Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIK TATALAKSANA KASUS RS

ROYAL PRIMA JAMBI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RS ROYAL PRIMA JAMBI
1/3

PPK Tanggal terbit Ditetapkan Oleh:


Direktur RS Royal Prima Jambi

Kolonel CKM (Purn) dr. Eko Kuswandono, MMRS


NIK: 532.04.19

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)

Pengertian Penyakit jantung bawaan di mana duktus arteriosus tidak menutup


sehingga terdapat hubungan antara aorta dan arteri pulmonalis.

Anamnesis
1. Infeksi saluran nafas berulang.
2. Gagal jantung kongestif (bila PDA besar) : sesak nafas, kesulitan
mengisap susu dan gagal tumbuh kembang.
Pemeriksaan Fisik
- Takipnoe.
- Pulsus Celler.
- Auskultasi jantung :
o P2 akan mengeras pada hipertensi pulmonal (HP).
o Bising kontinu sistolik dan diastolik (continuous atau machinery
murmur) di sela iga 2 parasternal kiri menjalar infra klavikula kiri.
o Bising diastolik memendek atau bahkan menghilang pada PH.
- Sianosis bila sudah terjadi aliran pirau terbalik dari kanan ke kiri akibat PH
(sindroma Eisenmenger).
- Tanda-tanda gagal jantung kongestif pada PDA yang besar.
Kriteria Diagnosis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Foto Thoraks
4. EKG
5. Ekokardiografi : TTE
6. MSCT atau MRI (pada sebagian kasus )
7. Sadap Jantung (bila dicuriga Pulmonary Vascular Disease/PVD)
Diagnosis Kerja
1. PDA tanpa PH
2. PDA dengan PH
3. PDA dengan Penyulit seperti : Mitral Insufisiensi, Gagal jantung Infektif
endokarditis, Infeksi Paru, Gizi Buruk
4. PDA dengan PVD/Eisenmenger Syndrome
PANDUAN PRAKTIK KLINIK TATALAKSANA KASUS RS
ROYAL PRIMA JAMBI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RS ROYAL PRIMA JAMBI
2/3

Diagnosis Banding 1. Aorto-Pulmonary Window.

2. Aorta stenosis dan insufisiensi.

3. VSD dan Aorta insufisiensi.

4. Fistula arterio-venous koroner.

Pemeriksaan Penunjang
 Ekokardiografi untuk diagnosis dan evaluasi post operatif
 Sadap jantung pada kasus dengan kecurigaan PVD
 MRI pada kasus PDA dengan pirau kecil untuk menentukan flow
ratio
 Pemeriksaan Lab, kultur darah, urinalisa pada kasus dicurigai infektif
endokarditis, gizi buruk dan sindrom tertentu
 EKG 12 minimal 2 kali
 Foto thoraks
Terapi 1. Neonatus / bayi dengan gagal jantung kongestif (GJK).
Pada neonatus, terutama prematur dengan PDA besar akan terjadi GJK.
- Perbaiki keadaan umum
- Atasi hipoglikemi serta hipokalsemi yang sering dijumpai pada bayi
prematur, yang dapat memperburuk kondisi miokard sehingga
mempermudah terjadinya GJK.
- Berikan obat anti gagal jantung seperti digitalis, diuretika dan
vasodilator. Pada bayi prematur, bila tidak perlu sebaiknya pemberian
diuretika dan vasodilator dihindari karena akan menghambat
penutupan PDA secara spontan.

2. Bayi prematur dengan GJK dan usia < 10 hari.


- Berikan obat anti gagal jantung
- Berikan Indometasin intravena atau peroral dengan dosis 0,2 mg/kgBB
sebanyak 3x interval 12 jam untuk menutup PDA.

Kontra indikasi pemberian Indometasin: gangguan fungsi ginjal,


perdarahan intracranial atau gastro-intestinal, Necrotizing Entero Colitis
(NEC),gangguan fungsi hati dan sepsis.

Bila PDA gagal menutup, pemberian Indometasin dapat diulangi. Tetapi


bila tetap tidak menutup atau bahkan terbuka kembali maka harus
dilakukan operasi ligasi PDA.

3. Bayi cukup bulan dengan GJK.


-GJK diatasi dulu dengan obat-obat anti gagal jantung.
-Bila berhasil, maka operasi ligasi PDA dapat ditunda sampai usia 12– 16
minggu, karena ada kemungkinan PDA menutup spontan.
-Bila GJK tak teratasi, maka ligasi PDA harus segera dilakukan.
PANDUAN PRAKTIK KLINIK TATALAKSANA KASUS RS
ROYAL PRIMA JAMBI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RS ROYAL PRIMA JAMBI
3/3

4. Bayi tanpa GJK.

Tindakan penutupan PDA secara bedah (ligasi PDA) ataupun non bedah
dengan pemasangan device dilakukan elektif pada usia diatas 12 - 16
minggu, tanpa didahului pemeriksaan sadap jantung.

Edukasi
1. Edukasi kondisi (penyakit, penyebab, perjalanan klinis penyakit, dan
tatalaksana yang akan dikerjakan)
2. Edukasi pemeriksaan penunjang yang diperlukan
3. Edukasi obat-obatan
4. Edukasi penyulit yang dapat terjadi: gagal nafas, efusi perikardial atau
pleura, sindroma curah jantung rendah, kematian
5. Edukasi tentang perawatan sehari-hari : pembatasan cairan, pembatasan
garam, menjaga kebersihan mulut dan gigi, mencegah infeksi
6. Edukasi tindakan intervensi non bedah / bedah yang mungkin diperlukan
Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsional : dubia ad bonam / malam
Kasus PDA dengan Eisenmenger Syndrom (PVP)
Ad vitam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
Ad fungsional : dubia ad malam
Tingkat evidens
C
Tingkat rekomendasi
Konsensus
Penelaah Kritis
Tim Medikal dan Surgikal Kardiologi Pediatrik dan Penyakit Jantung
Bawaan
Kepustakaan 1. Allen H.D., Priscoll D.J., Shaddy R.E., Feltes F.T. Moss &
Adams : Heart Disease in Infants, Children and Adolescents
including the fetus and young adult 8th edition. William &
Wilkins
2. Anderson R.H., Baker E.J., Penny, D., et al. Pediatric
Cardiology. Third Edition. Churchil Livingstone Elsevier.
3. Baumgartner H., Bonhoeffer P., De Groot N.M.S., Haan F.,
et al. ESC Guidelines for the management of Grown-up
Congenital Heart Disease (new version 2010). The Task
Force on the Management of Grown-up Congenital Heart
Disease of the European Society of Cardiology (ESC).
European Heart Journal 2010:31;2915-2957
4. Carapetis J, Brown A, Edwards K, Hadfield C, Lennon D,
et al. Diagnosis and management of acute Rheumatic fever
and rheumatic heart disease in Australia. A evidence based
review. National Heart Foundation of Australia and Cardiac
Society of Australian and New Zealand. June 2006

Anda mungkin juga menyukai