Anda di halaman 1dari 30

Journal Reading

Identifying Severe Abdominal Injuries During The Initial Assessment


in Blunt Trauma Patients
Identifikasi Trauma Berat Abdomen pada Pemeriksaan Awal Pasien dengan Trauma Tumpul

Pembimbing:
dr. Adji Suwandono, Sp.FM, S.H.

KEPANITERAAN KLINIK/PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER


BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
2019
Disusun oleh:
Periode 14 Oktober – 27 Oktober 2019

Elga Zuherli G99172066


Mutia Azmi Suswandari G99172119
Maya Angela P. G99181044
Dina Ayu Apriyani G991902015
Dwiana Kartikawati G991902016
Eillien Ramadhani Fauzi G991902017
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang

 Meningkatnya perkembangan teknologi dan meningkatnya ketimpangan sosial


merupakan predisposisi untuk insiden yang lebih tinggi pada angka kecelakaan.
 Trauma abdomen telah dilaporkan sebagai penyebab utama kematian yang
bisa dicegah pada korban trauma. Ini terjadi karena mereka mungkin tidak
diketahui sejak dini. Komplikasi dan kematian yang timbul dari kesalahan
diagnosis ini pada akhirnya bisa dihindari jika ada diagnosis dini dan perawatan
yang tepat.
 Dengan demikian, evaluasi objektif pada abdomen dengan metode pencitraan
menjadi kebutuhan pada pasien dalam jumlah yang besar.
Tujuan Manfaat

 Menyarankan suatu pendekatan  Menjadi salah satu referensi


untuk menilai faktor-faktor prediktif untuk memahami lebih dalam
trauma abdomen berat yang mengenai faktor-faktor prediktif
diidentifikasi dalam penilaian awal trauma abdomen berat dalam
korban trauma tumpul dan kasus trauma tumpul.
berfungsi sebagai referensi jika
menemukan kasus seperti ini.
BAB II
Diskusi
Trauma Abdomen

3% 10% 30% 40%

Dari trauma tumpul Frekuensi Mekanisme trauma Trauma abdomen


 meningkat pada berenergi tinggi. pada pasien fraktur
Trauma abdomen pasien dengan panggul.
trauma kepala.
Trauma Tumpul – Trauma Abdomen

 Pada korban trauma tumpul, trauma abdomen mungkin tidak diketahui, kesalahan
diagnosis ini dipertimbangkan menjadi penyebab kematian yang dapat dicegah.
Ini berhubungan dengan kesulitan dalam mendapatkan pemeriksaan fisik yang
tepat saat menghadapi trauma terkait di regio tubuh yang berbeda, terutama pada
Traumatic Brain Injuries (TBI).
 Jelas bahwa evaluasi pada korban trauma tumpul abdomen tidak hanya
didasarkan pada pemeriksaan penunjang, tetapi pada  pemeriksaan fisik,
mekanisme trauma, hasil laboratorium dan radiologi.
Indikator Trauma Abdomen

 Mackersie et al. (1989)  indikator dari trauma abdomen seperti: nilai Base
Excess kurang dari -5 mEq/L pada pemeriksaan gas darah arteri, hipotensi saat
masuk atau di lokasi kecelakaan dan adanya cedera dada dan/atau patah tulang
panggul.
 Farrath et al. (2012)  indikator cedera yakni mekanisme trauma,
ketidakstabilan hemodinamik, tingkat kesadaran yang berubah, dan adanya lesi
yang parah pada tengkorak, dada atau ekstremitas, terutama flail chest fraktur
pelvis.
Indikator Trauma Abdomen

 Deunk et al. (2010)  faktor-faktor independen yang signifikan terkait dengan


adanya trauma abdomen: perubahan pada radiografi thoraks, tulang belakang
atau panggul, FAST yang positif, pemeriksaan fisik abdomen yang berubah,
pemeriksaan fisik tulang belakang yang berubah, Base Excess kurang dari -3
mEq/L pada pemeriksaan gas darah arteri, tekanan darah sistolik kurang dari 90
mmHg, dan adanya patah tulang di tulang panjang.
Trauma Berat Abdomen

 Setelah regresi logistik, trauma berat abdomen berhubungan dengan;


1. Tekanan darah sistolik saat masuk rumah sakit.
2. FAST positif.
3. Perubahan dalam pemeriksaan fisik abdomen.
4. Fraktur terbuka pada anggota gerak bawah.
5. Kecelakaan yang melibatkan sepeda motor sebagai mekanisme traumanya.
Pemeriksaan Trauma Berat Abdomen

 Jika hasil dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan radiologis abdomen


memberikan hasil yang positif  kemungkinan trauma berat juga meningkat.
 Namun, hasil pemeriksaan yang negatif  tidak menyingkirkan adanya trauma.
 Peneliti mencoba menemukan metode untuk menyingkirkan trauma berat
abdomen  secara matematis tidak memungkinkan  pentingnya
pemeriksaan radiologis sebagai evaluasi yang objektif.
Penggunaan FAST

 Pada tahun 2004, Shuster et al. menyatakan sensitivitas dari metode FAST
sebesar 43%  tidak dianjurkan sebagai alat skrining.
 Hasil terbaik didapatkan pada pasien dengan hemodinamik yang tidak stabil.
 Pada pasien dengan hemodinamik stabil, FAST negatif tidak menyingkirkan
adanya trauma abdomen.
 Pada penelitian ini  ada hubungan antara FAST positif dengan trauma berat
abdomen  tingginya volume cairan bebas intraabdomen pada pasien dengan
trauma berat abdomen (dibandingkan dengan trauma ringan).
Trauma Berat Abdomen – KLL Sepeda Motor

 Dari analisis multivariat  tingginya kemungkinan trauma berat abdomen pada


pasien kecelakaan lalu lintas yang melibatkan sepeda motor.
 Penelitian terdahulu  fraktur pada anggota gerak bawah lebih sering
didapatkan pada kecelakaan akibat sepeda motor daripada trauma mekanik
lainnya.
 Penelitian ini  trauma abdomen lebih sering didapatkan pada pasien dengan
fraktur anggota gerak.
 Pada beberapa pasien terdapat distracting trauma yang membutuhkan analgesik
 mengalihkan perhatian terhadap trauma abdomen.
Kriteria Pemeriksaan CT-Scan

 Di Amerika Serikat ada 16.406.921 uji CT-scan yang dilakukan pada tahun 2008 
3.750 kasus kanker  1.994 kematian.
 Pada 2010, Deunk et al. mengusulkan kriteria selektif untuk meminta CT-scan
pada korban trauma tumpul, berdasarkan pada pemeriksaan klinis, radiologis,
laboratorium dan ultrasonografi.
 Tillou et al. (2009) melakukan penelitian untuk mendukung penggunaan
pemindaian seluruh tubuh secara rutin untuk korban trauma tumpul. Dalam sampel
mereka, kriteria selektif gagal mengidentifikasi lesi pada 17% kasus.
Variabel Penilaian Awal yang Signifikan

 Kesimpulannya, penelitian ini menunjukkan bahwa variabel dalam penilaian awal


trauma yang secara signifikan terkait dengan keberadaan trauma berat abdomen
adalah:
1. Tekanan darah sistolik
2. Pemeriksaan fisik abdomen yang berubah
3. Adanya fraktur terbuka pada ekstremitas bawah
4. Kecelakaan motor sebagai mekanisme trauma
5. FAST positif
BAB III
Tinjauan Pustaka
Definisi

 Dalam pengertian medikolegal, trauma adalah pengetahuan tentang alat atau


benda yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan seseorang.
 Trauma mekanik terjadi karena alat atau senjata dalam berbagai bentuk, alami
atau dibuat manusia.
 Trauma tumpul adalah luka yang disebabkan karena persentuhan tubuh dengan
benda yang permukaannya tumpul. Benda tumpul yang sering mengakibatkan luka
antara lain adalah batu, besi, sepatu, tinju, lantai, jalan dan lain-lain (Idries, 2006).
Etiologi

Trauma tumpul disebabkan oleh kekerasan mekanik dari benda tumpul



Benda-benda yang mempunyai permukaan tumpul/keras/kasar terhadap jaringan
tubuh yang mengakibatkan luka/ cedera/ trauma

Batu, kayu, martil, kepalan tangan, kuku, dll.
(Shkrum dan Ramsay, 2007).
Klasifikasi Trauma Tumpul

Kombinasi

Luka Robek (Laserasi)


Lecet, memar, dan robek
terjadi bersamaan.
Luka Memar (Kontusio)
Akibat benda runcing,
yang tidak terlalu tajam.
Luka Lecet (Abrasi)
Karena tekanan besar
dalam waktu singkat.
Terbatas pada epidermis.  Superfisial
 Scratch  Dalam
 Scraping  Berbekas
 Impact Abrasion
Klasifikasi Trauma Tumpul

01 02 03
Luka Lecet (Abrasi) Luka Memar (Kontusio) Luka Robek (Laserasi)
Bentuk abrasi menandakan Pada luka robek terdapat
jenis permukaan yang jembatan jaringan
kontak dengan kulit.
Pemeriksaan
Cedera akibat benda tumpul dapat ditandai oleh beberapa gambaran seperti
memar, abrasi, alur ligatur, dan laserasi.

Memar akibat Ligature Luka Abrasi Luka Laserasi


restrain. Furrowes
Komplikasi

 Komplikasi yang dapat terjadi pada trauma tumpul abdomen yaitu, resusitasi yang
tidak memadai, cedera perut terlewat, keterlambatan dalam diagnosis dan
perawatan, sepsis intraabdomen, dan ruptur lien yang tertunda.
Prognosis

 Untuk pasien dengan trauma tumpul ringan, hasilnya baik tetapi bagi mereka yang
menderita cedera organ multipel, mortalitas di rumah sakit dapat bervariasi dari 3-
10%.
 Ketersediaan CT scan juga memungkinkan dokter untuk memonitor pasien ini
tanpa melakukan operasi yang tidak perlu
BAB IV
Penutup
Simpulan

 Trauma adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada pasien di bawah
35 tahun dan penyebab keenam kematian di seluruh dunia.
 Mayoritas cedera traumatis yang serius disebabkan oleh trauma tumpul akibat
kecelakaan kendaraan bermotor dan cedera pejalan kaki.
 Keparahan terkait dengan mekanisme cedera serta komorbiditas yang mendasari
pasien.
 Cedera tumpul umumnya dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori: memar,
abrasi, laserasi, dan fraktur.
 Cedera benturan tumpul umumnya terlihat dalam praktik otopsi forensik, dan
interpretasi luka yang tepat sangat penting untuk kesaksian medikolegal yang
akurat.
BAB V
Analisis
Telaah Kritis
Deskripsi Umum

 Desain : Penelitian retrospektif.


 Judul : Judul lugas, singkat, dan jelas.
 Penulis : Penulis dan institusi asal ditulis jelas.
 Abstrak : Jelas dan sesuai aturan, memuat tujuan, metode, hasil, dan
kesimpulan.
Telaah Kritis
Analisis PICO

 Population: Sebanyak 4.532 korban trauma tumpul yang berusia lebih dari 13
tahun yang menjalani computed tomography (CT) dan atau telah dilakukan
laparotomi per abdominal.
 Intervention: Pemeriksaan fisik, pencitraan (FAST, abdominal ultrasound (U.S.)
lengkap and CT) dan pemeriksaan laboratorium (angka leukosit, serum amilase,
dan analisis gas darah).
 Comparison: Pada kelompok dengan trauma abdomen berat (AIS >= 3) dan
kelompol dengan trauma abdomen berat (AIS < 3).
 Outcome: Didapatkan informasi dan temuan yang mendukung bahwa penilaian
awal trauma yang secara signifikan terkait dengan adanya trauma abdomen berat
adalah tekanan darah sistol, pemeriksaan fisik abdomen yang berubah, adanya
fraktur terbuka pada ekstremitas bawah, kecelakaan motor sebagai mekanisme
trauma, dan FAST yang positif.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai