TINJAUAN PUSTAKA
A. Pneumonia
1. Definisi
dengan konsolidasi ruang alveoli. Walaupun banyak pihak yang sependapat bahwa
pneumonia adalah suatu keadaan inflamasi, namun sangat sulit untuk merumuskan
satu definisi tunggal yang universal. Pneumonia adalah sindrom klinis, sehingga
2. Klasifikasi
Pneumonia dapat digolongkan sebagai berikut: 1) pneumonia-masyarakat
beta laktam. Di lain pihak, terdapat pneumonia yang responsif terhadap pengobatan
dengan antibiotik beta laktam dan dikenal sebagai pneumonia atipik. Pneumonia
3
atipik terutama disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia
pneumoniae.6
merupakan penyakit penyebab kematian kedua tertinggi setelah diare diantara balita.
Hal ini menunjukkan bahwa pneumonia merupakan penyakit yang menjadi masalah
balita di Indonesia.7
pneumonia adalah nomor 2 dari seluruh kematian balita (15,5%). Sehingga jumlah
kematian balita akibat penumonia tahun 2007 adalah 30.470 balita (15,5% x
196.579), atau rata-rata 83 orang balita meninggal setiap hari akibat pneumonia.7
4. Etiologi
Usia pasien merupakan faktor yang memegang perann penting pada perbedaan
dan kekhasan pneumonia pada anak, terutama dalam spektrum etiologi, gambaran
samping bakteri, atau campuran bakteri dan virus. Virus yang terbanyak ditemukan
mempunyai etiologi infeksi bakteri yang lebih banyak daripada anak beruusia di
4
bawah 2 tahun. Daftar etiologi pneumonia pada anak sesuai dengan kelompok usia
yang bersumber dari data di negara maju dapat dilihat pada tabel. Spektrum etiologi
tersebut tentu saja diekstrapolasikan pada Indonesia atau negara berkembang lainnya,
oleh karena faktor risiko pneumonia yang tidak sama. Di negara maju, pelayanan
kesehatan dan akses ke pelayanan kesehatan sangat baik. Secara klinis, umumnya
pneumonia bakteri sulit dibedakan dengan pneumonia virus. Demikian juga dengan
5
Respiratory Syncitial virus
Bakteri Bakteri
Chlamydia trachomatis Haemophillus influenza B
Mycoplasma pneumoniae Legionella sp
Streptococcus pneumoniae Staphylococcus aureus
Virus
Virus Adeno
5 tahun-remaja
Virus Epstein-Barr
Virus Influenza
Virus Parainflluenza
Virus Rino
Respiratory Syncitial virus
Virus Varisela-Zoster
Sumber: Opstapchuk M, RobertsDM,Haddy R. Community-acquired
pneumonia in infants and children. Am Fam Physician 2004;70:899-905
5. Patogenesis
yang terkena mengalami konsolidasi, yaitu serbukan sel PMN, fibrin, eritrosit, cairan
edema, dan ditemukannya kuman di alveoli. Stadium ini disebut stadium hepatisasi
merah. Selanjutnya, deposisi fibrin semakin bertambah, terdapat fibrin dan leukosit
PMN di alveoli dan terjadi proses fagositosis yang cepat. Stadium ini disebut
mengalami degenerasi, fibrin menipis, kuman dan debris menghilang. Stadium ini
disebut stadium resolusi. Sistem bronkopulmoner jaringan paru yag tidak terkena
6
Antibiotik yang diberikan sedini mungkin dapat memotong perjalanan penyakit,
sehingga stadium khas yang telah diuraikan sebelumnya tidak terjadi. Beberapa
(bronkopneumonia), dan pada anak besar atau remaja dapat berupa konsolidasi pada
6. Diagnosis
merupakan dasar terapi yang optimal. Akan tetapi, penemuan bakteri penyebab tidak
karena itu, pneumonia pada anak umumnya didiagnosis berdasarkan gambaran klinis
Prediktor paling kuat adanya pneumonia adalah demam, sianosis, dan lebih dari satu
gejala respiratori sebagai berikut: takipnea, batuk, napas cuping hidung, retraksi,
Akibat tingginya angka morbiditas dan mortalitas pneumonia pada balita, maka
7
klinis yang dapat langsung dideteksi; menetapkan klasifikasi penyakit, dan
nafas cepat, sesak napas, dan berbagai tanda bahaya agar anak segera dirujuk ke
pelayanan kesehatan. Napas cepat dinilai dengan menghitung frekuensi napas selama
satu menit penuh ketika bayi dalam keadaan tenang. Sesak napas dinilai dengan
melihat adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam ketika menarik napas
(retraksi epigastrium). Tanda bahaya pada anak berusia 2 bulan-5 tahun adalah tidak
dapat minum, kejang, kesadaran menurun, stridor, dan gizi buruk; tanda bahaya untuk
bayi berusia di bawah 2 bulan adalah malas minum, kejang, kesadaran menurun,
pneumonia berat
pneumonia
bukan pneumonia
8
- bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik, hanya diberikan pengobatan
pneumonia
bukan pneumonia
7. Tatalaksana
Sebagian besar pneumonia pada anak tidak perlu dirawat inap. Indikasi
pernapasan, tidak mau makan/minum, atau ada penyakit dasar yang lain, komplikasi,
dan terutama mempertimbangkan usia pasien. Neonatus dan bayi kecil dengan
9
pemberian cairan intravena, terapi oksigen, koreksi terhadap gangguan keseimbangan
asam-basa, elektrolit, dan gula darah. Untuk nyeri dan demam dapat diberikan
penyerta harus ditanggulangi dengan adekuat, komplikasi yang mungkin terjadi harus
pengobatan. Terapi antibiotik harus segera diberikan pada anak dengan pneumonia
tersedianya uji mikrobiologis cepat. Oleh karena itu, antibiotik dipilih berdasarkan
8. Komplikasi
bakteri.1
kinase meningkat, dan gagal jantung) yang cukup tinggi pada seri pneumonia anak
berusia 2-24 bulan. Oleh karena miokarditis merupakan keadaan yang fatal, maka
10
dianjurkan untuk melakukan deteksi dengan teknik noninvasive seperti EKG,
9. Prognosis
Pada umumnya prognosis adalah baik, tergantung dari faktor penderita, bakteri
penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat. Perawatan yang baik
dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang dirawat.
Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5% pada penderita rawat
jalan, sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit menjadi 20%. Menurut
pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I 0,1% dan kelas II 0,6% dan pada
rawat inap kelas III sebesar 2,8%, kelas IV 8,2% dan kelas V 29,2%. Hal ini
kematian tahun 1998 adalah 13,8%, tahun 1999 adalah 21%, sedangkan di RSUD dr.
11