Anda di halaman 1dari 1

Skrining pada komplikasi DM yang kronik

Diagnosis dilakukan sebagai bentuk antisipasi dini untuk mengetahui seseorang terkena penyakit
DM atau tidak. Upaya skrining merupakan salah satu cara pencegahan dalam diagnosis dini
tersebut.
Skrining pada penyakit DM biasanya berupa skrining glukosa darah. Skrining glukosa darah harus
sering dilakukan karena sangat berguna untuk orang-orang yang menderita diabetes melitus tetapi
tidak bergejala. Selain itu juga perlu dilakukan penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya
skrining glukosa darah karena terbukti tingkat kesadaran untuk memeriksakan glukosa darah secara
rutin masih rendah.
Skrining glukosa darah memiliki tujuan untuk melihat kemungkinan adanya penyakit DM yang
asimptomatik. Skrining pemeriksaan glukosa biasanya :
1. Tes saring
2. Tes diagnostik
3. Tes monitoring
4. Tes mendeteksi komplikasi

Persiapan Sampel

Pengambilan sampel darah sebaiknya pagi hari karena adanya variasi diurnal. Pada sore hari
glukosa darah lebih rendah sehingga banyak kasus DM yang tidak terdiagnosis, Sampel berupa
serum/plasma.

Tes Untuk Mendeteksi Komplikasi


• Profil lipid ( kolestrol total, kolestrol ldl, kolestrol HDL, Trigliserida )
• Tes fungsi hati
• Tes fungsi ginjal : kreatinin, eGFR
• Tes urin rutin
• Albumin urin kuantitatif
• Ratio albumin-kreatinin sewaktu

tujuan : Untuk memantau keberhasilan pengobatan untuk mencegah terjadinya komplikasi kronik
DM
indikasi :
• penderita yang baru terdiagnosis DM tipe 2
• TGT ( Toleransi Glukosa Terganggu )
• GDPT ( Glukosa Darah Puasa Terganggu )

Langkah-langkah pelaksanaan pengendalian DM :


• GDP, GD2PP frekuensinya tergantung kebutuhan pasien
• Tes HbA1c, 2-4 kali/tahun
• Tes fraksi lipid 1 kali/tahun

Anda mungkin juga menyukai