
CV %
Catatan: Nilai CV tak boleh lebih dari 10%
Uji berat jenis kerikil ada tiga macam yaitu: (1) Uji berat jenis kering (Bulk Spesific
Grafity), (2) Uji berat jenis kerikil SSD, dan (3) Uji Bert Jenis Semu (Apparent
Spesific Gravity).
Berat jenis kering kerikil, adalah perbandingan antara berat kerikil kering dan berat
air yang volumenya sama dengan volume kerikil dalam kondisi jenuh pada suhu
25oC. Berat jenis kerikil SSD adalah perbandingan antara berat kerikil dalam kondisi
SSD dengan berat air yang volumenya sama dengan volume kerikil dalam kondisi
SSD pada suhu 25oC. Berat jenis semu adalah perbandingan antara berat kerikil
kering dan berat air murni yang volumenya sama dengan volume kerikil kering pada
suhu 25oC.
Pembuatan kerikil SSD dilakukan sebagai berikut; setelah direndam air selama 24
jam, kerikil dikeringkan satu demi satu menggunakan lap kering, sehingga
permukaan kerikil kondisinya kering tetapi bagian di dalam kerikil masih tetap jenuh
air. Kerikil ini disebut dalam kondisi jenuh air dengan permukaan kering (Saturated
Survace Dry = SSD)
a. Peralatan
` Fungsi
Sebagai wadah perendam benda uji
a. Keranjang kawat
Sebagai wadah air
b. Bahan
c. Prosedur Kerja
Berat volume kerikil adalah suatu angka perbandingan antara satuan berat kerikil
dalam kondisi alami dengan satu satuan volume kerikil. Berat volume kerikil
dinyatakan dalam satuan berat/ satuan volume (kg/ m3 atau gram/ cm3).
a. Peralatan
b. Bahan
Uji gradasi kerikil adalah suatu kegiatan untuk mengetahui penyebaran atau distribusi
butiran kerikil sesuai dengan diameternya; yang dimaksudkan dengan kerikil atau
agregat kasar adalah agregat dengan besar butiran yang lebih dari 5 mm.
a. Peralatan
c. Prosedur Kerja
Uji kepipihan kerikil adalah analisis bentuk kerikil, yang meliputi pengukuran
panjang (p), lebar (l), dan tebal (t) butiran yang akan digunakan dalam pekerjaan
bangunan sipil. Klasifikasi bentuk kerilik terdapat pada Tabel Klasifikasi Bentuk
Kerikil seperti berikut ini.
a. Peralatan
c. Prosedur Kerja
- Seluruh sampel kerikil diukur satu demi satu panjang (p), lebar (l), dan
tebalnya (t).
- Data dimensi kerikil dimasukkan pada Tabel 3-15 untuk dilakukan
klasifikasi.
- Setelah didata, butir-butir kerikil dimasukkan dalam wadah sesuai
dengan klasifikasinya; yang masuk dalam kategori pipih dikumpulkan
jadi satu dalam satu wadah, juga yang masuk kategori panjang
maupun yang dikategorikan baik,
- Masing-masing kerikil yang telah diklasifikasi kemudian ditimbang,
misalkan W1 = berat kerikil yang masuk kategori panjang, W2 = berat
kerikil yang masuk kategori pipih, dan W3 = berat kerikil yang masuk
dalam klasifikasi baik.
- Persentase berat kerikil yang masuk kategori panjang (W1) dan
kategori pipih (W2) dihitung menggunakan rumus:
Kadar air kerikil SSD adalah perbandingan antara berat kerikil yang jenuh air dengan
berat kerikil kering oven; dinyatakan dalam satuan persen (%)
1. Peralatan
(c) Cawan
2. Bahan
Kerikil dalam kondisi SSD, permukaannya dikeringkan dengan lap satu demi satu.
Berat kerikil yang diuji sesuai dengan standar peraturan pada Tabel 2-1.
3. Prosedur Kerja
- Menimbang Cawan kosong (W1) gram
- Benda uji (kerikil SSD yang telah dikeringkan dengan lap)
dimasukkan ke dalam wadah lalu ditimbang, beratnya = W2 gram.
Berat contoh benda uji (W3) = (W2 – W1) gram
- Benda uji berikut cawannya dikeringkan dalam oven dengan suhu
110 + 5oC, lama pengovenan 24 jam. (jika taidak memungkinkan bisa
dikeringkan menggunakan kompor LPG yang ada di laboratorium
sampai benar-benar kering.
- Setelah dioven 24 jam benda uji dikeluarkan lalu ditimbang (W4) gram
- Berat kerikil kering oven (W5) = (W4 – W1) gram.
Tabel 2-3. Penyajian Data Pengujian Kadar Air SSD Kerikil
Asal ..............................................................................................................
kerikil
Dikerjaka .....................................................................................................................
n oleh ......
Pengujian ke: 1 2 3 4 5
Berat cawan kosong (W1) gram
Berat cawan + contoh kerikil SSD (W2) gram