1 A. Demensia Alzheimer
• Laki-laki, 82 tahun
• Sering lupa sejak 1 tahun terakhir
• Sering mandi dengan pakaian lengkap
(gangguan fungsi eksekusi)
• Bicara tidak jelas (afasia)
• Riwayat hipertensi, DM, stroke, trauma
kapitis disangkal
• Skor MMSE 13, PF lain dalam batas
normal
(F0) Gangguan Mental Organik
• Dalam PPDGJ, Gangguan Mental Organik
dibagi menjadi 2 kelompok:
• Delirium: onset “akut”, kesadaran berkabut,
fluctuational
• Demensia: onset lebih panjang (“kronik”)
Demensia
• Demensia Alzheimer
• Manifestasi klinis:
• (A)nterograde amnesia
• (A)phasia : gangguan berbahasa
• (A)praxia : gangguan motorik, walaupun struktur
anatomis intak
• (A)gnosia : gangguan identifikasi objek tanpa adanya
gangguan sensorik
• (D)istrubance in executive functio
• Demensia Vaskular
• Manifestasi klinis:
• Gangguan memori yang disertai dengan bukti penyakit
serebrovaskular
Demensia
• Demensia Lewi-Bodies
• Manifestasi klinis:
• Gejala parkinsonism: (T)remor, (R)igidity, (A)kinesia,
(P)ostural instability
• Gangguan fungsi kognitif dan gangguan atensi sifatnya
fluktuatif
• Halusinasi visual rekuren yang jelas dan detil
• Demensia Frontotemporal
• Manifestasi klinis:
• Gangguan disinhibisi
• Apatis
• Hilangnya simpati dan empati
• Munculnya perilaku yang stereotipik, kompulsif
• Hyperorality/perubahan pola diet (peningkatan konsumsi
alkohol, merokok lebih banyak, makan yang bukan makanan)
Jawaban Lainnya
B. Demensia Badan Lewi à tidak ada gejala
parkinsonism (TRAP) pada Tn. Phi Khun
C. Demensia vaskular à tidak adanya riwayat
CVD pada Tn. Phi Khun
D. Delirium à onset Tn. Phi Khun 1 tahun
E. Mild cognitive impairment à Diagnosis
banding amnesia. Skor MMSE Tn. Phi Khun 13
1 Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
A. Demensia Alzheimer
2 D. Haloperidol HCl 5 mg IM
• Perempuan, 22 tahun
• Tiba-tiba mengamuk (raptus)
• Mengancam untuk melukai saudara
kembarnya
• Mendapat suruhan dari sosok Susana
(halusinasi visual)
Gangguan Psikotik Akut
Kriteria diagnosis:
• Onset akut, <1 bulanà gejala psikotik menjadi nyata dan
mengganggu sedikitnya beberapa aspek kehidupan dan fungsi
sosial sehari-hari
• Sindrom yang khas berupa polimorfik (berubah-rubah cepat,
beraneka ragam), atau schizophrenia-like (gejala skiofrenia +)
• Ada stress akut yang berkaitan (tidak selalu harus ada)
• Walaupun mungkin terdapat gejala emosional, tapi tidak
memenuhi kriteria episode manik maupun depresi
• Tidak ada penyebab organik
Tatalaksana psikotik akut dengan agitasi
• Haloperidol 2-5 mg IM short acting
• Restrain bila perlu
D. Haloperidol HCl 5 mg IM
3 C. Hipokondriasis
• Perempuan, 58 tahun
• Dirinya merasa mengidap kanker
payudara
• Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang tidak ditemukan kelainan
Somatoform Disorder
• Somatisasi à banyak
keluhan (subjektif), hasil
pemeriksaan fisik dan
penunjang normal
• Hipokondriasis à yakin
menderita 1 penyakit
tertentu, hasil
pemeriksaan normal
• Konversi à ada gangguan
dalam bentuk neurologi
• Psikosomatik à penyakit
fisik ada, kemudian
dipengaruhi psikis
Somatoform Disorder
• Malingering
– Pura-pura sakit dengan tujuan
eksternal, seperti malas kerja
atau mendapatkan narkoba à
bukan penyakit
• Factitious disorder
– Pura-pura sakit karena ingin
mendapat perhatian atau
perawatan medis, bukan
karena tujuan eksternal à
suatu kelainan dalam bidang
psikiatri
Jawaban Lainnya
A. Malingering à pada pasien ini, tidak ada
tujuan eksternal
B. Somatisasi à banyak keluhan, PF tidak ada
kelainan; pasien ini datang dengan satu
diagnosis spesifik
D. Gangguan konversi à tidak ada manifestasi
neurologi
E. Psikosomatik à tidak ditemukan kelainan
fisik (organik)
3 Jadi, diagnosis yang tepat untuk
kasus ini adalah…
C. Hipokondriasis
4 E. Katz Index of IADL
• Laki-laki, 68 tahun
• Luka sulit sembuh di kakinya sejak 4
bulan (kemungkinan ulkus pedis DM)
• Cenderung menjauhi orang dan murung
• Pasien sering mengamuk
• Ada “sosok” menganggu (halusinasi visual)
• An perempuan, 8 tahun
• Anak tidak pernah lulus setiap kali ujian
• Didiagnosis retardasi mental berat
Retardasi Mental
Poin IQ Derajat
Retardas
i Mental
50-69 Ringan
35-49 Sedang
20-34 Berat
<20 Sangat
berat
Jawaban Lainnya
A. 19 à Retardasi mental sangat berat
C. 35 à Retardasi mental sedang
D. 37 à Retardasi mental sedang
E. 39 à Retardasi mental sedang
5 Jadi, kemungkinan IQ An. Dian
adalah…
B. 21
6 A. Electro-convulsive
therapy
7 B. Middle insomnia
• Perempuan, 32 tahun
• Mudah lelah sejak 5 bulan terakhir
• Sering berulang kali terbangun saat
tidur di malam hari dan sulit tidur lagi
(middle insomnia)
• Hasil pemeriksaan fisik tidak ditemukan
kelainan
Gangguan Tidur
PARASOMNIA
• Sleep terror: pasien terbangun mendadak dari tidur
sambil berteriak ketakutan, tapi dia tidak mengingat ada
mimpi
• Somnambulisme: berjalan atau beraktivitas sambil tidur
BEDAKAN Narkolepsi dan hipersomnia:
Narkolepsi: Serangan kantuk mendadak yang bisa terjadi
berkali-kali dalam sehari. Namun, di luar serangan,
pasien tidak merasa mengantuk. Bisa disertai
katapleksi, paralisis tidur, dan halusinasi hipnagogik
Hipersomnia: sering merasa mengantuk meskipun
kuantitas dan kualitas tidur di malam hari optimal.
Insomnia: tidak bisa/kekurangan tidur
Sumber: Medscape
Tatalaksana Insomnia
• CBT-I (Cognitive Behavioral Therapy for Insomnia) à dikatakan paling efektif,
kombinasi terapi perilaku dengan kognitif; melibatkan psikoedukasi, strategi
perilaku, terapi kognitif, dan relaxation training
• Terapi relaksasi à cocok untuk pasien yang sulit relaks atau dengan keluhan
somatis multipel, beberapa strategi seperti : abdominal breathing, meditasi,
autogenic training
• Terapi kontrol stimulus à termasuk terapi perilaku, menghindari aktivitas-
aktivitas yang tidak boleh dilakukan saat masuk jam tidur dan yang boleh
dilakukan untuk mempercepat masuk ke dalam tidur
• Sleep restriction therapy à memperkecil sleep window, (lama di kasur – lama
tidur), sleep efficacy ([total sleep time/total in bed] × 100) goal for a person with
insomnia should be around 85%
• Sleep hygiene education à edukasi mengenai diet, olahraga, penggunaan
substansi-substansi tertentu, faktor lingkungan tempat tidur meliputi cahaya,
bising, temperatur
• Paradoxical intention therapy à cocok untuk pasien dengan preokupasi yang
intens ttg tidur, kekurangan tidur dan konsekuensinya. Dilakukan dengan cara
menyuruh pasien melakukan hal sebaliknya yaitu tetap terjaga di atas kasur
sehingga kecemasan/preokupasi tsb menghilang dengan perlahan hingga tertidur.
• Terapi kognitif à meliputi didactic focus, paradoxical intention, distraction and
imagery techniques, dan cognitive restructuring
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3554970/
Jawaban Lainnya (untuk
nomor 6)
B. Stimulus Control Therapy à Termasuk dalam
tatalaksana
C. Relaxation Therapy à Termasuk dalam
tatalaksana
D. Cognitive Behavioral Therapy à Termasuk
dalam tatalaksana
E. Sleep hyigiene à masuk dalam tatalaksana
Jawaban Lainnya (untuk
nomor 7)
A. Early insomnia à pola insomnia tidak sesuai
soal
C. Late insomnia à pola insomnia tidak sesuai
soal
D. Parainsomnia à tidak ada istilah ini
E. Paninsomniaà tidak ada istilah ini
Jadi, tatalaksana yang tidak tepat
6 diberikan adalah…
A. Electro-convulsive
therapy
Kemungkinan diagnosis yang
7 dialami adalah…
B. Middle insomnia
E. Nalokson, titrasi hingga
8 frekuensi napas adekuat
• Laki-laki, 19 tahun
• Penurunan kesadaran
• GCS 11, hipotensi, bradypnea, pin-point
pupil, bising usus menurun
• Needle track (+) à diduga baru
menggunakan obat opioid
DSM IV TR
Diagnostic criteria for 292.89 Opioid Intoxication
A. Baru menggunakan opiat/ opioid
B. Perubahan psikologis dan perilaku yang bermasalah
dan nyata secara klinis (misalnya euforia diikuti dengan
apati, disforia, agitasi psikomotor atau retardasi
psikomotor, dan penilaian yang terganggu) yang terjadi
saat atau segera setelah penggunaan opiat/opioid
C. Konstriksi pupil (atau dilatasi pupil yang disebakan
oleh anoksia akibat penggunaan dosis berlebih yang
parah), dan satu atau lebih tanda atau gejala yang terjadi
selama atau segera setelah penggunaan opiat/ opioid:
1. Mengantuk atau koma
2. Bicara cadel
3. Gangguan perhatian dan memori
D. Tanda dan gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis
lainnya dan tidak dapat diterangkan oleh gangguan
mental lainnya, termasuk intoksikasi oleh zat lainnya
Tatalaksana Intoksikasi Opioid
• Opioid à Jenis narkotika yang digunakan melalui
suntikan contohnya adalah morfin, heroin/putauw,
amfetamin/ekstasi, benzodiazepin
• Golongan opioid mencakup heroin, morfin,
opium,methadone,petidin
• Tatalaksana :
• Perbaiki tanda vital (tekanan darah, pernafasan, denyut nadi,
temperatur suhu badan)
• Berikan antidotum Naloxon HCL (Narcan, Nokoba) dengan
dosis 0,01mg/kgBB secara IV/IM/SC
• Tujuan pemberian nalokson: perbaikan adekuasi napas,
bukan untuk pemulihan kesadaran
• Kemungkinan perlu perawatan ICU, khususnya bila terjadi
penurunan kesadaran
• Observasi selama 24 jam untuk menilai stabilitas tanda-tanda
vital
Jawaban Lainnya
A. N-asetilsistein à antidotum intoksikasi PCT
B. dan C. à Metadon, sebaliknya untuk
withdrawal opioid, bukan intoksikasi opioid
D. Nalokson, titrasi hingga kesadran pulih à
nalokson digunakan untuk perbaikan frekuensi
napas, bukan untuk pemulihan kesadaran
8 Jadi, tatalaksana yang paling
sesuai adalah…
E. Nalokson
9 C. Voyeurisme
• Laki-laki, 38 tahun
• Mendapat kepuasan seksual saat
mengintip
Gangguan Seksual (Parafilia)
• Frotteurism : mendapatkan kepuasan seksual dengan
menggosokkan alamat kelamin pada orang lain
• Pedofilia: preferensi seksual pada anak-anak
• Fetihisme: kepuasan seksual dengan mengandalkan
benda2 tertentu sebagai objek fantasi à partner
seksual yang memakainya.
• Bedakan dengan transvestisme à kepuasan seksual
dengan memakai pakaian lawan jenis untuk
menghayatinya (riasan lengkap, rambut palsu).
• Masokisme: preferensi seksual untuk menjadi korban
disiksa
• Sadisme: preferensi seksual untuk menjadi pelaku
yang menyiksa
• Nekrofilia: preferensi seksual pada mayat.
• Voyeurisme: mengintip orang saat telanjang atau saat
sedang melakukan hubungan seksual
Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM
Jawaban Lainnya
A. Sadisme à preferensi seksual untuk menjadi
pelaku yang menyiksa
B. Hardcore à bukan termasuk parafilia
D. Masokisme à preferensi seksual untuk
menjadi korban disiksa
E. Troilisme à threesome, hubungan seksual
melibatkan tiga partisipan (bukan sekedar
mengintip, melainkan terlibat – baik: menonton
(bukan mengintip!) maupun melakukan
hubungan seksual)
9 Jadi, kelainan yang dimiliki oleh
Tn. Niko adalah…
C. Voyeurisme
10 A. Anorexia nervosa
• Perempuan, 20 tahun
• Tidak menstruasi 2 bulan terakhir
• Rambut mudah rontok
• Dirinya enggan makan lantaran karena
sering dihina gendut
• IMT 16,5 kg/m2
Anorexia Nervosa
• Anorexia nervosa:
– Diet ketat yang mengakibatkan berat badan di bawah batas
normal
– Takut berat badan naik, meskipun badan kurus
– Self-image buruk (menganggap diri gendut, meskipun kurus)
– Pada wanita bisa menyebabkan amenorea
• 2 tipe:
– Restriksi, yaitu mengurangi konsumsi makanan
– Purging, yaitu meningkatkan pengeluaran makanan dari tubuh
(muntah paksa, konsumsi laksatif)
• Tata laksana:
– Koreksi abnormalitas metabolik
– Re-feeding perlahan-lahan (untuk mencegah re-feeding
syndrome)
– Konseling psikiatri
A. Anorexia nervosa
11 A. Risperidone 2 x 2 mg PO
• Laki-laki, 28 tahun
• Sering merasa nyeri area dahi sisi kanan
sejak 3 bulan terakhir
• Nyeri terutama saat ada sinyal
gelombang pikiran masuk ke kepalanya
(thought insertion)
• Yakin bahwa dirinya adalah ahli sihir
(waham bizzare)
• PF dan PP dalam batas normal
Skizofrenia
Diagnosis
• Minimal 2 dari gejala : waham, halusinasi, bicara tidak
teratur, perilaku tidak teratur atau katatonik, gejala negatif
(afek datar, kehilangan gairah)
• Atau satu gejala ini: waham bizarre, halusinasi auditorik
dimana suara mengkomentari perilaku pasien terus, atau
halusinasi auditorik dimana dua atau lebih suara berbicara
satu sama lain
• Gejala lebih dari satu bulan
• Fungsi sosial atau pekerjaan terganggu
Tatalaksana
• Antipsikotik gen. 1: chlorpromazine, haloperidol
• Antipsikotik gen. 2: aripiprazole, clozapine, olanzapine,
risperidone
Sumber: PPDGJ + Medscape
Klasifikasi Skizofrenia
• Paranoid: waham kejar/rujukan dan halusinasi
• Herbefrenik: perilaku dan bicara tidak teratur
• Katatonik: mengambil posisi tubuh yang aneh, reaksi
terhadap lingkungan berkurang (stupor), mutisme,
menolak untuk bergerak (negativisme)
• Tak terinci: tidak memenuhi paranoid, hebefrenik,
ataupun katatonik
• Residual: ada riwayat diagnosis skizofrenia di masa lalu,
tapi sekarang hanya tinggal gejala negatifnya saja.
• Simpleks: hanya berupa gejala negatif (penarikan diri
dari lingkungan), tidak ada riwayat skizofrenia di masa
lalu
A. Risperidone 2 x 2 mg PO
12 D. Fluoxetine 1 x 20 mg PO
• Perempuan, 25 tahun
• Sering gelisah
• Selalu mengunci dan mengecek kunci
kembali berkali-kali (obsesif kompulsif)
• Cemas, khawatir, hingga sulit berpikir
jika tidak melakukan
• Diagnosis: OCD
Obsessive compulsive disorder
• Obsesi adalah pikiran, impuls,dan citra yang
mengganggu dan berulang yang muncul
dengan sendirinya serta tidak dapat
dikendalikan
• Kompulsi adalah perilaku atau tindakan
mental repetitif yang mana seseorang merasa
didorong untuk melakukannya dengan tujuan
untuk mengurangi ketegangan yang
disebabkan pikiran-pikiran obsesif atau untuk
mencegah terjadinya suatu bencana.
Obsessive compulsive disorder
• gangguan obsesif kompulsi merupakan
suatu gangguan anxietas di mana pikiran
dipenuhi dengan pemikiran yang menetap dan
tidak dapat dikendalikan dan individu dipaksa
untuk terus-menerus mengulang tindakan
tertentu, menyebabkan distress yang signifikan
dan mengganggu keberfungsian sehari-hari
Berdasarkan PPDGJ-III :
Gejala primer kecemasan harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya
dua minggu berturut-turut atau merupakan sumber distres atau gangguan
aktivitas. Gejala-gejala tersebut meliputi :
1. Harus dikenal atau disadari sebagai pikiran atau impuls dari diri
individu sendiri
2. Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang masih tidak berhasil
dilawan, meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh penderita
3. Pikiran untuk melaksanakan tindakan tersebut di atas bukan
merupakan hal yang memberi kepuasan atau kesenangan (sekedar
perasaan lega dari ketegangan atau kecemasan tidak dianggap
sebagai kesenangan sepert dimaksud diatas)
4. Pikiran, bayangan atau impuls tersebut harus merupakan
pengulangan yang tidak menyenangkan
PPDGJ III
Tatalaksana
• Cognitive behavioral therapy à exposure and
response prevention (ERP)
• Obat yang telah diapproved FDA untuk OCD :
• Clomipramine (Anafranil)
• Fluoxetine (Prozac)
• Fluvoxamine
• Paroxetine (Paxil, Pexeva)
• Sertraline (Zoloft)
D. Fluoxetine 1 x 20 mg PO
13 D. Escherichia coli
• Perempuan, 34 tahun
• G2P1A0 12 minggu
• Nyeri berkemih
• Peningkatan frekuensi BAK
• Rasa tidak lampias
• Onset 2 hari
• Suhu 37.3 0C
• Nyeri tekan suprapubik
Diagnosis: ISK
A. Amoxicillin 3 x 500
14 mg selama 5-7 hari
ISK
• Umumnya pada perempuan
• Tanda & Gejala:
• Disuria, urgensi, frekuensi, hematuria, nyeri suprapubik
• Nyeri pinggang/ketok CVA à umumnya pada upper UTI
• Demam, malaise, menggigil à umumnya pada upper UTI
• Klasifikasi:
• Uncomplicated à tanpa instrumen di saluran kemih, tanpa
abnormalitas struktural, tidak hamil dan rawat jalan
• Complicated à all other
• Etiologi: E coli (tersering), S saprophyticus, Proteus sp,
Klebsiella sp, Enterococcus faecalis
• Urinalisis:
• LEA positif, > 10 WBC/mL, hematuria mikroskopik, low grade
proteinuria, nitrat +
P vulgaris pada agar MacConkey
Agar Plate
• Media tumbuh untuk m.o
• Jenis-jenis:
• Coklat: H influenzae, N meningitidis
• Thayer Martin: N gonorrhoeae
• MacConkey: Gram negatif
• Saboraud: Fungi
C albicans pada agar saboraud N gonorrhoeae pada agar coklat & thayer mart
ISK
• Tatalaksana à uncomplicated UTI
• 1nd line: Florokuinolon (ciprofloksasin,
levofloksasin, ofloksasin)
• Alternatif: TMP-SMX, fosfomycin, nitrofurantoin,
amoksiklav, cefuroksim
Ocviyanti D, Fernando D. J Indon Med Assoc, Volume: 62 Nomor 12, Desember 2012
Jawaban Lainnya
A. Streptococcus pyogenes
B. Staphylococcus saprophyticus Bukan, karena:
C. Streptococcus beta haemolytics Gram Positif
E. Staphylococcus aureus
13 Jadi, kemungkinan
mikroorganisme penyebabnya
adalah…
D. Escherichia coli
Jawaban Lainnya
B. Seftriaksin 1 x 250 mg à pemberian antibiotik
untuk sistitis kehamilan: oral, bukan parenteral
C. Ciprofloxacin 2x500 mg, 7 hari à tidak
dikontraindikasikan, namun bukan lini pertama
terapi ISK pada kehamilan. (kat C)
D. Cotrimoxazole 2x960 mg, 3 hari TMP pada trim 1
dikontraindikasik
E. Cotrimoxazole 2x480 mg, 3 hari an karena berhub
dgn abnormalitas
jantung dan defek
fasial.
14 Jadi, tatalaksana yang paling
tepat adalah…
A. Amoxicilin 3x500mg
selama 5-7 hari
15 E. Sindrom nefrotik
E. Sindrom Nefrotik
16 C. Stress incontinence
• Perempuan, 56 tahun
• Tidak dapat menahan BAK
• Saat batuk, bersin, tertawa
C. Stress incontinence
D. Pelvic muscle
17 exercise
• Perempuan, 56 tahun
• Tidak dapat menahan BAK
• Saat batuk, bersin, tertawa
D. Pelvic muscle
exercise
18 A. Antibiotik
• Laki-laki, 23 tahun
• Nyeri skrotum
• Demam
• Nyeri saat BAK
• Onset 3 hari
• PF skrotum bengkak, kemerahan, tidak
terdapat fluktuasi
• UL: LEA (+), sedimen eritrosit dan leukosit
• + discharge purulent
A. Antibiotik
19 B. Eritromisin
• Anak laki-laki, 10 tahun
• Bengkak di kelopak mata
• BAK seperti air cucian daging
• Onset 5 hari
• Riwayat radang tenggorokan 2 minggu
yll
• TD 140/90 mmHg
Diagnosis: GNAPS
Diagnosis GNAPS
• Anamnesis
• Riwyat infeksi saluran napas atas 1-2 minggu
sebelumnya atau infeksi kulit 3-6 minggu sebelumnya
• Gross hematuria atau sembab di kedua kelopak mata
dan tungkai
• Terkadang kejang atau penurunan kesadaran akibat
ensefalopati hipertensi
• Oliguria/anuria akibat gagal ginjal atau gagal jantung
• Pemeriksaan fisis
• Edema kelopak mata dan tungkai dan hipertensi
• Lesi bekas infeksi kulit
• Kejang atau penurunan kesadaran
• Gejala hipervolemia: gagal jantung, edema paru
Diagnosis GNAPS
• Pemeriksaan penunjang
• Urinalisis menunjukkan proteinuria, hematuria dan
silinder eritrosit
• Ur dan Cr meningkat
• ASTO meningkat
• Komplemen C3 menurun
• Komplikasi GGA: hiperkalemia, asidosis metabolik,
hiperfosfatemia dan hipokalsemia
Tatalaksana
• Tatalaksana GNAPS
Tatalaksana Awal
• Diuretik (furosemid) untuk mengurangi edema jika
terdapat tanda edema berat
Tatalaksana Definitif
• Antibiotik: amoksisilin 50 mg/kgBB/hari tid selama
10 hari atau eritromisin 30 mg/kgBB/hari tid
• Antihipertensi (Captopril) apabila ada hipertensi
• Tirah baring, diet nefritis
Nefritik Nefrotik
• Dominan hematuria • Dominan proteinuria
• Hipertensi • Hipoalbuminemia
• Biasanya post- • Gejala yang sering
streptoccal dikeluhkan à bengkak
Jawaban Lainnya
A. Amoksisilinà riwayat alergi golongan obat
penisilin
C. Ampisilin à riwayat alergi golongan obat
penisilin
D. Ciprofloksasin à tidak sesuai rekomendasi
E. Gentamisin à tidak sesuai rekomendasi
19 Jadi, terapi yang paling tepat
adalah…
B. Eritromisin
20 D. Prostatitis bakterial
• Laki-laki, 58 tahun
• Keluhan BAK sedikit namun sering
(frekuensi > 10x/hari) sejak 3 hari
• Demam sejak 2 hari
• PF: suhu 38,2oC, prostat teraba hangat
dan membesar
Gejala retensi urin
Penyakit Demam RT Hematuria
BPH - Prostat teraba -
lunak, Pool atas
tidak teraba,
nyeri tekan (-)
Prostatitis + Prostat teraba -
kenyal, pool atas
teraba, nyeri
tekan (+)
Ca prostat - Prostat teraba +
keras, dapat
berbenjol-benjol,
pool atas bisa
teraba atau tidak,
nyeri tekan (+/-)
ISK
• Infeksi pada saluran kemih, terdiri atas sistisis,
prostatitis, pyelonefritis, asimptomatik
bakteriuria à patofisiologi infeksi ascenden
• Klasifikasi:
• Uncomplicated à tanpa instrumen di saluran
kemih, tanpa abnormalitas struktural, tidak hamil
dan rawat jalan
• Complicated à all other
• Penyebab tersering à E. coli
• Pemeriksaan urinalisis à urin pancar tengah,
pungsi suprapubik atau kateter
Emedicine.medscape
Tatalaksana prostatitis
bakterial (akut)
• Pemasangan kateter bila obstruksi
• Antibiotik dalam bentuk fluorokuinolon atau
kotrimoksazol atau ampisilin + gentamisin
• Drain abses (bila ada)
• Alpha blocker dapat dipertimbangkan untuk
mengurangi obstruksi
Emedicine.medscape
Jawaban Lainnya
A. Pielonefritis à merupakan suatu komplikasi
dari ISK biasa yang mengenai parenkim ginjal
B. Urolithiasis à gejala obstruktif lebih
dominan, tanpa demam
C. BPH à keluhan obstruktif lebih utama, tanpa
demam, prostat tidak teraba hangat dan tidak
ada nyeri tekan
E. Ca prostat à disertai keluhan turun berat
badan, hematuria
20 Jadi, diagnosis yang sesuai utk
Tn. Bonar adalah…
D. Prostatitis
21 E. Uremia
• Perempuan, 65 tahun
• Penurunan kesadaran sejak 5 jam SMRS
• Tidak BAK sejak 2 hari terakhir
• BAK sedikit sejak 6 bulan (oligouria)
• Riwayat DM sejak 10 tahun
• PF: TD 170/100
• Lab: Ureum 350, Cr 14, Hb 7
Indikasi Hemodialisis CITO
• (A)cidosis
metabolic
• (I)ntoxication
• (U)remia
• (E)lectrolyte
imbalance
(hyperkalemia)
• (O)verload
Jawaban Lainnya
A. Asidosis metabolik à tidak dijelaskan dalam
kasus
B. Overload cairan à tidak ditemukan tanda
overload (sesak, pulmonary rales, edema)
C. Intoksikasi obat à tidak dijelaskan dalam
soal
D. Hiperkalemia à tidak disebutkan dalam soal
21 Jadi, indikasi hemodialisis CITO
pada Ny. Ani Ria adalah…
E. Uremia
22 A. USG skrotum
23 D. Infertilitas
• Laki-laki, 28 tahun
• Buah pelir kanan membengkak sejak 4
bulan tanpa nyeri
• PF: skrotum kanan lebih besar, teraba
gumpalan seperti cacing
• Kemungkinan diagnosis: varicocele
Varikokel
• Terjadi pada 15-20% laki-laki dan 40% pada
laki-laki infertil
• Keluhan utama à sulit mendapatkan
keturunan
• Biasanya asimptomatik
• Ciri khas à bag of worm pada palpasi testis
(gambaran kantung cacing)
Hidrokel vs Varikokel
Hidrokel Varikokel
• Biasanya • Asimptomatik,
asimptomatik, hanya namun berhubungan
teraba testis dengan infertilitas
membesar dan tidak dan terkadang bisa
simetris nyeri skrotal
• Testis teraba • Teraba kantong
• Tes transiluminasi (+) cacing
• Tes transiluminasi (-)
Varikokel
Jawaban Lainnya (untuk
nomor 22)
B. CT scan pelvis à pajanan radiasi yang tidak
terlalu baik, bukan indikasi pada pasien
C. MRI à tidak cost effective
D. Foto polos abdomen à tidak berkaitan secara
langsung dengan kasus
E. Venography skrotum à pemeriksaan yang
tidak tersedia dan tidak ada indikasi khususnya
Jawaban Lainnya (untuk
nomor 23)
A. Penyakit Peyronie à penis yang bengkok saat
ereksi, terjadi karena adanya jaringan ikat pada
penis
B. Priapismus à kondisi ereksi abnormal
selama lebih dari 4 jam disertai nyeri
C. Epididimitis à biasanya akibat ascending
infection; tidak langsung berkaitan pada kasus
ini
E. Hernia skrotalis à tidak ada kaitannya secara
langsung
Pemeriksaan penunjang yang sesuai
22 untuk Tn. Cha adalah…
A. USG
Komplikasi yang dapat timbul
23 adalah…
D. Infertilitas
D. Meminta Tn. Gober untuk
24 melakukan pembayaran
dengan biaya pribadi
• Laki-laki 52 tahun
• Pemilik saham mayoritas di sebuah
perusahaan besar (kira-kira kalangan
ekonomi atas)
• Medical check up
• Mau membayar dengan kartu BPJS-PBI
Pelayanan yang tidak dijamin/ditanggung
oleh BPJS Kesehatan
C. Kapitasi
26 B. HT urgensi
27 D. Kaptopril PO
• Perempuan, 75 tahun dengan suka
pusing 3 bulan terakhir
• Tidak ada penurunan penglihatan, mual
muntah, atau gg berkemih à tidak ada
tanda-tanda target organ damage
• TD 190/110 mmHg
• Diagnosis?Tatalaksana?
• Penegakan diagnosis hipertensi: 2
pengukuran pada 2 kunjungan yang
berbeda
• Berdasarkan
JNC 7
B. HT urgensi
Target Penurunan TD
• Hipertensi emergensi
• Diastolik ± 110 mmHg atau berkurangnya MAP 25%
dalam 2 jam
• Setelah itu penurunan dilanjutkan dalam 12-16 jam
hingga mendekati normal
• Hipertensi urgensi
• Penurunan bertahap dalam 24 jam
Medscape, 2016
Hipertensi Urgensi
Obat Dosis Awitan
Kaptopril 6,25-50 mg oral atau sublingual 15 menit
Klonidin Awal per oral 0,15 mg, selanjutnya 0,15 0,5-2 jam
mg tiap jam, dosis total 0,9 mg
Labetalol 100-200 mg per oral 0,5-2 jam
Furosemid 20-40 mg per oral 0,5-1 jam
HipertensiEmergensi
Obat Dosis Awitan Lama Kerja
Nicardipine Mulai dgn dosis 5mg/jam, 5-20 menit 1-4 jam
naikkan 2,5mg/jam tiap 15
menit bila target belum
tercapai
Furosemid 20-40 mg (hanya bila ada 5-15 menit 2-3 jam
retensi cairan)
Nitrogliserin Infus 5-100 mcg/menit 2-5 menit 5-10 menit
Diltiazem Bolus IV 10 mg (0,25mg/kgBB)
dilanjutkan infus 5-10 mg/jam
Klonidin 6 ampul dalam 250 ml cairan
infus, dosis titrasi
Nitropusid Infus 0,25-10 Segera 1-2 menit
• Obat utama untuk emergensi: nicardipine.
Alasan: efek cepat, TD tidak langsung
cepat drop, dapat diatur dengan infusion
pump.
• Nifedipine tidak baik karena menyebabkan
penurunan TD yang berlebihan (refleks
takikardia berlebihan, dan bisa rebound). Efek
samping kardiovaskular >>
• Pilihan tepat lainnya: nitroprusside
Jawaban Lainnya
• A. Nikardipin IV à untuk HT emergensi
• B. Furosemid PO à Diuretik
• C. Nifedipin IV à untuk HT emergensi
• E. Spironolakton PO à K sparring diuretik,
jarang sebagai lini pertama pengobatan HT
27 Jadi, terapi pasien ini adalah…
D. Kaptopril PO
28 C. Atrial flutter
29 B. Kardioversi
• Laki-laki, 68 tahun dengan nyeri dada 30
min
• Riwayat miokard infark
• HR 200 x/min à takikardi
- Diagnosis?
- Tatalaksana?
Narrow QRS
(masalah dari atas ventrikel)
Atrial Fibrilasi Atrial Flutter
• Ireguler (jarak R-R) • Reguler (jarak R-R)
• Gelombang P • Saw-tooth
menghilang appearance (gigi
gergaji)
Narrow QRS
• Supraventrikular takikardi
• Reguler (jarak R-R)
• Gelombang P tidak jelas (tertutup oleh T)
Lily, 2011
Wide QRS
(masalah di ventrikel)
Ventricular tachycardia
(VT) monomorfik
C. Atrial flutter
29 B. Kardioversi
30 A. Limfangitis
• Diagnosis?
Limfangitis
• Infeksi pembuluh limfe
yang mengaliri suatu
lokus inflamasi
• Organisme patogen
memasuki saluran
limfatik langsung melalui
abrasi atau luka atau
sebagai komplikasi
infeksi.
• Biasanya didahului
medscape
trauma
Limfangitis
• Pada infeksi akut teraba lunak, membengkak secara
asimetrik, dan saling berhubungan, serta kulit di
atasnya tampak erimatosa.
A. Limfangitis
C. Injeksi adrenaline 0.3
31 mg SC
• Perempuan, 40 tahun dengan tidak
sadar setelah injeksi antibiotik untuk
raja singa à sifilis, injeksi Penisilin à
salah satu tersering reaksi anafilaksis
• TD 70/60 mmHg, HR 133 x/min lemah,
stridor à gejala mengarah ke syok
disertai potensi sumbatan jalan napas
• Dx: syok anafilaksis
• Pengobatan?
Syok Anafilaksis
• Reaksi hipersensitivitas tipe I (IgE)
• Terjadi sistemik di seluruh tubuh
- Sistem saluran napas: hiperaktivitas
bronkus, edema laring
- Sistem kardiovaskuler: perubahan vaskuler,
vasodilatasi sistemik
- Sistem saluran cerna: mual, muntah, diare
- Mata: angioedema, konjungtivitis
- Kulit : urtikaria, angioedema
http://science.unctv.org/content/peanut-
solution-0
Resuscitation council, UK
Syok Anafilaktik
pada anak
http://heart.bmj.com/content/90/1/99/F1.la
rge.jpgamp
https://ispub.com/IJANP/6/1/9057
Jawaban Lainnya
• B. LDH (lactat dehydrogenase) à tidak
spesifik, biasa pada kasus infeksi
• C. CK-MB à spesifik, naik pada onset 3 jam
dan hilang setelah 48-72 jam onset. Masih
lebih superior Troponin
• D. CPK (creatinis phosphokinase) à tidak
spesifik meningkat dalam 4-8 jam, dapat
ditemukan di hepar dan otak
• E. Mioglobin à tidak spesifik tetapi paling
cepat
32 Jadi, jawaban yang tepat adalah…
A. Troponin
33 D. Morfin
D. Morfin
34 E. Total AV blok
• INTERVAL PR
TIPE 1 MEMANJANG PROGRESIF
(MOBITZ 1) • SAMPAI TERJADI
AV BLOK à GANGGUAN
DERAJAT 2
DROPPED BEATS (MISSING
KONDUKSI ATRIUM KE QRS)
VENTRIKEL • INTERVAL PR
TIPE 2 MEMANJANG TETAP
(MOBITZ 2)
• SAMPAI TERJADI
DROPPED BEATS (MISSING
DERAJAT 3 QRS)
(TOTAL AV TIDAK ADA HUBUNGAN
BLOK)
GELOMBANG P DENGAN KOMPLEKS
QRS
AV BLOK
INTERVAL PR > 0.2
DERAJAT 1
DETIK
AV BLOK
DERAJAT 2
TIPE 1
INTERVAL PR KOMPEKS
MEMANJANG QRS
PROGRESIF MISSING
AV BLOK
DERAJAT 2
TIPE 2
INTERVAL PR KOMPEKS
MEMANJANG QRS
TETAP MISSING
AV BLOK DERAJAT
3 (TOTAL AV BLOK)
E. Total AV Blok
B. Streptococcus
35 viridans
• Laki-laki, 30 tahun dengan cepat lelah sejak 2
minggu
• Sesak bila berjalan jauh atau harus naik tangga
• Demam hilang timbul à mulai curiga suatu
proses infeksi
• Riwayat cabut gigi à penting!
• PF opening snap di apeks jantung à mitral
stenosis
Akut Subakut
• Demam tinggi • Demam tidak tinggi
• Murmur bisa tidak atau normal
terdengar di 1/3 pasien • Murmur di 99% pasien
• Progresif, sudden • Gejala lebih ringan,
onset gejala gagal mialgia, cepat lelah,
jantung tidak nafsu makan
• Etiologi tersering à • Etiologi tersering à
Staphylococcus aureus Streptococcus viridans
Jawaban Lainnya
• A. Streptococcus pneumoniae à infeksi
saluran pernapasan
• C. Staphylococcus aureus à IE pada kasus
IVDU, terdengar murmur pada katup trikuspid
• D. Cryptococcus neoformans à meningitis
• E. Haemophylus ducreyi à ulkus mole pada
genitalia
35 Jadi, jawaban yang tepat adalah…
B. Streptococcus
viridans
C. Inflamasi pembuluh
36 darah
• Lak-laki, 50 tahun dengan nyeri kaki kiri
sejak 1 hari
• Panas, berdenyut, tidak dipengaruhi
aktivitas
• Riwayat rokok lama à faktor risiko kuat
• PF: ujung jari merah kebiruan, nyeri jika
disentuh, pulsasi arteri melemah à
permasalahan pasti arteri bukan vena
Medscape
Jawaban Lainnya
• A. Vasospasme pembuluh darah à pada kasus
Raynaud, pencetus biasa dingin
• B. Trauma yang menyebabkan diskontinuitas
tulang tungkai à fraktur
• D. Nekrosis pembuluh darah
• E. Pelebaran pembuluh darah balik à varises,
di tungkai disebut vena varikosa – lebih umum
pada wanita riwayat
postpartum/obes/menopause
36 Jadi, jawaban yang tepat adalah…
C. Inflamasi pembuluh
darah
37 D. Rontgen toraks
Perlu diingat bahwa pilar utama terapi gagal jantung adalah beta
blocker dan ACE inhibitor/ARB. Akan tetapi kedua obat ini tidak
diberikan pada kondisi gagal jantung yang akut.
• Batwing
appearance
• Orange:
Kerley A
• Biru: kerley
B
• Hijau:
Kerley C
Jawaban Lainnya
• A. Cek Troponin dan CKMB –> marker untuk
infark bukan gagal jantung
• B. Spirometri à diagnostic tool untuk kasus
penyakit paru obstruktif/restriktif
• C. Cek BNP à marker gagal jantung, bukan
pilihan yang tepat
• E. Ekokardiografi à bisa menilai fungsi katup
dan EF, tapi bukan penunjang yang dilakukan
pertama
37 Jadi, jawaban yang tepat adalah…
D. Rontgen toraks
38 B. VSD
Asianoti
k Sianotik
• Duktus arteriosus
yang
menghubungkan
aorta dan arteri
pulmonal tidak
menutup saat lahir
• Left to right shunt
• PF: continuous
murmur
Koarktasio aorta
Pathophysiology of heart
disease Lilly
Jawaban Lainnya
• A. ASD à fixed split S2
• C. PDA à murmur kontinu
• D. TOF à biru, squatting
• E. Koarktasio aorta à TD berbeda pada ke-4
tungkai
38 Jadi, jawaban yang tepat adalah…
B. VSD
B. Asma persisten
39 sedang
• Perempuan, 28 tahun dengan sesak
napas sejak 2 bulan terakhir
• 2-3 serangan malam per 1 minggu
• Mengganggu tidur
• Riwayat asma dan rutin salbutamol
• APE 60-80%
Klasifikasi derajat berat asma
B. Asma persisten
sedang
B. Atelektasis paru
40 kanan
• Laki-laki, 55 tahun dengan batuk
berdarah sejak 1 minggu à TB?
• Riwayat merokok lama
• PF TD 150/90 mmHg dan RR 23 x/min
• CXR: radioopak hemitoraks kanan
dengan trakea tertarik ke sisi kanan
Diagnosis?
Deviasi Trakea
• Trakea tertarik ke sisi paru yang bermasalah
• Atelektasis
• Fibrosis paru
• Aplasia paru
• Pneumonektomi
• Trakea terdorong menjauhi sisi paru yang
bermasalah
• Pneumotoraks
• Efusi pleura
• Keganasan
Atelektasis
• Definisi
• Ekspansi tidak lengkap/kolapsnya sebagian atau
semua bagian paru
• Etiologi :
• Obstruktif : foreign body, tumor, and mucous plugging
• Non-obstruktif
• loss of contact between the parietal and visceral pleurae à
efusi pleura, pneumotoraks
• Compression à tumor
• loss of surfactant àARDS
• replacement of parenchymal tissue by scarring or infiltrative
disease à TBC
• Medscape
• Manifestasi klinis
• Sesak napas
• Batuk
• Takikardi
• Sianosis
• Berkurangnya pergerakan dada di sisi yang sakit
• Vokal fremitus berkurang
• Penurunan suara napas satu sisi
• Ingat: atelektasis menarik jaringan di sekitarnya
sedangkan massa/cairan/udara mendorong
jaringan di sekitarnya
Jawaban Lainnya
• A. Massa paru kanan à konsolidasi di paru,
mendorong jaringan di sekitarnya
• C. Bronkitis à batuk, sputum banyak,
peningkatan corakan bronkovaskular
• D. Asma à hiperinflasi, sesak napas berulang
• E. Abses paru à kavitas dengan air fluid level
40 Jadi, jawaban yang tepat adalah…
B. Atelektasis paru
kanan
41 C. 2RHZES/RHZE/5RHE
C. 2RHZES/RHZE/5RHE
42 B. Pink puffer
• Laki-laki, 45 tahun dengan sesak napas
sejak 6 bulan memberat 3 hari ini
• Perokok berat à risk factor PPOK
• PF tampak kurus, pursed lip breathing,
barrel chest
• CXR jantung pendulum, hiperinflasi, corak
bronkovaskular turun
B. Pink puffer
43 A. 4
A. 4
44 C. Efusi pleura
• Laki-laki, 60 tahun dengan batuk berdahak
dan sesak napas sejak 2 bulan lalu
• Perubahan warna sputum (+) à arah
pneumonia?
• PF perkusi paru kanan pekak à sesuatu
padat/cair?
• PF auskultasi ada ronki à infeksi
pneumonia?
• CXR: radiolusen setengah lapang paru
dengan sudut kostofrenik tumpul
• Diagnosis?
Efusi pleura
• Sudut kostofrenikus
menghilang
• Meniskus sign (+) à
concave surface of
the fluid level due to
surface tension with
pleura
• Densitas homogen
• Hilangnya siluet
jantung dan
diafragma
Analisis cairan pleura
• Normal: • Purulen: empyema
• Jernih • Bau busuk: anaerobic
• pH 7.60-7.64 empyema
• Protein < 2% (1-2 g/dL) • Seperti susu, opalescent:
• WBC < 1000/mm3 chylothorax
• Glukosa sama dengan • Darah (Grossly bloody
plasma
• LDH < 50% nilai plasma fluid): trauma, keganasan,
asbestosis
• Ht cairan pleura > 50% à
hematothorax
• Hitam: Aspergillus niger,
Rizopus
oryzae, melanoma
maligna, Ca paru
• Kuning (seroxantokrom)
à TBC
Medscape, 2016
Light Criteria for Pleural
Effusion
Jawaban Lainnya
• A. Pneumotoraks à gambaran radiologi
berupa hiperlusen dengan pleural line
• B. Karsinoma paru à ada tanda-tanda
penurunan BB, batuk berdarah radiologi
terdapat lesi radioopak yang mendorong
trakea
• D. Pneumonia à infiltrat, demam, batuk
berdahak
• E. PPOK à riwayat rokok, jantung pendulum
dan hiperinflasi
44 Jadi, jawaban yang tepat adalah…
C. Efusi pleura
B. Gambaran kistik multiple
45 kecil di lapang paru dikelilingi
infiltrat
• Laki-laki, 60 tahun dengan batuk berdahak dan
sesak napas sejak 2 bulan lalu
• Perubahan warna sputum (+) à arah pneumonia?
• PF perkusi paru kanan pekak à sesuatu
padat/cair?
• PF auskultasi ada ronki à infeksi pneumonia?
• Dahak 3 lapis à khas!
• CXR: radiolusen setengah lapang paru dengan
sudut kostofrenik tumpul
Dx: Bronkiektasis
Gambaran radiologi?
Bronkiektasis
Bronkiektasis adalah Pemeriksaan Fisis
pelebaran abnormal • Ronki basah, ronki kering,
bronkus ukuran medium mengi
disertai destruksi jaringan
dinding bronkus, umumnya Pemeriksaan Penunjang
akibat infeksi lama.
• X-ray dan CT-scan:
honeycombing
DIAGNOSIS
Anamnesis TATA LAKSANA
• Batuk kronik produktif, • Antibiotik
dahak tiga lapis
• Terapi dada
• Hemoptisis
• Sesak napas
• Malaise
• Medscape
Pemeriksaan Radiologi
• CT scan
• Foto Thorax
Jawaban Lainnya
• A. Hiperinflasi paru disertai jantung pendulum
à PPOK
• C. Gambaran radioopak berbentuk segitiga
pada lapang paru, hiperlusen, dan deviasi
trakea à atelektasis
• D. Infiltrat pada daerah perihilar à pneumonia
• E. Sudut kostofrenikus yang tumpul disertai
adanya pus à radiologi tidak bisa mengetahui
itu pus atau bukan
45 Jadi, jawaban yang tepat adalah…
Dx: pneumonia
Pneumonia
• Definisi : suatu peradangan pada parenkim paru,
distal dari bronkiolus terminalis, yang
disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus,
jamur, parasit)
• Etiologi :
• Pneumonia komuniti à gram positif : tersering
Streptoccocus pneumonia
• Pneumonia nosokomial à gram negatif : klebsiella
pneumonia, haemophilus influenza, pseudomonas
auruginosa
• Pneumonia atipikal à chlamydia, legionella,
mycoplasma
http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf
Klasifikasi
• Berdasar klinis dan epidemiologis
• CAP
• Pneumonia nosokomial
• Pneumonia aspirasi
• Pneumonia pada imunokompromais
• Berdasar bakteri penyebab
• Pneumonia bakterial / tipikal
• Pneumonia atipikal
• Pneumonia virus
• Pneumonia jamur
• Berdasar predileksi infeksi
• Pneumonia lobaris
• Bronkopneumonia
• Pneumonia interstisial
Pewarnaan gram Flora normal atau spesifik Gram (+) atau (-)
http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf
Skor PORT
Indikasi rawat inap:
• Skor PSI 70
• Skor PSI < 70 , tapi
dijumpai salah satu
kriteria ini:
• Frekuensi napas >
30/menit
• Pa02/FiO2 <250
mmHg
• Foto toraks infiltrat
multilobus
• TD sistolik < 90 mmHg
• TD diastolik < 60
mmHg
• Pneumonia pada
pengguna NAPZA
Indikasi rawat intensif : paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor (membutuhkan ventalasi
mekanik dan membutuhkan vasopressor > 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala
minor (Pa02/FiO2 kurang dari 250 mmHg, foto toraks paru menunjukkan kelainan
bilateral, dan tekanan sistolik < 90 mmHg).
Faktor Modifikasi
Jawaban Lainnya
• A. Eritromisin PO à bukan pilihan antibiotik
utama pada kasus pneumonia, menurut
guideline pneumonia nasional
• B. Ceftriaxone IM à bukan drug of choice
• C. Metronidazol PO à antiprotozoa
• D. Levofloxacin IV à florokuinolon respirasi,
digunakan jika kasus rawat inap
Jadi, jawaban yang tepat adalah…
46
E. Koamoksiklav PO
C. Pertusis
47 paroksismal
• Anak, 15 bulan dengan batuk kering
sejak 2 minggu
• Demam naik turun dan muntah
• Whoop pada akhir inspirasi
Dx: pertussis
Fase penyakit pada kasus ini?
Pertusis
• Diagnosis: klinis (batuk persisten, whooping
cough, konjungtiva kemerahan).
Pertusis
• Etiologi: Bordetella pertusis
http://www.cdc.gov/pertussis/images/pertussis-
• Tatalaksana • Perawatan penunjang
• Antibiotik: azitromisin 10 • Hindarkan sejauh mungkin
segala tindakan yang dapat
mg/kgBB selama 5 hari, merangsang terjadinya batuk
eritromisin oral (12.5 • Jangan memberi penekan
mg/kgBB/kali, 4 kali sehari) batuk, obat sedatif, mukolitik
selama 10 hari atau jenis atau antihistamin.
makrolid lainnya. • Obat antitusif dapat diberikan
bila batuk amat sangat
• Oksigen: bila pernah terjadi mengganggu.
sianosis atau berhenti napas • Jika anak demam (≥ 39º C) yang
atau batuk paroksismal dianggap dapat menyebabkan
berat. distres, berikan parasetamol.
• Beri ASI atau cairan per oral.
• Tatalaksana jalan napas: Jika anak tidak bisa minum,
Selama batuk paroksismal, pasang pipa nasogastrik dan
letakkan anak dengan posisi berikan makanan cair porsi
kepala lebih rendah dalam kecil tetapi sering untuk
memenuhi kebutuhan harian
posisi telungkup, atau miring, anak.
untuk mencegah aspirasi
muntahan dan membantu PPM IDAI, Jilid 2
pengeluaran sekret.
Jawaban Lainnya
• A. Pertusis kataral à pilek, batuk, lowgrade
fever
• B. Pertusis inisiasi à tidak ada istilah ini
• D. Pertusis konvalesensi à recovery gradual,
batuk mulai menurun
• E. Pertusis rekonvalesensi à tidak ada istilah
ini
47 Jadi, jawaban yang tepat adalah…
C. Pertusis
paroksismal
48 D. Chest thrust
D. Chest thrust
B. Asma persisten
49 ringan
• Anak, 10 tahun dengan sesak berulang
• 3x serangan dalam 1 bulan
• Bunyi ngik-ngik
• Diagnosis?
• Asma Anak
• Diagnosis asma prinsipnya terbagi 3, yi.
• Diagnosis seberapa berat SERANGAN asma
• Diagnosis derajat asma-nya secara keseluruhan
(sebelum mendapat pengobatan)
• Diagnosis derajat asma-nya secara keseluruhan
SETELAH pengobatan
Klasifikasi untuk serangan (PADA SAAT AKUT)
Ingat, kriteria klasifikasi derajat asma pada anak
dan dewasa BERBEDA sekalipun bahasa sama!
49 Jadi, jawaban yang tepat adalah…
B. Asma persisten
ringan
50 D. Streptomisin
D. Streptomisin
D. Carpal Tunnel
51 Syndrome
• Nyeri pada pergelangan tangan kanan
• Kebas hingga jari-jari tangan
• Tukang gado-gado
• Nyeri menjalar dan kesemutan dari
pergelangan tangan ke ujung jari setelah
menekuk pergelangan tangan selama 60 detik.
• Diagnosis ?
Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
• Akibat kompresi
nervus medianus à
timbul gejala
kesemutan, baal,
maupun nyeri di 3 jari
sisi palmar.
• Bisa disertai atrofi
otot thenar.
Tanda Tinel, Tes phalen
TATALAKSANA
• Terapi awal : wrist splint pada malam hari 3-4
minggu
• Bila gagal dengan terapi awal à injeksi steroid
intralesi dengan dipandu USG.
• Obat oral seperti NSAID, pregabalin,
gabapentin (kontroversial à ada referensi
yang mengatakan tidak berbeda bermakna
dengan plasebo)
• Bedah dekompresi (pada kasus berat
berdasarkan klinis dan pemeriksaan).
Klasifikasi
http://www.csp.org.uk/sites/files/csp/imagecache/main_content_260_wide/car
pal_tunnel_sleeping_splint.jpg
Pilihan Lain
• A. Tendinitis de Quervain à radang/kompresi
tendon ibu jari akibat pemakaian ibu jari
berulang, tes finkelstein (+)
• B. Polineuropati DM à parestesia stocking and
gloves
• C. Guyon Tunnel Syndrome à kompresi nervus
ulnaris, kesemutan dan baal di jari kelingking
dan jari manis
• E. Tarsal Tunnel Syndrome à kompresi nervus
tibialis posterior, nyeri di ankle medial, tumit
hingga telapak kaki.
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
D. Carpal Tunnel
51 Syndrome
D. Stroke iskemik tipe
52 trombotik
• Kelemahan anggota gerak sesisi, memberat
sejak 2 jam terakhir.
• Riwayat dislipidemia dan diabetes
• Hemiparese kiri
• CT scan non kontras tidak didapatkan lesi
hiperdens.
Migraine headache
hindari pencetus
terapi abortif:
non spesifik: acetaminofen, NSAID
spesifik: triptan, ergotamine, DHE
Bila tidak respon à opioid
Terapi preventif : propanolol, amitriptilin, as valproat.
Cluster headache
Akut: oksigen 7-10 lpm
Preventif: Calcium channel blockers (verapamil), amitriptilin
Kriteria
diagnostik TTH
Pilihan Lain
• A. Gabapentin
• C. Amitriptilin
• D. Ergotamin à tatalaksana akut migrain
• E. Oksigen 100% 10 lpm à tatalaksana akut
sakit kepala kluster
Jadi, tatalaksana pasien ini
adalah…
54 B. Ibuprofen
B. Guillian Barre
55 syndrome
• Kelumpuhan pada awalnya dirasakan pada
kedua kaki yang kemudian terus menjalar ke
kedua tangan.
• Riwayat diare berdarah 3 minggu sebelumnya.
• Diagnosis ?
• Mekanisme : autoantibodi yang memicu
demielinisasi saraf tepi.
• Faktor Risiko
• Infeksi : C. jejuni (diare berdarah), EBV (batuk dan
pilek), mycoplasma
• Gejala
• Kelemahan, kesemutan, bilateal
• Kerusaka otonom
• Krusakan nervus kranial
• Gagal napas
• Terapi
• Plasma Exchange
• IVIG 400mg
• Steroid
Pilihan Lain
• A. Miastenia gravis à ptosis, kelemahan otot
progresif, akibat autoantibodi pada reseptor
asetilkolin di neuromuscular junction
• C. Hernia nukleus pulposus à nyeri punggung
menjalar ke bawah, tanda lasseque (+)
• D. Amiotrofik lateral sklerosis à kelumpuhan
tipe UMN dan LMN
• E. Multipel sclerosis à autoimun,
demielinisasi SSP, gejala awal : diplopia,
tinitus, kelumpuhan motorik, gangguan
autonom (BAB,BAK)
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
B. Guillian Barre
55 syndrome
56 C. Tanda Lhermitte
• Nyeri di area leher yang menjalar hingga bahu.
• Nyeri hilang timbul
• Keluhan memberat terutama saat sedang
memanggul benda berat di punggungnya.
Tekanan ↑↑ Normal/↑ ↑ ↑ ↑
Sumber :
Pilihan Lain
• B. Acquired protrombin complex deficiency
(APCD) à defisiensi vitamin K pada bayi baru
lahir, perdarahan intrakranial à ubun ubun
menonjol
• C. Kejang demam sederhana à kejang demam
seluruh tubuh, tidak berulang dalam 24 jam,
berlangsung singkat
• D. Kejang demam kompleks
• E. Tetanus neonatorum à mulut mencucu, tali
pusat kotor, opistotonus.
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
57 A. Meningitis bakterialis
58 C. Penyakit parkinson
• Kedua tangan terus gemetaran
• Kaki kanan terasa kaku dan kram. Sulit untuk
bergerak cepat.
• Tremor pada saat kedua tangan tidak
digerakkan dan berkurang ketika akan meraih
benda. Pill rolling tremor (+).
58 C. Penyakit parkinson
59 B. Demensia vaskular
• Tidak lagi mengenali anak dan cucu nya
• Merasa asing ketika dikunjungi keluarganya.
• Sering lupa bahwa pasien sudah mandi
• Sering tersesat sehingga tidak lagi sanggup
membayar tagihan listrik sendiri
• Riwayat perubahan perilaku disangkal
• Riwayat HT dan DM tidak terkontrol.
59 B. Demensia vaskular
D. Umum Absans
60 Tipikal
• Sering terlihat pandangannya kosong, bengong
• Keluhan berulang hingga 10x sehari selama
beberapa detik, mendadak, kemudian normal
kembali.
• Pasien tampak tidak sadar akan kejadian
tersebut.
63 D. Polineuropati distal
simetris
64 A. Tetanus neonatarum
• Bayi neonatus kejang
• Demam, mulut mencucu seperti ikan
• Riwayat persalinan oleh dukun paraji
• Suhu 38,2 C HR 118x/menit, UUB tidak
menonjol.
64 A. Tetanus neonatarum
65 C. Afasia Broca
• Gangguan bicara.
• Dapat memahami instruksi saat pemeriksaan
• Tidak bisa mengucapkan kata/kalimat dengan
baik.
• Tidak dapat mengulang kalimat yang
diucapkan dokter.
65 C. Afasia Broca
A. Dislokasi artikulatio
66 glenohumerus
• Nyeri bahu kiri sehingga tidak bisa
mengangkat lengan kirinya.
• ROM sendi glenohumerus terbatas, kontur
bahu (-) Krepitasi (-).
67 D. Galeazzi fracture
68 C. ORIF
• Bengkak dan nyeri pada paha kanan karena
tertabrak motor
• Panjang kaki kanan dan kiri berbeda
• Fraktur 1/3 proximal femur dextra dan
displacement (+).
68 C. ORIF
B. Dislokasi panggul
69 anterior
• Nyeri muncul ketika pasien menendang bola
• Saat menendang pasien merasa ada sensasi
bunyi.
• Pemeriksaan tungkai kiri: abduksi, eksorotasi.
A. Dorsalis pedis/ a. poplitea ++/++. Tidak ada
krepitasi.
• Diagnosis ?
à Anterior hip dislocation
70 C. Fraktur kompresi
C. Sprain ligamen
71 talofibular
• Nyeri di sekitar mata kaki tungkai kiri
• Edema (+), ekimosis (+), tidak ditemukan
krepitasi. Nyeri diperberat dengan gerakan
inversi. Nyeri tekan tibia fibula (-).
72 C. Osteofit
D. Ruptur meniskus
73 lateral
• Nyeri di lutut kanan setelah terbentur pemain
lawan
• Lutut kanan membengkak.
• Bunyi ‘pop’ ketika dilakukan endorotasi dan
ekstensi pada lutut kanan
• Pada saat lutut ditarik atau didorong dari
depan terdapat tahanan.
• Diagnosis ?
Jadi, diagnosisnya adalah…
A. Fraktur terbuka derajat
74 1 pada 1/3 tibia anterior
75 C. Spondilolisthesis
• Nyeri pinggang pasca terpeleset di kamar
mandi.
• Corpus vertebra L4 berada di depan L5.
75 C. Spondilolisthesis
76 E. Skleritis difusa
• Diagnosis?
Episkleritis Skleritis
Sumber: medscape
Skleritis (2)
• Patofisiologi: biasanya karena penyakit
granulomatosa kronik atau pengaruh autoimunà
nekrosis fibrinoid, infiltrasi PMN, MN, sel plasma,
makrofag, sering disertai vasculitis
• Diagnosis:
• fenilefrin eye drops à tidak respon (membedakan
dengan episkleritis)
• CT Scan, MRI, USG
• Tatalaksana
• Tx penyakit sistemik yang mendasari
• NSAID, kortikosteroid à pada non-necrotizing scleritis
• Imunosupresan à pada necrotizing scleritis
• Bedah à pada skleritis nekrosis
• Komplikasi: keratitis, uveitis à biasa dari skleritis
nekrosis Sumber: medscape
Skleritis Skleritis
difusa nodusa
Skleritis
nekrosis
Jawaban Lainnya
• A. Skleritis à jawaban kurang lengkap karena
ada pilihan jawaban yang lebih tepat
• B. Episkleritis nodular à nodul (+), jarang
disertai nyeri dan penyakit sistemik, visus
normal
• C. Episkleritis difusa à nodul (-), jarang
disertai nyeri dan penyakit sistemik, visus
normal
• D. Skleritis nodusa à nyeri, visus turun, nodul
(+)
76 Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
E. Skleritis difusa
C. Pemeriksaan slit
77 lamp
• Tn. Tuak 60 tahun
• Mata merah kanan dan buram 2 hari
• Post op katarak
• Nyeri (+)
• PF: visus turun, injeksi konjungtiva &
siliar, hipopion (+)
• Diagnosis: endoftalmitis
• Pemeriksaan?
Endoftalmitis
• Adalah inflamasi purulen cairan intraokuler (vitreous
and aqueous humor) akibat infeksi.
• Endoftalmitis sering berasal dari vitritis progresif.
• Tipe
• Eksogen (post operatif, trauma, post injeksi viterus, dll)
• Endogen.
• Akut (<6 minggu) Vs Kronik (> 6 minggu)
• Endoftalmitis post operatif akut adalah jenis tersering.
• Penyebab tersering: Stafilokokus epidermidis (70%)
• Pemeriksaan
• PF lokalis: PF eksternal, visus, funduskopi, slit lamp
• Lab: gram, kultur aqueous/vitreous humour, PCR, darah
lengkap, LDH
• Radiologi: CT-scan/MRI orbita, USG ocular
Endoftalmitis Akut
Postoperatif
• Terjadi dalam 1-2 minggu post
operasi, seringnya 3-5 hari post
operasi.
• Gejala: sangat progresif, mata
nyeri, mata merah, sekret, dan
pandangan kabur
• Tanda: visus turun, efema
palpebra, edema konjungtiva
hipopion
dan kornea, cells + fibrin di
COA, hipopion, inflamasi
vitreous, retinitis, dan reflex
fundus kabur.
Tatalaksana
• Antibiotik intravitreus (lebih
direkomendasikan) atau sistemik
(penyebab sering bakteri; terapi
empiris: Vankomisin,
Ceftazidime, atau Amikasin)
• Steroid intravitreus
• Siklopegik (istirahatkan iris)
• Vitrektomi (pars plana Injeksi
vitrektomi) intravitreus
Jawaban Lainnya
• A. Genioskopi à pemeriksaan sudut bilik mata
depan, biasanya untuk faktor risiko glaukoma
• B. Tonometri à pemeriksaan TIO, biasanya
untuk glaukoma akut
• D. Sensitivitas kornea à sensibilitas kornea,
pemeriksaan nervus kranial V
• E. Perimetri à pemeriksaan lapang pandang,
untuk glaukoma kronik
77 Jadi, pemeriksaan pasien ini
adalah…
C. Pemeriksaan slit
lamp
78 B. Presbiopi
• Diagnosis?
Presbiopi
ADISI LENSA
Usia 40 – 44 Usia 45-49 th Usia 50 – 54 Usia 55 – 59 > Usia 60 th
th th th
+1.0 D +1.5 D +2.0 D +2.5 D +3.0 D
Jawaban Lainnya
• A. Miopi à bayangan jatuh di depan lensa
• C. Astigmatisme à permukaan kornea tidak
rata, sehingga terdapat >1 titik fokus di retina
• D. Katarak senilis à pengeruhan lensa karena
penuaan
• E. Degenerasi makula à terdapat scotoma
sentral, pada macula ditemukan badan drusen
78 Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
B. Presbiopi
79 A. Keratitis jamur
• Diagnosis?
Hipopion
Keratitis
• Inflamasi pada kornea à kornea
edema, injeksi silier, mata nyeri,
visus turun. Bacterial keratitis
A. Keratitis jamur
80 B. Rujuk untuk operasi
• Tn. Erik 40 tahun
• Mata merah kiri 1
tahun, hilang timbul,
berkurang dg obat
warung
• Bekerja di
pemotongan kayu 3
tahun
• Penurunan visus (+)
• Dx: Pterigium gr IV
• Tatalaksana?
Pterigium
• Pterigium adalah
pertumbuhan jaringan
konjungtiva bentuk
segitiga , bervaskular, dan
bisa meluas hingga limbus
dan pupil.
• Seringnya asimptomatik;
keluhan lain: mata kering
(burning, itching or
tearing).
Manajemen pterigium
• Menghindari pajanan sinar UV adalah
tindakan awal, namun tidak menghilangkan
pterigium yang sudah ada
• Dengan kacamata hitam, topi
• Artificial tears dapat mengurangi gejala
• Kortikosteroid topikal, bila ada indikasi (yakni;
adanya inflamasi yang sedang terjadi)
• Pembedahan adalah tindakan definitif, namun
kekambuhan masih munkgin terjadi
http://bestpractice.bmj.com/best-
practice/monograph/963/treatment/details.html
Indikasi pembedahan
• Astigmatisme terinduksi pterygium
• Terlibatnya aksis penglihatan
• Gejala iritasi berat
• Kosmetik
Mata merah ++ + + + +
Kemosis ++ + ++ - +
Perdarahan + + + - -
subconjungtiva
Discharge Purulen/ cair cair mukopurulen -
mukopurulen
Papil + - ++ + -
Folikel - + + ++ +
Nodul kel. + ++ - + -
Limfa
preaurikular
Demam + + - - -
Konjungtivitis Vernalis
• Gejala dan tanda :
- Mata merah, gatal, dan berair
- Injeksi konjungtiva
- Cobblestone appearance
- Horner trantas dots
Horner trantas dots
TATALAKSANA :
1. Menghindari alergen
2. Mast cell stabilizer
3. Antihistamin
• Topikal
• Oral: antagonis reseptor H1
3. Steroid
Cobblestone app
Konjungtivitis Vernal Vs Atopik
Characteristics VKC AKC
Generally presents at a younger
Age at onset Second to third decade
age than AKC' first decade
• Dx: xeroftalmia
• tatalaksana?
Xeroftalmia
Akibat defisiensi vitamin A
Xeroftalmia
Diberikan pada
hari ke 1, 2, dan
14
Jawaban Lainnya
• B. Vitamin A kapsul merah hari ke 1, 2, dan 14
à harusnya kapsul biru
• C. Vitamin A setengah kapsul biru hari ke 1
saja à harusnya 1 kapsul biru, hari ke 1, 2, dan
14
• D. Vitamin A kapsul biru hari ke 1 saja à
harusnya hari ke 1, 2, dan 14
• E. Vitamin A kapsul merah hari ke 1 saja à
harusnya kapsul biru hari ke 1, 2, dan 14
84 Jadi, tatalaksana pasien ini
adalah…
A. Vitamin A kapsul
biru hari ke 1, 2, dan 14
85 E. Air mata buatan
• An. Tyrion 10 tahun, mata kanan merah 1
jam lalu
• Muncul setelah pasien bersin dan batuk
hebat
• Keluhan pertama kali
• Nyeri (-) gatal (-)
• PF: COA dan visus normal
• Diagnosis?
Degenerasi Makula
• Paling sering pada
orang tua
• Kerusakan makula
• Dibedakan menjadi
tipe “kering” dan
“basah”
• Timbul gejala defek
lapang pandang
sentral (skotoma)
Gambaran khas degenerasi
makula à badan drusen
Jawaban Lainnya
• A. Retinitis pigmentosa à
funduskopi: bone spicule
(pigmentasi retina)
• B. Ablasio retina à mata
tenang visus turun mendadak, Retinitis pigmentosa
pandangan seperti tirai, FR
myopia berat
• D. Retinopati diabetic à mata
tenang visus turun perlahan,
flame shaped haemorrhage,
soft & hard exudate
• E. Retinopati hipertensi à
copper wire dan AV nicking
Retinopati hipertensi
(copper wire)
86 Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
C. Age-related macular
degeneration
D. Rujuk ke dokter
87 spesialis mata
• Tn. Ramsay 32 tahun keluhan mata kanan
berair, perih, mengganjal
• Bekerja sebagai tukang las
• PF: benda asing kornea melewati limbus
A. Sinekia posterior
89 A. Hifema derajat 1
• Diagnosis?
HIFEMA
• Darah di bilik mata
depan, sering akibat
trauma tumpul.
Tatalaksana
Suportif :
• Acetaminophen à kurangi nyeri
• Antifibrinolytic / As.tranexamat à mencegah
perdarahan sekunder
• Antiglaukoma topical / oralà menurunkan TIO
• Tirah baring total
• Posisi tidur tegak dengan sudut minimal 45◦
• Diagnosis?
Pinguekula
• Pinguekula adalah
bercak kekuningan di
konjungtiva.
• Pinguecula terdiri dari
deposisi protein,
lemak, dan calcium.
Pinguekula (2)
• Tatalaksana :
• Gejala : - Artificial tears
• Mata kering, gatal, - Steroid topikal (bila ada
terbakar kemerahan atau
• Bercak kekuningan di pembengkakan)
mata - Bedah (bila menganggu
• Tahap lanjut à visus visus)
turun, mata merah
Pencegahan :
- Hindari paparan UV dengan
memakai kacamata hitam,
topi
- Gunakan artificial tear untuk
mencegah iritasi dan mata
kering.
Jawaban Lainnya
• A. Xanthelasma à deposit lemak di sekitar
kelopak mata
• C. Pterigium à jaringan fibrovascular di
mata, faktor risikio: paparan sinar UV
• D. Hordeolum à benjolan di mata dengan
tanda radang
• E. Kalazion à benjolan di mata tanpa tandang
radang
Xanthelasma
Pterigium
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
90
B. Pinguekula
91 A. Wilcoxon
• Uji hipotesis?
Uji Statistik
Variabel tergantung
• Nilai RR?
Relative Risk
Penyakit
(Diare)
+ -
+
40 60 100
Faktor
risiko
(pinggir sungai)
-
(jauh dari pinggir
sungai)
15 85 100
Riset > Relative Risk
risiko menderita a
penyakit di
kelompok dengan
RR faktor risiko a+b
(risiko
relatif)
risiko menderita
penyakit di c
kelompok tanpa
faktor risiko c+d
Riset > Relative Risk
risiko menderita 40
penyakit di
kelompok dengan
RR faktor risiko 100
(risiko
relatif)
risiko menderita
penyakit di 15
kelompok tanpa
faktor risiko 100
Jadi, RR adalah…
92
C. 2,6
93 A. Skala ratio
Cohort
KOHORT KASUS POTONG
• 2 Jenis: KONTROL LINTANG
• Prospective cohort
• Retrospektif • Deskriptif, sewaktu
• Retrospective/historic
• Dapat melihat kausalitas • HUBUNGAN ASOSIASI
al cohort
• Umum digunakan pada à TIDAK KAUSALITAS
• Subjek diikuti untuk
KASUS LANGKA • CEPAT DAN MURAH
periode tertentu
• Menghitung ODDS • Menghitung RELATIF
• SANGAT BAIK
RATIO (OR) RISK (RR)
menilai KAUSALITAS
• Relatif LAMA dan
MAHAL
• Menghitung RELATIF
RISK (RR)
ANALISIS SOAL
• Perbedaan jumlah pasien leptospirosis di
Gedung Melati dan Mawar, mencari sebab-
akibat (kausalitas) à desain penelitian yang
sesuai: case-control
• Kohort juga dapat digunakan untuk meneliti
hubungan kasualitas, namun lebih membutuhkan
waktu lama
• Case-control juga lebih dipilih pada kasus-kasus
yang jarang, seperti KLB
Jawaban Lainnya
• A. Observasional à kurang spesifik
• B. Eksperimental à penelitian ini tidak
menggunakan intervensi
• C. Kohort à kurang tepat
• E. Cross-sectional à tidak dapat melihat
hubungan sebab-akibat
Jadi, desain penelitian yang
94 digunakan adalah…
D. Case-control
95 C. 60%
D
UJI BARU (-) 200 (C) 300 (D)
NPV =C + D
Total 300 400
SENSITIVITAS SPESIFISITAS
A D
A+C B+ D
Uji Diagnostik
Sensitivitas a
Dari yang sakit, berapa yang
hasilnya positif? a+c
Spesifisitas d
Dari yang tidak sakit, b+d
berapa yang hasilnya
negatif?
Uji Diagnostik
C. 60%
C. Stratified random
96 sampling
• Dr. Boy mencari 1000 sampel anak
sekolah dasar, ingin meneliti tentang
status gizi
• Sampel dan perwakilan semua SD di
JakSel
Beneficence
Non-maleficence
• First do no harm.
• Sering dalam keadaan cito.
• Dokter harus memberikan yang terbaik diantara yang buruk.
• Contoh: menolak aborsi tanpa indikasi medis
Autonomi
Justice
D. Justice
98 D. Disability limitation