Anda di halaman 1dari 618

1-100

1 A. Demensia Alzheimer

• Laki-laki, 82 tahun
• Sering lupa sejak 1 tahun terakhir
• Sering mandi dengan pakaian lengkap
(gangguan fungsi eksekusi)
• Bicara tidak jelas (afasia)
• Riwayat hipertensi, DM, stroke, trauma
kapitis disangkal
• Skor MMSE 13, PF lain dalam batas
normal
(F0) Gangguan Mental Organik
• Dalam PPDGJ, Gangguan Mental Organik
dibagi menjadi 2 kelompok:
• Delirium: onset “akut”, kesadaran berkabut,
fluctuational
• Demensia: onset lebih panjang (“kronik”)
Demensia
• Demensia Alzheimer
• Manifestasi klinis:
• (A)nterograde amnesia
• (A)phasia : gangguan berbahasa
• (A)praxia : gangguan motorik, walaupun struktur
anatomis intak
• (A)gnosia : gangguan identifikasi objek tanpa adanya
gangguan sensorik
• (D)istrubance in executive functio
• Demensia Vaskular
• Manifestasi klinis:
• Gangguan memori yang disertai dengan bukti penyakit
serebrovaskular
Demensia
• Demensia Lewi-Bodies
• Manifestasi klinis:
• Gejala parkinsonism: (T)remor, (R)igidity, (A)kinesia,
(P)ostural instability
• Gangguan fungsi kognitif dan gangguan atensi sifatnya
fluktuatif
• Halusinasi visual rekuren yang jelas dan detil
• Demensia Frontotemporal
• Manifestasi klinis:
• Gangguan disinhibisi
• Apatis
• Hilangnya simpati dan empati
• Munculnya perilaku yang stereotipik, kompulsif
• Hyperorality/perubahan pola diet (peningkatan konsumsi
alkohol, merokok lebih banyak, makan yang bukan makanan)
Jawaban Lainnya
B. Demensia Badan Lewi à tidak ada gejala
parkinsonism (TRAP) pada Tn. Phi Khun
C. Demensia vaskular à tidak adanya riwayat
CVD pada Tn. Phi Khun
D. Delirium à onset Tn. Phi Khun 1 tahun
E. Mild cognitive impairment à Diagnosis
banding amnesia. Skor MMSE Tn. Phi Khun 13
1 Jadi, diagnosis pasien ini adalah…

A. Demensia Alzheimer
2 D. Haloperidol HCl 5 mg IM

• Perempuan, 22 tahun
• Tiba-tiba mengamuk (raptus)
• Mengancam untuk melukai saudara
kembarnya
• Mendapat suruhan dari sosok Susana
(halusinasi visual)
Gangguan Psikotik Akut
Kriteria diagnosis:
• Onset akut, <1 bulanà gejala psikotik menjadi nyata dan
mengganggu sedikitnya beberapa aspek kehidupan dan fungsi
sosial sehari-hari
• Sindrom yang khas berupa polimorfik (berubah-rubah cepat,
beraneka ragam), atau schizophrenia-like (gejala skiofrenia +)
• Ada stress akut yang berkaitan (tidak selalu harus ada)
• Walaupun mungkin terdapat gejala emosional, tapi tidak
memenuhi kriteria episode manik maupun depresi
• Tidak ada penyebab organik
Tatalaksana psikotik akut dengan agitasi
• Haloperidol 2-5 mg IM short acting
• Restrain bila perlu

Sumber : Buku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ - III


Haloperidol
• Antipsikotik generasi 1
• Sediaan : oral, IM, IV
• Turunan butirophenone sebagai antagonis dopamin D2
reseptor
• Dapat digunakan untuk :
• Skizofrenia
• Psikotik akut
• Agresi/hiperaktif
• Delirium hiperaktif
• Tic disorder/tourette
• Intractable hiccups
• Jenis :
• Haloperidol HCl inj 5mg/amp (short acting) IM
• Haloperidol Decanoate 50 mg/amp (long acting, 1 amp/3-4 mgg)
Jawaban Lainnya
A. Haloperidol dekanoat 5 mg IM à long acting,
umumnya untuk maintenance, injeksi sekali
untuk jangka panjang
B. Haloperidol 10 mg oral à tidak cocok untuk
kasus akut (mengamuk)
C. Haloperidol 5 mg NGT à tidak cocok untuk
dilakukan karena agitasi pada pasien
E. Haloperidol inhalasi 2 respule/serangan à
tidak ada sediaan ini
2 Jadi, tatalaksana yang tepat
untuk kasus ini adalah…

D. Haloperidol HCl 5 mg IM
3 C. Hipokondriasis

• Perempuan, 58 tahun
• Dirinya merasa mengidap kanker
payudara
• Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang tidak ditemukan kelainan
Somatoform Disorder
• Somatisasi à banyak
keluhan (subjektif), hasil
pemeriksaan fisik dan
penunjang normal
• Hipokondriasis à yakin
menderita 1 penyakit
tertentu, hasil
pemeriksaan normal
• Konversi à ada gangguan
dalam bentuk neurologi
• Psikosomatik à penyakit
fisik ada, kemudian
dipengaruhi psikis
Somatoform Disorder
• Malingering
– Pura-pura sakit dengan tujuan
eksternal, seperti malas kerja
atau mendapatkan narkoba à
bukan penyakit
• Factitious disorder
– Pura-pura sakit karena ingin
mendapat perhatian atau
perawatan medis, bukan
karena tujuan eksternal à
suatu kelainan dalam bidang
psikiatri
Jawaban Lainnya
A. Malingering à pada pasien ini, tidak ada
tujuan eksternal
B. Somatisasi à banyak keluhan, PF tidak ada
kelainan; pasien ini datang dengan satu
diagnosis spesifik
D. Gangguan konversi à tidak ada manifestasi
neurologi
E. Psikosomatik à tidak ditemukan kelainan
fisik (organik)
3 Jadi, diagnosis yang tepat untuk
kasus ini adalah…

C. Hipokondriasis
4 E. Katz Index of IADL

• Laki-laki, 68 tahun
• Luka sulit sembuh di kakinya sejak 4
bulan (kemungkinan ulkus pedis DM)
• Cenderung menjauhi orang dan murung
• Pasien sering mengamuk
• Ada “sosok” menganggu (halusinasi visual)

• Diagnosis multiaxial, kecuali?


Diagnosis Multiaksial
• Aksis 1 :
• a. Gangguan klinis
• b. Kondisi lain yang menjadi perhatian klinis
• Aksis 2 :
• A. Gangguan kepribadian
• B. Retardasi mental
• Aksis 3 : kondisi medik umum
• Aksis 4 : masalah psikososial, pekerjaan dan
lingkungan
• Aksis 5 : penilaian fungsi secara global (GAF)
Axis 5 : Global Assesment of
Fungtioning Scale (GAF)
• 100-91 : gejala tidak ada, fungsi maksimal dan tidak ada masalah yang terganggu.
• 90-81 : gejala minimal, fungsi baik, cukup puas, cuma masalah harian yang biasa.
• 80-71 : gejala sementara, dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan,
sekolah dan lainnya.
• 70-61 : beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan secara fungsi tapi
secara umum baik.
• 60-51 : gejala sedang, disabilitas sedang.
• 50-41 : gejala berat, disabilitas berat.
• 40-31 : beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi,
disabilitas berat dalam beberapa fungsi.
• 30-21 : disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi
hampir di semua bidang.
• 20-11 : bahaya mencidera diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam
komunikasi dan mengurus diri.
• 10-1 : seperti di atas dan lebih serius.
Jawaban Lainnya
A. Diabetes melitus à Aksis III (kondisi medik
umum)
B. Depresi dengan episode psikotik à Aksis I
(gangguan psikiatri klinis)
C. Retardasi mental sedang à Aksis II
D. Global Assessment Functional Score à Aksis
V
4 Jadi, yang tidak termasuk
diagnosis multiaxial adalah…

E. Katz Index of IADL


5 B. Skor IQ: 21

• An perempuan, 8 tahun
• Anak tidak pernah lulus setiap kali ujian
• Didiagnosis retardasi mental berat
Retardasi Mental
Poin IQ Derajat
Retardas
i Mental
50-69 Ringan
35-49 Sedang
20-34 Berat
<20 Sangat
berat
Jawaban Lainnya
A. 19 à Retardasi mental sangat berat
C. 35 à Retardasi mental sedang
D. 37 à Retardasi mental sedang
E. 39 à Retardasi mental sedang
5 Jadi, kemungkinan IQ An. Dian
adalah…

B. 21
6 A. Electro-convulsive
therapy
7 B. Middle insomnia
• Perempuan, 32 tahun
• Mudah lelah sejak 5 bulan terakhir
• Sering berulang kali terbangun saat
tidur di malam hari dan sulit tidur lagi
(middle insomnia)
• Hasil pemeriksaan fisik tidak ditemukan
kelainan
Gangguan Tidur
PARASOMNIA
• Sleep terror: pasien terbangun mendadak dari tidur
sambil berteriak ketakutan, tapi dia tidak mengingat ada
mimpi
• Somnambulisme: berjalan atau beraktivitas sambil tidur
BEDAKAN Narkolepsi dan hipersomnia:
Narkolepsi: Serangan kantuk mendadak yang bisa terjadi
berkali-kali dalam sehari. Namun, di luar serangan,
pasien tidak merasa mengantuk. Bisa disertai
katapleksi, paralisis tidur, dan halusinasi hipnagogik
Hipersomnia: sering merasa mengantuk meskipun
kuantitas dan kualitas tidur di malam hari optimal.
Insomnia: tidak bisa/kekurangan tidur

Sumber: Buku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ - III


Jenis Insomnia
• Early insomnia: sulit untuk memulai tidur
• Middle insomnia: berulang kali terbangun dari
tidur
• Late insomnia: mudah terbangun, setelah
bangun sulit untuk tidur lagi

Sumber: Medscape
Tatalaksana Insomnia
• CBT-I (Cognitive Behavioral Therapy for Insomnia) à dikatakan paling efektif,
kombinasi terapi perilaku dengan kognitif; melibatkan psikoedukasi, strategi
perilaku, terapi kognitif, dan relaxation training
• Terapi relaksasi à cocok untuk pasien yang sulit relaks atau dengan keluhan
somatis multipel, beberapa strategi seperti : abdominal breathing, meditasi,
autogenic training
• Terapi kontrol stimulus à termasuk terapi perilaku, menghindari aktivitas-
aktivitas yang tidak boleh dilakukan saat masuk jam tidur dan yang boleh
dilakukan untuk mempercepat masuk ke dalam tidur
• Sleep restriction therapy à memperkecil sleep window, (lama di kasur – lama
tidur), sleep efficacy ([total sleep time/total in bed] × 100) goal for a person with
insomnia should be around 85%
• Sleep hygiene education à edukasi mengenai diet, olahraga, penggunaan
substansi-substansi tertentu, faktor lingkungan tempat tidur meliputi cahaya,
bising, temperatur
• Paradoxical intention therapy à cocok untuk pasien dengan preokupasi yang
intens ttg tidur, kekurangan tidur dan konsekuensinya. Dilakukan dengan cara
menyuruh pasien melakukan hal sebaliknya yaitu tetap terjaga di atas kasur
sehingga kecemasan/preokupasi tsb menghilang dengan perlahan hingga tertidur.
• Terapi kognitif à meliputi didactic focus, paradoxical intention, distraction and
imagery techniques, dan cognitive restructuring
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3554970/
Jawaban Lainnya (untuk
nomor 6)
B. Stimulus Control Therapy à Termasuk dalam
tatalaksana
C. Relaxation Therapy à Termasuk dalam
tatalaksana
D. Cognitive Behavioral Therapy à Termasuk
dalam tatalaksana
E. Sleep hyigiene à masuk dalam tatalaksana
Jawaban Lainnya (untuk
nomor 7)
A. Early insomnia à pola insomnia tidak sesuai
soal
C. Late insomnia à pola insomnia tidak sesuai
soal
D. Parainsomnia à tidak ada istilah ini
E. Paninsomniaà tidak ada istilah ini
Jadi, tatalaksana yang tidak tepat
6 diberikan adalah…

A. Electro-convulsive
therapy
Kemungkinan diagnosis yang
7 dialami adalah…

B. Middle insomnia
E. Nalokson, titrasi hingga
8 frekuensi napas adekuat
• Laki-laki, 19 tahun
• Penurunan kesadaran
• GCS 11, hipotensi, bradypnea, pin-point
pupil, bising usus menurun
• Needle track (+) à diduga baru
menggunakan obat opioid
DSM IV TR
Diagnostic criteria for 292.89 Opioid Intoxication
A. Baru menggunakan opiat/ opioid
B. Perubahan psikologis dan perilaku yang bermasalah
dan nyata secara klinis (misalnya euforia diikuti dengan
apati, disforia, agitasi psikomotor atau retardasi
psikomotor, dan penilaian yang terganggu) yang terjadi
saat atau segera setelah penggunaan opiat/opioid
C. Konstriksi pupil (atau dilatasi pupil yang disebakan
oleh anoksia akibat penggunaan dosis berlebih yang
parah), dan satu atau lebih tanda atau gejala yang terjadi
selama atau segera setelah penggunaan opiat/ opioid:
1. Mengantuk atau koma
2. Bicara cadel
3. Gangguan perhatian dan memori
D. Tanda dan gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis
lainnya dan tidak dapat diterangkan oleh gangguan
mental lainnya, termasuk intoksikasi oleh zat lainnya
Tatalaksana Intoksikasi Opioid
• Opioid à Jenis narkotika yang digunakan melalui
suntikan contohnya adalah morfin, heroin/putauw,
amfetamin/ekstasi, benzodiazepin
• Golongan opioid mencakup heroin, morfin,
opium,methadone,petidin
• Tatalaksana :
• Perbaiki tanda vital (tekanan darah, pernafasan, denyut nadi,
temperatur suhu badan)
• Berikan antidotum Naloxon HCL (Narcan, Nokoba) dengan
dosis 0,01mg/kgBB secara IV/IM/SC
• Tujuan pemberian nalokson: perbaikan adekuasi napas,
bukan untuk pemulihan kesadaran
• Kemungkinan perlu perawatan ICU, khususnya bila terjadi
penurunan kesadaran
• Observasi selama 24 jam untuk menilai stabilitas tanda-tanda
vital
Jawaban Lainnya
A. N-asetilsistein à antidotum intoksikasi PCT
B. dan C. à Metadon, sebaliknya untuk
withdrawal opioid, bukan intoksikasi opioid
D. Nalokson, titrasi hingga kesadran pulih à
nalokson digunakan untuk perbaikan frekuensi
napas, bukan untuk pemulihan kesadaran
8 Jadi, tatalaksana yang paling
sesuai adalah…

E. Nalokson
9 C. Voyeurisme

• Laki-laki, 38 tahun
• Mendapat kepuasan seksual saat
mengintip
Gangguan Seksual (Parafilia)
• Frotteurism : mendapatkan kepuasan seksual dengan
menggosokkan alamat kelamin pada orang lain
• Pedofilia: preferensi seksual pada anak-anak
• Fetihisme: kepuasan seksual dengan mengandalkan
benda2 tertentu sebagai objek fantasi à partner
seksual yang memakainya.
• Bedakan dengan transvestisme à kepuasan seksual
dengan memakai pakaian lawan jenis untuk
menghayatinya (riasan lengkap, rambut palsu).
• Masokisme: preferensi seksual untuk menjadi korban
disiksa
• Sadisme: preferensi seksual untuk menjadi pelaku
yang menyiksa
• Nekrofilia: preferensi seksual pada mayat.
• Voyeurisme: mengintip orang saat telanjang atau saat
sedang melakukan hubungan seksual
Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM
Jawaban Lainnya
A. Sadisme à preferensi seksual untuk menjadi
pelaku yang menyiksa
B. Hardcore à bukan termasuk parafilia
D. Masokisme à preferensi seksual untuk
menjadi korban disiksa
E. Troilisme à threesome, hubungan seksual
melibatkan tiga partisipan (bukan sekedar
mengintip, melainkan terlibat – baik: menonton
(bukan mengintip!) maupun melakukan
hubungan seksual)
9 Jadi, kelainan yang dimiliki oleh
Tn. Niko adalah…

C. Voyeurisme
10 A. Anorexia nervosa

• Perempuan, 20 tahun
• Tidak menstruasi 2 bulan terakhir
• Rambut mudah rontok
• Dirinya enggan makan lantaran karena
sering dihina gendut
• IMT 16,5 kg/m2
Anorexia Nervosa
• Anorexia nervosa:
– Diet ketat yang mengakibatkan berat badan di bawah batas
normal
– Takut berat badan naik, meskipun badan kurus
– Self-image buruk (menganggap diri gendut, meskipun kurus)
– Pada wanita bisa menyebabkan amenorea
• 2 tipe:
– Restriksi, yaitu mengurangi konsumsi makanan
– Purging, yaitu meningkatkan pengeluaran makanan dari tubuh
(muntah paksa, konsumsi laksatif)
• Tata laksana:
– Koreksi abnormalitas metabolik
– Re-feeding perlahan-lahan (untuk mencegah re-feeding
syndrome)
– Konseling psikiatri

Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM


Bulimia Nervosa
• Bulimia nervosa
– Perilaku membuang kalori setelah episode
makan yang berlebihan dengan cara
purging (muntah paksa, laksatif) atau
nonpurging (olahraga berlebihan, puasa).
Berat badan normal.
– Tatalaksana: fluoxetine

Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM


Jawaban Lainnya
B. Bulimia nervosa à Perilaku makan yang
kemudian memuntahkan kembali makanan. BB
biasanya normal
C. Dyspepsia nervosa à tidak ada istilah ini
D. Pika à gangguan pola makan berupa makan
bahan2 yang bukan makanan, misalnya tanah
(pada kekurangan Fe)
E. Lipodystrophy à kondisi degeneratif
abnormal terkait jaringan adiposa tubuh
10 Jadi, diagnosis yang sesuai
dengan kondisi Nn. Tina Toon
adalah…

A. Anorexia nervosa
11 A. Risperidone 2 x 2 mg PO

• Laki-laki, 28 tahun
• Sering merasa nyeri area dahi sisi kanan
sejak 3 bulan terakhir
• Nyeri terutama saat ada sinyal
gelombang pikiran masuk ke kepalanya
(thought insertion)
• Yakin bahwa dirinya adalah ahli sihir
(waham bizzare)
• PF dan PP dalam batas normal
Skizofrenia
Diagnosis
• Minimal 2 dari gejala : waham, halusinasi, bicara tidak
teratur, perilaku tidak teratur atau katatonik, gejala negatif
(afek datar, kehilangan gairah)
• Atau satu gejala ini: waham bizarre, halusinasi auditorik
dimana suara mengkomentari perilaku pasien terus, atau
halusinasi auditorik dimana dua atau lebih suara berbicara
satu sama lain
• Gejala lebih dari satu bulan
• Fungsi sosial atau pekerjaan terganggu
Tatalaksana
• Antipsikotik gen. 1: chlorpromazine, haloperidol
• Antipsikotik gen. 2: aripiprazole, clozapine, olanzapine,
risperidone
Sumber: PPDGJ + Medscape
Klasifikasi Skizofrenia
• Paranoid: waham kejar/rujukan dan halusinasi
• Herbefrenik: perilaku dan bicara tidak teratur
• Katatonik: mengambil posisi tubuh yang aneh, reaksi
terhadap lingkungan berkurang (stupor), mutisme,
menolak untuk bergerak (negativisme)
• Tak terinci: tidak memenuhi paranoid, hebefrenik,
ataupun katatonik
• Residual: ada riwayat diagnosis skizofrenia di masa lalu,
tapi sekarang hanya tinggal gejala negatifnya saja.
• Simpleks: hanya berupa gejala negatif (penarikan diri
dari lingkungan), tidak ada riwayat skizofrenia di masa
lalu

Sumber: PPDGJ + Medscape


Obat anti psikosis
No. Obat Sediaan Dosis anjuran
1. Haloperidol Tablet 0,5 mg, 1,5 mg, 5-15 mg/hari
5
mg
Injeksi 5 mg/ml
2. Risperidon Tablet 1, 2, 3 mg 2-6 mg/hari
3. Chlorpromazin Tablet 25 dan 100 mg, 150-600
Injeksi 25 mg/ml mg/hari
4. Olanzapin Tablet 5 mg, 10 mg 5-20 mg/hari
Jawaban Lainnya
B. Haloperidol 1 x 5 mg IM à cocok untuk kasus
akut
C. Olanzapin 3 x 15 mg PO à dosis terlalu tinggi
D. Haloperidol 3 x 10 mg PO à ada efek
samping ekstrapiramidal, dosis kurang tepat
E. Risperidone 2 x 8 mg à dosis terlalu tinggi
11 Jadi, terapi medikamentosa yang
paling tepat diberikan untuk Tn.
Hari Potret adalah…

A. Risperidone 2 x 2 mg PO
12 D. Fluoxetine 1 x 20 mg PO

• Perempuan, 25 tahun
• Sering gelisah
• Selalu mengunci dan mengecek kunci
kembali berkali-kali (obsesif kompulsif)
• Cemas, khawatir, hingga sulit berpikir
jika tidak melakukan
• Diagnosis: OCD
Obsessive compulsive disorder
• Obsesi adalah pikiran, impuls,dan citra yang
mengganggu dan berulang yang muncul
dengan sendirinya serta tidak dapat
dikendalikan
• Kompulsi adalah perilaku atau tindakan
mental repetitif yang mana seseorang merasa
didorong untuk melakukannya dengan tujuan
untuk mengurangi ketegangan yang
disebabkan pikiran-pikiran obsesif atau untuk
mencegah terjadinya suatu bencana.
Obsessive compulsive disorder
• gangguan obsesif kompulsi merupakan
suatu gangguan anxietas di mana pikiran
dipenuhi dengan pemikiran yang menetap dan
tidak dapat dikendalikan dan individu dipaksa
untuk terus-menerus mengulang tindakan
tertentu, menyebabkan distress yang signifikan
dan mengganggu keberfungsian sehari-hari
Berdasarkan PPDGJ-III :
Gejala primer kecemasan harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya
dua minggu berturut-turut atau merupakan sumber distres atau gangguan
aktivitas. Gejala-gejala tersebut meliputi :
1. Harus dikenal atau disadari sebagai pikiran atau impuls dari diri
individu sendiri
2. Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang masih tidak berhasil
dilawan, meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh penderita
3. Pikiran untuk melaksanakan tindakan tersebut di atas bukan
merupakan hal yang memberi kepuasan atau kesenangan (sekedar
perasaan lega dari ketegangan atau kecemasan tidak dianggap
sebagai kesenangan sepert dimaksud diatas)
4. Pikiran, bayangan atau impuls tersebut harus merupakan
pengulangan yang tidak menyenangkan
PPDGJ III
Tatalaksana
• Cognitive behavioral therapy à exposure and
response prevention (ERP)
• Obat yang telah diapproved FDA untuk OCD :
• Clomipramine (Anafranil)
• Fluoxetine (Prozac)
• Fluvoxamine
• Paroxetine (Paxil, Pexeva)
• Sertraline (Zoloft)

OCD foundation, NHS.UK


WAJIB DIBEDAKAN
• Gangguan obsesif kompulsif (OCD)
- Tindakan berulang-ulang (kompulsif) akibat adanya
suatu preokupasi yang jika tidak dipenuhi
menimbulkan kegelisahan (obsesif).
- Biasanya pasien sadar ini adalah gangguan (tilikan
baik)

• Gangguan kepribadian obsesif kompulsif


(anankastik)
- Seseorang yang sistematik dan hasil pekerjaannya
mengutamakan kesempurnaan
- Biasanya tilikan pasien buruk (tidak sadar akan
kondisi ini)
Sumber : Panduan
pelayanan medis
Departemen Psikiatri
RSCM
Jawaban Lainnya
A. Trihexylphenidyl 3 x 5 mg PO à untuk EPS
B. Olanzapin 1 x 5 mg PO à antipsikotik
C. Alprazolam 1 x 0,5 mg PO à anxiolitik
E. Risperidone 2 x 2 mg PO à antipsikotik
12 Jadi, terapi yang sesuai untuk Ny.
Lee Bay adalah…

D. Fluoxetine 1 x 20 mg PO
13 D. Escherichia coli
• Perempuan, 34 tahun
• G2P1A0 12 minggu
• Nyeri berkemih
• Peningkatan frekuensi BAK
• Rasa tidak lampias
• Onset 2 hari
• Suhu 37.3 0C
• Nyeri tekan suprapubik
Diagnosis: ISK
A. Amoxicillin 3 x 500
14 mg selama 5-7 hari
ISK
• Umumnya pada perempuan
• Tanda & Gejala:
• Disuria, urgensi, frekuensi, hematuria, nyeri suprapubik
• Nyeri pinggang/ketok CVA à umumnya pada upper UTI
• Demam, malaise, menggigil à umumnya pada upper UTI
• Klasifikasi:
• Uncomplicated à tanpa instrumen di saluran kemih, tanpa
abnormalitas struktural, tidak hamil dan rawat jalan
• Complicated à all other
• Etiologi: E coli (tersering), S saprophyticus, Proteus sp,
Klebsiella sp, Enterococcus faecalis
• Urinalisis:
• LEA positif, > 10 WBC/mL, hematuria mikroskopik, low grade
proteinuria, nitrat +
P vulgaris pada agar MacConkey

Agar Plate
• Media tumbuh untuk m.o
• Jenis-jenis:
• Coklat: H influenzae, N meningitidis
• Thayer Martin: N gonorrhoeae
• MacConkey: Gram negatif
• Saboraud: Fungi

C albicans pada agar saboraud N gonorrhoeae pada agar coklat & thayer mart
ISK
• Tatalaksana à uncomplicated UTI
• 1nd line: Florokuinolon (ciprofloksasin,
levofloksasin, ofloksasin)
• Alternatif: TMP-SMX, fosfomycin, nitrofurantoin,
amoksiklav, cefuroksim

• Tatalaksana ISK pada kehamilan, lihat di slide


selanjutnya
Tata Laksana dan Pencegahan
Infeksi Saluran Kemih pada Kehamilan
Artikel P2KB

Ocviyanti D, Fernando D. J Indon Med Assoc, Volume: 62 Nomor 12, Desember 2012
Jawaban Lainnya
A. Streptococcus pyogenes
B. Staphylococcus saprophyticus Bukan, karena:
C. Streptococcus beta haemolytics Gram Positif
E. Staphylococcus aureus
13 Jadi, kemungkinan
mikroorganisme penyebabnya
adalah…

D. Escherichia coli
Jawaban Lainnya
B. Seftriaksin 1 x 250 mg à pemberian antibiotik
untuk sistitis kehamilan: oral, bukan parenteral
C. Ciprofloxacin 2x500 mg, 7 hari à tidak
dikontraindikasikan, namun bukan lini pertama
terapi ISK pada kehamilan. (kat C)
D. Cotrimoxazole 2x960 mg, 3 hari TMP pada trim 1
dikontraindikasik
E. Cotrimoxazole 2x480 mg, 3 hari an karena berhub
dgn abnormalitas
jantung dan defek
fasial.
14 Jadi, tatalaksana yang paling
tepat adalah…
A. Amoxicilin 3x500mg
selama 5-7 hari
15 E. Sindrom nefrotik

• Anak laki-laki, 8 tahun


• Edema periorbita, skrotum, tungkai
• BAK berbusa
• Onset 4 hari yll
• Proteinuria ++++
• Kolesterol total 279
Sindrom Nefrotik
• Sindrom nefrotik (SN) adalah keadaan klinis yang ditandai dengan
gejala:
1. Proteinuria masif (> 40 mg/m2 LPB/jam atau 50 mg/kg/hari atau rasio
protein/kreatinin pada urin sewaktu > 2 mg/mg atau dipstik = 2+)
2. Hipoalbuminemia < 2,5 g/dL
3. Edema
4. Dapat disertai hiperkolesterolemia > 200 mg/dL
• Patogenesis terjadi SN adalah kerusakan filter terhadap protein
albumin di glomerulus ginjal (yang disebabkan berbagai etiologi).
Kerusakan ini mengakibatkan protein loss via urin (menimbulkan
proteinuria; hipoalbumin). Hilangnya protein ini menyebabkan
turunnya tekanan osmotik sehingga timbul edema pitting.
Hiperkolesterolemia merupakan kompensasi terhadap turut
hilangnya lemak (lipid loss) dari penyaringan glomerulus yang
gagal (lipid yang masuk ke ginjal akan diubah menjadi oval fat
bodies).
Sindrom Nefrotik
• Remisi: proteinuria negatif atau trace (proteinuria < 4 mg/m2
LPB/jam) 3 hari berturut-turut dalam 1 minggu
• Relaps: proteinuria = ≥2+ (proteinuria >40 mg/m2 LPB/jam) 3 hari
berturut-turut dalam 1 minggu
• Relaps jarang: relaps kurang dari 2 x dalam 6 bulan pertama setelah
respons awal atau kurang dari 4 x per tahun pengamatan
• Relaps sering (frequent relaps): relaps ≥ 2 x dalam 6 bulan pertama
setelah respons awal atau ≥ 4 x dalam periode 1 tahun
• Dependen steroid: relaps 2 x berurutan pada saat dosis steroid
diturunkan (alternating) atau dalam 14 hari setelah pengobatan
dihentikan
• Resisten steroid: tidak terjadi remisi pada pengobatan prednison
dosis penuh (full dose) 2 mg/kgbb/hari selama 4 minggu.
• Sensitif steroid: remisi terjadi pada pemberian prednison dosis
penuh selama 4 minggu
Sindrom Nefrotik
Pemeriksaan Penunjang
• Protein urin kuantitatif (esbach test)
• Urinalisis
• Serum albumin
• Panel lipid
• Complement studies
• Antinuclear antibody
Sindrom Nefrotik
• Medikamentosa
Prednison dengan dosis awal 60 mg/m2/hari atau 2
mg/kgbb/hari (maksimal 80 mg/hari) dibagi 3 dosis selama
4 minggu dilanjutkan dengan 2/3 dosis awal dosis tunggal
pagi selang sehari (alternating) 4-8 minggu
• Suportif
- tirah baring
- diet protein normal (1,5-2 kgbb/hari)
- diet rendah garam (1-2 g/hari)
- diuretik
- jika hipertensi, tambah obat hipertensi
- albumin 20-25% 1 g/kgbb selama 2-4 jam atas indikasi
edema refrakter, syok atau albumin < 1
Jawaban Lainnya
A. Alport syndrome à GN, hearing loss, ESRD
B. GNAPS à hematuria, hipertensi
C. Sindrom nefritik à istilah lama GNAPS
D. IgA nefropati à berger disease, berhubungan
dgn henoch schonlein purpura
15 Jadi, diagnosis yang paling sesuai
adalah…

E. Sindrom Nefrotik
16 C. Stress incontinence

• Perempuan, 56 tahun
• Tidak dapat menahan BAK
• Saat batuk, bersin, tertawa

Diagnosis: Inkontinensia Urin


Inkontinensia Urin (IU)
Definisi: Gangguan kontrol buang air kecil
• Stress: berkaitan dengan peningkatan tekanan
intraabdomen seperti tertawa, bersin, batuk, naik tangga
• Urge: BAK involunter bersamaan dengan keinginan kencing
yang tidak bisa ditahan; disebabkan overaktifitas otot
detrusor yang menyebabkan kontraksi buli yang tidak dapat
ditahan (detrusor overactivity).
• Mixed: kombinasi stress dan urge
• Overflow: keadaan dimana terjadi kegagalan pengosongan
buli secara komplit akibat gangguan kontraksi otot detrusor
dan atau bladder outlet obstruction.
• Functional: ketidakmampuan untuk menahan BAK karena
alasan selain masalah neurourologi dan disfungsi LUT
Faktor Resiko IU Tipe Stress
• Age > 40 th
• Ras
• BMI > 30
• Diabetes
• Merokok
• Paritas
• Riw. histerektomi
Tatalaksana IU
• Stress incontinence: Pelvic floor physiotherapy,
anti-incontinence devices, and surgery
• Urge incontinence: Changes in diet, behavioral
modification, pelvic-floor exercises, and/or
medications and new forms of surgical
intervention
• Mixed incontinence: Pelvic floor physical therapy,
anticholinergic drugs, and surgery
• Overflow incontinence: Catheterization regimen or
diversion
• Functional incontinence: Treatment of the
underlying cause
Jawaban Lainnya
A. Overflow à keadaan dimana terjadi kegagalan
pengosongan buli secara komplit akibat gangguan
kontraksi otot detrusor dan atau bladder outlet
obstruction.
B. Urge à BAK involunter bersamaan dengan
keinginan kencing yang tidak bisa ditahan;
disebabkan overaktifitas otot detrusor yang
menyebabkan kontraksi buli yang tidak dapat
ditahan
D. Mixed à kombinasi overflow dan urge
E. Functional à ketidakmampuan untuk menahan
BAK karena alasan selain masalah neurourologi
dan disfungsi LUT
16 Jadi, diagnosis yang tepat untuk
kasus di atas adalah…

C. Stress incontinence
D. Pelvic muscle
17 exercise
• Perempuan, 56 tahun
• Tidak dapat menahan BAK
• Saat batuk, bersin, tertawa

Diagnosis: Inkontinensia Urin


Inkontinensia Urin (IU)
Definisi: Gangguan kontrol buang air kecil
• Stress: berkaitan dengan peningkatan tekanan
intraabdomen seperti tertawa, bersin, batuk, naik tangga
• Urge: BAK involunter bersamaan dengan keinginan kencing
yang tidak bisa ditahan; disebabkan overaktifitas otot
detrusor yang menyebabkan kontraksi buli yang tidak dapat
ditahan (detrusor overactivity).
• Mixed: kombinasi stress dan urge
• Overflow: keadaan dimana terjadi kegagalan pengosongan
buli secara komplit akibat gangguan kontraksi otot detrusor
dan atau bladder outlet obstruction.
• Functional: ketidakmampuan untuk menahan BAK karena
alasan selain masalah neurourologi dan disfungsi LUT
Faktor Resiko IU Tipe Stress
• Age > 40 th
• Ras
• BMI > 30
• Diabetes
• Merokok
• Paritas
• Riw. histerektomi
Tatalaksana IU
• Stress incontinence: Pelvic floor physiotherapy /
pelvic muscle exercise, anti-incontinence devices,
and surgery
• Urge incontinence: Changes in diet, behavioral
modification, pelvic-floor exercises, and/or
medications and new forms of surgical
intervention
• Mixed incontinence: Pelvic floor physical therapy,
anticholinergic drugs, and surgery
• Overflow incontinence: Catheterization regimen or
diversion
• Functional incontinence: Treatment of the
underlying cause
Jawaban Lainnya
A. Modifikasi gaya hidup à urge incontinence
B. Modifikasi diet à urge incontinence
C. Terapi kateterisasi à overflow incontinence
E. Konsumsi antikolinergik à mixed
incontinence
17 Jadi, anjuran yang tepat adalah…

D. Pelvic muscle
exercise
18 A. Antibiotik
• Laki-laki, 23 tahun
• Nyeri skrotum
• Demam
• Nyeri saat BAK
• Onset 3 hari
• PF skrotum bengkak, kemerahan, tidak
terdapat fluktuasi
• UL: LEA (+), sedimen eritrosit dan leukosit
• + discharge purulent

Diagnosis: Orchitis / Epididimitis


Orchitis
• Reaksi inflamasi akut pada testis akibat infeksi
virus maupun bakteri akibat STI atau uretritis
• Paling sering disebabkan infeksi virus mumps
• Bisa didahului dan disertai oleh infeksi epididimis
sehingga menjadi epididimoorchitis
• Tanda dan gejala : bengkak pada satu atau kedua
testis, nyeri, nyeri tekan, demam, mual, muntah
• Tatalaksana bergantung penyebab. Bakteri à
antibiotik, virus à NSAID, bed rest dan elevasi
skrotum, cold pack
Jawaban Lainnya
B. Bed rest
C. Analgesik
Viral infection
D. Kompres dingin
E. Elevasi skrotum
18 Jadi, terapi yang paling tepat
adalah…

A. Antibiotik
19 B. Eritromisin
• Anak laki-laki, 10 tahun
• Bengkak di kelopak mata
• BAK seperti air cucian daging
• Onset 5 hari
• Riwayat radang tenggorokan 2 minggu
yll
• TD 140/90 mmHg

Diagnosis: GNAPS
Diagnosis GNAPS
• Anamnesis
• Riwyat infeksi saluran napas atas 1-2 minggu
sebelumnya atau infeksi kulit 3-6 minggu sebelumnya
• Gross hematuria atau sembab di kedua kelopak mata
dan tungkai
• Terkadang kejang atau penurunan kesadaran akibat
ensefalopati hipertensi
• Oliguria/anuria akibat gagal ginjal atau gagal jantung
• Pemeriksaan fisis
• Edema kelopak mata dan tungkai dan hipertensi
• Lesi bekas infeksi kulit
• Kejang atau penurunan kesadaran
• Gejala hipervolemia: gagal jantung, edema paru
Diagnosis GNAPS
• Pemeriksaan penunjang
• Urinalisis menunjukkan proteinuria, hematuria dan
silinder eritrosit
• Ur dan Cr meningkat
• ASTO meningkat
• Komplemen C3 menurun
• Komplikasi GGA: hiperkalemia, asidosis metabolik,
hiperfosfatemia dan hipokalsemia
Tatalaksana
• Tatalaksana GNAPS
Tatalaksana Awal
• Diuretik (furosemid) untuk mengurangi edema jika
terdapat tanda edema berat
Tatalaksana Definitif
• Antibiotik: amoksisilin 50 mg/kgBB/hari tid selama
10 hari atau eritromisin 30 mg/kgBB/hari tid
• Antihipertensi (Captopril) apabila ada hipertensi
• Tirah baring, diet nefritis
Nefritik Nefrotik
• Dominan hematuria • Dominan proteinuria
• Hipertensi • Hipoalbuminemia
• Biasanya post- • Gejala yang sering
streptoccal dikeluhkan à bengkak
Jawaban Lainnya
A. Amoksisilinà riwayat alergi golongan obat
penisilin
C. Ampisilin à riwayat alergi golongan obat
penisilin
D. Ciprofloksasin à tidak sesuai rekomendasi
E. Gentamisin à tidak sesuai rekomendasi
19 Jadi, terapi yang paling tepat
adalah…

B. Eritromisin
20 D. Prostatitis bakterial

• Laki-laki, 58 tahun
• Keluhan BAK sedikit namun sering
(frekuensi > 10x/hari) sejak 3 hari
• Demam sejak 2 hari
• PF: suhu 38,2oC, prostat teraba hangat
dan membesar
Gejala retensi urin
Penyakit Demam RT Hematuria
BPH - Prostat teraba -
lunak, Pool atas
tidak teraba,
nyeri tekan (-)
Prostatitis + Prostat teraba -
kenyal, pool atas
teraba, nyeri
tekan (+)
Ca prostat - Prostat teraba +
keras, dapat
berbenjol-benjol,
pool atas bisa
teraba atau tidak,
nyeri tekan (+/-)
ISK
• Infeksi pada saluran kemih, terdiri atas sistisis,
prostatitis, pyelonefritis, asimptomatik
bakteriuria à patofisiologi infeksi ascenden
• Klasifikasi:
• Uncomplicated à tanpa instrumen di saluran
kemih, tanpa abnormalitas struktural, tidak hamil
dan rawat jalan
• Complicated à all other
• Penyebab tersering à E. coli
• Pemeriksaan urinalisis à urin pancar tengah,
pungsi suprapubik atau kateter
Emedicine.medscape
Tatalaksana prostatitis
bakterial (akut)
• Pemasangan kateter bila obstruksi
• Antibiotik dalam bentuk fluorokuinolon atau
kotrimoksazol atau ampisilin + gentamisin
• Drain abses (bila ada)
• Alpha blocker dapat dipertimbangkan untuk
mengurangi obstruksi

Emedicine.medscape
Jawaban Lainnya
A. Pielonefritis à merupakan suatu komplikasi
dari ISK biasa yang mengenai parenkim ginjal
B. Urolithiasis à gejala obstruktif lebih
dominan, tanpa demam
C. BPH à keluhan obstruktif lebih utama, tanpa
demam, prostat tidak teraba hangat dan tidak
ada nyeri tekan
E. Ca prostat à disertai keluhan turun berat
badan, hematuria
20 Jadi, diagnosis yang sesuai utk
Tn. Bonar adalah…

D. Prostatitis
21 E. Uremia

• Perempuan, 65 tahun
• Penurunan kesadaran sejak 5 jam SMRS
• Tidak BAK sejak 2 hari terakhir
• BAK sedikit sejak 6 bulan (oligouria)
• Riwayat DM sejak 10 tahun
• PF: TD 170/100
• Lab: Ureum 350, Cr 14, Hb 7
Indikasi Hemodialisis CITO
• (A)cidosis
metabolic
• (I)ntoxication
• (U)remia
• (E)lectrolyte
imbalance
(hyperkalemia)
• (O)verload
Jawaban Lainnya
A. Asidosis metabolik à tidak dijelaskan dalam
kasus
B. Overload cairan à tidak ditemukan tanda
overload (sesak, pulmonary rales, edema)
C. Intoksikasi obat à tidak dijelaskan dalam
soal
D. Hiperkalemia à tidak disebutkan dalam soal
21 Jadi, indikasi hemodialisis CITO
pada Ny. Ani Ria adalah…

E. Uremia
22 A. USG skrotum

23 D. Infertilitas
• Laki-laki, 28 tahun
• Buah pelir kanan membengkak sejak 4
bulan tanpa nyeri
• PF: skrotum kanan lebih besar, teraba
gumpalan seperti cacing
• Kemungkinan diagnosis: varicocele
Varikokel
• Terjadi pada 15-20% laki-laki dan 40% pada
laki-laki infertil
• Keluhan utama à sulit mendapatkan
keturunan
• Biasanya asimptomatik
• Ciri khas à bag of worm pada palpasi testis
(gambaran kantung cacing)
Hidrokel vs Varikokel

Hidrokel Varikokel
• Biasanya • Asimptomatik,
asimptomatik, hanya namun berhubungan
teraba testis dengan infertilitas
membesar dan tidak dan terkadang bisa
simetris nyeri skrotal
• Testis teraba • Teraba kantong
• Tes transiluminasi (+) cacing
• Tes transiluminasi (-)
Varikokel
Jawaban Lainnya (untuk
nomor 22)
B. CT scan pelvis à pajanan radiasi yang tidak
terlalu baik, bukan indikasi pada pasien
C. MRI à tidak cost effective
D. Foto polos abdomen à tidak berkaitan secara
langsung dengan kasus
E. Venography skrotum à pemeriksaan yang
tidak tersedia dan tidak ada indikasi khususnya
Jawaban Lainnya (untuk
nomor 23)
A. Penyakit Peyronie à penis yang bengkok saat
ereksi, terjadi karena adanya jaringan ikat pada
penis
B. Priapismus à kondisi ereksi abnormal
selama lebih dari 4 jam disertai nyeri
C. Epididimitis à biasanya akibat ascending
infection; tidak langsung berkaitan pada kasus
ini
E. Hernia skrotalis à tidak ada kaitannya secara
langsung
Pemeriksaan penunjang yang sesuai
22 untuk Tn. Cha adalah…

A. USG
Komplikasi yang dapat timbul
23 adalah…
D. Infertilitas
D. Meminta Tn. Gober untuk
24 melakukan pembayaran
dengan biaya pribadi

• Laki-laki 52 tahun
• Pemilik saham mayoritas di sebuah
perusahaan besar (kira-kira kalangan
ekonomi atas)
• Medical check up
• Mau membayar dengan kartu BPJS-PBI
Pelayanan yang tidak dijamin/ditanggung
oleh BPJS Kesehatan

• Pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur


sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku (termasuk
medical check up)
• Pelayanan kesehatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan yang
tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, kecuali untuk kasus
gawat darurat
• Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan
kecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera akibat
kecelakaan kerja atau hubungan kerja
• Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri
• Pelayanan kesehatan untuk tujuan kosmetik dan/atau estetik
• Pelayanan untuk mengatasi infertilitas (Memperoleh Keturunan)
http://www.bpjs-
kesehatan.net/2015/11/kasus-pengobatan-
yang-tidak-di-tanggung.html
Jawaban Lainnya
A. Meminta Tn. Gober untuk membuat BPJS PBI
à tidak tepat utk kasus ini
B. Meminta Tn. Gober untuk melapor ke Dinkes
à tidak ada kaitannya
C. Melapor ke IDI setempat à kasus ini bukan
kewenangan IDI
E. Meminta pasien pergi ke rumah sakit
pemerintah à medical check up dengan
kepesertaan BPJS juga tidak ditanggung oleh
rumah sakit pemerintah
24 Jadi, yang seharusnya dijelaskan
oleh dokter adalah…

D. Meminta Tn. Gober untuk


melakukan pembayaran
dengan biaya pribadi
25 C. Kapitasi

• Sistem pembayaran apa yang dianut


BPJS Kesehatan?
Sistem Pembiayaan Jasa
Kesehatan
• Fee for service : pembayaran jasa kesehatan
berasal dari uang pasien sendiri sesuai dengan
besarnya pelayanan yang diberikan oleh dokter
• Sistem Pembiayaan Kapitasi : sistem pembiayaan
pelayanan kesehatan yang dilakukan di muka
berdasarkan jumlah tanggungan kepala per suatu
daerah tertentu dalam kurun waktu tertentu tanpa
melihat frekuensi kunjungan tiap kepala
tersebut. Budget yang diterima tersebut akan
dikelola oleh dokter tersebut untuk meningkatkan
kualitas kesehatan warga di wilayah cakupannya
baik melaui tindakan pencegahan
(preventive), pengobatan (curative) maupun
rehabilitasi.
Sistem Pembiayaan Jasa
Kesehatan
• Gaji : sang dokter akan menerima penghasilan tetap di
tiap bulannya sebagai balas jasa atas layanan
kesehatan yang telah diberikan. Termasuk di dalamnya
sistem pembayaran pada penyedia layanan kesehatan
yang bekerja di instansi dimana dokternya dibayarkan
berdasar gaji bulanan di instansi tersebut, bukan dari
jenis layanan kesehatan yang diberikannya.
• Sistem reimbursement: sistem penggantian biaya
kesehatan oleh pihak perusahaan berdasar layanan
kesehatan yang dikeluarkan terhadap seorang
pasien. Metode ini pada dasarnya mirip dengan fee for
service, hanya saja dana yang dikeluarkan bukan oleh
pasien, tapi pihak perusahaan yang menanggung biaya
kesehatan pasien, namun berbeda dengan kapitasi
karena metode ini melihat jumlah kunjungan dan jenis
layanan yang diberikan oleh provider.
Jawaban Lainnya
A. Fee for Service à bayar sesuai besarnya
pelayanan yang diberikan saat kunjungan
B. Gaji à sang dokter akan menerima
penghasilan tetap di tiap bulannya sebagai balas
jasa atas layanan kesehatan yang telah diberikan
D. Honorarium à bukan merupakan sistem
pembayaran di BPJS kesehatan
E. Reimbursement à jasa kesehatan dibayarkan
oleh pihak lain (bukan pasien) misal kantor sesuai
dengan pelayanan yang diberikan saat kunjungan
25 Jadi, sistem pembayaran yang
dianut oleh BPJS Kesehatan
adalah…

C. Kapitasi
26 B. HT urgensi
27 D. Kaptopril PO
• Perempuan, 75 tahun dengan suka
pusing 3 bulan terakhir
• Tidak ada penurunan penglihatan, mual
muntah, atau gg berkemih à tidak ada
tanda-tanda target organ damage
• TD 190/110 mmHg

• Diagnosis?Tatalaksana?
• Penegakan diagnosis hipertensi: 2
pengukuran pada 2 kunjungan yang
berbeda
• Berdasarkan
JNC 7

JNC VII, 2003


JNC VIII, 2015
• Krisis hipertensi: Keadaan hipertensi yang membutuhkan
penurunan TD segera. TD sistolik >180 mmHg atau diastolic >120
mmHg
• Hipertensi emergensi à ada kerusakan organ target akut
atau progresif (nyeri dada, sesak nafas, nyeri kepala,
pandangan kabur) à turunkan dengan obat parenteral
segera
• Hipertensi urgensi à tanpa gejala berat atau kerusakan organ
target progresif à turunkan TD dalam beberapa jam dengan
obat oral
JNC VII, 2003
Jawaban Lainnya
• A. Hipertensi emergensi à TD >180/120
mmHg, target organ damage (+)
• C. Hipertensi grade I à TDS 140-159/TDD 90-
99 mmHg
• D. Hipertensi grade II à TD ≥160/100 mmHg
• E. Pre hipertensi à TDS 120-139/TDD 80-
89mmHg
26 Jadi, diagnosis pasien ini adalah…

B. HT urgensi
Target Penurunan TD
• Hipertensi emergensi
• Diastolik ± 110 mmHg atau berkurangnya MAP 25%
dalam 2 jam
• Setelah itu penurunan dilanjutkan dalam 12-16 jam
hingga mendekati normal
• Hipertensi urgensi
• Penurunan bertahap dalam 24 jam

Medscape, 2016
Hipertensi Urgensi
Obat Dosis Awitan
Kaptopril 6,25-50 mg oral atau sublingual 15 menit
Klonidin Awal per oral 0,15 mg, selanjutnya 0,15 0,5-2 jam
mg tiap jam, dosis total 0,9 mg
Labetalol 100-200 mg per oral 0,5-2 jam
Furosemid 20-40 mg per oral 0,5-1 jam
HipertensiEmergensi
Obat Dosis Awitan Lama Kerja
Nicardipine Mulai dgn dosis 5mg/jam, 5-20 menit 1-4 jam
naikkan 2,5mg/jam tiap 15
menit bila target belum
tercapai
Furosemid 20-40 mg (hanya bila ada 5-15 menit 2-3 jam
retensi cairan)
Nitrogliserin Infus 5-100 mcg/menit 2-5 menit 5-10 menit
Diltiazem Bolus IV 10 mg (0,25mg/kgBB)
dilanjutkan infus 5-10 mg/jam
Klonidin 6 ampul dalam 250 ml cairan
infus, dosis titrasi
Nitropusid Infus 0,25-10 Segera 1-2 menit
• Obat utama untuk emergensi: nicardipine.
Alasan: efek cepat, TD tidak langsung
cepat drop, dapat diatur dengan infusion
pump.
• Nifedipine tidak baik karena menyebabkan
penurunan TD yang berlebihan (refleks
takikardia berlebihan, dan bisa rebound). Efek
samping kardiovaskular >>
• Pilihan tepat lainnya: nitroprusside
Jawaban Lainnya
• A. Nikardipin IV à untuk HT emergensi
• B. Furosemid PO à Diuretik
• C. Nifedipin IV à untuk HT emergensi
• E. Spironolakton PO à K sparring diuretik,
jarang sebagai lini pertama pengobatan HT
27 Jadi, terapi pasien ini adalah…

D. Kaptopril PO
28 C. Atrial flutter

29 B. Kardioversi
• Laki-laki, 68 tahun dengan nyeri dada 30
min
• Riwayat miokard infark
• HR 200 x/min à takikardi

- Diagnosis?
- Tatalaksana?
Narrow QRS
(masalah dari atas ventrikel)
Atrial Fibrilasi Atrial Flutter
• Ireguler (jarak R-R) • Reguler (jarak R-R)
• Gelombang P • Saw-tooth
menghilang appearance (gigi
gergaji)
Narrow QRS
• Supraventrikular takikardi
• Reguler (jarak R-R)
• Gelombang P tidak jelas (tertutup oleh T)
Lily, 2011
Wide QRS
(masalah di ventrikel)

Ventricular tachycardia
(VT) monomorfik

Torsade de Pointes (suatu


subtipe Ventricular Tachycardia
polimorfik)
Takiaritmia
• Jika terdapat salah satu tanda tidak stabil
seperti
• Penurunan kesadaran
• Nyeri dada
• Gagal jantung akut (co: sesak napas)
• Hipotensi
• Tanda-tanda syok (co: akral dingin)

• Tangani dengan Kardioversi


tersinkronisasi
• Jika tidak ada gejala à Stabil
• SVT à Vagal maneuver, adenosine,
Calcium channel blocker Non
dihodropiridin (verapamil dan diltiazem)
atau beta blocker
• Vagal maneuver tidak boleh dilakukan jika :
• Riwayat Infark miokard
• Riwayat TIA atau stroke dalam 3 bulan terakhir
• Riwayat Ventricular fibrillation atau Ventricular
tachycardia
• Adanya Bruit pada arteri karotis
• Atrial Fibrilasi dan Atrial Flutter à
Calcium channel blocker Non
dihodropiridin (verapamil dan diltiazem)
atau beta blocker
• VT à amiodaron
Semua gambaran EKG tanpa nadi kecuali VT dan VF
adalah PEA
Jawaban Lainnya
• A. Ventrikular takikardia à QRS lebar, rapi
seperti rumput
• B. Atrial fibrilasi à sama-sama QRS sempit,
irregular (jarak R-R), P tidak jelas yang mana
• D. Ventrikular fibrilasi à tidak tahu mana P,
mana QRS
• E. Pulseless electrical activity à gambaran
ekg selain VT VF pada kasus henti jantung
Jawaban Lainnya
• A. Adenosin IV à SVT yang tidak respon
dengan vagal manuver
• C. Manuver vagal à untuk SVT stabil pertama
kali dicoba
• D. Defibrilasi à VT polimorfik tidak stabil
• E. Epinefrin IV à kasus henti jantung
28 Jadi, jawaban yang tepat adalah…

C. Atrial flutter
29 B. Kardioversi
30 A. Limfangitis

• Laki-laki, 25 tahun dengan demam 2


hari
• Kaki tergores ranting à riwayat trauma
• PF garis kemerahan memanjang, batas
tegas, permukaan tidak rata, disertai
kulit edema dan eritema disekitar
• PF pembesaran KGB

• Diagnosis?
Limfangitis
• Infeksi pembuluh limfe
yang mengaliri suatu
lokus inflamasi

• Organisme patogen
memasuki saluran
limfatik langsung melalui
abrasi atau luka atau
sebagai komplikasi
infeksi.

• Biasanya didahului
medscape
trauma
Limfangitis
• Pada infeksi akut teraba lunak, membengkak secara
asimetrik, dan saling berhubungan, serta kulit di
atasnya tampak erimatosa.

• Goresan merah dari daerah terinfeksi ke ketiak atau


pangkal paha
• Demam
• Nyeri lokal
• Sakit kepala
• Kehilangan nafsu makan
• Nyeri otot

Gejala khas à terdapat jejak benjolan dari bekas


trauma menuju ke KGB terdekat, demam dan
pembesaran KGB terkait
Jawaban Lainnya
• B. Dermatitis kontak alergi à morfologi lesi
tidak garis memanjang seperti di soal, ada
riwayat suatu kontak
• C. Selulitis à pyoderma, bengkak dan eritema,
batas tidak tegas
• D. Erisipelas à pyoderma, bengkak dan
eritema, batas tegas
• E. DVT à kaki biasanya sakit, bengkak dan
eritema, riwayat duduk lama (statis), trias
Virchow, homan’s sign
Homan’s sign
Nyeri yang timbul saat
dorsofleksi pasif dari kaki
30 Jadi, jawaban yang tepat adalah…

A. Limfangitis
C. Injeksi adrenaline 0.3
31 mg SC
• Perempuan, 40 tahun dengan tidak
sadar setelah injeksi antibiotik untuk
raja singa à sifilis, injeksi Penisilin à
salah satu tersering reaksi anafilaksis
• TD 70/60 mmHg, HR 133 x/min lemah,
stridor à gejala mengarah ke syok
disertai potensi sumbatan jalan napas
• Dx: syok anafilaksis

• Pengobatan?
Syok Anafilaksis
• Reaksi hipersensitivitas tipe I (IgE)
• Terjadi sistemik di seluruh tubuh
- Sistem saluran napas: hiperaktivitas
bronkus, edema laring
- Sistem kardiovaskuler: perubahan vaskuler,
vasodilatasi sistemik
- Sistem saluran cerna: mual, muntah, diare
- Mata: angioedema, konjungtivitis
- Kulit : urtikaria, angioedema
http://science.unctv.org/content/peanut-
solution-0
Resuscitation council, UK
Syok Anafilaktik
pada anak

PPK Dept. IKA FKUI/RSCM,2015


Jawaban Lainnya
• A. Resusitasi cairan RL 20 cc/kg secepatnya à
untuk syok hipovolemik
• B. Injeksi dopamine 2 mcg/min IV à untuk
penanganan syok kardiogenik
• D. Pastikan ABC terjaga baik à betul, tapi yang
diminta di soal adalah pengobatan
• E. Segera foto polos à bukan termasuk
pengobatan
Jadi, jawaban yang tepat adalah…
31
C. Injeksi adrenaline
0.3 mg SC
32 A. Troponin

• Laki-laki, 61 tahun dengan sesak 3 hari


à perhatikan onset sudah cukup lama
• EKG T inversi di II, III, aVF à arah soal
ke suatu infark miokard
Cardiac Marker

http://heart.bmj.com/content/90/1/99/F1.la
rge.jpgamp
https://ispub.com/IJANP/6/1/9057
Jawaban Lainnya
• B. LDH (lactat dehydrogenase) à tidak
spesifik, biasa pada kasus infeksi
• C. CK-MB à spesifik, naik pada onset 3 jam
dan hilang setelah 48-72 jam onset. Masih
lebih superior Troponin
• D. CPK (creatinis phosphokinase) à tidak
spesifik meningkat dalam 4-8 jam, dapat
ditemukan di hepar dan otak
• E. Mioglobin à tidak spesifik tetapi paling
cepat
32 Jadi, jawaban yang tepat adalah…

A. Troponin
33 D. Morfin

• Laki-laki, 52 tahun dengan nyeri dada


kiri 1 jam, seperti tertindih dan panas
• Riwayat rokok lama

terapi yang dapat diberikan ?


• ST elevasi pada lead II, III, aVF à dx kemungkinan STEMI
inferior
• ST depresi pada lead I dan aVR à gambaran resiprokal yang
sering ditemui pada inferior
Dasar teori
• ACS à spektrum gejala klinis PJK akibat
penurunan mendadak aliran darah ke
jantung ààiskemi miokard•Nyeri dada
• 2 dari: •Di dada, terasa berat
•Menjalar ke lengan kiri, punggung,
• Gejala Iskemik rahan
dan
g
•Gejala sistemik: mual + keringat
• Perubahan EKG dingin
Lama nyeri > 1 jam

• Kenaikan marker enzim jantung (troponin T /


CKMB)
• Tatalaksana awal : MONACO ; Morfin--
oksigen--nitrogliserin --aspirin --clopidogrel
No Segmen Jantung Lead EKG Pembuluh darah
yang mengalami
gangguan
1 Anteroseptal V1 – V4 LAD

2 Anterior V3 – V4 (kadang LAD


V2-V5)
3 Anterior ekstensif V1 – V6, I, aVL proximal left
coronary artery
4 Anterolateral V3-V6; I dan aVL left circumflex
coronary artery
5 Inferior II, III, avF right coronary
artery
6 Posterior V7-V9 right coronary
artery
Jawaban Lainnya
• A. Digoxin à inotropik positif, jarang diberikan
pada kasus akut
• B. Bisoprolol à perlu diberikan dalam 24 jam
pasca serangan, tapi bukan pada saat
terjadinya serangan
• C. Furosemid à diuretik untuk HF
• E. Adrenalin à bukan tatalaksana infark
miokard
33 Jadi, jawaban yang tepat adalah…

D. Morfin
34 E. Total AV blok

• Perempuan, 65 tahun dengan sering


pingsan
• HR 42 x/min
• Diagnosis?
EKG
SISTEMATIKA BACA 3. NILAI INTERVAL
PR
• NORMAL = 0.12 – 0.20 DETIK (3 – 5 KOTAK
KECIL)
• MEMANJANG ??? MISSING QRS?? à BLOK AV

DERAJAT 1 INTERVAL PR > 0.20 DETIK

• INTERVAL PR
TIPE 1 MEMANJANG PROGRESIF
(MOBITZ 1) • SAMPAI TERJADI
AV BLOK à GANGGUAN
DERAJAT 2
DROPPED BEATS (MISSING
KONDUKSI ATRIUM KE QRS)
VENTRIKEL • INTERVAL PR
TIPE 2 MEMANJANG TETAP
(MOBITZ 2)
• SAMPAI TERJADI
DROPPED BEATS (MISSING
DERAJAT 3 QRS)
(TOTAL AV TIDAK ADA HUBUNGAN
BLOK)
GELOMBANG P DENGAN KOMPLEKS
QRS
AV BLOK
INTERVAL PR > 0.2
DERAJAT 1
DETIK
AV BLOK
DERAJAT 2
TIPE 1

INTERVAL PR KOMPEKS
MEMANJANG QRS
PROGRESIF MISSING

AV BLOK
DERAJAT 2
TIPE 2

INTERVAL PR KOMPEKS
MEMANJANG QRS
TETAP MISSING
AV BLOK DERAJAT
3 (TOTAL AV BLOK)

TIDAK ADA HUBUNGAN


GELOMBANG P DAN QRS
Jawaban Lainnya
• A. Sinus bradikardia à irama sinus dengan HR
< 60 x/menit
• B. AV blok derajat 1 à pemanjangan interval
PR (normal 0.12 – 0.20 detik)
• C. AV blok derajat 2 Mobitz 1 à PR memanjang
progresif dengan missing QRS
• D. AV blok derajat 2 Mobitz 2 à PR memanjang
tetap dengan missing QRS
34 Jadi, jawaban yang tepat adalah…

E. Total AV Blok
B. Streptococcus
35 viridans
• Laki-laki, 30 tahun dengan cepat lelah sejak 2
minggu
• Sesak bila berjalan jauh atau harus naik tangga
• Demam hilang timbul à mulai curiga suatu
proses infeksi
• Riwayat cabut gigi à penting!
• PF opening snap di apeks jantung à mitral
stenosis

Dx: Endokarditis infektif


Etiologi?
Endokarditis infektif
• Infeksi pada endokardial jantung
• Menyebabkan gangguan pada katup (baik
insufisiensi maupun vegetasi)
• Faktor risiko tersering:
• Riwayat cabut gigi à katup mitral
• Riwayat penggunaan jarum suntik à katup trikuspid
• Etiologi tersering:
• Pada riwayat cabut gigi dan subakut à Streptokokus
viridans
• Pada riwayat penggunaan jarum suntik à
Staphylococcus aureus
Sign and Symptoms
Akut vs Subakut

Akut Subakut
• Demam tinggi • Demam tidak tinggi
• Murmur bisa tidak atau normal
terdengar di 1/3 pasien • Murmur di 99% pasien
• Progresif, sudden • Gejala lebih ringan,
onset gejala gagal mialgia, cepat lelah,
jantung tidak nafsu makan
• Etiologi tersering à • Etiologi tersering à
Staphylococcus aureus Streptococcus viridans
Jawaban Lainnya
• A. Streptococcus pneumoniae à infeksi
saluran pernapasan
• C. Staphylococcus aureus à IE pada kasus
IVDU, terdengar murmur pada katup trikuspid
• D. Cryptococcus neoformans à meningitis
• E. Haemophylus ducreyi à ulkus mole pada
genitalia
35 Jadi, jawaban yang tepat adalah…

B. Streptococcus
viridans
C. Inflamasi pembuluh
36 darah
• Lak-laki, 50 tahun dengan nyeri kaki kiri
sejak 1 hari
• Panas, berdenyut, tidak dipengaruhi
aktivitas
• Riwayat rokok lama à faktor risiko kuat
• PF: ujung jari merah kebiruan, nyeri jika
disentuh, pulsasi arteri melemah à
permasalahan pasti arteri bukan vena

Dx: tromboangitis obliterans


Etiologi?
Buerger disease
Disebut juga thromboangiitis obliterans
• Karakteristik:
• inflamasi progresif dan trombosis pada arteri dan
vena kecil dan sedang pada tangan dan kaki
• Asosiasi kuat dengan penggunaan rokok
• Gejala: nyeri,unremitting ischemic ulcerations, dan
gangren kehitaman pada jari kaki dan tangan
• Tatalaksana : berhenti merokok, debridemen

Medscape
Jawaban Lainnya
• A. Vasospasme pembuluh darah à pada kasus
Raynaud, pencetus biasa dingin
• B. Trauma yang menyebabkan diskontinuitas
tulang tungkai à fraktur
• D. Nekrosis pembuluh darah
• E. Pelebaran pembuluh darah balik à varises,
di tungkai disebut vena varikosa – lebih umum
pada wanita riwayat
postpartum/obes/menopause
36 Jadi, jawaban yang tepat adalah…

C. Inflamasi pembuluh
darah
37 D. Rontgen toraks

• Perempuan, 42 tahun dengan sesak


napas sejak 2 bulan yang memberat
dalam 2 hari
• PF TD 130/90 mmH, RR 35 x/min, JVP
naik, edema tungkai à hipertensi,
sesak, tanda kongesti

Dx: gagal jantung


Pemeriksaan penunjang?
Manifestasi klinis ADHF
Pedoman HF, PERKI, 2015
Manajemen: “LMNOP”
• L(asix) = furosemid
• M(orfin)
• Nitrat, terutama jika TD sistolik >100 mmHg
• Oksigen
• Posisi à setengah duduk/duduk

Perlu diingat bahwa pilar utama terapi gagal jantung adalah beta
blocker dan ACE inhibitor/ARB. Akan tetapi kedua obat ini tidak
diberikan pada kondisi gagal jantung yang akut.
• Batwing
appearance
• Orange:
Kerley A
• Biru: kerley
B
• Hijau:
Kerley C
Jawaban Lainnya
• A. Cek Troponin dan CKMB –> marker untuk
infark bukan gagal jantung
• B. Spirometri à diagnostic tool untuk kasus
penyakit paru obstruktif/restriktif
• C. Cek BNP à marker gagal jantung, bukan
pilihan yang tepat
• E. Ekokardiografi à bisa menilai fungsi katup
dan EF, tapi bukan penunjang yang dilakukan
pertama
37 Jadi, jawaban yang tepat adalah…

D. Rontgen toraks
38 B. VSD

• Bayi, 4 bulan dengan menyusu sebentar-


sebentar
• Kerap batuk pilek à salah satu
komplikasi penyakit jantung kongenital
• Tidak sianosis à penting, berarti R to L
bukan L to R
• PF murmur pansistolik di ICS IV linea
sternalis kiri
• Diagnosis?
PJB - Klasifikasi
Penyakit Jantung Bawaan
(PJB)

Asianoti
k Sianotik

L-R Shunt R-L shunt


PDA
ASD TOF, TGA
VSD
Ventricular septal defect (VSD)
• Left to right shunt
• LA, LV, dan PA
enlargement à
pulmonary vascular
obstructive disease à
pulmonary hypertension
(PH) à eisenmenger
syndrome
• PF: murmur pansistolik
di sela iga ke 3 dan ke 4
tepi kiri sternum
menjalar ke sepanjang
tepi kiri sternum.
Atrial Septal Defect (ASD)
• Left to right shunt
• RA, RV, dan PA enlargement
à pulmonary vascular
obstructive disease à
pulmonary hypertension (PH)
à eisenmenger syndrome
• Tidak bergejala s/d 20-30 th
• PF: Fixed split S2, sistolik
ejection murmur (relative
pulmonal stenosis [PS]), mid
diastolic murmur (relative
tricuspid stenosis [TS])
Paten Duktus Arteriosus (PDA)

• Duktus arteriosus
yang
menghubungkan
aorta dan arteri
pulmonal tidak
menutup saat lahir
• Left to right shunt
• PF: continuous
murmur
Koarktasio aorta

• Obstruksi aorta akibat


penyempitan yang
sebagian besar terletak di
distal percabangan a.
subclavia sinistra

• Cepat lelah, nyeri dada,


sakit kepala, perbedaan
tekanan darah antar
ekstremitas atas dan
bawah

• Foto thorax: rib notching


à pelebaran arteri
interkostal
Medscape
Tetralogy of Fallot (TOF)
• R-L shunt à Cyanotic
• VSD, pulmonary
stenosis, overriding
aorta and right
ventricular hypertrophy
• Cyanotic spell: biru à
sistemik perifer
resistance ↓ (nangis).
Dapat diperbaiki dengan
cara ↑ resistensi perifer
(jongkok)
• PF: single S2 (akibat
stenosis pulmonal)
•• Foto thoraks:
ejeksi sistolikboot
3/6 shape
pada sela iga II kiri à murmur akibat
stenosis pulmonal
Transposition of Great Arteries
TGA
• Kesalahan posisi à
• Aorta yang keluar dari
ventrikel kanan
• Arteri Pulmonalis yang
keluar dari ventrikel kiri
• Sianosis dari lahir
• Darah kotor dari sistemik
melewati RV dan kembali ke
sistemik
• Darah bersih dari vena
pulmonalis melewati LV dan
kembali ke arteri pulmonalis ke
paru, tanpa melewati aliran
sistemik
Transposition of Great Arteries
Signs:
• S2 tunggal dan keras à
katup aorta berada di
depan pulmonal
• Murmur (-) à tidak ada
perbedaan tekanan
bermakna di dalam
jantung setelah bayi
dilahirkan
• Foto à Egg shaped
Heart (khas untuk TGA)

Pathophysiology of heart
disease Lilly
Jawaban Lainnya
• A. ASD à fixed split S2
• C. PDA à murmur kontinu
• D. TOF à biru, squatting
• E. Koarktasio aorta à TD berbeda pada ke-4
tungkai
38 Jadi, jawaban yang tepat adalah…

B. VSD
B. Asma persisten
39 sedang
• Perempuan, 28 tahun dengan sesak
napas sejak 2 bulan terakhir
• 2-3 serangan malam per 1 minggu
• Mengganggu tidur
• Riwayat asma dan rutin salbutamol
• APE 60-80%
Klasifikasi derajat berat asma

PDPI Asma, 2003


PDPI Asma, 2003
PPK Dokter Primer, 2015
PPK Dokter Primer, 2015
Jawaban Lainnya
• A. Asma persisten berat à gejala terus2an,
sering gejala malam, APE ≤60%
• C. Asma persisten ringan à gejala >1x/minggu
tapi <1x/hari, ganggu aktivitas & tidur, APE
≥80%
• D. Asma intermitten à gejala <1x/minggu, APE
>80%
• E. Asma episodik jarang à klasifikasi lama
39 Jadi, jawaban yang tepat adalah…

B. Asma persisten
sedang
B. Atelektasis paru
40 kanan
• Laki-laki, 55 tahun dengan batuk
berdarah sejak 1 minggu à TB?
• Riwayat merokok lama
• PF TD 150/90 mmHg dan RR 23 x/min
• CXR: radioopak hemitoraks kanan
dengan trakea tertarik ke sisi kanan

Diagnosis?
Deviasi Trakea
• Trakea tertarik ke sisi paru yang bermasalah
• Atelektasis
• Fibrosis paru
• Aplasia paru
• Pneumonektomi
• Trakea terdorong menjauhi sisi paru yang
bermasalah
• Pneumotoraks
• Efusi pleura
• Keganasan
Atelektasis
• Definisi
• Ekspansi tidak lengkap/kolapsnya sebagian atau
semua bagian paru

• Etiologi :
• Obstruktif : foreign body, tumor, and mucous plugging
• Non-obstruktif
• loss of contact between the parietal and visceral pleurae à
efusi pleura, pneumotoraks
• Compression à tumor
• loss of surfactant àARDS
• replacement of parenchymal tissue by scarring or infiltrative
disease à TBC
• Medscape
• Manifestasi klinis
• Sesak napas
• Batuk
• Takikardi
• Sianosis
• Berkurangnya pergerakan dada di sisi yang sakit
• Vokal fremitus berkurang
• Penurunan suara napas satu sisi
• Ingat: atelektasis menarik jaringan di sekitarnya
sedangkan massa/cairan/udara mendorong
jaringan di sekitarnya
Jawaban Lainnya
• A. Massa paru kanan à konsolidasi di paru,
mendorong jaringan di sekitarnya
• C. Bronkitis à batuk, sputum banyak,
peningkatan corakan bronkovaskular
• D. Asma à hiperinflasi, sesak napas berulang
• E. Abses paru à kavitas dengan air fluid level
40 Jadi, jawaban yang tepat adalah…

B. Atelektasis paru
kanan
41 C. 2RHZES/RHZE/5RHE

• Laki-laki, 43 tahun dengan batuk


berdarah sejak 2 minggu à curiga TB
• Riwayat OAT 2 tahun lalu, stop di minggu
ke-5
• BTA -/-/+

Dx: TB paru BTA positif, BUKAN kasus


baru TETAPI kasus loss to follow up
Terapi?
TB Paru – Tatalaksana
Paduan OAT lini pertama
•Kategori-1 (2HRZE/4H3R3)
• Pasien baru TB paru BTA positif.
• Pasien baru TB paru BTA negatif foto toraks positif
• Pasien baru TB ekstra paru à
• lama pengobatan tergantung jenis TB ekstra paru
(meningitis 9-12 bulan, tulang 9 bulan).
• Yang berbeda adalah masa fase lanjutan
•Kategori-2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
• Pasien kambuh
• Pasien gagal
• Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat
(default)
•Kategori Anak (2RHZ/4RH)
•OAT Sisipan (RHZE) – SUDAH TIDAK DIGUNAKAN
PNPK TB Nasional, 2014
PNPK TB Nasional, 2014
Jawaban Lainnya
• A. 2RHZE/4RH à OAT kat 1, hanya pada kasus
baru
• B. 2RHZE/RHZE/4RH à OAT dengan sisipan,
sudah tidak digunakan
• D. Tunda OAT, periksa foto rontgen terlebih
dahulu à tidak perlu penegakan dx dengan
foto selama BTA sudah +
• E. Terapi antibiotik non-OAT à jika memang
BTA -/-/-
41 Jadi, jawaban yang tepat adalah…

C. 2RHZES/RHZE/5RHE
42 B. Pink puffer
• Laki-laki, 45 tahun dengan sesak napas
sejak 6 bulan memberat 3 hari ini
• Perokok berat à risk factor PPOK
• PF tampak kurus, pursed lip breathing,
barrel chest
• CXR jantung pendulum, hiperinflasi, corak
bronkovaskular turun

Dx: PPOK (Emfisema)


Gambaran klinis yang khas pada pasien?
Penyakit Paru Obstruktif
Kronik
• Definisi: • Manifestasi Klinis:
• Hambatan aliran udara • Sesak progresif, persisten,
yang tidak sepenuhnya memberat dengan aktivitas,
reversibel, progresif, berat, sukar bernapas
berhubungan dengan • Batuk kronik
respon inflamasi paru
terhadap partikel/gas • Batuk kronik berdahak
berbahaya, disertai efek • Riwayat faktor risiko
ekstraparu
• Gabungan antara obstruksi
saluran napas kecil & • Pemeriksaan Penunjang:
kerusakan parenkim • Spirometri
• DPL & AGD
• Faktor Risiko: • Radiologi toraks
(hiperinflasi/hyperaerated
• Asap rokok, polusi udara, lungs, hiperlusens, ruang
stres oksidatif, genetik, retrosternal melebar,
tumbuh kembang paru, diafragma mendatar,
sosial ekonomi jantung pendulum)
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
Foto toraks PPOK
dijumpai:
• Hiperinflasi/Hiperluse
n
• Diafragma mendatar
• Corakan
bronkovaskuler
meningkat
• Jantung pendulum
Tatalaksana PPOK
Tatalaksana eksaserbasi akut
• Antibiotik à makrolid
• Bronkodilator à inhalasi (IV + inhalasi jika di
ranap), B-2 agonis = antikolinergik
• Xantin utk memperkuat otot diafragma
• Kortikosteroid à min. derajat sedang,
prednisone 30 mg/hari 1-2 minggu
• Ventilasi mekanik à hanya pada eksaserbasi
berat

PPOK. PDPI, 2003


Jawaban Lainnya
• A. Blue bloater à bronchitis kronik
• C. Clubbing finger à tanda sianosis
• D. Silent chest à serangan asma yang
mengancam nyawa
• E. Stocky build à blue bloater
42 Jadi, jawaban yang tepat adalah…

B. Pink puffer
43 A. 4

• Anak, 6 tahun dengan batuk 2 minggu


• Ibu TB BTA (+) sedang konsumsi OAT
• PF tampak pembesaran KGB di ketiak
http://www.ichrc.org/481-tuberkulosis-diagnosis
• Prinsip: skor > 6 + gejala klinis mendukung
diberikan OAT

• Kurang dari itu, lihat apakah perlu diberikan


kemoprofilaksis atau tidak, syaratnya:
• Ada paparan TB à kemoprofilaksis primer (INH 6
bulan)
• Ada bukti infeksi(mantoux (+) ) à kemoprofilaksis
sekunder (INH 6-9 bulan)
• Hal yang perlu dilakukan: bila anak skor TB kurang
dari 6, tex mantoux untuk cari tahu bukti infeksi. Bila
negatif dan belum di BCG, vaksin BCG selama
umurnya belum sampe 5 tahun. Kalau positif kasih
kemoprofilaksis sekunder

• Jika anak-anak di atas 5 tahun, TANPA


kecurigaan HIV, umumnya anak diobservasi
saja (lihat algoritma di samping) !
43 Jadi, jawaban yang tepat adalah…

A. 4
44 C. Efusi pleura
• Laki-laki, 60 tahun dengan batuk berdahak
dan sesak napas sejak 2 bulan lalu
• Perubahan warna sputum (+) à arah
pneumonia?
• PF perkusi paru kanan pekak à sesuatu
padat/cair?
• PF auskultasi ada ronki à infeksi
pneumonia?
• CXR: radiolusen setengah lapang paru
dengan sudut kostofrenik tumpul
• Diagnosis?
Efusi pleura
• Sudut kostofrenikus
menghilang
• Meniskus sign (+) à
concave surface of
the fluid level due to
surface tension with
pleura
• Densitas homogen
• Hilangnya siluet
jantung dan
diafragma
Analisis cairan pleura
• Normal: • Purulen: empyema
• Jernih • Bau busuk: anaerobic
• pH 7.60-7.64 empyema
• Protein < 2% (1-2 g/dL) • Seperti susu, opalescent:
• WBC < 1000/mm3 chylothorax
• Glukosa sama dengan • Darah (Grossly bloody
plasma
• LDH < 50% nilai plasma fluid): trauma, keganasan,
asbestosis
• Ht cairan pleura > 50% à
hematothorax
• Hitam: Aspergillus niger,
Rizopus
oryzae, melanoma
maligna, Ca paru
• Kuning (seroxantokrom)
à TBC

Medscape, 2016
Light Criteria for Pleural
Effusion
Jawaban Lainnya
• A. Pneumotoraks à gambaran radiologi
berupa hiperlusen dengan pleural line
• B. Karsinoma paru à ada tanda-tanda
penurunan BB, batuk berdarah radiologi
terdapat lesi radioopak yang mendorong
trakea
• D. Pneumonia à infiltrat, demam, batuk
berdahak
• E. PPOK à riwayat rokok, jantung pendulum
dan hiperinflasi
44 Jadi, jawaban yang tepat adalah…

C. Efusi pleura
B. Gambaran kistik multiple
45 kecil di lapang paru dikelilingi
infiltrat
• Laki-laki, 60 tahun dengan batuk berdahak dan
sesak napas sejak 2 bulan lalu
• Perubahan warna sputum (+) à arah pneumonia?
• PF perkusi paru kanan pekak à sesuatu
padat/cair?
• PF auskultasi ada ronki à infeksi pneumonia?
• Dahak 3 lapis à khas!
• CXR: radiolusen setengah lapang paru dengan
sudut kostofrenik tumpul

Dx: Bronkiektasis
Gambaran radiologi?
Bronkiektasis
Bronkiektasis adalah Pemeriksaan Fisis
pelebaran abnormal • Ronki basah, ronki kering,
bronkus ukuran medium mengi
disertai destruksi jaringan
dinding bronkus, umumnya Pemeriksaan Penunjang
akibat infeksi lama.
• X-ray dan CT-scan:
honeycombing
DIAGNOSIS
Anamnesis TATA LAKSANA
• Batuk kronik produktif, • Antibiotik
dahak tiga lapis
• Terapi dada
• Hemoptisis
• Sesak napas
• Malaise

• Medscape
Pemeriksaan Radiologi
• CT scan
• Foto Thorax
Jawaban Lainnya
• A. Hiperinflasi paru disertai jantung pendulum
à PPOK
• C. Gambaran radioopak berbentuk segitiga
pada lapang paru, hiperlusen, dan deviasi
trakea à atelektasis
• D. Infiltrat pada daerah perihilar à pneumonia
• E. Sudut kostofrenikus yang tumpul disertai
adanya pus à radiologi tidak bisa mengetahui
itu pus atau bukan
45 Jadi, jawaban yang tepat adalah…

B. Gambaran kistik multipel


kecil di lapang paru dikelilingi
infiltrat
46 E. Koamoksiklav PO

• Perempuan, 33 tahun dengan sesak


napas dan batuk sejak 5 hari lalu
• RR 28 x/min dan suhu 39 C
• PF adanya ronkhi pada lapang paru kiri
• Tidak ada riwayat penyakit lain pada
pasien

Dx: pneumonia
Pneumonia
• Definisi : suatu peradangan pada parenkim paru,
distal dari bronkiolus terminalis, yang
disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus,
jamur, parasit)
• Etiologi :
• Pneumonia komuniti à gram positif : tersering
Streptoccocus pneumonia
• Pneumonia nosokomial à gram negatif : klebsiella
pneumonia, haemophilus influenza, pseudomonas
auruginosa
• Pneumonia atipikal à chlamydia, legionella,
mycoplasma

http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf
Klasifikasi
• Berdasar klinis dan epidemiologis
• CAP
• Pneumonia nosokomial
• Pneumonia aspirasi
• Pneumonia pada imunokompromais
• Berdasar bakteri penyebab
• Pneumonia bakterial / tipikal
• Pneumonia atipikal
• Pneumonia virus
• Pneumonia jamur
• Berdasar predileksi infeksi
• Pneumonia lobaris
• Bronkopneumonia
• Pneumonia interstisial

• Pedoman pneumonia PDPI


Diagnosis Pneumonia
Diagnosis pasti:
• Foto toraks à infiltrat baru atau infiltrat
progresif + dengan 2 atau lebih gejala di
bawah:
• Batuk-batuk bertambah
• Perubahan karakteristik dahak/ purulen
• Suhu tubuh ≥ 38°C (aksila)/ riwayat demam
• Ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara nafas
bronkial dan ronki
• Leukosit ≥ 10.000 atau < 4500
PNEUMONIA TIPIKAL DAN ATIPIKAL
Tanda dan gejala P. atipik P. tipik
Onset Gradual Akut
Suhu Kurang tinggi Tinggi, menggigil
Batuk Non produktif Produktif
Dahak Mukoid Purulen
Gejala lain Nyeri kepala, mialgia, sakit Jarang
tenggorokan, suara parau,
nyeri telinga

Gejala lain di luar paru Sering Lebih jarang

Pewarnaan gram Flora normal atau spesifik Gram (+) atau (-)

Radiologis “patchy” atau normal Konsolidasi lobar lebih tinggi

Laboratorium Leukosit normal kadang rendah Lebih tinggi

Gangguan fungsi hati sering Jarang

http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf
Skor PORT
Indikasi rawat inap:

• Skor PSI 70
• Skor PSI < 70 , tapi
dijumpai salah satu
kriteria ini:
• Frekuensi napas >
30/menit
• Pa02/FiO2 <250
mmHg
• Foto toraks infiltrat
multilobus
• TD sistolik < 90 mmHg
• TD diastolik < 60
mmHg
• Pneumonia pada
pengguna NAPZA
Indikasi rawat intensif : paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor (membutuhkan ventalasi
mekanik dan membutuhkan vasopressor > 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala
minor (Pa02/FiO2 kurang dari 250 mmHg, foto toraks paru menunjukkan kelainan
bilateral, dan tekanan sistolik < 90 mmHg).
Faktor Modifikasi
Jawaban Lainnya
• A. Eritromisin PO à bukan pilihan antibiotik
utama pada kasus pneumonia, menurut
guideline pneumonia nasional
• B. Ceftriaxone IM à bukan drug of choice
• C. Metronidazol PO à antiprotozoa
• D. Levofloxacin IV à florokuinolon respirasi,
digunakan jika kasus rawat inap
Jadi, jawaban yang tepat adalah…
46
E. Koamoksiklav PO
C. Pertusis
47 paroksismal
• Anak, 15 bulan dengan batuk kering
sejak 2 minggu
• Demam naik turun dan muntah
• Whoop pada akhir inspirasi

Dx: pertussis
Fase penyakit pada kasus ini?
Pertusis
• Diagnosis: klinis (batuk persisten, whooping
cough, konjungtiva kemerahan).
Pertusis
• Etiologi: Bordetella pertusis

http://www.cdc.gov/pertussis/images/pertussis-
• Tatalaksana • Perawatan penunjang
• Antibiotik: azitromisin 10 • Hindarkan sejauh mungkin
segala tindakan yang dapat
mg/kgBB selama 5 hari, merangsang terjadinya batuk
eritromisin oral (12.5 • Jangan memberi penekan
mg/kgBB/kali, 4 kali sehari) batuk, obat sedatif, mukolitik
selama 10 hari atau jenis atau antihistamin.
makrolid lainnya. • Obat antitusif dapat diberikan
bila batuk amat sangat
• Oksigen: bila pernah terjadi mengganggu.
sianosis atau berhenti napas • Jika anak demam (≥ 39º C) yang
atau batuk paroksismal dianggap dapat menyebabkan
berat. distres, berikan parasetamol.
• Beri ASI atau cairan per oral.
• Tatalaksana jalan napas: Jika anak tidak bisa minum,
Selama batuk paroksismal, pasang pipa nasogastrik dan
letakkan anak dengan posisi berikan makanan cair porsi
kepala lebih rendah dalam kecil tetapi sering untuk
memenuhi kebutuhan harian
posisi telungkup, atau miring, anak.
untuk mencegah aspirasi
muntahan dan membantu PPM IDAI, Jilid 2
pengeluaran sekret.
Jawaban Lainnya
• A. Pertusis kataral à pilek, batuk, lowgrade
fever
• B. Pertusis inisiasi à tidak ada istilah ini
• D. Pertusis konvalesensi à recovery gradual,
batuk mulai menurun
• E. Pertusis rekonvalesensi à tidak ada istilah
ini
47 Jadi, jawaban yang tepat adalah…

C. Pertusis
paroksismal
48 D. Chest thrust

• Bayi, 11 bulan dengan sesak napas


setelah tersedak kacang à usia dibawah
1 tahun!
• Anak sadar dan klinis sesak
• Stridor (+)
• Dokter menepuk-nepuk punggung bayi
beberapa kali tapi tidak ada perbaikan
à back blow
A
< 1 tahun :
chest
thrust
>=1 tahun :
abdominal
thrust/Hei
mlich
CHOKING :
Tindakan awal à back blow (bila
pasien sadar)
Jawaban Lainnya
• A. Abdominal thrust à nama lain dari
maneuver heimlich
• B. Kompresi dada à jika anak tidak sadar
• C. Back blow à sudah dilakukan
• E. Manuver Heimlich à pada anak >= 1 tahun
atau dewasa setelah 5 kali back blow bila
obstruksi masih tetap maka dilakukan
maneuver Heimlich
48 Jadi, jawaban yang tepat adalah…

D. Chest thrust
B. Asma persisten
49 ringan
• Anak, 10 tahun dengan sesak berulang
• 3x serangan dalam 1 bulan
• Bunyi ngik-ngik

• Diagnosis?
• Asma Anak
• Diagnosis asma prinsipnya terbagi 3, yi.
• Diagnosis seberapa berat SERANGAN asma
• Diagnosis derajat asma-nya secara keseluruhan
(sebelum mendapat pengobatan)
• Diagnosis derajat asma-nya secara keseluruhan
SETELAH pengobatan
Klasifikasi untuk serangan (PADA SAAT AKUT)
Ingat, kriteria klasifikasi derajat asma pada anak
dan dewasa BERBEDA sekalipun bahasa sama!
49 Jadi, jawaban yang tepat adalah…

B. Asma persisten
ringan
50 D. Streptomisin

• Laki-laki, 30 tahun dengan pusing


berputar sejak 1 minggu lalu
• Dicetuskan bangun tidur atau berjalan
jauh
• Kadang disertai pandangan gelap
• Sedang pengobatan TB + suntik à
berarti kategori 2
PNPK TB Nasional, 2014
50 Jadi, jawaban yang tepat adalah…

D. Streptomisin
D. Carpal Tunnel
51 Syndrome
• Nyeri pada pergelangan tangan kanan
• Kebas hingga jari-jari tangan
• Tukang gado-gado
• Nyeri menjalar dan kesemutan dari
pergelangan tangan ke ujung jari setelah
menekuk pergelangan tangan selama 60 detik.

• Diagnosis ?
Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
• Akibat kompresi
nervus medianus à
timbul gejala
kesemutan, baal,
maupun nyeri di 3 jari
sisi palmar.
• Bisa disertai atrofi
otot thenar.
Tanda Tinel, Tes phalen
TATALAKSANA
• Terapi awal : wrist splint pada malam hari 3-4
minggu
• Bila gagal dengan terapi awal à injeksi steroid
intralesi dengan dipandu USG.
• Obat oral seperti NSAID, pregabalin,
gabapentin (kontroversial à ada referensi
yang mengatakan tidak berbeda bermakna
dengan plasebo)
• Bedah dekompresi (pada kasus berat
berdasarkan klinis dan pemeriksaan).
Klasifikasi
http://www.csp.org.uk/sites/files/csp/imagecache/main_content_260_wide/car
pal_tunnel_sleeping_splint.jpg
Pilihan Lain
• A. Tendinitis de Quervain à radang/kompresi
tendon ibu jari akibat pemakaian ibu jari
berulang, tes finkelstein (+)
• B. Polineuropati DM à parestesia stocking and
gloves
• C. Guyon Tunnel Syndrome à kompresi nervus
ulnaris, kesemutan dan baal di jari kelingking
dan jari manis
• E. Tarsal Tunnel Syndrome à kompresi nervus
tibialis posterior, nyeri di ankle medial, tumit
hingga telapak kaki.
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
D. Carpal Tunnel
51 Syndrome
D. Stroke iskemik tipe
52 trombotik
• Kelemahan anggota gerak sesisi, memberat
sejak 2 jam terakhir.
• Riwayat dislipidemia dan diabetes
• Hemiparese kiri
• CT scan non kontras tidak didapatkan lesi
hiperdens.

• Apa diagnosis yang tepat?


Stroke: Kelainan neurologis fokal maupun global, bertahan lebih dari 24 jam karena masalah serebrovaskular

Stroke iskemik Vs Stroke hemoragik


• Etiologi: • Etiologi: perdarahan
Trombus : faktor risikonya intraserebral
aterosklerosis (dislipidemia, DM) • Klinis:
Emboli : faktor risikonya – defisit neurologis akut
gangguan irama jantung. – penurunan kesadaran
• Klinis: – nyeri kepala
• defisit neurologis akut – muntah proyektil
• kesadaran umumnya tidak – tanda lesi UMN, hipertensi,
menurun hiperthermi
• tanda lesi UMN
CT Scan non kontras: area
(hiperrefleks, ada refleks
patologis) hiperdens di serebrum

• CT Scan non kontras :area Updates AHA/ASA Stroke Recommendations


hipodens serebrum
TATALAKSANA

Stroke Iskemik Stroke hemoragic


• rTPA (0.9 mg/kg) • Perbaiki faal
dalam 3 jam / hemostasis:
endovaskular
fibrinolisis menangani hipertensi
• Waspada pasien • Antivasospasme
konsumsi anti faktor Xa
• Streptokinase tidak • Operatif bila indikasi
dianjurkan
• Perdarahan > 30 cc
• Antikoagulan tidak
harus segera diberikan • Ancaman herniasi
• Antiplatelet: Aspirin, • Perdarahan serebelum
clopidogrel • hydrosefalus
Pilihan Lain
• A. Perdarahan subdural à adanya gambaran
perdarahan berbentuk bulan sabit dari hasil CT
scan
• B. Stroke hemoragik à biasanya ada tanda TIK
meningkat, gambaran hiperdens pada CT scan.
• C. Perdarahan subaraknoid à nyeri kepala
hebat, kaku kuduk (+), gambaran hiperdens
mengisi sisterna seperti bintang.
• E. Stroke iskemik tipe embolik à stroke
iskemik onsetnya langsung memberat, faktor
risikonya atrial fibrilasi
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
D. Stroke iskemik tipe
52 trombotik
53 D. N. trigeminalis
• Nyeri yang dirasakan di daerah pipi
• Hilang timbul seperti ditusuk kadang seperti
disetrum dan kadang terasa seperti dibakar.
• Bila pasien mengunyah atau menggosok gigi.

• Kondisi pasien ini terkait dengan kelainan


persarafan?
Neuralgia trigeminal (tic douloureux)
• Sindrom nyeri pada wajah yang
rekuren dan kronik
• Gejala dan tanda: nyeri wajah
unilateral, biasanya sisi wajah
kanan, seperti tertusuk,
mengikuti distribusi nervus
trigeminus (N.V)à biasanya
menjalar ke area maksila atau
mandibula
Frekuensi serangan bervariasi dari
<1x/hari sampai >10 kali/jam à ratusan
kali/hari
Pemicu:
Mengunyah, berbicara, tersenyum
Minum minuman dingin/panas
Sikat gigi, bercukur
Terpajan udara dingin
Manajemen
• Pemberian antikonvulsan
• Karbamazepin: tatalaksana lini pertama untuk
kasus trigeminal neuralgia.
• Dosis: inisial dengan 200 mg/hari terbagi dalam 1-2 dosis,
dosis pemeliharaan umumnya 400-1200 mg/hari terbagi
dalam 2 dosis
• Alternatif: okskarbamazepin, topiramat, lamotrigin

• Tidak responsif dengan farmakologi:


dekompresi mikrovaskular (bedah saraf) dan
terapi ablatif
Jadi, kelainan saraf pasien ini
adalah…
53
D. N. trigeminalis
54 B. Ibuprofen
• Nyeri di sekeliling kepala seperti ditekan
• Tanpa mual dan muntah
• Hilang timbul terutama saat sedang banyak
pekerjaan di kantor.

• Apa tatalaksana yang paling tepat pada kasus


di atas?
Nyeri kepala primer: TTH vs
migraine vs cluster
Tatalaksana nyeri
kepala
Tension headache
Akut: NSAID (ibuprofen adalah DOC), aspirin, dan parasetamol
Preventif: antidepresan trisiklik (amitriptilin atau nortriptilin)

Migraine headache
hindari pencetus
terapi abortif:
non spesifik: acetaminofen, NSAID
spesifik: triptan, ergotamine, DHE
Bila tidak respon à opioid
Terapi preventif : propanolol, amitriptilin, as valproat.

Cluster headache
Akut: oksigen 7-10 lpm
Preventif: Calcium channel blockers (verapamil), amitriptilin
Kriteria
diagnostik TTH
Pilihan Lain
• A. Gabapentin
• C. Amitriptilin
• D. Ergotamin à tatalaksana akut migrain
• E. Oksigen 100% 10 lpm à tatalaksana akut
sakit kepala kluster
Jadi, tatalaksana pasien ini
adalah…
54 B. Ibuprofen
B. Guillian Barre
55 syndrome
• Kelumpuhan pada awalnya dirasakan pada
kedua kaki yang kemudian terus menjalar ke
kedua tangan.
• Riwayat diare berdarah 3 minggu sebelumnya.

• Diagnosis ?
• Mekanisme : autoantibodi yang memicu
demielinisasi saraf tepi.
• Faktor Risiko
• Infeksi : C. jejuni (diare berdarah), EBV (batuk dan
pilek), mycoplasma
• Gejala
• Kelemahan, kesemutan, bilateal
• Kerusaka otonom
• Krusakan nervus kranial
• Gagal napas

• Terapi
• Plasma Exchange
• IVIG 400mg
• Steroid
Pilihan Lain
• A. Miastenia gravis à ptosis, kelemahan otot
progresif, akibat autoantibodi pada reseptor
asetilkolin di neuromuscular junction
• C. Hernia nukleus pulposus à nyeri punggung
menjalar ke bawah, tanda lasseque (+)
• D. Amiotrofik lateral sklerosis à kelumpuhan
tipe UMN dan LMN
• E. Multipel sclerosis à autoimun,
demielinisasi SSP, gejala awal : diplopia,
tinitus, kelumpuhan motorik, gangguan
autonom (BAB,BAK)
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
B. Guillian Barre
55 syndrome
56 C. Tanda Lhermitte
• Nyeri di area leher yang menjalar hingga bahu.
• Nyeri hilang timbul
• Keluhan memberat terutama saat sedang
memanggul benda berat di punggungnya.

• Apa gambaran klinis yang dijumpai pada


pemeriksaan?
Cervical Radiculopathy
• Nyeri dan gejala neurologis
karena terjepitnya saraf yang
keluar dari vertebra servikal
• Sebab
• Herniasi diskus atau bone spur
• Paling sering mengenai:
•C7 dan C6
• Pemeriksaan
•X Ray
•CT scan
•MRI
Spurling test/ lhermitte à
nyeri menjalar
Pilihan Lain
• A. Tanda brudzinski à salah satu tanda
rangsang meningeal
• B. Tanda Lasseque à salah satu tanda
rangsang meningeal, dapat juga dijumpai pada
HNP
• D. Tanda Bragard sicard à pemeriksaan fisik
lanjutan setelah tes lasseque pada HNP
• E. Tanda wartenberg à pada miastenia gravis
Tes Laseque à nyeri saat ekstensi
tungkai,
Lalu dilanjutkan dengan tes bragard
sicard à tungkai diturunkan lalu
dorsofleksi
Jadi, tanda khas pasien ini
adalah…
56
C. Tanda Lhermitte
57 A. Meningitis bakterialis
• Anak 6 bulan lemas dan malas menyusu
• Kejang kelojotan seluruh tubuh
• Demam 39,4, ubun-ubun besar tampak
membonjol, dan refleks cahaya kedua mata
asimetris.

• Apa diagnosis yang tepat ?


Gambaran Klinis Neonatal
Meningitis
• Tanda yang cukup spesifik: kejang, ubun-ubun
membonjol
• Tanda umum: letargis, rewel, minum
berkurang, tangisan melengking, episode
apneu
Buku Saku Panduan pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. WHO. 2005
Buku Saku Panduan pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. WHO. 2005
Etiologi
Cairan Serebrospinal pada Infeksi SSP
Bacterial Viral TBC Encephalitis Encephalopa
meningitis meningitis meningitis Viral thy

Tekanan ↑↑ Normal/↑ ↑ ↑ ↑

Makros. Keruh Jernih Xantokrom Jernih Jernih

Lekosit > 1000 10-1000 500-1000 10-500 < 10

PMN (%) +++ + + + +

MN (%) + +++ +++ ++ -

Protein ↑↑ Normal/↑ ↑ Normal Normal

Glukosa ↓↓ Normal ↓↓ Normal Normal

Gram /Rapid Positif Negatif Negatif Negatif Negatif


T.

Sumber :
Pilihan Lain
• B. Acquired protrombin complex deficiency
(APCD) à defisiensi vitamin K pada bayi baru
lahir, perdarahan intrakranial à ubun ubun
menonjol
• C. Kejang demam sederhana à kejang demam
seluruh tubuh, tidak berulang dalam 24 jam,
berlangsung singkat
• D. Kejang demam kompleks
• E. Tetanus neonatorum à mulut mencucu, tali
pusat kotor, opistotonus.
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…

57 A. Meningitis bakterialis
58 C. Penyakit parkinson
• Kedua tangan terus gemetaran
• Kaki kanan terasa kaku dan kram. Sulit untuk
bergerak cepat.
• Tremor pada saat kedua tangan tidak
digerakkan dan berkurang ketika akan meraih
benda. Pill rolling tremor (+).

• Apa diagnosis yang tepat ?


Patofisiologi Parkinson
Disease
Manifestasi Klinis Parkinson
Karakteristik : TRAP
- Tremor saat istirahat à khas: pill rolling
- Rigiditas à khas: fenomena cog wheel (roda
pedati)
- Akinesia
- Postural instability
- Jalan langkah kecil
- Muka seperti topeng
TATALAKSANA
Pilihan Lain
• A. Penyakit huntington à kerusakan nukleus
kaudatus, demensia + korea
• B. Sindrom horner à gangguan ganglion
servikalis , ptosis + miosis + anhidrosis
• D. Demensia dengan badan lewy à adanya
gejala demensia disertai dengan parkinson
• E. Stroke serebelum à manifestasi berupa
gangguan keseimbangan (disdiadokokinesia,
tremor intensi)
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…

58 C. Penyakit parkinson
59 B. Demensia vaskular
• Tidak lagi mengenali anak dan cucu nya
• Merasa asing ketika dikunjungi keluarganya.
• Sering lupa bahwa pasien sudah mandi
• Sering tersesat sehingga tidak lagi sanggup
membayar tagihan listrik sendiri
• Riwayat perubahan perilaku disangkal
• Riwayat HT dan DM tidak terkontrol.

• Apa diagnosis yang paling tepat pada kasus di


atas?
Tipe demensia
Pilihan Lain
• A. Mild Cognitive Impairment à belum ada
hendaya aktivitas, pemerisaan MMSE namun
sudah menunjukkan abnormalitas.
• C. Demensia alzheimer à ada keluhan serupa
di keluarga, atrofi lobus temporoparietal
• D. Demensia frontotemporal à penyakit pick,
atrofi lobus frontotemporal, ada perubahan
kepribadian, gangguan bahasa
• E. Demensia dengan badan Lewi à pada tahap
akhir pasien parkinson.
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…

59 B. Demensia vaskular
D. Umum Absans
60 Tipikal
• Sering terlihat pandangannya kosong, bengong
• Keluhan berulang hingga 10x sehari selama
beberapa detik, mendadak, kemudian normal
kembali.
• Pasien tampak tidak sadar akan kejadian
tersebut.

• Apa jenis epilepsi yang paling tepat pada


kasus di atas?
Tipe-tipe Bangkitan Kejang
Kejang parsial (fokal) : Bermula SATU HEMISFER
• Sederhana : Tidak ada penurunan kesadaran.
Gejala bisa sensoris, motoris, otonom, atau psikis.
• Kompleks : Ada penurunan kesadaran (amnesia).
Gejalanya biasanya berupa bengong mendadak yang
diikuti dengan aura, automatisme dan kebingungan
pasca-serangan.
• Kejang tonik-klonik umum sekunder : kejang
parsial yang berlanjut menjadi kejang tonik klonik
umum
Kejang umum
Kejang umum : berasal dari DUA HEMISFER

• Absens/lena (petit mal) : Bengong mendadak, tanpa aura,


umumnya tanpa kebingungan pasca-serangan, bisa disertai
automatisasi maupun tidak.
• Mioklonik : kedutan motorik tidak teratur à Jerking
movement
• Klonik : kedutan motorik teratur
• Tonik : ekstensi atau fleksi mendadak pada kepala, badan,
atau ekstremitas
• Tonik-klonik umum primer (grand mal) : berawal sebagai
ekstensi tonik ekstremitas atas dan bawah beberapa detik,
kemudian menjadi gerakan klonik ritmik, kebingungan
pasca-serangan , maupun kelumpuhan pasca serangan.
• Atonik : Tonus tubuh hilang mendadak (pasien tiba-tiba
jatuh)
Pilihan Lain
• A. Parsial Sederhanaà kejang fokal, pasien
sadar
• B. Umum Mioklonik à pasien sadar, gerakan
kejang menyentak seperti melempar barang.

• C. Parsial Kompleks à pasien tidak sadar, ada


aura, automatisasi, amnesia postiktal.
• E. Umum Absans Atipikal à seperti absans,
tetapi setelah bengong, pasien bingung.
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
D. Umum Absans
60 Tipikal
A. Lesi hiperdens
61 bikonveks
• Penurunan kesadaran setelah jatuh dari
sepeda motor.
• Pasien sempat pingsan namun segera bangun
kembali, namun tiba-tiba pasien jatuh pingsan.
• Pada pemeriksaan kaku kuduk (-), jejas di
temporal (+).

• Apa hasil CT-scan yang Anda harapkan pada


kasus di atas?
Pilihan Lain
• B. Lesi hiperdens seperti bulan sabit à
perdarahan subdural
• C. Lesi hiperdens pada parenkim otak à
perdarahan intraserebral
• D. Lesi hiperdens pada sisterna otak à
perdarahan subaraknoid
• E. Lesi hipodens à bukan menunjukkan
perdarahan otak akut
Perdarahan subaraknoid
Jadi, gambarannya adalah…
A. Lesi hiperdens
61 bikonveks
62 B. Metilprednisolon IV
• Jatuh saat sedang berkuda oleh teman-
temannya.
• Tidak bisa menggerakkan kedua kakinya.
Pasien juga tidak bisa merasakan ujung-ujung
jari kedua kakinya.

• Apa kortikosteroid pilihan utama pada kasus


ini?
Preventing
secondary spine
injury. Primary
injury is inevitable
Efektif Bila diberikan dalam 8
jam sejak trauma medspin*

Kontroversial, beberapa referensi tidak menyarankan pemberian steroid


pada trauma tajam / penetrasi pada medspin
Jadi, tatalaksana pasien ini
adalah…
62
B. Metilprednisolon IV
D. Polineuropati distal
63 simetris
• Kesemutan yang menjalar dari pangkal paha
hingga ibu jari kaki.
• Rasa nyeri seperti tertusuk jarum terutama
pada malam hari.
• Riwayat DM tidak terkontrol.

• Apa mekanisme mendasari keluhan pasien?


Komplikasi DM à Neuropati
Pola neuropati DM
TATALAKSANA
Jadi, mekanismenya adalah…

63 D. Polineuropati distal
simetris
64 A. Tetanus neonatarum
• Bayi neonatus kejang
• Demam, mulut mencucu seperti ikan
• Riwayat persalinan oleh dukun paraji
• Suhu 38,2 C HR 118x/menit, UUB tidak
menonjol.

• Diagnosis yang paling tepat pada kasus di atas


adalah?
Grading Tetanus

Disfungsi otonom : sympathetic overactive à TD


naik, nadi naik bergantian dengan hipotensi
Tatalaksana
• IVFD Dextrose 5%: RL = 1:1 per 6 jam
• Kausal
• Anti toksin tetanus
• ATS 20.000 IU/ im 3- 5 hari
• HTIg 500 -3.000 IU single dose
• Antibiotik
• Metronidazol 500 mg/ 8 jam
• Ampisilin 1 gr/8 jam
• Penanganan luka
• Simtomatis dan suportif
• Diazepam 10 mg IV, bisa dulang à maintenance 100 mg/ 500 cc (10-12
mg/kgBB) drip + bolus tiap kejang sampai 48 jam bebas kontraksi
tetanus
• Oksigen
• Nutrisi TKTP
Pilihan Lain
• B. Sepsis neonatorum onset dini à gejala
sepsis muncul saat usia bayi < 72 jam
• C. Sepsis neonatorum onset lanjut à gejala
sepsis muncul saat usia bayi >= 72 jam
• D. Meningitis bakterialis à kejang, kaku
kuduk, ubun ubun menonjol
• E. Defisiensi vitamin K à memicu perdarahan
intrakranial, pada bayi yang tidak mendapat
suntikan vitamin K
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…

64 A. Tetanus neonatarum
65 C. Afasia Broca
• Gangguan bicara.
• Dapat memahami instruksi saat pemeriksaan
• Tidak bisa mengucapkan kata/kalimat dengan
baik.
• Tidak dapat mengulang kalimat yang
diucapkan dokter.

• Diagnosis pada pasien ini adalah?


Jadi, diagnosis pasien ini adalah…

65 C. Afasia Broca
A. Dislokasi artikulatio
66 glenohumerus
• Nyeri bahu kiri sehingga tidak bisa
mengangkat lengan kirinya.
• ROM sendi glenohumerus terbatas, kontur
bahu (-) Krepitasi (-).

• Apa diagnosis yang paling mungkin pada


kasus di atas?
Dislokasi artikulasio
glenohumerus
Pilihan Lain
• B. Fraktur klavikula à krepitasi
• C. Fraktur humerus à krepitasi
• D. Dislokasi os servikal
• E. Rotator cuff syndrome à cedera pada otot
supraspinatus, infraspinatus, teres minor,
subscapularis à gangguan ROM aktif dan
pasif, tes appley scratch
Jadi, diagnosisnya adalah…
A. Dislokasi artikulatio
66 glenohumerus
67 D. Galeazzi fracture
• Terjatuh dengan menopang menggunakan
tangannya.
• Fraktur os radius distal dan dislokasi radio-
ulnar di distal.

• Apa diagnosis yang paling tepat pada pasien


ini?
• Montegia • Galeazzi
Smith
Colles
• Fraktur distal radius,
• Fraktur distal radius, Displace anterior,
Displace posterior , Angulasi ventral/
Angulasi dorsal palmar
• Jatuh dengan • Jatuh dengan
pergelangan tangan pergelangan Tangan
dalam ekstrensi dalam fleksi
(dorsofleksi) (palmarfleksi)
Colles vs Smith
Pilihan Lain
• A. Colles fracture à deformitas dinner fork,
fraktur radius distal, angulasi dorsal
• B. Smith fracture à deformitas spade, fraktur
radius distal, angulasi ventral
• C. Monteggia fracture à fraktur ulna
proksimal + dislokasi
• E. Humerus fracture
Jadi, diagnosisnya adalah…

67 D. Galeazzi fracture
68 C. ORIF
• Bengkak dan nyeri pada paha kanan karena
tertabrak motor
• Panjang kaki kanan dan kiri berbeda
• Fraktur 1/3 proximal femur dextra dan
displacement (+).

• Tatalaksana yang paling definitif untuk kasus


di atas?
Pilihan Lain
• A. Skin traksi à terapi sementara dan pasca operasi;
walaupun saat ini tidak banyak digunakan
• B. Skeletal traksi à terapi sementara dan pasca
operasi; walaupun saat ini tidak banyak digunakan
• D. External fiksasi à bila fraktur dan hemodinamik
tidak stabil; namun bukan penatalaksanaan terbaik
• E. Long leg back slab à tidak memberikan kekuatan
fiksasi yang kuat, untuk fraktur tibia/fibula masih
memungkinkan
Jadi, tatalaksananya adalah…

68 C. ORIF
B. Dislokasi panggul
69 anterior
• Nyeri muncul ketika pasien menendang bola
• Saat menendang pasien merasa ada sensasi
bunyi.
• Pemeriksaan tungkai kiri: abduksi, eksorotasi.
A. Dorsalis pedis/ a. poplitea ++/++. Tidak ada
krepitasi.

• Diagnosis ?
à Anterior hip dislocation

Posterior hip dislocation à


Jadi, diagnosisnya adalah…
B. Dislokasi panggul
69 anterior
70 C. Fraktur kompresi
• Kedua kaki tidak bisa digerakkan dan kebas.
• Riwayat terjatuh dari pohon kelapa dengan
posisi terduduk sebelumnya.

• Jenis fraktur yang paling mungkin pada kasus


di atas?
Pilihan Lain
• A. Fraktur spiral à ketika terdapat puntiran
ketika salah satu ekstremitas
terfiksasi/menjadi pijakan
• B. Fraktur transversal à fraktur karena
tenaga dari sisi/samping
• D. Fraktur oblik à umumnya pada tulang
panjang, dengan garis fraktur ‘oblik’ /
menyerong
• E. Fraktur greenstick à fraktur pada korteks
tulang, anak anak.
Fraktur greenstick
Jadi, jenisnya adalah…

70 C. Fraktur kompresi
C. Sprain ligamen
71 talofibular
• Nyeri di sekitar mata kaki tungkai kiri
• Edema (+), ekimosis (+), tidak ditemukan
krepitasi. Nyeri diperberat dengan gerakan
inversi. Nyeri tekan tibia fibula (-).

• Apa diagnosis yang paling mungkin pada


kasus di atas?
TATALAKSANA
HINDARI
Jadi, diagnosisnya adalah…
C. Sprain ligamen
71 talofibular
72 C. Osteofit
• Nyeri pada kedua lututnya saat berjalan atau
berdiri dari posisi berjongkok.
• Sendi terasa kaku di pagi hari dan baru terasa
nyaman setelah pemanasan >30 menit.

• Apa gambaran khas pada radiologi kasus di


atas?
OA RA Gout
Awitan Perlahan Perlahan Akut
Peradangan - + +
Patologi Degenerasi Pannus Tofus
Jumlah sendi Poli Poli Mono, kdg2 poli
Tipe sendi Kecil atau besar Kecil Kecil atau besar
Lokasi Pinggang, lutut, MCP, PIP, MTP, kaki,
vertebra, CMC 1, pergelangan pergelangan kaki,
DIP, PIP tangan, kaki, lutut
pergelangan kaki
Temuan sendi Nodus Bouchard, Deviasi ulnar, swan Kristal urat
khusus nodus Heberden neck, boutonniere
Perubahan tulang Osteofit Osteopenia, erosi Erosi
Fitur ekstra- Nodul subkutan, Tofus, bursitis
artikular pulmonal, kardiak, olecranon, batu
splenomegali ginjal
Pemeriksaan Foto polos RF (+), anti CCP (+), Asam urat ↑
penunjang Foto polos Gold standar :
kristal urat pada
aspirasi cairan
sendi
Grading (K-L system)
Pilihan Lain
• A. Tofus à pada artritis gout
• B. Erosi oleh panus à pada RA
• D. Codman triangle à pada osteosarkoma
• E. Onion skin sign à pada ewing sarkoma
Jadi, gambaran khasnya adalah…

72 C. Osteofit
D. Ruptur meniskus
73 lateral
• Nyeri di lutut kanan setelah terbentur pemain
lawan
• Lutut kanan membengkak.
• Bunyi ‘pop’ ketika dilakukan endorotasi dan
ekstensi pada lutut kanan
• Pada saat lutut ditarik atau didorong dari
depan terdapat tahanan.

• Diagnosis apa yang paling mungkin pada


kasus di atas?
Pilihan Lain
• A. Ruptur ligamen krusiatum anterior à tes
Lachman, tes anterior drawer
• B. Ruptur ligamen krusiatum posterior à tes
posterior drawer
• C. Ruptur tendon achilles à tes thompson
• E. Ruptur meniskus medial à bermasalah saat
dilakukan rotasi eksternal
Jadi, diagnosisnya adalah…
D. Ruptur meniskus
73 lateral
A. Fraktur terbuka derajat
74 1 pada 1/3 tibia anterior
• Kecelakaan lalulintas
• Cruris dextra terlihat luka ukuran < 1 cm,
kontaminasi ringan.
• Teraba krepitasi
• A. Dorsalis pedis teraba baik
• Diskontinuitas pada sepertiga tengah tibia
dextra.

• Diagnosis ?
Jadi, diagnosisnya adalah…
A. Fraktur terbuka derajat
74 1 pada 1/3 tibia anterior
75 C. Spondilolisthesis
• Nyeri pinggang pasca terpeleset di kamar
mandi.
• Corpus vertebra L4 berada di depan L5.

• Apa diagnosis yang paling tepat?


Spondilolistesis
Fraktur pars interarticularis
Tanpa displacement
Pilihan Lain
• A. Spondilosis à istilah umum untuk kelainan
pada vertebra, namun sering merujuk pada kondisi
terkait penuaan, berupa penyempitan diskus
intervertebra
• B. Spondilolisis à fraktur pada pars
interarticularis, stress fracture, tanpa
displacement/pergeseran corpus vertebrae ke
anterior
• D. HNP à herniasi dari nukleus pulposus
• E. Pott’s disease à spondilitis TB, umumnya
torakalis
Jadi, diagnosisnya adalah…

75 C. Spondilolisthesis
76 E. Skleritis difusa

• Ny. Ani, 30 tahun


• Mata merah kanan 3 hari + nyeri
• Riwayat tulang multipel jari-jari tangan à
mengarah ke RA
• PF: injeksi episkleritis hampir seluruh
kuadran, nodul (-), visus menurun

• Diagnosis?
Episkleritis Skleritis

Sering berkaitan dengan


Sering idiopatik
penyakit sistemik

Mata kemerahan-pink, sering Mata kemerahan-lebih gelap,


asimptomatik nyeri dan visus turun
Pelebaran pembuluh darah Neovaskularisasi dan kongesti
ringan dan superfisial-tidak vessels lebih berat dan dalam
ada neovaskularisasi
Tes fenilefrin 2,5 %à tidak ada
Tes fenilefrin 2,5% à perubahan
vasokonstriksi
Skleritis (1)
• Merupakan inflamasi pada sklera
• Sering berasosiasi dengan penyakit sistemik: RA,
granulomatosis, penyakit-penyakit jaringan ikat
• Tipe:
• Non-necrotizing
• Skleritis difusa à paling sering
• Skleritis nodusa
• Necrotizing (Skleritis nekrosis) à paling berat
• Gejala: mata merah (sklera + konjungtiva), nyeri
ocular (dapat menjalar ke pelipis atau rahang),
fotofobia, penurunan visus à unilateral/bilateral

Sumber: medscape
Skleritis (2)
• Patofisiologi: biasanya karena penyakit
granulomatosa kronik atau pengaruh autoimunà
nekrosis fibrinoid, infiltrasi PMN, MN, sel plasma,
makrofag, sering disertai vasculitis
• Diagnosis:
• fenilefrin eye drops à tidak respon (membedakan
dengan episkleritis)
• CT Scan, MRI, USG
• Tatalaksana
• Tx penyakit sistemik yang mendasari
• NSAID, kortikosteroid à pada non-necrotizing scleritis
• Imunosupresan à pada necrotizing scleritis
• Bedah à pada skleritis nekrosis
• Komplikasi: keratitis, uveitis à biasa dari skleritis
nekrosis Sumber: medscape
Skleritis Skleritis
difusa nodusa

Skleritis
nekrosis
Jawaban Lainnya
• A. Skleritis à jawaban kurang lengkap karena
ada pilihan jawaban yang lebih tepat
• B. Episkleritis nodular à nodul (+), jarang
disertai nyeri dan penyakit sistemik, visus
normal
• C. Episkleritis difusa à nodul (-), jarang
disertai nyeri dan penyakit sistemik, visus
normal
• D. Skleritis nodusa à nyeri, visus turun, nodul
(+)
76 Jadi, diagnosis pasien ini adalah…

E. Skleritis difusa
C. Pemeriksaan slit
77 lamp
• Tn. Tuak 60 tahun
• Mata merah kanan dan buram 2 hari
• Post op katarak
• Nyeri (+)
• PF: visus turun, injeksi konjungtiva &
siliar, hipopion (+)

• Diagnosis: endoftalmitis
• Pemeriksaan?
Endoftalmitis
• Adalah inflamasi purulen cairan intraokuler (vitreous
and aqueous humor) akibat infeksi.
• Endoftalmitis sering berasal dari vitritis progresif.
• Tipe
• Eksogen (post operatif, trauma, post injeksi viterus, dll)
• Endogen.
• Akut (<6 minggu) Vs Kronik (> 6 minggu)
• Endoftalmitis post operatif akut adalah jenis tersering.
• Penyebab tersering: Stafilokokus epidermidis (70%)
• Pemeriksaan
• PF lokalis: PF eksternal, visus, funduskopi, slit lamp
• Lab: gram, kultur aqueous/vitreous humour, PCR, darah
lengkap, LDH
• Radiologi: CT-scan/MRI orbita, USG ocular
Endoftalmitis Akut
Postoperatif
• Terjadi dalam 1-2 minggu post
operasi, seringnya 3-5 hari post
operasi.
• Gejala: sangat progresif, mata
nyeri, mata merah, sekret, dan
pandangan kabur
• Tanda: visus turun, efema
palpebra, edema konjungtiva
hipopion
dan kornea, cells + fibrin di
COA, hipopion, inflamasi
vitreous, retinitis, dan reflex
fundus kabur.
Tatalaksana
• Antibiotik intravitreus (lebih
direkomendasikan) atau sistemik
(penyebab sering bakteri; terapi
empiris: Vankomisin,
Ceftazidime, atau Amikasin)
• Steroid intravitreus
• Siklopegik (istirahatkan iris)
• Vitrektomi (pars plana Injeksi
vitrektomi) intravitreus
Jawaban Lainnya
• A. Genioskopi à pemeriksaan sudut bilik mata
depan, biasanya untuk faktor risiko glaukoma
• B. Tonometri à pemeriksaan TIO, biasanya
untuk glaukoma akut
• D. Sensitivitas kornea à sensibilitas kornea,
pemeriksaan nervus kranial V
• E. Perimetri à pemeriksaan lapang pandang,
untuk glaukoma kronik
77 Jadi, pemeriksaan pasien ini
adalah…
C. Pemeriksaan slit
lamp
78 B. Presbiopi

• Ny. Alexa, 64 tahun


• Tidak dapat membaca jarak dekat
• Dokter mengatakan bahwa hal tsb
merupakan bagian dari proses penuaan

• Diagnosis?
Presbiopi

• Daya akomodasi mata lemah


• Usia tua
• Sulit melihat jarak dekat
• Tatalaksana: lensa positif
Jaeger Test/ Chart/ Card
• Untuk pemeriksaan
visus jarak dekat/
membaca.
• Terdiri dari 7 paragraf;
ukuran J10 (terbesar)
sampai J1 (terkecil).
• Jarak baca sekitar 14
inch

ADISI LENSA
Usia 40 – 44 Usia 45-49 th Usia 50 – 54 Usia 55 – 59 > Usia 60 th
th th th
+1.0 D +1.5 D +2.0 D +2.5 D +3.0 D
Jawaban Lainnya
• A. Miopi à bayangan jatuh di depan lensa
• C. Astigmatisme à permukaan kornea tidak
rata, sehingga terdapat >1 titik fokus di retina
• D. Katarak senilis à pengeruhan lensa karena
penuaan
• E. Degenerasi makula à terdapat scotoma
sentral, pada macula ditemukan badan drusen
78 Jadi, diagnosis pasien ini adalah…

B. Presbiopi
79 A. Keratitis jamur

• Tn. Debi, 26 tahun


• Mata kiri gatal, silau, berpasir 4 hari
• Riwayat terkena ranting pohon à curiga
infeksi jamur
• PF: visus 6/20, hipopion (+), lesi satelit (+)

• Diagnosis?
Hipopion
Keratitis
• Inflamasi pada kornea à kornea
edema, injeksi silier, mata nyeri,
visus turun. Bacterial keratitis

• Etiologi: virus, bakteri, jamur,


parasite, atau non infeksi
(trauma, garukan, defisiensi
vitamin A, dll)
• Pemeriksaan penunjang
keratitis: Fluorescent test atau
pewarnaan Rose Bengal.
• Fluorescent dye: tidak menetap
pada strome/ epitel kornea yg
intak à jadi kalau ada defek
kornea (inflamasi, ulkus, Lesi dendritic khas pada
perforasi) = fluorescent test (+) keratitis herpetic (HSV)
Pada herpes zoster
oftalmikus, ditemukan
pseudodendritik
Etiologi Keratitis
ETIOLOGI KARAKTERISTIK TATALAKSANA
Keratitis bakterial Sekret purulen , antibiotik topikal
pemakaian lensa
kontak
Keratitis herpes Lesi dendritik antiviral topikal
simpleks
Keratitis fungal Riwayat trauma antifungal topikal
dengan tumbuhan
Lesi satelit

Keratitis amuba Riwayat berenang + amebisida (tidak


diperberat jika tersedia bebas),
memakai lensa kontak sebagai alternatif
dapat diberikan
antibiotik
Jawaban Lainnya
• B. Uveitis anterior à biasanya karena penyakit
sistemik, terdapat flare cell, efek Tyndall,
hipopion
• C. Keratitis viral à biasanya karena herpes
(lesi dendritik)
• D. Endoftalmitis à inflamasi seluruh cairan
intraokuler
• E. Glaukoma akut à mata merah visus turun
mendadak, pandangan halo, nyeri kepala,
peningkatan TIO
79 Jadi, diagnosis pasien ini adalah…

A. Keratitis jamur
80 B. Rujuk untuk operasi
• Tn. Erik 40 tahun
• Mata merah kiri 1
tahun, hilang timbul,
berkurang dg obat
warung
• Bekerja di
pemotongan kayu 3
tahun
• Penurunan visus (+)

• Dx: Pterigium gr IV
• Tatalaksana?
Pterigium
• Pterigium adalah
pertumbuhan jaringan
konjungtiva bentuk
segitiga , bervaskular, dan
bisa meluas hingga limbus
dan pupil.
• Seringnya asimptomatik;
keluhan lain: mata kering
(burning, itching or
tearing).
Manajemen pterigium
• Menghindari pajanan sinar UV adalah
tindakan awal, namun tidak menghilangkan
pterigium yang sudah ada
• Dengan kacamata hitam, topi
• Artificial tears dapat mengurangi gejala
• Kortikosteroid topikal, bila ada indikasi (yakni;
adanya inflamasi yang sedang terjadi)
• Pembedahan adalah tindakan definitif, namun
kekambuhan masih munkgin terjadi

http://bestpractice.bmj.com/best-
practice/monograph/963/treatment/details.html
Indikasi pembedahan
• Astigmatisme terinduksi pterygium
• Terlibatnya aksis penglihatan
• Gejala iritasi berat
• Kosmetik

Aminlari, et al. Management of Pterygium. American


Academy of Ophthalmology.
https://www.aao.org/eyenet/article/management-of-
pterygium-2
Jawaban Lainnya
• A. Observasi saja à tidak cukup dengan
observasi saja karena sudah ada indikasi
operasi
• C. Steroid topical à pada pasien sudah ada
indikasi operasi
• D. Antibiotik topical à bukan terapi yang tepat,
biasa untuk konjungtivitis bakteri
• E. Antihistamin topical à bukan terapi yang
tepat, biasa untuk konjungtivitis alergi
80 Jadi, tatalaksana pasien ini
adalah…

B. Rujuk untuk operasi


A. Kompres hangat + salep
81 mata tetrasiklin 3x/hari
selama 5 hari

• Nn. Tanti 18 tahun


• Benjolan kelopak mata bawah 3 hari
• Merah + nyeri
• PF: normal

• Dx: Hordeolum eksterna


• Tatalaksana?
Hordeolum

• Interna dan eksterna


• Akibat sumbatan kelenjar zeis dan
moll (eksterna) atau kelenjar
meibom (interna)
• Sering disebabkan oleh
Stafilokokus aureus
• Tanda radang (+)
Tatalaksana hordeolum
• Untuk mengurangi gejala (atau gejala ringan)
• Kompres hangat 10-15 menit 3-4 x/hari
• Salep mata antibiotik (tetrasiklin atau
kloramfenikol)
• Keterlibatan bulu mata à dilakukan
pencabutan
• Jika dalam 48 jam tidak ada perbaikan: insisi
drainase (jika diketahui ada nanah)
• Insisi vertikal à hordeolum interna
• Insisi horizontal à hordeolum eksterna
• Dilanjutkan salep mata antibiotik selama 3-7 hari

Sumber: KSK Edisi IV


Kalazion
• Kalazion: seringkali berasal dari hordeolum
yang kronik à membentuk jaringan granulasi
à tanda inflamasi (-)
• Kalazion tidak nyeri, benjolan tidak hiperemis
Jawaban Lainnya
• B. Kompres dingin + salep mata kloramfenikol
3x/hari selama 5 hari à harusnya kompres hangat
• C. Kompres hangat dan dingin + insisi-drainase
segera à harusnya kompres hangat, insisi-
drainase dipertimbangkan jika >48 jam tidak
membaik
• D. Kompres hangat dan dingin + amoxicillin 3x500
mg selama 5 hari à tidak perlu AB oral
• E. Kompres hangat dan dingin + insisi-drainase
segera + amoxicillin 3 x 500 mg selama 5 hari à
tidak perlu AB oral
81 Jadi, tatalaksana pasien ini
adalah…
A. Kompres hangat + salep
mata tetrasiklin 3x/hari
selama 5 hari
82 C. Loratadin 1 x 10 mg

• An. Dian 6 tahun


• Mata merah berair 1 minggu
• Riwayat batuk-pilek berulang
• Ayah keluhan sama
• PF: papil (+)

• Dx: konjungtivitis alergi


• Tatalaksana?
Konjungtivitis
Konjungtivitis
Patologi Etiologi Tanda dan gejala Tatalaksana
Bakteri Staphyloco Mata merah, terasa berpasir, Antibiotik topikal
ccistreptoc sensasi terbakar, biasanya Air mata buatan
occi, bilateral, kelopak mata susah
Gonocci membuka, injeksi
Corynebact konjungtiva difus, discharge
erium mukopurulen, papil (+)
strains
Virus Adenovirus, Mata berair unilateral, Memburuk pada hari 3-
Herpes merah, rasa tidak nyaman, 5, sembuh sendiri
simplex fotofobia, edema kelopak dalam 7-14 hari
virus or mata, limfadenopati Air mata buatan:
varicella- preaurikular, konjungtivitis mencegah kekeringan
zoster virus folikular, pseudomembran dan mengurangi
(+/-) inflamasi
Antiviral à herpes
Patologi Etiologi Tanda dan Gejala Tatalaksana
Jamur Candida sp., Jarang, pasien Antijamur topikal
Blastomyces imunokompromais, pasien
dermatitidis, yang mendapat terapi
Sporothrix antibiotic
schenckii
Vernal Alergi Peradangan Hindari alergen
konjungtiva kronis, Antihistamin
riwayat keluarga topikal, mast
atopik, gatal, fotofobia, cell stabilizer,
sensasi benda asing, simptomatik
blefarospasme,
cobblestone pappilae,
horner trantas dot
Inklusi Chlamydia Mata merah dan nyeri selama Doxycycline 100 mg
trachomatis beberapa minggu/bulan, bid for 21 hari atau
sekret mukopurulen, lengket, Erythromycin 250 mg
sensasi benda asing, mata PO qid 21 days
berair, kelopak mata Antibiotik topikal
bengkak,kemosis,Folikel
Klasifikasi Konjungtivitis berdasarkan Gejala dan Tanda

Gejala & Tanda Bakteri Virus Alergi Chlamydial Toxic

Mata merah ++ + + + +

Kemosis ++ + ++ - +

Perdarahan + + + - -
subconjungtiva
Discharge Purulen/ cair cair mukopurulen -
mukopurulen

Papil + - ++ + -
Folikel - + + ++ +

Pannus - - - (kec. Vernal) + +

Nodul kel. + ++ - + -
Limfa
preaurikular
Demam + + - - -
Konjungtivitis Vernalis
• Gejala dan tanda :
- Mata merah, gatal, dan berair
- Injeksi konjungtiva
- Cobblestone appearance
- Horner trantas dots
Horner trantas dots
TATALAKSANA :
1. Menghindari alergen
2. Mast cell stabilizer
3. Antihistamin
• Topikal
• Oral: antagonis reseptor H1
3. Steroid
Cobblestone app
Konjungtivitis Vernal Vs Atopik
Characteristics VKC AKC
Generally presents at a younger
Age at onset Second to third decade
age than AKC' first decade

Sex Males are affected preferentially. No sex predilection

Typically occurs during spring


Seasonal variation Generally perennial
months

Discharge Thick mucoid discharge Watery and clear discharge

Moderate incidence of conjunctival Higher incidence of conjunctival


Conjunctival scarring
scarring scarring

Horner-Trantas dots and shield Presence of Horner-Trantas dots


Horner-Trantas dots
ulcers are commonly seen. is rare.

Not present, unless secondary to Deep corneal neovascularization


Corneal neovascularization
infectious keratitis tends to develop

Conjunctival scraping reveals


Presence of eosinophils in Presence of eosinophils is less
eosinophils to a greater degree in
conjunctival scraping likely
VKC than in AKC
http://emedicine.medscape.com/article/1191467-differential
Jawaban Lainnya
• A. Edukasi bahwa penyakit ini self-limiting à
konjungtivitis viral
• B. Salep mata tetrasiklin 3x/hari à
konjungtivitis bakterial
• D. Salep mata acyclovir 3x/hari à
konjungtivitis viral ec herpes simpleks/zoster
• E. Salep mata eritromisin 2 minggu à
konjungtivitis chlamydia
82 Jadi, tatalaksana pasien ini
adalah…
C. Loratadin 1 x 10 mg
83 D. Menurunkan TIO
• Ny. Dermi 55 tahun, nyeri mata kiri 2
hari
• Berdenyut, pandangan buram
• Nyeri kepala, mual
• PF: visus 1/300, mixed injection, COA
dangkal, TIO N+2

• Dx: glaucoma akut


• Prinsip tatalaksana awal?
Glaukoma Akut
• Disebabkan oleh peninggian tekanan intraokuler
yang mendadak. Sering merupakan glaukoma
primer sudut tertutup.
• Tanda dan gejala:
• mata merah dan nyeri
• visus turun mendadak
• mual muntah – akibat tekanan bola mata yang sangat
tinggi
• edema kornea
• bilik mata depan dangkal
• pupil middilatasi, refleks pupil negatif
• Iris bombe
• Injeksi: silier, konjungtiva, mixed (silier+konjungtiva)
Iris bombe = Pemeriksaan
perlengketan iris à pupil • Tonometri: mengukur
blok TIO
• Normal (N): 16 + 3
mmHg
• Perpalpasi :
• N+1 = agak tinggi
• N+2 = tinggi
• N-1 = agak rendah
• Glaukoma Akut: kegawatan!
• Segera turunkan TIO dengan Asetazolamid 500 mg,
timolol eyedrop, dan pilokarpin eyedrop. Lanjutkan dengan
rujuk ke spesialis Mata untuk terapi definitif.
• Terapi awal glaukoma akut à DOC asetazolamid
• Terapi definitif glaukoma primer akut à iridotomi
• Glaukoma Kronik: seringkali merupakan glaukoma
sudut terbuka, visus turun perlahan, lapang pandang
sempit, tunnel vision, PF: mata tenang, TIO normal/
agak tinggi, funduskopi tampak hilangnya cup/ disc
ratio (“menggaung”).
ASETAZOLAMID IV atau oral (DOC)
à diuretik, menurunkan TIO
Dapat pula diganti dengan latanoprost,
timolol 0.25-0.5%)
• Pilokarpin à kontraksi siliar dan pupil à miosis
à buka sudut COA. Sudah jarang dipakai.
• Timolol à mengurangi produksi aqueous humour.
• Steroid topikal à mengurangi inflamasi
intraokuler sekunder.
• Zat hiperosmolar (manitol, gliserin) à mengurangi
volume vitreous.
Kontraindikasi pada glaukoma akut sudut
tertutup: midriatikum-siklopegik
• Midriatikum: obat yg digunakan untuk memperbesar
pupil mata
• Midriatikum à sudut COA semakin tertutup à
memperberat glaukoma.
• Siklopegia untuk melemahkan otot siliaria sehingga
memungkinkan mata untuk fokus pada objek yang dekat.
• Contoh: tropicamide, atropin, homatropine
Jawaban Lainnya
• A. Memperbaiki visus menjadi 6/6à bukan
tujuan utama
• B. Mengatasi edema kornea à bukan tujuan
utama
• C. Menghilangkan injeksi konjungtiva à bukan
tujuan utama
• E. Mengatasi mual à bukan tujuan utama
83 Jadi, tatalaksana pasien ini
adalah…
D. Menurunkan TIO
A. Vitamin A kapsul
84 biru hari ke 1, 2, dan 14
• An. Asep 11 bulan, bintik berbusa di
mata 2 minggu à bintik berbusa =
bitot spot
• Sering keluar cairan
• PF: hiperkeratosis folikularis

• Dx: xeroftalmia
• tatalaksana?
Xeroftalmia
Akibat defisiensi vitamin A
Xeroftalmia

Xerosis konjungtiva Bitot Spot Xerosis kornea


Tatalaksana
Berikan suplemen vitamin A
• Usia < 6 bulan : 50.000 IU
• Usia 6 – 12 bulan : 100.000
IU
• Usia > 12 bulan : 200.000
IU

Diberikan pada
hari ke 1, 2, dan
14
Jawaban Lainnya
• B. Vitamin A kapsul merah hari ke 1, 2, dan 14
à harusnya kapsul biru
• C. Vitamin A setengah kapsul biru hari ke 1
saja à harusnya 1 kapsul biru, hari ke 1, 2, dan
14
• D. Vitamin A kapsul biru hari ke 1 saja à
harusnya hari ke 1, 2, dan 14
• E. Vitamin A kapsul merah hari ke 1 saja à
harusnya kapsul biru hari ke 1, 2, dan 14
84 Jadi, tatalaksana pasien ini
adalah…
A. Vitamin A kapsul
biru hari ke 1, 2, dan 14
85 E. Air mata buatan
• An. Tyrion 10 tahun, mata kanan merah 1
jam lalu
• Muncul setelah pasien bersin dan batuk
hebat
• Keluhan pertama kali
• Nyeri (-) gatal (-)
• PF: COA dan visus normal

• Dx: Perdarahan subkonjungtiva


• Terapi topikal yang tepat?
Perdarahan subkonjungtival
• Terkumpulnya darah di Beberapa penyebab yang dapat
konjungtiva menyebabkan perdarahan
• Keluhan (-) subkonjungtiva antara lain,
• Mata merah visus normal. MERAH 1. Spontan/idiopatik
MERATA 2. Batuk, bersin, muntah.
• Terapi 3. Hipertensi.
• swasirna (self-limiting) à akan di 4. Gangguan perdarahan
absorpsi ± 2 minggu 5. Gejala sisa dari operasi
• Dapat diberikan mata, trauma, menggosok
• Kompres hangat mata
• Artificial tears

Sumber : American Family Physician


Diagnosis banding : Hifema
• Terkumpulnya darah di kamera okuli anterior (bilik
mata depan)
• Terapi
• Tirah baring
• Pencegahan glaukoma dengan anti-glaukoma
• Rujuk ke dokter spesialis mata
Jawaban Lainnya
• A. Vasokonstriktor à tidak dianjurkan
• B. Kortikosteroid à tidak dianjurkan
• C. Antibiotik à tidak dianjurkan
• D. OAINS à tidak dianjurkan
85 Jadi, tatalaksana pasien ini
adalah…
E. Air mata buatan
C. Age-related Macular
86 Degeneration
• Tn. Boy 60 tahun, bayangan kehitaman
lapang pandang tengah 2 hari
• Riwayat DM dan HT sejak 2 tahun, tidak
terkontrol
• Funduskopi: macula kuning kehijauan
dikelilingi lingkaran abu-abu dan
drusen

• Diagnosis?
Degenerasi Makula
• Paling sering pada
orang tua
• Kerusakan makula
• Dibedakan menjadi
tipe “kering” dan
“basah”
• Timbul gejala defek
lapang pandang
sentral (skotoma)
Gambaran khas degenerasi
makula à badan drusen
Jawaban Lainnya
• A. Retinitis pigmentosa à
funduskopi: bone spicule
(pigmentasi retina)
• B. Ablasio retina à mata
tenang visus turun mendadak, Retinitis pigmentosa
pandangan seperti tirai, FR
myopia berat
• D. Retinopati diabetic à mata
tenang visus turun perlahan,
flame shaped haemorrhage,
soft & hard exudate
• E. Retinopati hipertensi à
copper wire dan AV nicking
Retinopati hipertensi
(copper wire)
86 Jadi, diagnosis pasien ini adalah…

C. Age-related macular
degeneration
D. Rujuk ke dokter
87 spesialis mata
• Tn. Ramsay 32 tahun keluhan mata kanan
berair, perih, mengganjal
• Bekerja sebagai tukang las
• PF: benda asing kornea melewati limbus

• Diagnosis: korpus alienum kornea


• Tindakan yang tepat?
Benda asing di mata
• Keluhan: nyeri, mata merah, berair, sensasi benda
asing, fotofobia
• Tatalaksana untuk benda asing di konjungtiva :
• Tetes mata tetrakain 2% (atau anestesi topikal lain) 1-2
tetes
• Gunakan lup
• Angkat benda asing dengan lidi kapas/ cottonbud atau
jarum suntik 23G
• Lidi kapas/cotton tip applicator terutama pada benda yang
superfisial dan tidak menembus
• Oleskan lidi kapas yang dibubuhkan povidon iodin pada
tempat bekas benda asing
• Berikan antibiotik topikal, misalnya Kloramfenikol
tetesmata 1 tetes tiap 2 jam selama 2 hari
TATALAKSANA BENDA ASING
DI KORNEA
• Pasien dengan kondisi emergensi: harus
dirujuk/konsulkan ke dokter spesialis mata
saat itu juga
• Pasien dengan kondisi urgensi:
dirujuk/konsulkan ke dokter spesialis mata
hari berikutnya
Kondisi Emergensi Kondisi Urgensi
• Hifema • Edema kelopak mata
• Defek/opak difus pada
kornea • Perdarahan
• Laserasi kornea/sklera subkonjungtiva difus
• Dilatasi pupil unilateral
atau bentuk pupil abnormal
• BMD lebih dalam/dangkal
dibandingan mata satunya
• Penetrasi bola mata
• Benda asing multiple
• Pasien tidak kooperatif:
anak kecil, pasien
intoksikasi, pasien dengan
gangguan mental
Jawaban Lainnya
• A. Irigasi dengan NaCl 0,9% à pada kasus
trauma asam/basa
• B. Ekstraksi dengan menggunakan kapas lidi
à korpus alienum konjungtiva
• C. Beri salep tetrasiklin 3x/hari + steroid
topical à diberikan setelah ekstraksi benda
asing konjungtiva
• E. Observasi saja, karena tidak butuh
tindakan segera à tidak tepat, kondisi ini
butuh penanganan segera
87 Jadi, tatalaksana pasien ini
adalah…
D. Rujuk ke dokter
spesialis mata
88 A. Sinekia posterior
• Tn. Dori 25 tahun, penglihatan buram mata kiri 1
minggu
• Mata merah, berulang 3 tahun
• Menghilang dengan pemberian obat tetes steroid
mata
• Sering mengeluh nyeri pinggang, membaik dengan
antinyeri à mengarah ke RA
• PF: visus 6/12, tidak membaik dengan pinhole,
injeksi silier (+), partikel kecil dalam COA

• Diagnosis: uveitis anterior


• Kondisi yang mungkin ditemukan?
Vaughan & Asbury’s General Ophthalmology
UVEITIS
Uveitis Anterior = iridosiklitis
Inflamasi badan silier dan iris
Gejala dan tanda:
• Mata merah, nyeri, fotofobia, visus turun
• Injeksi silier
• Pupil miosis (pembeda dengan glaukoma
akutàmidriasis)
• Keratik presipitat (deposit sel inflamasi
di kornea)
• Sinekia—komplikasi (posterior:
perlengketan iris dengan lensa, anterior:
perlengketan iris dengan kornea)
• Cell and Flare (kekeruhan cairan di bilik
mata depan)
Tatalaksana:
• Hipopion (eksudat di dasar bilik mata KORTIKOSTEROID
depan)
Midriatikum (sulfas atropin) à cegah
sinekia
Sinekia posterior
Mutton fat/ keratik
presipitat

Efek Tyndall menunjukkan


peradangan di COA
Jawaban Lainnya
• B. Perdarahan vitreus à pada retinopati
diabetikum proliferatif stadium lanjut
• C. Ekimosis à bukan gejala uveitis anterior
• D. Kakeruhan lensa à katarak, mata tenang
visus turun perlahan/kronik, dapat
merupakan komplikasi uveitis anterior
• C. Episkleritis à inflamasi episklera; bukan
bagian dari uveitis anterior
Jadi, kondisi yang mungkin
88 dialami pasien pasien ini adalah…

A. Sinekia posterior
89 A. Hifema derajat 1

• Tn. Bonbon, 30 tahun, mata merah dan


nyeri 2 hari lalu
• Terkena lemparan bola tenis
• PF: VOD 6/60, konjungtiva hiperemis,
kornea tidak edema, darah ¼ BMD

• Diagnosis?
HIFEMA
• Darah di bilik mata
depan, sering akibat
trauma tumpul.
Tatalaksana
Suportif :
• Acetaminophen à kurangi nyeri
• Antifibrinolytic / As.tranexamat à mencegah
perdarahan sekunder
• Antiglaukoma topical / oralà menurunkan TIO
• Tirah baring total
• Posisi tidur tegak dengan sudut minimal 45◦

Hifema grade >2 à operatif


Jawaban Lainnya
• B. Hifema derajat 2 à >33% - 50%
• C. Hifema derajat 3 à >50% - <100%
• D. Hifema derajat 4 à 100%
• E. Perdarahan subkonjungtiva à tidak
terdapat darah pada COA
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
89
A. Hifema derajat 1
90 B. Pinguekula
• Ny. Heni 40 tahun, bintik kekuningan
di mata kanan
• Tanpa gatal dan nyeri
• Dokter mengatakan hal tsb merupakan
deposit lemak
• Perbaikan à seharusnya bukan deposit
lemak secara langsung, melainkan
degenerasi kolagen konjungtiva
• Dari jawaban yang ada, paling mungkin
pinguekula (‘bintik/nodul kekuningan’)

• Diagnosis?
Pinguekula
• Pinguekula adalah
bercak kekuningan di
konjungtiva.
• Pinguecula terdiri dari
deposisi protein,
lemak, dan calcium.
Pinguekula (2)
• Tatalaksana :
• Gejala : - Artificial tears
• Mata kering, gatal, - Steroid topikal (bila ada
terbakar kemerahan atau
• Bercak kekuningan di pembengkakan)
mata - Bedah (bila menganggu
• Tahap lanjut à visus visus)
turun, mata merah
Pencegahan :
- Hindari paparan UV dengan
memakai kacamata hitam,
topi
- Gunakan artificial tear untuk
mencegah iritasi dan mata
kering.
Jawaban Lainnya
• A. Xanthelasma à deposit lemak di sekitar
kelopak mata
• C. Pterigium à jaringan fibrovascular di
mata, faktor risikio: paparan sinar UV
• D. Hordeolum à benjolan di mata dengan
tanda radang
• E. Kalazion à benjolan di mata tanpa tandang
radang
Xanthelasma

Pterigium
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
90
B. Pinguekula
91 A. Wilcoxon

• Dr. Nano ingin meneliti perbandingan


kadar CKMB pre dan post op jantung
pasien bangsal
• Variabel tergantung berupa kategorikal
ordinal

• Uji hipotesis?
Uji Statistik
Variabel tergantung

Jumlah variabel bebas Jenis variabel Tidak berpasanga


tergantung berpasanga n
n
Variabel 2 Nominal Chi square McNemar
bebas : kelompok
kategorik Ordinal Mann Wilcoxon
Whitney
Numerik T-Unpair T-pair

>2 Nominal Chi square Cochran


kelompok
Ordinal Kruskal- Friedman
wallis
Numerik ANOVA Related-
ANOVA
ANALISIS SOAL
Perbandingan kadar CKMB pre dan post op jantung
pasien bangsal à peneliti sudah menentukan untuk
menggunakan variabel kategorik (nominal/ordinal)
untuk variabel bebas dan tergantung

• Variabel bebas: pre-post op jantung à 2 kelompok (pre op


dan post op), berpasangan (subyek penelitian sama)
• Variabel tergantung: kadar CKMB
• Kategorik: nominal à Mc Nemar à tidak ada dipilihan
• Kategorik: ordinal à Wilcoxon

• Uji yang tepat untuk variabel kategorik berpasangan


àWilcoxon
Jawaban Lainnya
• B. Mann whitney à kategorik – ordinal, tidak
berpasangan, 2 kelompok
• C. Kruskal willis à kategorik – nominal, tidak
berpasangan, >2 kelompok
• D. Friedman à kategorik – nominal,
berpasangan, >2 kelompok
• E. Fischer à nominal – nominal, tidak
berpasangan
Jadi, uji hipotesis adalah…
91
A. Wilcoxon
92 C. 2,6
• Dr. Arvin: meneliti penyakit diare di
desa
• Jumlah subjek diare di pinggir sungai:
40/100
• Jumlah subjek diare jauh dari pinggir
sungai: 15/100

• Nilai RR?
Relative Risk
Penyakit
(Diare)

+ -
+
40 60 100
Faktor
risiko

(pinggir sungai)

-
(jauh dari pinggir
sungai)
15 85 100
Riset > Relative Risk
risiko menderita a
penyakit di
kelompok dengan
RR faktor risiko a+b
(risiko
relatif)
risiko menderita
penyakit di c
kelompok tanpa
faktor risiko c+d
Riset > Relative Risk
risiko menderita 40
penyakit di
kelompok dengan
RR faktor risiko 100
(risiko
relatif)
risiko menderita
penyakit di 15
kelompok tanpa
faktor risiko 100
Jadi, RR adalah…
92
C. 2,6
93 A. Skala ratio

• Dr. Agus ingin meneliti anemia


defisiensi besi pada seluruh ibu hamil
di kecamatan wilayah kerjanya

• Skala penelitian yang digunakan?


Skala Pengukuran variabel
• NUMERIK Anemia à kadar Hb à NUMERIK: RASIO
• Rasio: tidak bisa nilai minus
• BB, TB
• Interval: bisa nilai minus
• Suhu
• KATEGORIK
• Nominal: sederajat
• Gender, sembuh-tidak sembuh, golongan darah (A, B, AB, O)
• Ordinal: bertingkat
• Baik-sedang-buruk, stadium penyakit, kadar kolesterol
dallam normal-tinggi-sangat tinggi
Jadi, skala penelitian yang
93 digunakan adalah…
A. Skala ratio
94 D. Case-control
• Dr. Tara mendapatkan kasus KLB,
leptospirosis
• Adanya perbedaan jumlah pasien
leptospirosis di dua gedung perawatan
berbeda
• Ia ingin mencari tahu hubungan sebab-
akibat leptospirosis dengan pembuangan
limbah pasien
• Ingin dilakukan sesegera mungkin

• Desain penelitian yang sesuai?


Case report DESKRIPTIF:
tidak ada
pembanding
Case series

Observasional Cross sectional


Desain ANALITIK:
Penelitian ada
Eksperimental:
Case control pembanding
ada perlakuan

Cohort
KOHORT KASUS POTONG
• 2 Jenis: KONTROL LINTANG
• Prospective cohort
• Retrospektif • Deskriptif, sewaktu
• Retrospective/historic
• Dapat melihat kausalitas • HUBUNGAN ASOSIASI
al cohort
• Umum digunakan pada à TIDAK KAUSALITAS
• Subjek diikuti untuk
KASUS LANGKA • CEPAT DAN MURAH
periode tertentu
• Menghitung ODDS • Menghitung RELATIF
• SANGAT BAIK
RATIO (OR) RISK (RR)
menilai KAUSALITAS
• Relatif LAMA dan
MAHAL
• Menghitung RELATIF
RISK (RR)
ANALISIS SOAL
• Perbedaan jumlah pasien leptospirosis di
Gedung Melati dan Mawar, mencari sebab-
akibat (kausalitas) à desain penelitian yang
sesuai: case-control
• Kohort juga dapat digunakan untuk meneliti
hubungan kasualitas, namun lebih membutuhkan
waktu lama
• Case-control juga lebih dipilih pada kasus-kasus
yang jarang, seperti KLB
Jawaban Lainnya
• A. Observasional à kurang spesifik
• B. Eksperimental à penelitian ini tidak
menggunakan intervensi
• C. Kohort à kurang tepat
• E. Cross-sectional à tidak dapat melihat
hubungan sebab-akibat
Jadi, desain penelitian yang
94 digunakan adalah…
D. Case-control
95 C. 60%

• Alat diagnostik baru vs biopsi untuk


deteksi kanker payudara
• 300 pasien ca payudara à 100 hasil (+)
• 400 pasien sehat à 100 hasil (+)

• Berapakah nilai duga negatif?


GOLD GOLD
STANDAR STANDAR
(Biopsi +) (Biopsi -)
A
UJI BARU (+) 100 (A) 100 (B) PPV = A + B

D
UJI BARU (-) 200 (C) 300 (D)
NPV =C + D
Total 300 400

SENSITIVITAS SPESIFISITAS
A D
A+C B+ D
Uji Diagnostik

Sensitivitas a
Dari yang sakit, berapa yang
hasilnya positif? a+c

Spesifisitas d
Dari yang tidak sakit, b+d
berapa yang hasilnya
negatif?
Uji Diagnostik

Nilai duga positif/PPV a


Dari yang positif, berapa
yang sebenarnya sakit? a+b

Nilai duga negatif/NPV d


Dari yang negatif, berapa c+d
yang sebenarnya tidak
sakit?
ANALISIS SOAL
• NPV = D/C+D

• Maka, NPV = 300/200+300 = 300/500


• = 0,6 = 60%
95 Jadi, nilai duga negatif adalah…

C. 60%
C. Stratified random
96 sampling
• Dr. Boy mencari 1000 sampel anak
sekolah dasar, ingin meneliti tentang
status gizi
• Sampel dan perwakilan semua SD di
JakSel

• Cara pengambilan sampel?


Teknik Pengambilan Sampel
Probability – berdasarkan peluang
• Acak sederhana
• Acak sistematik
• Acak stratifikasi
• Kluster sederhana
Non Probabel – tidak berdasarkan peluang
• Convenient / accidental
• Consecutive
• Purposive
• Snowball
Probability
Probability (2)
• Simple random sampling: pengambilan sampel
secara acak sederhana
• Pada populasi homogen yang kerangka sampelnya jelas
• Stratified random sampling: dikelompokkan, lalu
diambil beberapa bagian dari kelompok itu
• Cluster random sampling: populasi terbagi
menjadi cluster dan dipilih cluster secara acak.
Cluster dianalisis secara utuh
• Systematic random sampling: pengambilan acak
dengan metode tertentu (misal urutan genap)
Non Probability
• Convenient = memilih siapa
yang “kebetulan” ada
• Consecutive = setiap yang
memenuhi kriteria inklusi
langsung dijadikan sampel
• Purposive = berdasarkan
keputusan peneliti semata
(umumnya untuk uji
kualitatif)
• Snowball = satu subjek
merekrut subjek yang lain
à biasanya untuk kasus
yang langka
Pilihan Lain
• A. Simple random sampling à pengambilan
sampel secara acak sederhana
• B. Cluster random sampling à populasi
terbagi menjadi cluster dan dipilih cluster
secara acak, ada cluster yang akhirnya tidak
terpilih
• D. Consecutive sampling à kriteria inklusi
• E. Purposive sampling à sesuai tujuan peneliti
Jadi, cara pengambilan sampel
96 adalah…
C. Stratified random
sampling
97 D. Justice

• Dr. Berryl melayani pasien sesuai


antrian kedatangan
• Ada aparat desa yang meminta
didahulukan

• Prinsip yang dilakukan dr. Berryl?


Kaidah Dasar Bioetik
by Beauchamp and Childress

Beneficence

• Dokter mengupayakan yang ‘terbaik’ untuk pasien.


• Sering dalam kondisi dokter memiliki banyak waktu dan
banyak pilihan untuk memilih yang terbaik.
• Contoh: memberikan obat generik

Non-maleficence

• First do no harm.
• Sering dalam keadaan cito.
• Dokter harus memberikan yang terbaik diantara yang buruk.
• Contoh: menolak aborsi tanpa indikasi medis
Autonomi

• Dokter menghormati hak/ keputusan pasien (yang


kompeten).
• Contoh: menjaga rahasia medis pasien.

Justice

• Dokter memegang prinsip sama rata.


• Menghormati hak masyarakat/ kepentingan bersama.
• Prinsip keadilan.
• Contoh: dokter memberikan pelayanan medis yang
sama dengan pasien yang berbeda suku maupun
agama.
ANALISIS KASUS
• Melayani pasien sesuai antrian kedatangan,
meski ada apparat yang meminta didahulukan
• Tetap memperlakukan semua pasien sama, tanpa
perbedaan à prinsip sama rata dan keadilan à
justice
Pilihan Lain
• A. Beneficence à tidak tepat
• B. Non maleficence à tidak tepat
• C. Autonomy à tidak tepat
• E. Vulnerability à tidak ada dalam kaidah
bioetika
Jadi, prinsip yang dilakukan
97 adalah…

D. Justice
98 D. Disability limitation

• Dr. Tori: penyuluhan kesehatan lansia


hipertensi, tujuan: mengubah pola
hidup dan pola makan

• Pencegahan yang dilakukan?


Level of Prevention

PRIMARY SECONDARY TERTIARY


Health Early Disability
promotion diagnosis limitation
Specific and prompt Rehabilitation
protection treatment

Makan buah Darah Tanda


dan sayur samar tinja metastasis
Analisis soal
• Penyuluhan kesehatan lansia hipertensi
dengan tujuan mengubah pola hidup dan pola
makan
• Penyuluhan diberikan pada pasien yang telah
menderita penyakit
• Tujuan penyuluhan tersebut untuk mencegah
progresivitas/komplikasi
• è DISABILITY LIMITATION
Pilihan Lain
• A. Health promotion à edukasi/penyuluhan
umum pada orang yang sehat
• B. Specific protection à proteksi spesifik pada
orang yang sehat
• C. Early detection and prompt treatment à
sudah muncul gejala dan penyakit, pasien
belum mengetahui
• E. Rehabilitation à pasien sudah sakit,
dilakukan tindakan untuk meningkatkan
kualitas hidup, ec. latihan pernapasan pada
pasien PPOK
Jadi, pencegahan yang dilakukan
98 adalah…
D. Disability limitation
99 A. Identifikasi Masalah

• Mendiagnosis komunitas: mencari


masalah kesehatan di kecamatan
• Saat ini: tahap persiapan dan
pengumpulan data serta analisis

• Bagian diagnosis komunitas?


Diagnosis Komunitas
• Identifikasi masalah
• Prioritas masalah
• Penyebab masalah
• Menentukan solusi
• Implementasi solusi
• Follow up
Pilihan Lain
• B. Prioritas masalah à setelah pengumpulan
dan analisis data, masalah-masalah yang
ditemukan baru diprioritaskan
• C. Penyebab masalah à dari prioritas
tersebut, dicari penyebabnya
• D. Menentukan solusi à rencana
kerja/tindakan yang akan dilakukan
• E. Implementasi à pelaksanaan selanjutnya
Jadi, bagian pengumpulan data
99 dan analisis termasuk…
A. Identifikasi masalah
A. Tidak terdapat
100 pelanggaran
• Nn. Mari, 16 tahun, terlambat haid 2
bulan
• Datang bersama ibu
• Ibu diminta menunggu di luar saat pasien
diperiksa
• Saat pemeriksaan, pasien masuk kembali ke
ruangan, menanyakan sakit
• Dokter memberitahu bahwa Mari hamil

• Pelanggaran yang dilakukan dokter?


Peraturan Menteri Kesehatan No. 290
Tahun 2008

• Semua tindakan harus dengan persetujuan pasien yang


kompeten
– Kompeten: usia cukup (18 tahun ke atas) atau telah/pernah
menikah, sadar, tidak cacat mental
– Bila pasien tidak kompeten, maka persetujuan berhak diberikan
oleh keluarga terdekat (suami/istri, orang tua kandung, anak
kandung, saudara kandung) atau wali

• Tindakan berisiko tinggi harus dengan persetujuan


tertulis
• Untuk keadaan gawat darurat (mengancam jiwa) dimana
pasien tidak kompeten dan tidak ditemukan yang berhak
mewakilinya, dokter dapat melakukan tindakan tanpa
persetujuan
ANALISIS SOAL
• Pasien masih berusia 16 tahun
• Pasien belum kompeten akan keputusan medis,
meski pasien sadar dan tidak cacat
• Oleh karena itu, keputusan medis ke depannya
tetap berada di tangan keluarga terdekat, dalam
hal ini ibu
• Tindakan dokter tidak melanggar aturan apa pun,
karena pemegang keputusan bagi pasien adalah
ibu, sehingga dokter boleh memberitahu keadaan
pasien yang sesungguhnya kepada ibu pasien
Pilihan Lain
• B. Pelanggaran pidana à jika melakukan tindak
pidana, seperti kasus kriminal
• C. Pelanggaran etika à bila pasien telah menikah
atau berusia 18 tahun, maka etika autonomy
dilanggar
• D. Pelanggaran perdata àjika melakukan tindak
pelanggaran hukum perdata, seperti pencemaran
nama baik
• E. Pelanggaran disiplin à melakukan praktik
kedokteran tidak kompeten, tidak menjalankan
tugas profesional, berperilaku tercela yang
merusak kehormatan profesi
Jadi, pelanggaran yang dilakukan
100 oleh dokter adalah…
A. Tidak terdapat
pelanggaran

Anda mungkin juga menyukai