Anda di halaman 1dari 10

Tugas Ujian

Bagian Kulit dan Kelami


Penguji : dr. Robbiana Muntayani Noor, Sp.KK

Nama : Alifatin Nur Afifah

NIM : I4A012024
TUGAS 1

1. Disebut apakah ulkus dangkal pada ektima?

Bila krusta terlepas, tertinggal ulkus superficial atau ulkus dangkal dengan

gambaran punchedout appearance atau berbentuk cawan dengan dasar merah dan

tepi meninggi.

2. Apa nama kecacatan pada nervus ulnaris dan medianus?

Cedera pada nervus ulnaris akan menyebabkan kecenderungan tertarik ke depan

oleh FDP tanpa adanya tarikan lumbricales, kondisi yang demikian disebut Claw

Hand (main en griffe).

Cedera nervus medianus bagian proksimal akan memberikan gambaran

obstetricus hand/ Benedict, accoucheurs hand, Pitchers Hand. Cedera nervus

medianus bagian proksimal akan memberikan gambaran obstetricus hand/

Benedict, accoucheurs hand, Pitchers Hand. Cedera nervus medianus akan

menyebabkan gambaran ape hand.

3. Apa keluhan THT pada pasienn yang terdiagnosis MH?

Pada telinga biasa ditemukan otitis media kronik, dimana dari suatu penelitian

didapatkan M.leprae pada aural pus. Keluhan lain yang sering terjadi juga berupa vertigo

dan epistaksis.

4. Apa definisi Reumatic heart disease atau penyakit jantung rematik?

Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya Rheumatic Heart

Disease (RHD) adalah suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup jantung yang

bisa berupa penyempitan atau kebocoran, terutama katup mitral (stenosis katup mitral)

sebagai akibat adanya gejala sisa dari Demam Rematik (DR).


Demam rematik merupakan suatu penyakit sistemik yang dapat bersifat akut, subakut,

kronik, atau fulminan, dan dapat terjadi setelah infeksi Streptococcus beta hemolyticus

group A pada saluran pernafasan bagian atas. Demam reumatik akut ditandai oleh demam

berkepanjangan, jantung berdebar keras, kadang cepat lelah. Puncak insiden demam

rematik terdapat pada kelompok usia 5-15 tahun, penyakit ini jarang dijumpai pada anak

dibawah usia 4 tahun dan penduduk di atas 50 tahun.

5. Mengapa tidak boleh memencet jerawat atau bisul pada segitiga bahaya wajah?

Segitiga bahaya wajah terdiri dari daerah dari sudut mulut ke jembatan dari

hidung, termasuk hidung dan rahang. Karena sifat khusus dari pasokan darah ke hidung

manusia dan daerah sekitarnya, infeksi retrograde mungkin terjadi dari daerah hidung

menyebar ke otak menyebabkan trombosis sinus cavernosus, meningitis atau abses otak.

Hal ini dimungkinkan karena komunikasi vena (melalui vena mata) antara vena wajah

dan sinus cavernosus. Sinus cavernosus terletak dalam rongga tengkorak, antara lapisan

meninges dan merupakan saluran utama drainase vena dari otak.Jika sinus kavernosus

terinfeksi, hal ini dapat menyebabkan darah dalam sinus untuk menggumpal

mengakibatkan trombosis sinus kavernosus. Hal ini mempengaruhi struktur yang akan

melalui atau mengelilinginya. Di dalam sinus kavernosus, penyempitan saraf berikut

dapat ditemukan: CN III (saraf okulomotor), CN IV (saraf trochlear), CN VI (saraf

abdusen), CN V (saraf trigeminal), khususnya V1 (saraf mata) dan V2 ( maksilaris saraf)

cabang. Kegagalan dari masing-masing saraf yang tercantum di atas akan terwujud dalam

hilangnya fungsi otot tertentu, kelenjar atau innervations parasimpatis (dari CN III).

Selain itu, ada kemungkinan bahwa peradangan pada sinus kavernosus akan

menghasilkan kompresi kiasma optik (yang mengakibatkan masalah penglihatan) dan /


atau kelenjar hipofisis. Kegagalan CN III akan mengakibatkan hilangnya fungsi otot

berikut: rektus medial, rektus superior, rektus rendah, dan miring rendah serta otot-otot

yang bertanggung jawab untuk membuka kelopak mata: otot levator palpebra superior

dan otot tarsal superior (Muller otot). Kerusakan CN III juga mengakibatkan hilangnya

persarafan parasimpatis dari mata (hilangnya konstriksi pupil dan akomodasi lensa)

6. Apa saja karakteristik obat yang dapat menembus sawar darah otak?

Karakteristik antimikroba yang dapat menembus sawar darah otak:

- Kelarutan dalam lemak

- Derajat ionisasi

- Ikatan dan protein

- Berat molekul

Contoh:Golongan penisilin, cephalosporin, dan golongan imidazole.

7. Obat untuk pioderma?

Obat topikal:

Obat topical hanya diberikan pada pasien dengan lesi yang sedikit dan tidak

luas.Topikal yang saat ini masih sering digunakan adalah mupirocin ointment 2% (salep)

diberikan 3 kali sehari dioleskan pada lesi dan terutama diindikasikan untuk pengobatan

impetigo dengan lesi terbatas, yang disebabkan oleh Stapylococcus aureus atau

Streptococcus beta hemolyticus. Tetapi pada penderita immunocompromised terapi yang

diberikan harus secara sistemik untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.Selain itu

salep natrium fusidat 2% juga masih sering diberikan pada pasien.


Obat tablet:

a. Golongan makrolida

-. Klindamisin

Dosis dewasa 4x150 mg/hari po pada infeksi berat 4x 300-450 mg/hari po dan pada

anak-anak 10-20mg/kgbb po dibagi dalam 3 dosis

Potensi antibakterinya lebih besar, efek sampingnya lebih sedikit, pada pemberian po

tidak terlalu dihambat oleh adanya makanan dalam lambung.

-. Eritromisin

Dosis tablet dosis 4x500mg/hari dan pada anak-anak 40mg/kgbb/hari dibagi dalam 4

dosis

Namun efektivitasnya kurang dibandingkan dengan klindamisin dan golongan

penisilin resisten-penisilinase.Obat ini juga dapat menyebabkan resistensi.Sering

memberi rasa tidak enak dilambung.

b. Golongan sefalosporin

Pada pioderma yang berat dan tidak memberikan respon dengan obat-obat makrolida,

dapat dipakai golongan sefalosporin.Golongan sefalosporin yang sering dipakai pada

pioderma adalah generasi I.

Sefadroksil dosis untuk dewasa 2x500mg/hari po atau 2x1000mg/hari po dan pada

anak-anak 25mg/kgbb/hari po dibagi dalam 4 dosis

c. Golongan obat penisilin resisten penisilinase

Golongan obat ini mempunyai kelebihan karena berkhasiat untuk bakteri penghasil

penisilinase. Yang termasuk golongan obat ini adalah:


-. Klosaksilin

Dengan dosis 3x250mg/hari po sebelum makan

-. Diklosaksilin

Dosis dewasa 4x250mg/hari pod an dosis anak-anak 12mg/kgbb/hari po dibagi dalam

4 dosis.

8. Apa saja komplikasi Streptococcus beta hemolyticus?

Penyebaran infeksi streptococcus :

Hematogen bacteremia yang terjadi pada 25% pasien, endocarditis, meningitis,

abses otak, arthritis atau sepsis

Limfogen : pericarditis dan mediastinitis

Suppurative complication dari penyebaran streptococcus adalah adenitis servikal, abses

peritonsilar, abses retropharyngeal, otitis media, mastoiditis, dan sinusitis yang masih

sering terjadi pada anak-anak.komplikasi yang paling penting dari streptokokkus adalah

acute hematogenous osteomyelitis. Meskipun bisa juga terjadi bakteremia yang terisolasi,

meningitis, dan endokarditis namun jarangterdapat pada infeksi akut.Empyema dapat

terjadi pada 30-40% pasien pneumonia.

Nonsuppurative complicationdemam reumatik akut, penyakit jantung rematik, dan

glomerulonephritis akut.
TUGAS 2

1. Apakah obat tiamfenikol dapat menembus sawar darah otak?

Obat ini dapat menembus sawardarah otak, plasenta, maupun ASI.

2. Apa penyakit pada saraf dengan gejala glove and stocking anesthesia?

Neuropati Perifer

Neuropati perifer adalah gangguan saraf yang menyebabkan mati rasa,

kesemutan, dan kelemahan.Bisa juga menyebabkan rasa nyeri.Gejala ini biasanya dimulai

dari saraf terpanjang dalam tubuh, sehingga pertama mempengaruhi kaki dan kemudian

tangan. Hal ini kadang-kadang disebut dengan pola "stocking and glove". Gejala biasanya

menyebar perlahan dan merata pada kaki dan tangan.Bagian tubuh lain mungkin juga

akan terpengaruh. Neuropati perifer dapat terkena pada usia berapapun, namun

kebanyakan terjadi di atas usia 55.

3. Bagaiman pilihan terapi topical pada penyakit kulit?

a. Krim

Ada 2 jenis

-. Krim o/w = vanishing krim (minyak terdispersi rata dalam pelarut air)

Contoh : peditox (obat kutu rambut)

-. Krim w/o = cold krim (air terdispersi rata dalam pelarut minyak)

Indikasi:

-. Kosmetika

-. Lesi luas dan subakut

-. Daerah berambut

Kontra indikasi :Lesi basah


Kelebihan: lebih disukai karena tidak lengket dan bisa untuk daerah berambut

b. Salep

Indikasi :

-. Lesi kulit yang kering dan kronik

-. Lesi kulit yang dalam dan kronik

-. Lesi kulit yang bersisik dan kronik

Contoh: dermatosis kronik, lesi likenifikasi (penebalan), hiperkeratotik

(pengasaran)

Kontra Indikasi:

-. Lesi Basah

-. Lesi pada daerah berambut

Kelebihan: cocok untuk kulit kering, kemampuan absorpsi paling kuat dibanding

semua sediaan topical lainnya

Kekurangan: lengket dikulit

c. Bedak

Indikasi:

-. Untuk mencegah pecahnya bula atau vesikel

-. Dermatosis kering dan superficial / kronis

-. Kelainan kulit kering (urtika)

Kontra Indikasi: Lesi basah

Kelebihan : berguna untuk mendinginkan, proteksi mekanis, antiinflamasi dan

anti pruritus

Kekurangan: sulit diabsorpsi ( absorpsi sangat kecil hamper tidak ada)


4. Bagaimana pemilihan kortikosteroid topical pada penyakit kulit?

a. Klasifikasi steroid local

-. Lemah: hidrokortison 1%

-. Sedang: tiamsinolon asetenoid, fluosinolon asetenoid

-. Kuat : betametason 17 valerat

-. Sangat kuat : klobetason 17 propionat

b. Pemilihan

-. Umur : bayi, anak lemah

-. Lokasi lesi: kelopak mata/wajah lemah; telapak tangan/kaki kuat

-. Ketebalan lesi : likenifikasi kuat

-. Akut/kronis : akut lemah, kronis kuat

-. Luas lesi : luas lemah

-.Kulit tipis lemah

5. Apa saja Indikasi dan Kontraindikasi dari obat MH?

a. Rifampicin

-. Indikasi:

Terapi kusta MB dan PB

Terapi tuberkulosa dalam kombinasi dengan anti tuberculosis lain

-. Kontraindikasi: hipersensitivitas, disfungsi hepar, penderita jaundice dan porfiria

Perhatian: diperlukan pengawasan terhadap fungsi hati pada lansia, penyakit

hepar, dan pasien dengan ketergantungan alkohol. Dapat menyebabkan urin, air

mata, air liur, dan sputum berwarna merah


-. Efek samping: gejala gastrointestinal, gangguan fungsi hati, icterus, ruam kulit

(purpura), demam, trombositopenia, leukopenia, influenza like syndrome, nyeri sendi

dan otot, peningkatan konsentrasi bilirubin dan enzim transaminase, abdomilan

distress pernah dilaporkan colitis pseudomembran,

b. Dapson (Diaminodiphenylsofone/DDS)

-. Indikasi: obat kusta MB dan PB, dermatitis herpetiformis

-. Kontraindikasi: anemia berat, hipersensitivitas terhadap sulfon

Perhatian: dapson dapat menyebabkan hemolisis terutama pada pasien defisiensi

G6PD

-. Efek samping: sindrom DDS, nekrolisis epidermal toksik, hepatitis,

hipoalbuminemia, methemoglobinemia, neuropati perifer, leukopenia, anemia

hemolitik, gejala gastrointestinal berupa iritasi lambung. Reaksi lain yang lebih

jarang: sakit kepala, cemas, dan insomnia

c. Klofazimin

-. Indikasi: untuk tata laksana MDT MB,terapi alternatif pada reaksi kusta tipe 2

-. Kontra indikasi: Wanita hamil terutama T1, penderitan gangguan fungsi hati dan

ginjal

Perhatiandiperlukan pengawasan terhadap pasien dengan penyakit

gastrointestinal dan hepar

-. Efek samping: Perubahan warna kulit, rambut, kornea, konjungtiva, keringat, air

mata, sputum, feses, dan urin yang bersifat reversible, penurunan berat badan, Gejala

gastrointestinal: nyeri, mual, muntah, dan diare.

Anda mungkin juga menyukai