Anda di halaman 1dari 4

OBESITAS

Definisi
Menurut World Health Organization (WHO) obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak
abnormal atau berlebihan yang dapat menggangu kesehatan. Istilah obesitas sendiri
menurut kamus kedokteran Dorland, adalah peningkatan berat badan melampaui batas
kebutuhan fisik dan skeletal, akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan.

Penyebab
Penyebab mendasar terjadinya kegemukan dan obesitas adalah ketidakseimbangan energi
antara energi yang masuk dan energi yang keluar.

Secara umum obesitas terjadi akibat meningkatnya asupan makanan yang tinggi lemak dan
kurangnya aktifitas fisik sehari-hari baik dalam bekerja maupun bertransportasi.

Penyebab lain dari obesitas antaralain gaya hidup tak aktif, lingkungan, genetik dan riwayat
keluarga, kondisi kesehatan, obat-obatan, faktor emosional, merokok, umur, kehamilan dan
kurang tidur dapat menjadi faktor resiko yang menyebabkan obesitas.

Faktor Resiko menyebabkan obesitas


1. Gaya hidup tak aktif
2. Faktor genetika
3. Hormonal
4. Obat-obatan
5. Faktor emosional

Penentuan obesitas
Obesitas di ukur berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) seseorang. IMT merupakan indeks
sederhana dari tinggi dan berat badan yang biasa digunakan untuk mengklasifikasikan
kelebihan berat badan dan obesitas pada orang dewasa. IMT dinyatakan sebagai berat badan
dalam

kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (kg/m2 ). Seseorang dikategorikan
kegemukan jika IMT >25 kg/m2 dan obesitas jika IMT>30 kg/m2

Rumus menentukan IMT :

IMT = BB (kg)/TB(m)2

Keterangan :
1. BB : Berat Badan (kg)
2. TB : Tinggi Badan (m)

IMT dapat digunakan untuk menunjukan status gizi pada orang dewasa yang dapat dilihat
dalam table 1
BMI Status Gizi
<18,5 Kurus
18,5-24,9 Normal
25,0-29,9 Pre-Obesitas
30,0-34,9 Obesitas kelas I
35,0-39,9 Obesitas kelas II
>40,0 Obesitas kelas III

Pencegahan Obesitas
1. Pola makan yang sehat
Sebaiknya makanan yang kita makan sehari-hari mengandung karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, dan mineral. Untuk lebih mudahnya, yuk lihat gambar di atas! Piring
makan yang sehat harus terdiri dari sayur, buah, lauk-pauk, dan nasi/roti. Sayur (warna
hijau) harus dikonsumsi paling banyak di antara yang lain. Hampir setengah piring harus
diisi oleh sayur-sayuran. Setengah piring lagi dibagi dua untuk nasi (warna cokelat) dan
juga lauk-pauk (warna oranye). Lalu, sisanya diisi oleh buah.

Sebaiknya pilih nasi merah dibandingkan nasi putih dan roti gandum dibandingkan roti
putih. Perbanyak konnsumsi daging putih seperti ayam dan ikan dibandingkan daging
merah yang lemaknya tinggi seperti daging sapi, kambing, & daging olahan. Ganti minyak
goreng kelapa sawit (palm) keluarga anda dengan minyak goreng zaitun (olive oil) atau
minyak goreng kanola. Selain itu, pemberian susu harus dibatasi menjadi 2 gelas ukuran
2per hari untuk anak usia >2 tahun.4 Terakhir jangan lupa untuk minum air putih minimal
2L setiap harinya dan hindari minuman manis termasuk jus buah yang berlebihan. Asupan
jus untuk anak usia 1 – 6 tahun adalah 120-180 mL per hari, sedangkan untuk anak usia
>6 – 18 tahun adalah 240-360 mL per hari.5
Modifikasi Perilaku Makan

 Anak harus dapat menahan keinginan untuk makan di luar jam makan, misalnya
pada saat menonton televisi diusahakan untuk tidak makan karena menonton
televisi dapat menjadi pencetus keinginan makan. Orangtua diharapkan dapat
meniadakan semua stimulus di sekitar anak yang dapat merangsang keinginan
untuk makan.
 Mengubah perilaku makan, misalnya belajar mengontrol porsi dan jenis makanan
yang dikonsumsi, serta mengurangi makanan camilan. Camilan diganti dengan
buah-buahan segar, berikan dalam bentuk buah potong, bukan jus buah.
Pemberian jus buah menggoda anak mengonsumsi dalam jumlah banyak
sehingga pada akhirnya asupan kalori bertambah.
 Jika ada rencana berpergian atau pesta, pilihlah makanan yang berkalori rendah
seperti sayur, buah, dan makanan yang tidak digoreng. Hindari karbohidrat
berlebih dan kue-kue manis. Apabila makanan-makanan tersebut tidak dapat
dihindari, imbangi dengan melakukan olahraga tambahan sebelum atau sesudah
berpergian.

2. Aktivitas fisis teratur

Anak harus tetap aktif melakukan kegiatan fisik. Lakukan olahraga minimal 60 menit
setiap hari dengan intensitas sedang, misalnya jalan cepat. Ajak anak untuk lari pagi atau
sore minimal 3x dalam seminggu. Motivasi anak untuk terlibat dalam kegiatan olahraga di
sekolah, seperti sepak bola dan basket. Olahraga permainan akan lebih mudah disukai
oleh anak dibandingkan olahraga lain.

Contoh lain dalam kehidupan sehari-hari untuk membuat anak tetap aktif secara fisik
adalah ajak anak untuk lebih memilih naik dan turun tangga daripada menggunakan lift,
saat mengantar ke sekolah turunkan anak beberapa meter dari gerbang sekolah, atau
ajak anak berkeliling di mall selama minimal 1 jam tanpa duduk.

3. Monitor Pertumbuhan

Anak pra-remaja diharapkan dapat mengawasi sendiri berat badan, masukan makanan,
dan aktivitas fisis, serta mencatat perkembangannya sehingga pola hidup sehat dapat
tercipta hingga dewasa.

Peran orang-orang di sekitarnya seperti orangtua, anggota keluarga, teman, dan guru
sangat menentukan keberhasilan pencegahan obesitas. Oleh karena itu, yuk bersama-
sama cegah obesitas!

Anda mungkin juga menyukai