Anamnesis
1. Infeksi saluran nafas berulang.
2. Gagal jantung kongestif (bila PDA besar) : sesak nafas, kesulitan
mengisap susu dan gagal tumbuh kembang.
Pemeriksaan Fisik
- Takipnoe.
- Pulsus Celler.
- Auskultasi jantung :
o P2 akan mengeras pada hipertensi pulmonal (HP).
o Bising kontinu sistolik dan diastolik (continuous atau machinery
murmur) di sela iga 2 parasternal kiri menjalar infra klavikula kiri.
o Bising diastolik memendek atau bahkan menghilang pada PH.
- Sianosis bila sudah terjadi aliran pirau terbalik dari kanan ke kiri akibat PH
(sindroma Eisenmenger).
- Tanda-tanda gagal jantung kongestif pada PDA yang besar.
Kriteria Diagnosis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Foto Thoraks
4. EKG
5. Ekokardiografi : TTE
6. MSCT atau MRI (pada sebagian kasus )
7. Sadap Jantung (bila dicuriga Pulmonary Vascular Disease/PVD)
Diagnosis Kerja
1. PDA tanpa PH
2. PDA dengan PH
3. PDA dengan Penyulit seperti : Mitral Insufisiensi, Gagal jantung Infektif
endokarditis, Infeksi Paru, Gizi Buruk
4. PDA dengan PVD/Eisenmenger Syndrome
PANDUAN PRAKTIK KLINIK TATALAKSANA KASUS RS
ROYAL PRIMA JAMBI
Pemeriksaan Penunjang
Ekokardiografi untuk diagnosis dan evaluasi post operatif
Sadap jantung pada kasus dengan kecurigaan PVD
MRI pada kasus PDA dengan pirau kecil untuk menentukan flow
ratio
Pemeriksaan Lab, kultur darah, urinalisa pada kasus dicurigai infektif
endokarditis, gizi buruk dan sindrom tertentu
EKG 12 minimal 2 kali
Foto thoraks
Terapi 1. Neonatus / bayi dengan gagal jantung kongestif (GJK).
Pada neonatus, terutama prematur dengan PDA besar akan terjadi GJK.
- Perbaiki keadaan umum
- Atasi hipoglikemi serta hipokalsemi yang sering dijumpai pada bayi
prematur, yang dapat memperburuk kondisi miokard sehingga
mempermudah terjadinya GJK.
- Berikan obat anti gagal jantung seperti digitalis, diuretika dan
vasodilator. Pada bayi prematur, bila tidak perlu sebaiknya pemberian
diuretika dan vasodilator dihindari karena akan menghambat
penutupan PDA secara spontan.
Tindakan penutupan PDA secara bedah (ligasi PDA) ataupun non bedah
dengan pemasangan device dilakukan elektif pada usia diatas 12 - 16
minggu, tanpa didahului pemeriksaan sadap jantung.
Edukasi
1. Edukasi kondisi (penyakit, penyebab, perjalanan klinis penyakit, dan
tatalaksana yang akan dikerjakan)
2. Edukasi pemeriksaan penunjang yang diperlukan
3. Edukasi obat-obatan
4. Edukasi penyulit yang dapat terjadi: gagal nafas, efusi perikardial atau
pleura, sindroma curah jantung rendah, kematian
5. Edukasi tentang perawatan sehari-hari : pembatasan cairan, pembatasan
garam, menjaga kebersihan mulut dan gigi, mencegah infeksi
6. Edukasi tindakan intervensi non bedah / bedah yang mungkin diperlukan
Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsional : dubia ad bonam / malam
Kasus PDA dengan Eisenmenger Syndrom (PVP)
Ad vitam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
Ad fungsional : dubia ad malam
Tingkat evidens
C
Tingkat rekomendasi
Konsensus
Penelaah Kritis
Tim Medikal dan Surgikal Kardiologi Pediatrik dan Penyakit Jantung
Bawaan
Kepustakaan 1. Allen H.D., Priscoll D.J., Shaddy R.E., Feltes F.T. Moss &
Adams : Heart Disease in Infants, Children and Adolescents
including the fetus and young adult 8th edition. William &
Wilkins
2. Anderson R.H., Baker E.J., Penny, D., et al. Pediatric
Cardiology. Third Edition. Churchil Livingstone Elsevier.
3. Baumgartner H., Bonhoeffer P., De Groot N.M.S., Haan F.,
et al. ESC Guidelines for the management of Grown-up
Congenital Heart Disease (new version 2010). The Task
Force on the Management of Grown-up Congenital Heart
Disease of the European Society of Cardiology (ESC).
European Heart Journal 2010:31;2915-2957
4. Carapetis J, Brown A, Edwards K, Hadfield C, Lennon D,
et al. Diagnosis and management of acute Rheumatic fever
and rheumatic heart disease in Australia. A evidence based
review. National Heart Foundation of Australia and Cardiac
Society of Australian and New Zealand. June 2006