Anda di halaman 1dari 8

JOURNAL READING

“HIGH INTENSITY FOCUSED ULTRASOUND (HIFU) FOR THE


TREATMENT OF SYMPTOMATIC BREAST FIBROADENOMA”

Oleh :

Ihsan Rafsanjani, S.Ked J510195084


Anita Akhyarini, S.Ked J510195094

Pembimbing :
dr. Abdul Hakam Mubarok, Sp.B

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


RSUD DR. SAYIDIMAN MAGETAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
JOURNAL READING

“HIGH INTENSITY FOCUSED ULTRASOUND (HIFU) FOR THE


TREATMENT OF SYMPTOMATIC BREAST FIBROADENOMA”

HALAMAN PENGESAHAN

Yang diajukan oleh :

Ihsan Rafsanjani, S.Ked J510195084


Anita Akhyarini, S.Ked J510195094

Tugas ini dibuat untuk memenuhi persyaratan Program Profesi Dokter


Pada hari ................., .... ................... 2019

Pembimbing :
dr. Abdul Hakam Mubarok, Sp.B (..............................)

Dipresentasikan dihadapan :
dr. Abdul Hakam Mubarok, Sp.B (..............................)

KEPANITERAAN UMUM BAGIAN ILMU BEDAH


RSUD DR. SAYIDIMAN MAGETAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
ULTRASONIK FOKUS INTENSITAS TINGGI (HIFU) UNTUK PENGOBATAN
FIBROADENOMA MAMAE SIMTOMATIK

ABSTRAK

Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kemanjuran ultrasound fokus
intensitas tinggi (HIFU) dalam pengobatan fibroadenoma payudara simtomatik (FA) setelah 6
dan 12 bulan.

Bahan dan metode: Antara Desember 2013 dan November 2014, 27 pasien dengan
histologis FA dikonfirmasi menerima satu aplikasi HIFU di bawah anestesi lokal
(NCT02011919). Kunjungan tindak lanjut terjadi setelah 6 dan 12 bulan mengukur volume
FA dan gejala klinis. Pengurangan volume lebih dari 65% didefinisikan sebagai kesuksesan.
Core needle biopsi (CNB) ditawarkan setelah 12 bulan jika residu tidak jelas terlihat pada
USG (AS).

Hasil: Pengurangan volume FA yang berhasil setelah 12 bulan dicapai pada 24/27 pasien
(89%). Pada awal 16 pasien (59%) mengalami nyeri, yang diselesaikan pada 63% (10/16).
Semua pasien puas dengan hasil kosmetik terkait. Dua puluh empat pasien (89%) akan
mengulangi prosedur ini. Setelah 12bulan ke 21 pasien dengan residu yang tidak jelas secara
sonografi menjalani CNB. Tidak ada yang vital sel dalam 86%. Tiga kasus menunjukkan sel
vital FA. Alasan retrospektif yang mungkin dalam tiga kasus ini adalah perawatan yang tidak
memadai karena visibilitas yang buruk dan fiksasi FA yang tidak memadai selama HIFU dan
/ atau waktu tindak lanjut yang terlalu singkat.

Kesimpulan: HIFU yang dipandu AS adalah prosedur yang efektif dan alternatif invasif
minimal untuk pengobatan FA payudara.
PENGANTAR
Fibroadenoma (FA) adalah lesi jinak payudara yang paling umum pada wanita dan
paling sering terjadi pada usia kurang dari 30 tahun. Biopsi eksisi bedah masi menjadi pilihan
pengobatan walaupun dalam perjalanan penyembuhannya dapat menimbulkan jaringan parut
dan terkadang dari segi kosmetik terlihat kurang baik.Alternatif pengobatan lainnya yang
efisien dan terbukti aman adalah High-Intensity Focused Ultrasound (HIFU) atau
cryoablation. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengevaluasi kesembuhan dan
tolerabilitas HIFU dalam pengobatan fibroadenoma payudara.

MATERIAL DAN METODE


Desain Studi
Desain studi HIFU adalah prospektif, mono, nonrandomized, uji coba label terbuka.
Dimula dari bulan Desember 2013 hingga November 2014, 48 pasien dengan FA yang
dikonfirmasi secara histologis disaring. Dua puluh tujuh wanita ini (56%) adalah wanita yang
terdaftar dalam percobaan dan diperlakukan secara berurutan. Kunjungan tindak lanjut
dilakukan setelah 7 hari, 6 bulan dan 12 bulan.

Kriteria Inklusi dan Eksklusi


Kriteria inklusi adalah wanita berusia 18 tahun dengan gejala FA secara histologis
dikonfirmasi oleh CNB, dengan maksimum diameter 25mm dan persetujuan tertulis yang
ditandatangani. Kriteria eksklusi adalah wanita yang sedang hamil atau menyusui,
cryoablation atau terapi laser ke sisi ipsilateral dalam 12 bulan, implan payudara atau riwayat
kanker payudara dan / atau radioterapi dalam 5 tahun terakhir.

Perawatan HIFU
Semua pasien menerima HIFU tunggal dengan anestesi lokal (LA) menggunakan
perangkat ultrasound. Anestesi lokal (LA) diinfiltrasi di sekitar FA, sebanyak 14 pasien
pertama menerima lidokain 2%, sedangkan sisanya 13 pasien menerima ropivacaine 0,2%.
Bergantung pada lokasi FA, pasiennya ditempatkan pada posisi terlentang atau lateral dengan
lengan diletakkan di atas kepala pasien atau dekat dengan tubuh bagian atas. Menghindari
gerakan atau perpindahan FA yang tidak terkontrol, paddle kompresi atau teknik ikatan
digunakan. Setelah menemukan FA,VTU diposisikan ventral dari posisi FA.

FA digambarkan di layar US saat perangkat lunak menghitung keseluruhan energi per


lesi dan jumlah getaran. Perangkat lunak secara otomatis mengusulkan target setelah lesi
ditampilkan pada layar. Prosedur dimulai dengan satu getaran 40 watt (intensitas puncak pada
fokus 27 k watt / cm2) dan bisa berkurang secara bertahap hingga minimum 30 watt
(intensitas puncak pada fokus 20 k watt / cm2. Energi diterapkan secara bertahap
menggunakan banyak getaran. Energi rata-rata untuk perawatan HIFU adalah 6,2 kilojoule
(SD 2,7, median 6,5 menit 1,2, maksimum 11,3 kilojoule). Daya maksimum rata-rata selama
perawatan adalah 41 watt (SD 3, median 40, minimum 40, maksimum 50 watt). Durasi
pengobatan dicatat. Aspek kulit didokumentasikan setelah foto pengobatan. Pasien diminta
untuk menunjukkan rasa sakit mereka pada skala analog visual standar (VAS) dari 0 hingga
100 selama prosedur dan dilakukan lagi 30 menit sesudahnya.Pasien dipulangkan 30 menit
setelah perawatan dan diberikan obat 600mg ibuprofen 3 kali sehari untuk menghilangkan
rasa sakit.

Pasien ditindaklanjuti setelah 7 hari, 6 bulan dan 12 bulan. Setiap kunjungan termasuk
pemeriksaan fisik, pengukuran ultrasonografi lesi dan dokumentasi foto untuk mengevaluasi
efek kosmetik seperti memar, bengkak, kemerahan, hematoma, lesung pipit atau kulit
terbakar. Pengurangan volume dihitung dan pengurangan lebih dari 65% dianggap sebagai
pengobatan yang efektif. Tingkat nyeri didokumentasikan menggunakan Visual standar Skala
Analog (VAS) pada setiap kunjungan. Setelah 12 bulan, CNB berhasil diusulkan jika lesi
tidak jelas terlihat pada USG.

Pengumpulan data dan analisis statistik


Semua data didokumentasikan dalam bentuk laporan kasus dan ditangkap dalam
database, oleh karena itu entri data ganda dilakukan.Semua analisis statistik dilakukan
dengan menggunakan R, Versi 3.3.2. Data diringkas sebagai sarana dan standar deviasi (SD),
median dan rentang, angka dan persentase. Hubungan antara variabel kontinu seperti volume
FA pengurangan dan total energi yang digunakan diperkirakan oleh Pearson koefisien
korelasi.

HASIL
Karakteristik Pasien
Sampel penelitian ini adalah 27 pasien dengan FAM, dengan usia rata-rata 28,9 tahun.
Dari 27 pasien, 23 pasien memiliki benjolan yang dpt teraba dan 16 pasien merasa nyeri.

Pengurangan Volume
Volume rata-rata awal adalah 1083,1 mm3 dan menurun menjadi 203,2 mm3 setelah
12 bulan. Rata-rata pengurangan volume setelah 6 bulan adalah 61,6% dan setelah 12 bulan
adalah 84,8%. Tidak ada perubahan supply darah pada sampel.

Lama Pengobatan
Rata-rata waktu perawatan adalah 80 menit, dengan lama prosedurnya sendiri 38
menit.

Evaluasi Gejala
Rabaan benjolan
Pada 23 pasien, teraba benjolan sebelum terapi. Sebanyak 16 benjolan sudah tidak
teraba pada follow up bulan ke 12. Dengan tanda-tanda terbentuknya jaringan parut dengan
USG dan histologis.
Rasa Sakit
Pada awal terapi, 16 pasien merasa sakit dengan rata-rata VAS Score 22,3. Rasa nyeri
rata-rata menurun menjadi 16,1 pada bulan ke 6 dan 7,4 pada bulan ke 12.

Hasil Kosmetik
Pada minggu pertama pengobatan, 19 pasien mengalami memar, pembengkakan,
kemerahan, dan hematoma. Gejala ini perlahan menghilang hingga bulan ke 12 semua pasien
puas dengan hasil kosmetik

Hasil histologis setelah perawatan


Setelah pengobatan 12 bulan, 21 pasien datang dengan keluhan residif. Dari 21
pasien, 18 pasien tidak ditemukan sel fibroadenoma dan 3 pasien masih ditemukan sel
fibroadenoma. Kemungkinan penyebab dari residif tersebut antara lain:

1. Perawatan yang visibilitas dan fiksasi yang tidak memadahi


2. Waktu follow up yang tidak memadahi
3. Kurangnya perawatan pasien pasca imaging

Efek Samping
1 pasien mengalami nyeri dan nekrosis jaringan lemak setelah pengobatan HIFU

DISKUSI
Tindakan bedah eksisi dianggap sebagai gold standar untuk FAM. Namun, tindakan
tersebut merupakan prosedur yang mahal dan menimbulkan bekas luka yang mengurangi
nilai kosmetik. HIFU merupakan tindakan yang layak dan aman untuk pengobatan tumor
baik jinak maupun ganas. Dalam penelitian ini, HIFU digunakan dengan USG karena dapat
mengetahui keberhasilan terapi melalui tampilan hiper-echoic, yang merupakan tanda
nekrosis koagulatif selama pengobatan. Penggunaan USG juga menggunakan biaya yang
rendah, tersedia luas, dan tidak tergantung kontras media.

Pengurangan Volume
Dalam penelitian ini, pengurangan volume hingga 65% merupakan suatu
keberhasilan. Total lesi tidak dapat hilang sepenuhnya karena adanya bekas luka intra
mammary dan nekrosis.

Lama Pengobatan
Rata-rata pengobatan adalah 80 menit. Salah satu kekurangan dari HIFU adalah waktu
pengobatan yang lama. Hal ini dipengaruhi oleh pergerakan pasien selama pemberian
ultrasound, waktu untuk reposisi, dan ukuran dari FAM.
Palpasi
Dalam penelitian ini, pasien dengan benjolan yang dapat dipalpasi mengalami
penurunan sebanyak 70% pada bulan ke 12. Hilangnya benjolan melalui palpasi tidak selalu
dapat dicapai, dan benjolan yang menghilang dapat menjadi muncul kembali dikarenakan
oleh bekas luka intra mamae.

Rasa Sakit

Anastesi yang dilakukan dalam prosedur ini adalah anastesi lokal, yaitu menggunakan
lidokain 1% dengan adrenalin dan bupivacaine 0,25%-0,5%. Keterbatasan dalam penelitian
ini adalah karena tingkat variasi persepsi nyeri yang sering bercampur dengan rasa tidak
nyaman. Tingkat nyeri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti menstruasi, akivitas
fisik, dan lain-lain.

Kosmetik
Keunggulan HIFU adalah menghindari sayatan kulit dan nilai kosmetik. Perubahan
jangka pendek seperti bengkak, kemerahan, dan hematoma akan menghilang sempurna pada
bulan ke 12.

Histologis
Sebagian besar sel FAM berubah menjadi jaringan parut atau nekrosis pada bulan ke
12. Dalam beberapa kasus, 12 bulan dianggap terlalu singkat untuk mencapai efek
termoablatif. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah lokasi FAM yang dilakukan terapi
tidak dicatat secara tepat, sehingga dapat menampilkan hasil negatif palsu.

Hasil
Terapi HIFU dianggap sebagai metode yang sukses dan merupakan terapi non invasif
tanpa operatif dengan efek samping yang rendah. Namun, perlu dikembangkan lebih lanjut
untuk fiksasi payudara yang lebih efektif.

KESIMPULAN
Terapi HIFU merupakan terapi yang efektif untuk menurunkan gejala dan volume
tumor setelah satu tahun. HIFU merupakan alternatif yang aman dan prosedur non invasif
untuk pasien dengan FAM. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mencapai tingkat
efektivitas jangka lama, dan memberikan standar tersendiri terhadap kontrol rasa nyeri

Anda mungkin juga menyukai