Anda di halaman 1dari 8

ANALISA FASIES DAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN BERDASARKAN METODE

MARKOV CHAIN PADA FORMASI SAMBIPITU

Arizalfarhan Syukur
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Email : arizalfarhan@gmail.com

Abstrak
Formasi Sambipitu tersingkap pada lintasan Sungai Ngalang bawah, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten
Gunungkidul. Formasi Sambipitu secara regional termasuk zona Pengunungan Selatan. Faseis dan
lingkungan pengendapan pada Formasi Sambipitu bagian atas menarik untuk di analisisa. Penelitian ini
bertujuan menganalisa fasies dan lingkungan pengendapan yang memiliki pola atau tidak. Analisis fasies
dan lingkungan pengendapan berdasarkan data statigrafi terukur, mikrofosil, paleocurent dan fosil jejak
serta analisa Markov Chain. Berdasarkan hasil pengamatan mikrofosil planktonik dan bentonik dengan
umur relatif N5-N9 pada Miosen early-middle dan berada pada lingkungan pengendapan Neritik tengah-
Neritik luar. Menurut model fasies Boma di bagi menjadi beberapa fasies diantaranya pararel Graded
Bedding (TA), Current Ripple & Convolute Lamination (TC), dan Pararel Lamination (TD) sedangkan
hasil perhitungan metode Markov Chain didaptkan nilai Fhitung (19,94) > nilai Ftabel (26,3) dapat diartikan
bahwa Ho ditolak atau populasi transisi tersebut memiliki pola (tidak random).

Kata Kunci : Formasi Sambipitu, Statigrafi, Markov Chain, Lingkungan Pengendapan, Fasies

The Sambipitu Formation is located in the lower Ngalang River, Gendangsari District, Gunungkidul
Regency. The Sambipitu Formation is regional including the South Mountain Zone. Facies and the
depositional environment in the upper part of Sambipitu Formation. This study aims to analyze facies and
depositional environments that have a pattern or not. Facies analysis and depositional environment based
on measurable stratigraphic data, microfossils, paleocurrent and trace fossils and Markov Chain analysis.
Based on the results of microfossil the relative age of the N5-N9 in the Miocene early-middle and is in a
depositional environment neritic iddle-Neritik outside of According to the facies model Bouma is divided
into several facies, including parallel Graded Bedding (TA), Current Ripple & Convolute Lamination (TC),
and Parallel Lamination (TD) while the method calculation results Markov Chain got F Table (19.94)> FTable
(26.3) can be interpreted as Ho rejected or the transition population has a pattern (not random).

Keywords: Sambipitu Formation, Statigrafi, Markov Chain, Sedimentation Environment, Facies

PENDAHULUAN Saat ini dalam melakukan Interprestasi


Daerah Gunungkidul merupakan pusat lingkungan pengendapan dan fasies menjadi hal
studi kegeologian berbasis geoherritage yang penting dalam menentukan suatu kondisi
selalu menarik untuk dikaji, baik konsep lingkungan masa lampau yang terjadi,dari
paleontologi, sejarah geologi, sedimentologi, dan menentukan suatu geometri,litologi,struktur
beberapa bidang ilmu terkait lainya. Pada bagian sedimen,paleocurrent,dan penganalisaan
selatan dijumpai fisiografi pegunungan selatan, fosil.lokasi penelitian berada pada sungai
yang terbentuk perlapisan batuan sedimen, Kalingalang,Ngalang,desa Gedangsari,kab
vulkaniklastik dan piroklastika ,Daerah ini juga Gunungkidul,prov. D.I.Yogyakarta.tepatnya
terdapat penyebaran batuan sedimen silisi klastik berada bawah jembatan dekat masjid merupakan
dan karbonatan hasil dari pengendapan start awal jalur pembuatan MS.
lingkungan transisi laut dan darat, serta terdapat Berdasarkan latar belakang penelitian
breksi polimik hasil dari aktivitas gunung api yang telah dijelaskan sebelumnya maka dapat
purba ngelanggeran pada kala berumur miosen dirumuskan masalah yaitu : Bagaimana cara
awal awal menurut Van Bemmelen (1949). secara menentukan lingkungan pengendapan,
umum daerah Gunungkidul menarik untuk diteliti menetukan fasies suatu batuan dan menentukan
atau dieksplorasi secara menyeluruh. pola perulangan berdasarkan Marvov Chain. Agar
penelitian ini lebih terarah, terfokus, dan dianalisis untuk menjawab permasalahan yang
menghindari pembahasan menjadi terlalu luas, telah dirumuskan.
maka penulis perlu membatasinya. Adapun Setelah di dapatkan hasil dari data analisa lab
batasan masalah dalam penelitian ini yaitu analisa maka dilanjut dengan analisa studio dengan cara
berdasarkan dasta fosil foraminifera bentonik, menentukan evaluasi data berupa
foraminifera plangtonik, fosil jejak dan data pengklasifikasian umur, lingkungan
statigrafi terukur. pengendapan, pengklasifikasian fasies dan
analisa kuantitatif pola perulangan berdasarkan
METODE PENELITIAN metode Marvov Chain.
Penelitian ini dilakukan dengan metode
penelitian geologi berdasarkan data permukaan GEOLOGI REGIONAL
yang meliputi pengamatan, pemerian, dan Wilayah penelitian kami berada pada
pengukuran terhadap aspek-aspek geologi salah satu kabupaten di Daerah Istimewa
terkait.Adapun aspek-aspek geologi yang Yogyakarta yaitu di GunungKidul. Gunungkidul
menjadi fokus utama dalam penelitian ini adalah ini merupakan Daerah penelitian yang termasuk
data litologi, data stratigrafi terukur (measuring dalam wilayah fisiografi bagian tengah dan timur
section) dengan menggunakan metode Brunton Pulau Jawa (van Bemmelen, 1949) yaitu zona
and tape (Compton 1985,Fritz & Moore,1988) Pegunungan Selatan. Penelitian dipusatkan pada
dan metode jacob staff method. Penelitian yang daerah kali Ngalang, dusun
dilakukan pada lokasi ini bertujuan untuk Karanganyar,kec.Gedangsari kab.Gunungkidul.
mengetahui batuan apa saja yang berkembang Secara stratigrafi, daerah Gunungkidul
pada daerah tersebut, variasi lingkungan jika diurutkan dari formasi yang paling tua ke
pengendapandan fasies batuan sehingga peneliti muda terdiri dari Formasi Gamping wungkal,lalu
dapat menarik kesimpulan bagaimana proses Perkembangan sedimentasi di cekungan
awal terjadinya batuan tersebut untuk kemudian Pegunungan Selatan dimulai pada Formasi
dianalisa. Semilir yang diendapkan secara selaras di atas
Proses analisa laboratorium dilakukan Formasi Kebo-Butak, Puncak aktivitas volkanik
dengan mencuci fosil foraminifera dan terjadi pada saat pembentukan Formasi
mengamati fosil dari sampel yang telah diambil Nglanggran pada Kala Miosen Awal-Miosen
dilapangan.Pengamatan secara mikroskopis Tengah (Surono, dkk., 1992).lalu setelah aktivitas
dilakukan dengan mengambil 3 titik pengamatan volkanik ngelanggeran terbentuk Formasi
pada lapisan MS yaitu pada bagian top,middle Sambipitu. Pada formasi ini lebih didominasi
dan bottom, kemudian dilakukan deskripsi pembentukan satuan-satuan turbidit berupa
mikrofosil, pengklasifikasian umur dan batupasir berselang-seling dengan batupasir
lingkungan pengendapan beserta fasies .Data tufan. Formasi ini juga banyak mengandung fosil
yang sudh didapat kemudian diinterpretasi dan jejak yang terbentuk pada lingkungan bathyal di
bagian bawah dan berkembang ke Neritik di yang terakhir pada Arah E-W, sebagian besar
bagian atas (Pandita, 2008).lalu pembentukan merupakan sesar turun yang terjadi akibat gaya
formasi oyo-wonosari yang menjari disusun oleh regangan berkembang pada Pleistosen Awal.
batupasir gampingan, kalsilutit tufan dan
konglomerat berfragmen batugamping(Pandita, DATA DAN HASIL
dkk., 2009) .dan diatas diendapkan selaras Daerah penelitian yang berlokasi di
formasi kepek lalu diatas formasih kepek sungai Kalingalang memiliki variasi litologi
teredapkan endapan-enadapan volkanik muda . berupa perselingan batupasir kasar hingga halus
Menurut Van Bemmelen (1949) daerah pada bagian bawah MS dengan terdapat litologu
Pegunungan Selatan telah mengalami empat kali batu lempung dan perselingan batu gamping
pengangkatan. Pola struktur geologi yang ada berukuran kasar hingga halus dan batu pasir pada
pada Pegunungan Selatan yang pertama dengan bagian tengah hingga atas pada MS,litologi
Arah NE-SW, umumnya merupakan sesar geser batuan memiliki tekstur klastika dengan variasi
sinistral.yang kedua dengan Arah N-S, yang warna pada batupasir dan batu lempung bewarna
sebagian besar juga merupakan sesar geser segar putih kuning kecoklatan dan warna lapuk
sinistral,yang ketiga pada Arah NW-SE, bewarna abu abu coklat kehitaman dan sedangkan
umumnya merupakan sesar geser dekstral, lalu pada batu gamping memiliki warna segar putih
keabuan dan warna lapuk abu kehitaman dengan hingga miosen tengah) (Blow 1969), sedangkan
ciri bentuk yang pejal dan terdapat hasil pelarutan untuk lingkungan pengendapan yang tertuang
yaitu lapies di luarnya adapun struktur geologi pada table.2 berada pada rentang lingkungan
yang dijumpai berupa struktur perlapisan,massif, neritik dalam hingga neritik luar (Bendy 1967),
dan laminasi secara keseluruhan litologi yang berdasarkan deskripsi mikrofosil . lalu pada
mengandung komposisi karbonatan. pendeskripsian fosil jejak yang terdapat pada
Hasil analisis fosil foraminifera litlogi sebanyak 7 fosil jejak dan setelah dianalisa
plangtonik yang diambil pada bagian merupakan bagian dari kelompok skolithos pada
bottom,middle,dan top pada MS (stratigrafi fosil jejak bagian bawah,lalu kelompok cruziana
terukur) yang tertuang pada table.1 memiliki pada bagian tengah hingga atas pendeskripsian
rentang umur pada N4 hingga N9 (miosen awal dan analisa (Seileicher,1967).

(Tabel.1 Hasil refarasi foraminifera penentuan umur batuan (Blow 1969))


PENENTUAN UMUR FOSIL
zonasi umur Blow1969 OLIGOCEN MIOCEN PLIOCENE QUARTER
EARLY MIDDLE LATE
NO SPESIES P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 N1 = P20 N2 = P21 N3=P22 N4 N5 N6 N7 N8 N9 N10 N11 N12 N13 N14 N15 N16 N17 N18 N19 N20 N21 N22 N23
1 Globigerinoides subquadratus
2 Orbulina Universa
3 Orbulina bilobata
4 Globigerinoides elungatus
5 Globigerinoides pyramidalis

NO SPESIES P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 N1 = P20 N2 = P21 N3=P22 N4 N5 N6 N7 N8 N9 N10 N11 N12 N13 N14 N15 N16 N17 N18 N19 N20 N21 N22 N23
1 Globigerinoides Conglobata
2 Orbulina Universa
3 Globoquadrina praedehiscens
4 Globorotalia siakensis

NO SPESIES P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 N1 = P20 N2 = P21 N3=P22 N4 N5 N6 N7 N8 N9 N10 N11 N12 N13 N14 N15 N16 N17 N18 N19 N20 N21 N22 N23
1 Globigerinoides subquadratus
2 Orbulina Universa
3 Sphaerodinella dehiscens
4 Globigerina bulloides
5 Sphaerodinella subdehiscens

(Tabel.2 Hasil refarasi Bentonik penentuan lingkungan pengendapan (Bendy 1967))

Lingkungan hidup foraminifera bentonik(Bandy1967)


No Spesies Neritik Dalam Neritik Tengah Neritik Luar Batial Abisal
1 Bathysiphon rufum
2 Elphidium sagra
3 Bolivina incrassata
4 Nodogenerina pseudoscripta
5 Dentalina Antunella

No Spesies Neritik Dalam Neritik Tengah Neritik Luar Batial Abisal


1 Eubuliminella exilis
2 Anomalinoides nobilis
3 Rotalinoides gaimardi
4 Discorbinella bertheloti
5 Amphistegina mammilla

No Spesies Neritik Dalam Neritik Tengah Neritik Luar Batial Abisal


1 Amphistegina lobifera
2 Nodosaria aspera
3 Dentalina sp
4 Uvigerina peregrina
5 Bathysiphon filiformis
Berdasarkan analisis litologi dengan fosil (Tabel.4 matriks probabilitastransisi observasi)
foraminifera plangtonik dan bentonik lalu fosil A B C D E F TOTAL
jejak beserta paleocurrent nya maka dapat A 0 1,00 0 0 0 0 2
B 0 0,29 0,29 0 0,29 0,14 7
diinterprestasikan fasies fasies suatu satuan C 0,04 0,04 0,65 0,04 0 0,23 26
batuan pada startigrafi tersebut berada dan D 0 0 0,25 0,75 0 0 4
E 0 0,25 0,25 0 0,50 0 4
diawali oleh fasies interval with paralel graded F 0 0 0,37 0 0 0,63 19
bedding(TA) kerena terdapat struktur graded TOTAL 1 6 28 4 4 19 62

bedding pada batuan dari ukuran kasar hingga


sedang Sedangkan menurut Walker 1970 (Tabel.5 matriks probabilitas transisi frekuensi)
merupakan fasies turbidit klasik (CGL) karena A B C D E F
terdapat litologi berukuran kasar dan struktur A 0,03 0,11 0,42 0,06 0,06 0,31
B 0,03 0,11 0,42 0,06 0,06 0,31
graded bedding,lalu pada lapisan selanjutnya C 0,03 0,11 0,42 0,06 0,06 0,31
merupakan fasies lower interval with paralel D 0,03 0,11 0,42 0,06 0,06 0,31
lamination (TB) dikarenakan merupakan E 0,03 0,11 0,42 0,06 0,06 0,31
F 0,03 0,11 0,42 0,09 0,06 0,31
perselang selingan batu pasir dengan batu lanau
,Sedangkan menurut Walker 1970 merupakan (Tabel.6 matriks transisi random yang
fasies turbidit klasik (CT2) karena merupakan diiharapkan)
perulangan batupasir dengan sisipan lempung A B C D E F
,lalu terdapat fasies interval with current ripple A 0,06 0,23 0,84 0,13 0,13 0,61
B 0,23 0,79 2,94 0,45 0,45 2,15
and convolute lamination (TC) dikarenakan C 0,84 2,94 10,90 1,68 1,68 7,97
terdapat struktur cross beding yang digunakan D 0,13 0,45 1,68 0,26 0,26 1,23
sebagai interpretasi arah aru purba dan struktur E 0,13 0,45 1,68 0,26 0,26 1,23
F 0,61 2,15 7,97 1,23 1,23 5,82
convolut,dan terakhir terdapat fasies upper
interval with paralel lamination (TD) karena
terapat satuan batuan yang menghalus menuju (Tabel.7 Perhitungan)
ukuran lanau-lempung (Bouma 1962) Sedangkan KELAS Oj Ej (Oj-Ej)^2/Ej
A-A 0 0,06 0,06
menurut Walker 1970 merupakan fasies turbidit A-B 2 0,23 13,62
klasik(CT1) karena terjadi penghalusan dari batu A-C 0 0,84 0,84
A-D 0 0,13 0,13
berukuran pasir halus ke arah lempung. A-E 0 0,13 0,13
Sedangkan asosiasi fasies tersebut A-F 0 0,61 0,61
berasosiasi dengan kipas laut dalam pada bagian B-A 0 0,23 0,23
B-B 2 0,79 1,85
middle fan karena terdapat perselingan batupasir B-C 2 2,94 0,30
dan sisispan batu lempung.lalu berdasarkan B-D 0 0,45 0,45
analisis lingkungan pengendapan pada foram B-E 2 0,45 5,34
B-F 1 2,15 0,62
bentonik yang berada pada laut Neritik dalam C-A 1 0,84 0,03
hingga Neritik tengah yang saling berhubungan C-B 1 2,94 1,28
C-C 17 10,9 3,41
antara fasies fasies tersebut yang berada pada C-D 1 1,68 0,28
kipas laut dalam bagian tengah. C-E 0 1,68 1,68
Selanjutnya berdasarkan data analisa C-F 6 7,97 0,49
D-A 0 0,13 0,13
kuantitatif metode Markov Chain untuk D-B 0 0,45 0,45
mengetahui pola perulangan dengan hasil D-C 1 1,68 0,28
perhitungan yang di dapat bahwa hasilnya adalah D-D 3 0,26 28,88
D-E 0 0,26 0,26
88,68 dengan v atau derajat bebas 25, level of D-F 0 1,23 1,23
significant 0,5%, Ftabel/Chi kuadrat 37,662, E-A 0 0,13 0,13
E-B 1 0,45 0,67
terdapat 4 jenis pola dan 3 jenis siklus dari 6 jenis E-C 1 1,68 0,28
litologi yg di dapatkan. E-D 0 0,26 0,26
(Tabel.3 matriks transisi observasi) E-E 2 0,26 11,64
E-F 0 1,23 1,23
A B C D E F TOTAL
F-A 0 0,61 0,61
A 0 2 0 0 0 0 2
F-B 0 2,15 2,15
B 0 2 2 0 2 1 7
F-C 7 7,97 0,12
C 1 1 17 1 0 6 26
D 0 0 1 3 0 0 4 F-D 0 1,23 1,23
E 0 1 1 0 2 0 4 F-E 0 1,23 1,23
F 0 0 7 0 0 12 19 F-F 12 5,82 6,56
M

TOTAL 1 6 28 4 4 19 62 88,68
(Gambar.1 Diagram Markov Chain)

KESIMPULAN tertinggi saya haturkan kepada bapak al husshuein


Daerah penelitian yang berada di sungai flowers rizqi S.T, M.Eng. selaku dosen
kalingalang,kec.gedangsari kab gunungkidul pengampun yang telah memberikan ilmunya
berada dalam formasi sambipitu yang tersusun sehingga karya tulis ini selesai.
atas perselingan batupasir ,batugamping dan batu DAFTAR PUSTAKA
lanau hingga lempung, yang berumur N4- Bouma, A. H., 1962. Sedimentology of Some
N9(miosen awal hingga miosen tengah ) dan Flysch Deposits. A Graphic Approach to Facies
berada pada lingkungan pengendapan Neritik Interpretation. Amsterdam: Elsevier.
dalam hingga Neritik luar ,dan ichnofaies Walker,R.G., 1978, Facies Models,
termasuk dalam skolithos dan cruziana group Geological Association of Canada,Toronto.
yang dianalisis menggunakan mikrofosil Wentworth, CK. 1922c. A scale of grade and
foraminifera dan fosil jejak.sedangkan fasiesnya class terms for clastic sediments. Jour. Geol
menurut bouma yaitu TA,TB,TC,TD sedangkan Blow, W.H,. 1969, Late Middle Eocene to Recent
pada fasies walker yaitu CT1,CT2,CGL.yang Planctonic Foraminiferal Biostrtigraphy.
berasosiasi dengan kipas laut bagian tengah, Van Bemmelen R.W,. 1949, The Geology of
terdapat arah arus purba yang dianalisi Indonesia.TheGoge,Martinus.
menggunakan metode rose diagram,sehingga
mengarah ke arah selatan dan linier dengan arah
arus sungai saat ini dan sedangkan hasil
perhitungan metode Markov Chain didaptkan
nilai Fhitung (19,94) > nilai Ftabel (26,3) dapat
diartikan bahwa Ho ditolak atau populasi transisi
tersebut memiliki pola (tidak random).

UCAPAN TERIMA KASIH


Peneliti mengucapkan banyak
terimakasih kepada setyo, dian, dodoy, ardian,
bimo, hito, dini, dan kiki yang membantu dalam
proses penyelesaian karya ilmiah ini. Apresiasi
LAMPIRAN
Lampiran 1. Statigrafi Terukur

Anda mungkin juga menyukai