Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PROBLEM BASED LEARNING

MODUL II: MULTIPLE TRAUMA

SISTEM TRAUMATOLOGI

TUTOR: Dr. dr. Busjra M. Nur., M.Sc


ANGGOTA KELOMPOK:
Alvionita Citra Mayharani 2016730113
Andhika Idam Radiktyo 2016730115
Astrid Azzahra Uber Jayaprana 2016730116
Fauziah Ananda Huseini 2016730121
Faqih Al Rezki Pratama 2016730120
Linda Puspita Sari 2016730127
Mirsalina Sukma Prabowo 2016730131
Rifani Nugroho 2016730135
Syavira Rizkha Aini 2016730137
Wahid Imam Fauzi 2016730139

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN


PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr. Wb.


Puji syukur kami sampaikan kepada Allah SWT karena atas nikmat dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas laporan PBL (Problem Based Learning) dengan baik.
Shalawat serta salam senantiasa kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari zaman kebodohan hingga ke zaman yang penuh ilmu pengetahuan seperti
sekarang ini.
Tugas ini merupakan salah satu laporan pada Sistem Traumatologi Program Studi
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta. Laporan ini dibuat bukan hanya untuk
memenuhi syarat tugas saja melainkan untuk tambahan bacaan teman-teman semuanya.
Dalam proses pembuatan tugas laporan ini tentunya kami mendapat bimbingan, arahan,
pengetahuan, dan semangat, untuk itu penulis sampaikan terima kasih kepada:

• Ketua dan sekertaris sistem Traumatologi


• Dr. dr. Busjra M. Nur, M.Sc selaku dosen pempimbing tutorial di kelompok kami.

• Para dosen dan dokter yang telah memberikan ilmu-ilmunya pada sistem
Neuropsikiatri

• Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan banyak masukan dalam pembuatan


tugas laporan ini.
Pembahasan di dalamnya kami dapatkan dari buku-buku text book, jurnal, internet, diskusi,
dan lainnya. Kami sadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaannya. Demikian
yang dapat kami sampaikan, InsyaAllah laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
yang sedang menempuh pendidikan dan dapat dijadikan pelajaran bagi teman-teman semua.
Wassalamualaikum wr. wb.

Jakarta, Juni 2019

KELOMPOK 3
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 2
Daftar isi 3
Pendahuluan 4
Tujuan Pembelajaran 4
Pembahasan
A. Skenario
B. Kata atau kalimat sulit
C. Kata atau kalimat kunci
D. Mind map
E. Pertanyaan
F. Hasil analisa
Daftar Pustaka
PENDAHULUAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Instruksional Umum ( TIU)


Setelah membaca modul ini mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan menjelaskan
bagaimana cara mengenal, menilai, dan mengambil tindakan yang cepat dan tepat pada
penderita dengan multiple trauma .

Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah selesai mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat :
1. Menjelaskan biomekanika trauma
2. Menjelaskan definisi multiple trauma
3. Menjelaskan patomekanisme multiple trauma dan faktor resiko yang memperberat
4. Menjelaskan penyebab dan patomekanisme penurunan kesadaran yang disebabkan oleh
trauma kepala .
5. Menjelaskan bagaimana cara tindakan awal penanganan jalan napas, pernapasan dan
sirkulasi pada penderita dengan penurunan kesadaran pada kondisi multiple trauma
6. Menjelaskan bagaimana cara memberikan tindakan lanjut apabila terjadi kegagalan pada
tindakan awal.
7. Menjelaskan bagaimana cara penatalaksanaan pada fraktur pelvis dan ekstremitas .
8. Menjelaskan bagaimana cara pemakaian obat-obat darurat sesuai dengan penyebab
penurunan kesadaran.
9. Menjelaskan bagaimana cara melakukan tindakan khusus pada pasien dengan multiple
trauma
10. Menjelaskan syarat-syarat melakukan transportasi dan rujukan pada penderita dengan
multiple trauma
PEMBAHASAN

A. SKENARIO
KASUS I
Pasien laki-laki 19 tahun mengendarai sepeda motor tidak memakai helm. Tergeletak di
jalan raya setelah terjatuh dari motor dengan kecepatan tinggi Ditemukan tergeletak ,
agresif gelisah dengan deformitas di tungkai kanan .. Di tempat kejadian , pasien tidak
dapat menjawab pertanyaan dengan tepat.

DATA TAMBAHAN
Riwayat penyakit
Tidak jelas
dahulu
Riwayat
pengobatan / Tidak jelas
keluarga / alergi

HR 124

BP 90/50 mmHg

Tanda Vital Temperature 37c

O2 Sats (RA) 98%

RR 18

Gelisah, tidak menjawab pertanyaan dengan baik, nyeri tekan tidak ada, keluar cairan
dari telinga atau hidung tidak ada. Terpasang collar neck, trachea ditengah

Paru-paru Suara nafas normal

Jantung Tachicardi, irama reguler


KEADAAN
UMUM Abdomen Supel, nyeri tekan tidak ada

Pelvis Unstable, krepitasi +

Punggung Nyeri tekan dan deformitas tidak ada

Extremitas Luka terbuka di tungkai kanan dengan pulsasi nadi negative

B. KATA ATAU KALIMAT SULIT


Tidak ditemukan

C. KATA ATAU KALIMAT KUNCI


1. Laki-laki, 19 tahun
2. Mengendarai motor tidak memakai helm
3. Tergeletak di jalan raya setelah terjatuh dari motor dengan kecepatan tinggi
4. Agresif gelisah dengan deformitas tungkai kanan bawah
5. Penurunan kesadaran

D. MINDMAP

E. PERTANYAAN
1. Jelaskan definisi dari multiple trauma dan faktor resiko!
2. Bagaimana biomekanika pada trauma di skenario?
3. Bagaimana patomekanisme multiple trauma dan faktor yang memperberat?
4. Bagaimana patomekanisme penurunan kesadaran yang disebabkan oleh trauma
kepala?
5. Bagaimana tindakan awal pada skenario?
6. Bagaimana tindakan lanjut pada skenario apabila tindakan awal tidak berhasil?
7. Bagaimana cara Thaharah pada pasien multiple trauma?
8. Bagaimana tatalaksana pada fraktur pelvis dan ekstremitas?
9. Apa saja obat-obatan yang digunakan dan bagaimana penggunaannya?
10. Bagaimana cara melakukan tindakan khusus pada pasien multiple trauma?
11. Bagaimana syarat transportasi dan rujukan pada pasien di skenario?
F. HASIL ANALISA
1. Jelaskan definisi dari multiple trauma dan faktor resiko!
Suatu sindrom dari cedera multipel dengan derajat keparahan yang cukup tinggi(ISS
>16) yang disertai dengan reaksi sistemik akibat trauma yang kemudian akan
menimbulkan terjadinya disfungsi atau kegagalan dari organ yang letaknya jauh dan
sistemorgan yang vital yang tidak mengalami cedera akibat trauma secara langsung
(Trentz O L, 2000)
Dapat didefinisikan sebagai cedera pada minimal dua sistem organ yang menyebabkan
kondisi yang mengancamjiwa.

2. Bagaimana biomekanika pada trauma di skenario?


Jika diperhatiak pada scenario yaitu Pasien laki-laki 19 tahun mengendarai
sepeda motor tidak memakai helm. Tergeletak di jalan raya setelah terjatuh dari motor
dengan kecepatan tinggi. Ditemukan tergeletak, agresif gelisah dengan deformitas di
tungkai kanan. Di tempat kejadian pasien tidak dapat menjawab pertanyaan dengan
tepat.

- Jenis benturan frontal

• Terbentur ke depan : Kepala, dada atau perut terbentur stang kemudi

• Terlempar ke atas : tungkai terbentur stang kemudi dan fraktur femur


bilateral

- Penggunaan helm

• Mengurangi angka kejadian trauma kepala pada kecelakaan

• Helm mengurangi gaya rotasional pada benturan

- Tergeletak dijalan raya setelah jatuh dari motor dengan kecepatan tinggi

• Pengendara menjatuhkan kendaraannya ke samping, membiarkan


bergeser dan pengendara bergeser di belakangnya

• Trauma jaringan lunak


- Jenis benturan lateral

• Fraktur terbuka atau tertutup tungkai bawah

• Crush injury pada tungkai sering dijumpai

3. Bagaimana patomekanisme multiple trauma dan faktor yang memperberat?

Faktor yang memperberat :

• Komplikasi intrakranial

• Hipotensi

• Dehidrasi

• Hiperkarbia

• Hypovolemik

• Septic

• Peralatan RS yang tidak memaadai

• Rujukan terlambat

• Waktu pra RS yang lama


4. Bagaimana patomekanisme penurunan kesadaran yang disebabkan oleh trauma
kepala?
Pusat kesadaran berada di Reticular Activating System yang terdapat pada
batang otak. Pada dasarnya, otak dan batang otak tidak dapat menahan guncangan dan
tekanan secara tiba-tiba. Jika dihubungkan dengan biomekanika, pasien pada skenario
mengalami kecelakaan sepeda motor dengan kondisi tidak menggunakan helm
sehingga terdapat kemungkinan pasien mengalami benturan yang cukup kencang pada
bagian kepala. Benturan tersebut dapat menjadi salah satu penyebab penurunan
kesadaran pada pasien.

Selanjutnya, pada skenario diketahui bahwa pasien mengalami hipotensi


dengan tekanan darah 90/50 mmHg dan adanya takikardia. Selain itu, pasien juga
didapati adanya luka terbuka pada tungkai kanan yang kemungkinan besar mengalami
perdarahan. Keadaan hipotensi dan perdarahan tersebut akan mengakibatkan suplai
oksigen ke otak tidak maksimal serta proses perfusi juga tidak adekuat sehingga
menyebabkan penurunan kesadaran pada pasien.
Selain itu, ditemukan hematom pada bagian parietal kepala pasien yang
menandakan adanya perdarahan intracranial. Pada keadaan perdarahan intracranial,
tekanan intracranial juga akan meningkat sehingga pasien dapat mengalami sakit
kepala hebat hingga penurunan kesadaran.

5. Bagaimana tindakan awal pada skenario?


6. Bagaimana tindakan lanjut pada skenario apabila tindakan awal tidak berhasil?

• Cedera Kepala Sedang

Manitol 1g/KgBB IV

Ct – scan.

Konsul ke dokter bedah untuk tindakan koperatif

• Pemeriksaan Neurologis

GCS

Reflek cahaya pupil.


Gerakan bola mata.

Pemeriksaan sensorik dan motorik.

• Luka terbuka di tungkai kanan & pulsasi negative

Profilaksis tetanus

Antibiotika parenteal spectrum lebar

Konsulkan ke dokter bedah untuk tindakan koperatif

• Stabilisasi Kardiopulmoner

Resusitasi cairan :

Larutan Saline atau Ringer laktat 0.9% 1 – 2 liter intravena dewasa.

Transfusi darah.

• Fraktur Pelvis

Penghentian perdarahan : stabilisasi mekanik dari pelvic ring dan external counter
pressure dengan pneumatic anti shock garment / PSAG

Reduksi operatif -> konsultasikan ke dokter spesialis

7. Bagaimana cara Thaharah pada pasien multiple trauma?


Thaharah secara bahasa berarti bersih dan membebaskan diri dari kotoran dan
najis. Sedangkan pengertian thaharah secara istilah (syara’) adalah menghilangkan
hukum hadats untuk menunaikan shalat atau (ibadah) yang selainnya yang disyaratkan
di dalamnya untuk bersuci dengan air atau pengganti air, yaitu tayammum.
Pertama; wajib bagi orang yang sakit untuk bersuci dengan air yaitu dia wajib
berwudhu ketika terkena hadats ashgor (hadats kecil). Jika terkena hadats
akbar (hadats besar), dia diwajibkan untuk mandi wajib.
Kedua; Jika tidak mampu bersuci dengan air karena tidak mampu atau karena
khawatir sakitnya bertambah parah, atau khawatir sakitnya bisa bertambah lama
sembuhnya, maka dia diharuskan untuk tayamum.
Ketiga; TATA CARA TAYAMUM adalah dengan menepuk kedua telapak
tangan ke tanah yang suci dengan satu kali tepukan, lalu mengusap seluruh wajah
dengan kedua telapak tangan tadi, setelah itu mengusap kedua telapak tangan satu sama
lain.
8. Bagaimana tatalaksana pada fraktur pelvis dan ekstremitas?

Fraktur pelvis Fraktur ekstremitas

•Konsultasi orthopedic •Konsultasi orthopedic


•Fraktur stabil : tirah baring, kontrol nyeri •Secara umum : imobilisasi , analgesia ,
, menahan berat badan secara dini istirahat , terapi es , elevasi
•Fraktur tidak stabil : tindakan orif •Fraktur fragmen yang bergeser dan
•Kontrol pendarahan : pemberian cairan dislokasi : direduksi
IV, hindari gerakan yang tidak perlu , •Fraktur terbuka : pemberian antibiotic
fiksasi/mobilisasi dan profilaksis tetanus

9. Apa saja obat-obatan yang digunakan dan bagaimana penggunaannya?

Obat-obat Indikasi Dosis


Emergency

Manitol Mengurangi peningkatan TIK Manitol 20%, IV, dosis


dewasa berkisar antara
250-500 mL dengan
kecepatan infus 30-50
mL/jam.

Hypertonic Saline Mengurangi peningkatan TIK Konsentrasi 3%-24,3%

Antikonvulsan Mencegah kejang pasca trauma Fenitoin 1g, IV, dengan


kecepatan tidak lebih dari
50 mg/menit.
10. Bagaimana cara melakukan tindakan khusus pada pasien multiple trauma?

Setelah dilakukan assesment dan intervensi awal maka kondisi pasien sebaiknya
diklasifikasikan diantara empat kategori :
11. Bagaimana syarat transportasi dan rujukan pada pasien di skenario?
DAFTAR PUSTAKA
• Ikatan Ahli Bedah Indonesia.2004.Advanced Trauma Life Support (ATLS)

• Clair St, Saint. 1997. Advanced Trauma Life Support. USA: First Impression.

• Greenberg, Michael I. 2005. Text Atlas of Emergency Medicine. Jakarta : Erlangga

• Boswick, John A. 1998. Perawatan Gawat Darurat. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai