Anda di halaman 1dari 4

BERITA ACARA SIDANG MK.

SEMINAR (AR4730)

Judul Seminar : Kajian Kualitas Ruang Pamer Pada Museum


Modern and Contermporary Art in Nusantara
(MACAN) di Jakarta

Program Studi : Arsitektur

Bidang Konsentrasi : Penelitian Arsitektur

Pelaksanaan,

Hari / Tanggal : Rabu, 3 Juli 2019

Waktu : Pukul 15.40 – 16.20 WIB

Tempat : Ruang A.45, Gedung A Henricus Constant,


Universitas Katolik Soegijapranata

Peserta Sidang,

Penyaji : Kevin Wicaksono Boedhi (NIM. 15.A1.0043)

Moderator : Ir. Yulita Titik S.,M.T. (NPP. 058.1.1988.034)

Pembimbing : Ir. Yulita Titik S.,M.T. (NPP. 058.1.1988.034)

Penguji I : Grace Anggita (NIM. 15.A1.0085)

Penguji II : Fredeswinda Deo (NIM. 15.A1.0132)

Penguji III : Yosua Daksa (NIM. 15.A1.0026)

Penguji IV : Prima Wicaksono (NIM. 15.A1.0168)


Acara,

• Presentasi hasil penelitian MK. Seminar dari penyaji


• Sesi tanya jawab dari penguji terhadap penyaji

Rangkuman Pertanyaan dan Jawaban,

• Penguji I : Grace Anggita (NIM. 15.A1.0085)


Pertanyaan,
1. Apakah seluruh karya yang ada di Museum MACAN harus memiliki suhu
dan kelembaban dengan tingkat yg sama? Kalau iya, parameter tingkat
suhu dan kelembaban itu berdasarkan apa?
2. Pencahayaan alami hanya ada pada bagian entrance, apakah di dalam
bangunan itu sama sekali tidak ada pencahayaan alami? Bagaimana
mengatasi penggunaan energi buatan yg digunakan selama 24 jam itu?
Apakah penggunaan energi tersebut sudah ramah terhadap lingkungan?

Jawaban,
1. Untuk tingkat parameter diukur dari alat yang terdapat pada Museum
MACAN bernama thermo-hygro dan iya bahwa seluruh karya memiliki
tingkat suhu dan kelembaban yang sama dikarenakan ruang pamer pada
Museum MACAN tidak memiliki batas antara area satu dengan yang lain
sehingga untuk segi suhu dan kelembaban semua diatur ke tingkat yang
sama
2. Seluruh pencahayaan yang digunakan khususnya pada ruang pamer
merupakan pencahayaan buatan yang menyala selama 24 jam untuk
memberikan pencahayaan yang baik pada karya yang ada dan juga untuk
menjaga dari segi kualitas karya yang ada. Untuk hal yang terkait dari segi
penggunaan energi, penggunaan pencahayaan selaam 24 jam memanglah
harus dilakukan dikarenakan sebuah karya seni perlu perlakuan secara
khusus yang salah satunya adalah pencahayaan.
• Penguji II : Fredeswinda Deo (NIM. 15.A1.0132)
Pertanyaan,
1. Dari judul yang ditulis adalah hal yang terkait dengan ruang penyimpanan
tetapi hal yang dibahas disini adalah ruang pamer. Apakah pada Museum
MACAN terdapat ruang penyimpanan sehingga ruang penyimpanan tidak
jadi untuk dibahas dan ruang pamerlah yang menjadi topik pembahasan?

Jawaban,
1. Di Museum MACAN memanglah terdapat ruang penyimpanan karya tetapi
akses kesana meskipun sudah memiliki ijin survei dan observasi terhadap
Museum MACAN akses ke ruang penyimpanan tetap tidak dapat diberikan
karena terkait dengan privasi dan keamanan pada ruang tersebut.

• Penguji III : Yosua Daksa (NIM. 15.A1.0026)


Pertanyaan,
1. Untuk proses perawatan terhadap karya, apakah terdapat ruangan khusus
untuk merawatnya dan apakah standar ruangan tersebut sama dengan
ruang pamer atau penyimpanan tersebut?

Jawaban,
1. Proses perawatan karya pada Museum MACAN dilakukan setiap hari Senin
sehingga Museum MACAN selalu tutup pada hari Senin. Untuk proses
perawatan, prosesnya dilakukan pada ruang penyimpanan tersebut tetapi
lagi bahwa ruang tersebut memiliki akses yang terbatas. Tetapi hasil dari
wawancara dengan kepala di bidang terkait mengatakan bahwa ruang
penyimpanan tersebut memiliki standar yang sama dengan ruang pamer.

• Penguji IV : Prima Wicaksono (NIM. 15.A1.0168)


Pertanyaan,
1. Apakah metode yang digunakan untuk memperoleh data – data yang ada
hanya dilakukan dengan metode observasi? Apakah dengan metode itu
data – data terkait topik kajian dapat diperoleh secara lengkap dan detail?
Jawaban,
1. Metode yang digunakan tidaklah hanya observasi, dengan hanya metode
tersebut data yang didapatkan tidak dapat secara lengkap dan tepat
menunjukan kebutuhan yang terkait dengan topik kajian. Metode
wawancara terhadap subjek yang terkait dimana dalam hal ini wawancara
dilakukan dengan kepala bidang visitasi dan edukasi dari Museum MACAN
untuk memperoleh data yang diperlukan secara lengkap dan tepat untuk
mampu dijadikan topik bahasan pada penelitian kali ini.

Anda mungkin juga menyukai