AUDIT OPERASIONAL
DI SUSUN OLEH :
Akuntansi Malam2 Semester 5
Kelompok 6
1. Afrianingsih 16622116
2. Arvina Larasati 16622118
3. Risna Hartiana 16622145
4. Saskia Geraldine 16622147
5. Siti Kholifah 16622149
6. Yessy Yulianty 16622150
7. Wahyuni Riantika 16622153
DOSEN PENGAJAR
Masyitah As Sahara,S.E.,M.Si
2. Menilai apakah program/aktivitas SDM telah berjalan secara ekonomis, efektif dan
efisien
4. Mengidentifikasi berbagai hal yang masih dapat ditingkatkan terhadao aktivitas SDM
dalam menunjang kontribusinya terhadap perusahaan
3. Audit lanjutan
4. Pelaporan
5. Tindak lanjut
Audit Pendahuluan
Pada tahap ini auditor menekankan auditnya pada pencarian informasi latar belakang dan
gambaran umum terhadap program/aktivitas SDM yang diaudit. Informasi yang diperoleh
pada tahap ini akan mengantarkan auditor pada perumusan tujuan audit sementara. Tujuan
audit dalam SDM harus dirumuskan terlebih dahulu dan memerlukan suatu survey awal
untuk memahami kondisi yang terjadi berkaitan dengan program/aktivitas yang diaudit serta
masih memerlukan perbaikan untuk mendukung keberhasilan perusahaan di amsa depan.
Tujuan audit terdiri atas tiga elemen, yaitu kriteria, penyebab, dan akibat.
Kriteria
Kriteria merupakan standar (norma) yang menjadi pedoman bagi setiap individu dan
kelompok dalam organisasi dalam bertindak. Kriteria dapat berupa hal-hal berikut:
1. Rencana SDM
7. Peraturan pemerintah
8. Standar (norma) yang merupakan best practice yang diterapkan oleh perusahaan
sejenis dalam bidang SDM dapat digunakan sebagai acuan (benchmark)
Penyebab
Penyebab merupakan pelaksanaan program-program SDM dalam organisasi yang
menyebabkan terjadinya kondisi SDM yang ada pada saat ini. Penyebab ini ada yang positif,
di mana aktivitas yang terjadi sangat mendukung tercapai atau terlampauinya tujuan serta
manfaat dari program/aktivitas-aktivitas yang dilakukan tersebut. Penyebab ada juga yang
bersifat negative, dimana aktiviats yang terjadi menyebabkan tidak tercapainya tujuan dari
program/aktiviats yang dilaksanakan atau bahkan perusahaan mengalami kerugian baik
secara finansial maupun nonfinansial.
Akibat
Akibat merupakan sesuatu yang harus ditanggung atau dinikmati perusahaan karena
terjadinya perbedaan aktivitas yang seharusnya dilakukan (berdasarkan kriteria) dengan
aktivitas actual yang terjadi dilapangan (dilakukan oleh setiap komponen dalam organisasi).
3. Anggaran program
Berdarkan hasil review system pengendalian manajemen ini, auditor akan mampu lebih
dalam memahami kondisi yang terjadi. Di samping itu, berdasarkan hasil review auditor
dapat mengambil keputusan apakah audit dapat dilanjutkan atau tidak mengingat ketersediaan
data yang dibutuhkan dan kebebasan dalam melakukan audit (tidak menghadapi keterbatasan
akses dalam melakukan audit.
Audit Lanjutan
Dari temuan yang diperoleh, auditor meringkas dan melakukan pengelompokan terhadap
temuan tersebut ke dalam kelompok kondisi, kriteria, penyebab, dan akibat. Kondisi
merupakan kenyataan Riil yang ditemukan auditor berkaitan dengan program-program SDM
yang ditetapkan perusahaan. Contoh kondisi dapat berupa rendahnya keterampilan karyawan;
produktivitas kerja yang rendah; tidak adanya motivasi untuk berprestasi pada karyawan;
tingkat absensi dan perputaran karyawan yang tinggi, dan sebagainya. Kondisi ini disebabkan
oleh berbagai aktivitas dalam mengelola SDM. Kriteria merupakan berbagai aturan,norma
dan standar sebagai pedoman bertindak bagi seluruh pihak berwenang dalam pengelolaan
SDM. Contoh kriteria dapat berupa pedoman pelaksanaan pelatihan karyawan; ketentuan
pemberian insentif; aturan disiplin kerja; kompensasi dan berbagai pedoman (norma) lainnya
dalam pengelolaan SDM. Penyebab adalah tindakan riil dari pihak-pihak yang berwenang
dalam menangani SDM, yang menyebabkan terjadinya kondisi yang ditemukan auditor.
Penyebab dapat berupa penyimpangan dari pedoman pelaksanaan pelatihan karyawan.
Akibat adalah temuan berupa akibat yang harus ditanggung perusahaan karena terjadinya
perbedaan tindakan riil dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Berbagai kelompok temuan tersebut kemudian dianalisis untuk memahami apakah
permasalahan yang terjadi merupakan permasalahan yang berdiri sendiri atau saling terkait
dengan permasalahan-permasalahan yang lain.
Pelaporan
Laporan harus disajikan dalam bahasa yang mudah dipahami. Laporan audit harus memuat
tentang informasi latar belakang, kesimpulan audit dan disertai dengan temuan-temuan audit
sebagai bukti pendukung kesimpulan tersebut. Dalam laporan juga harus disajikan
rekomendasi yang diusulkan auditor sebagai alternative perbaikan terhadap penyimpangan
(kekurangan) yang masih terjadi. Sebagai kelengkapannya, laporan juga harus menyatakan
ruang lingkup dari audit yang dilakukan.
Tindak Lanjut
Tindak lanjut merupakan implementasi dari rekomendasi yang diajukan auditor.
Ruang Lingkup Audit
Proses SDM mulai dari perencanaan sampai dengan pemutusan hubungan kerja harus
dilaksanakan secara selaras dengan tujuan perusahaan seacra keseluruhan, sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku, secara ekonomis, efisien, dan efektif. Oleh karena audit SDM
mengevaluasi program/aktivitas SDM secara komprehensif, maka ruang lingkup audit ini
meliputi seluruh proses SDM, baik secara parsial (pada satu bidang program/aktivitas) mauun
secara keseluruhan, sesuai dengan kebutuhan dari hasil audit, baik dilakukan hanya pada satu
departemen (divisi) maupun pada perusahaan secara keseluruhan.
Ruang lingkup audit SDM dibagi kedalam tiga kelompok, sesuai dengan administrasi asset
tetap pada umumnya, yaitu perolehan, penggunaan, dan penghentian penggunaan sebagai
berikut:
1. Rekrutmen atau perolehan SDM, mulai dari awal proses perencanaan kebutuhan SDM
hingga proses seleksi dan penempatan
2. Pengelolaan (pemberdayaan) SDM, meliputi semua aktivitas pengelolaan SDM
setelah ada di perusahaan, mulai dari pelatihan dan pengembangan sampai penilaian
kinerja karyawan
Rekrutmen
Rekrutmen meliputi upaya pencarian sejumlah calon karyawan yang memenuhi syarat
dalam jumlah tertentu sehingga dari mereka perusahaan dapat menyeleksi orang-orang yang
paling tepat untuk mengisi lowongan pekerjaan yang ada . Beberapa sumber tenaga kerja di
luar perusahaan seperti lembaga pelatihan kerja , kursus-kursus , perguruan tinggi ,
departemen tenaga kerja dan bursa kerja merupakan alternatif sumber tenaga kerja yang bisa
di manfaatkan perusahaan dalam menarik calon karyawan . Pelaksanaan rekrutmen harus
mampu mendapatkan SDM dengan cara yang paling ekonomisasi ,efektid dan efesien.
Rekrutmen juga harus memberikan kesempatan yang sama untuk setiap calon tenaga
kerja untuk masuk ke dalam perusahaan ( tidak diskriminatit ) . Setiap pelaksanaan rekrutmen
harus berdasarkan pada prinsip-prinsip berikut :
1. Kualitas karyawan akan direkrut sesuai dengan kebutuhan atas kualitas SDM yang
sesuai. Oleh karena itu rekrutmen harus berpedoman pada :
a) Analisis pekerjaan
b) Deskripsi pekerjaan
c) Spesifikasi pekerjaan
2. Jumlah karyawan yang di perlukan harus sesuai dengan pekerjaan yang tersedia
3. Harus dilakukan dengan biaya paling mininlam (ekonomisasi )
4. Perencanaan dan keputusan-keputusan strategis tentang rekrutmen
5. Fleksibilitas
6. Pertimbangan-pertimbangan hukum
Jika Ya:
Periksa apa saja tujuan dari pelatihan
tersebut.
Jika Tidak:
Telusuri apa yang ingin dicapai dari
pelatihan tersebut.
3. Apakah pelatihan karyawan diikuti oleh
karyawan yang memang membutuhkan
pelatihan?
Jika Ya:
Periksa persyaratan peserta pelatihan,
telusuri apa benar karyawan tersebut
memerlukan pelatihan.
Jika TIdak:
Telusuri apa yang menjadi dasar dalam
menentukan karyawan untuk mengikuti
pelatihan.
4. Apakah program pelatihan menggunakan
metode yang tepat?
Jika Ya:
Periksa kesesuaian metode dengan kondisi
peserta dan tujuan yang ingin dicapai dari
pelatihan.
Jika Tidak:
Telusuri metode yang digunakan dalam
pelatihan tersebut.
5. Apakah biaya pelatihan per orang karyawan
dapat diukur?
Jika Ya:
Hitung berapa beban pelatihan untuk setiap
karyawan dan lakukan analisis terhadap
manfaat yang mungkin diperoleh.
Jika Tidak:
Telusuri bagaimana perusahaan
menganggarkan dan mengalokasikan biaya
pelatihan.
6. Apakah program pelatihan yang
dilaksanakan berhasil melakukan transfer
keahlian, ilmu pengetahuan, dan
meningkatkan kemampuan bekerja
karyawan?
Jika Ya:
Lakukan pengamatan terhadap keahlian dan
keterampilan karyawan setelah mengikuti
pelatihan serta bandingkan dengan sebelum
mengikuti pelatihan.
Jika Tidak:
Periksa laporan pelaksanaan pelatihan
untuk menilai kesesuaian antara metode dan
materi pelatihan dengan peserta yang
menjadi sasaran dalam pelatihan tersebut.
7. Apakah biaya pelatihan yang dilaksanakan
tidak melampaui anggaran yang ditetapkan?
Jika Ya:
Bandingkan antara anggaran dan realisasi
biaya pelatihan serta hubungkan dengan
renccana dan pelaksanaan aktualnya.
Jika Tidak:
Telusuri penyebab terjadinya penggunaan
dana pelatihan yang lebih besar dari
anggarannya.
8. Apakah setelah mengikuti pelatihan:
a. keterampilan karyawan meningkat?
b. kegagalan produk menurun?
c. kemampuan melayani dan berkomunikasi
meningkat?
d. produktivitas karyawan meningkat?
Jika Ya:
Lakukan pengamatan terhadap kinerja
karyawan setelah mengikuti pelatihan dan
bandingkan dengan kondisi sebelum
mengikuti pelatihan.
Jika Tidak:
Telusuri faktor-faktor yang merupakan
kelemahan.
Jika Ya:
Periksa kesesuaian program tersebut dengan
rencana pengembangan karier karyawan.
Jika Tidak:
Telusuri apa yang menjadi dasar dalam
pengembangan karier karyawan.
2. Apakah program tersebut berlaku sama untuk
seluruh karyawan (career equity)?
Jika Ya:
Periksa persyaratan (kualifikasi) karyawan
yang berhak untuk mendapatkan
pengembangan karier.
Jika Tidak:
Telusuri apa yang menjadi dasar dalam
memberi kesempatan berkarier bagi setiap
karyawan.
3. Apakah ada supervise yang memadai oleh
atasan kepada karyawan dalam perencanaan
kariernya?
Jika Ya:
Periksa bagaimana supervise yang
dilakukan dapat membantu karyawan dalam
merencanakan dan mengembangkan
kariernya.
Jika Tidak:
Telusuri dengan cara apa atasan membantu
bawahannya dalam merencanakan dan
mengembangkan kariernya.
4. Apakah manajer SDM memahami bahwa
setiap karyawan memiliki tingkat minat yang
berbeda dalam meningkatkan kariernya.
Jika Ya:
Periksa bagaimana hal ini memerngaruhi
rencana dan program pengembangan karier
yang dilaksanakan perusahaan.
Jika Tidak:
Telusuri dasar kebijakan perusahaan dalam
menyusun rencana dan program
pengembangan karier karyawannya.
5. Apakah program ini dievaluasi secara
periodik?
Jika Ya:
Periksa hasil evaluasi program
pengembangan karier yang dilaksanakan
perusahaan.
Jika Tidak:
Telusuri bagaimana perusahaan
mendapatkan umpan balik dari program
pengembangan karier yang telah
dilaksanakan.
6. Apakah hasil evaluasinya digunakan sebagai
dasar perbaikan program berikutnya?
Jika Ya:
Bandingkan rencana dan pelaksanaan
program sebelum dan sesudah dilakukan
perbaikan.
Jika Tidak:
Lakukan pengamatan terhadap usaha
perbaikan program pengembangan karier
yang dilakukan perusahaan.
Penilaian Kinerja
Penilaian kerja karyawan pada dasarnya adalah menghubungkan kinerja karyawan dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan standard (ukuran) keberhasilan yang
telah ditetapkan sebelumnya untuk tugas dan tanggungjawab tersebut. Hasil penilaian kinerja
karyawan dapat mencerminkan sebagian dari kinerja perusahaan.
Jika Tidak:
Telusuri bagaimana perusahaan melakukan
penilaian terhadap kinerja karyawannya.
2. Apakah tujuan penilaian kinerja
terdokumentasikan dan disosialisasikan
secara menmadai?
Jika Ya:
Periksa apa tujuan penilaian kinerja tersebut
bagi perusahaan dan amati apakah
karyawan telah mengerti tentang tujuan
penilaian kinerja tersebut.
Jika Tidak:
Telusuri apakah perusahaan melakukan
penilaian secara periodic terhadap kinerja
karyawannya.
3. Apakah penilaian kinerja menggunakan
instrument penilaian yang tepat (tidak bias)?
Jika Ya:
Periksa keakuratan instrument yang
digunakan jika dihubungkan dengan kondisi
umum karyawan yang dinilai.
Jika Tidak:
Identifikasi kelemahan instrument gtersebut
jika dihubungkan dengan kondisi umum
karyawan yang dinilai.
4. Apakah diadakan pelatihan terlebih dahulu
bagi petugas penilai?
Jika Ya:
Periksa materi pelatihan yang diberikan dan
huungkan dengan kebutuhan keterampilan
yang harus dimiliki untuk melakukan
penilain.
Jika Tidak:
Amati apakah petugas penilai memiliki
keterampilan dan objektivitas dalam
melakukan penilaian.
5. Apakah standar penilaian yang digunakan
telah ditetapkan terlebih dahulu?
Jika Ya:
Periksa apakah standar tersebut akurat,
objektif, dan dapat memberikan informasi
yang tepat tentang kinerja karyawan yang
dinilai.
Jika Tidak:
Telusuri dasar yang digunakan perusahaan
untuk melakukan penilaian terhadap
karyawannya.
6. Apakah metode penilaian menekankan pada
kinerja daripada sifat individu?
Jika Ya:
Amati aspek-aspek yang dinilai, apakah
lebih menekankan pada kinerja daripada
sifat individu.
Jika Tidak:
Nilai metode penilaian yang digunakan dan
hubungkan dengan keakuratan hasil
penilaian yang dilakukan.
7. Apakah hasil penilaian didokumentasikan
dan disampaikan kepada karyawan yang
dinilai sebagai umpan balik?
Jika Ya:
Periksa laporan penilaian kinerja dan nilai
apakah hal ini digunakan sebagai dasar
pertimbangan dalam mengambil keputusan
yang berkaitan dengan SDM.
Jika Tidak:
Periksa apakah ada prosedur lain dari
perusahaan untuk mendapatkan umpan
balik tentang kinerja karyawannya.
4. Stres pekerjaan,
5. Kelelahan kerja,
Program keselamatan dan kesehatan kerja harus dikelola sebagai suatu strategi perusahaan
untuk meningkatkan kualitas kerja. Program-program tersebut dapat meliputi kegiatan-
kegiatan berikut:
1. Pemantauan Tingkat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Program audit yang bisa digunakan untuk melakukan audit terhadap program keselamatan
dan kesehatan kerja.
1. Apakah program keselamatan dan kesehatan kerja tertulis ?
7. Apakah perusahaan telah menyediakan tempat kerja yang aman dan sehat bagi para
karyawan ?
Teori ini mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih antara
sesuatu yang seharusnya terjadi dengan kenyataan yang dirasakan karyawan.
2. Teori keadilan (equity theory)
Teori ini mengatakan bahwa kepuasan tergantung dari ada atau tidaknya keadilan di
dalam bekerja.
3. Teori dua faktor (two factor theory)
Teori ini menganggap kepuasan kerja dan ketidakpuasan sebagai hal yang berbeda
dan mengelompokkan karakteristik pekerjaan menjadi dua yaitu satisfies (motivator)
dan dissatisfies.
Job Descriptive Index (JDI) menyajikan beberapa faktor yang menyebabkan kepuasan kerja.
Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tempat bekerja yang tepat.
Program audit yang dapat digunakan untuk melakukan audit terhadap pengelolaan kepuasan
kerja karyawan.
1) Apakah perusahaan telah menetapkan indikator-indikator penting kepuasan kerja
karyawan ?