Anda di halaman 1dari 15

Morfin

Dwi Susilowati
(092014653008)
Definisi
Morfin adalah hasil olahan dari opium/candu mentah (getah papaver somnifeum
L yang telah dikeringkan )

Rasanya pahit, berbentuk tepung


halus berwarna putih atau
Secara kimia merupakan alkaloid dalam bentuk cairan berwarna
yang termasuk derivate
fenantren
01 02 03 04

Dalam farmakologi morfin Pemakaiannya : dihisap dan


merupakan obat yang disuntikan
berkhasiat untuk analgetik
Morfin : Obat atau Narkoba ?
Morfin merupakan obat yang dapat
digunakan untuk mengatasi rasa
sakit setelah operasi

Mengatasi nyeri akut yang berat, dan


nyeri kronis sedang hingga berat

C₁₇H₁₉N Pemberian harus dengan dosis yang


tepat dan tidak digunakan untuk
O₃ jangka panjang
Sediaan Morfin yang diperdagangkan
Gugus Modifikasi Nama Obat Efek Analgesik
- - Morfin 100
Hidroksil Fenol -OCH3 Kodein 15 (+Antibatuk)
(-OH) -OCH2CH3 Etil Morfin (Dionin) 10 (+Kemosis)

Hidroksil Alkohol (--OH) -OCH3 Heterokodein 500


-OCH2CH3   240

=O Morfinon 37
Asetilmorfin 420
-OCOCH3
Alisiklik tidak jenuh (-CH2=CH2-) CH2-CH2 Dihidromorfin 120
Jembatan Eter (=C-O-CH) =C-OH H2C-   13
N-tersier (N-CH3) -NH Non Morfin 5
-NR (R=alil,propil,isobutil) Antagonis Morfin
-N(CH3)2 +1 (efek kurang kuat)

-N-CH2CH2-C6H5
1400
Substitusi pada Cincin aromatik -NH2 (pada posisi 2)   Aktivitas Turun
-Cl/Br (pada posisi 1) 50
-CH3 (pada posisi 6) 280
Efek morfin terjadi pada susunan saraf pusat dan organ yang
mengandung otot polos

Efek pada SSP mempunyai dua sifat :


 Depresi : analgesia, sedasi, perubahan
emosi, hipoventilasi alveolar.
 Stimulasi : stimulasi parasimpatis,
miosis, mual muntah, konvulsi dan
sekresi ADH.
01.
Efek analgesic morfin Morfin meningkatkan ambang
rangsang nyeri

02. 03.
Morfin dapat Morfin memudahkan tidur dan
mempengaruhi emosi pada waktu tidur ambang
rangsang nyeri meningkat
Efek Subyetif
Merasa gembira, santai,, mengantuk, dan kadang diakhiri
dengan mimpi yang menyenangkan terlihat apatis, daya
konsentrasinya menurun, dan pikirannya sering terganggu
Efek samping morfin pada organ saluran cerna
lambung
Sistem pernafasan
Morfin dapat menginhibisi
sekresi HCl Bronkokonstriksi : pernafasan
menjadi lebih dangkal, dan
freq menurun
ASMA : penyempitan saluran
nafas.

Usus halus & besar


Morfin dapat menurunkan sekresi empedu
maupun pancreas, serta memperlambat Saluran kemih
penyerapan makanan pada usus halus. Retensi urin serta motilitas
Pada usus besar morfin dapat menurunkan uterus berkurang
atau meniadakan Gerakan populasi.
Toksikokinetika Morfin
Akut biasanya terjadi akibat percobaan bunuh diri atau dosis yang berlebihan

Pasien akan tidur, soporus atau koma jika Kematian biasanya disebabkan oleh depresi
intoksikasi cukup berat. napas
1 6

Frekuensi napas lambat, 2-4 kali/menit,


pernapasan mungkin berupa Cheyne
Stoke
2 5 Tonus otot rangka rendah, mandibula
dalam keadaan relaksasi dan lidah dapat
menyumbat jalan napas

3 4
Pasien sianotik, tekanan darah bisa menurun Pupil sangat kecil (Pin Point Pupils)
sampai terjadi syok
Intoksikasi kronis terjadi
akibat pemakaian berulang
(kecanduan)

Jika pecandu
menghentikan Terkadang timbul koalps
penggunaan morfin kardiovaskular yang bisa
secara tiba-tiba timbulah berakhir dengan kematian
gejala putus obat

Frekuensi denyut jantung


Pada fase ini timbul dan tekanan darah
gejala meningkat
Gejala akan makin
hebat disertai timbul
muntah, kolik, dan diare
Penyalahgunaan Morfin
Neurogenesis yang adekuat penting untuk fungsi otak. Neurogenesis
yang diinduksi morfin dapat mempengaruhi kinerja

Banyak dari penyalah gunaan morfin secara signifikan lebih


cenderung menggunakannya dengan cara disuntikan ketimbang
analgesic opoid lainnya

Morfin suntik lebih disukai karena dapat cepat menimbulkan efek


senang dan kelegaan yang lebih kuat dan cepat terasa pada pengguna
serta morfin suntik tidak menyebabkan gangguan pada lambung.
kesimpulan

Morfin merupakan obat yang berkhasiat untuk


menghilangkan rasa (analgetic). Keracunan akut
biasanya terjadi akibat percobaan bunuh diri atau
dosis yang berlebihan. Keracunan kronis terjadi
akibat pemakaian berulang-ulang. Adiksi
(kecanduan) atau “morfinisme” tidak lain dari
pada suatu keadaan keracunan kronis
Daftar pustaka
1. Arif, Moh. 1995. Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi. Yogyakarta:
UGM Press
2. Butler, S.F., et al. 2011. Abuse Risks And Routes Of Administration Of
Different Prescription Opioid Compounds And Formulations. Harm
Reduction Journal. Vol 8:29
3. Charles, E., I. 2002. Clinical Pharmacology of Opioid for Pain. The
Clinical Journal of Pain. Vol 18 No. 4
4. Courtwright, D. T. 2001. Forces Of Habit. Drugs and The Making of The
Modern World. Harvard University Press
5. Syarif Amir, et all. 2007. Analgesik Opioid. In: Hedi R Dewoto, ed.
Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta : Departemen Farmakologi Dan
Terapeutik FK UI
6. Sudjono D.1997. Narkotika dan Remaja. Bandung. Penerbitan Alumni
Bandung
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai