Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan
yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan, dalam
keperawatan, berpedoman paa standar praktik keperawatan, dilandasi etik dan etika
keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan. Tahapan dari
proses keperawatan keluarga adalah sebagai berikut : 2.3.1 pengkajian keluarga dan individu
di dalam keluarga. Pengkajian keluarga dengan cara : mengidentifikasi data demografi dan
social kultural, data lingkungan, struktur dan fungsi keluarga, stress dan koping yang
individu sebagai anggota keluarga dengan cara mengkaji : fisik, mental, emosi, social dan
2.3.1 Pengkajian
secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal
pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan
sesuai dengan keadaan keluarga , perawat diharapkan menggunakan bahasa yang digunakan
setiap hari, lugas dan sederhana. Secara garis besar data dasar yang menerus dipergunakan
3. Faktor lingkungan
5. Psikososial keluarga
2.3.2 perumusan diagnosa keperawatan
Menurut Doengoes (2002) diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons
individu, keluarga , komunitas terhadap masalah kesehatan / proses kehidupan yang aktual
untuk mencapai hasil yng menjadi tanggung gugat perawat. Berikut hal-hal yang dikaji oleh
dalam keluarga :
1) Data umum
Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan kepala keluarga,
komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis kelamin, berhubungan dengan KK,
termasuk genogram.
2) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi
3) Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasikan budaya suku
4) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
Status social ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga
maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu, status social ekonomi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama untuk
6. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Hasil identifikasi rumah yang dihuni keluarga meliputi luas, tipe, jumlah ruangan,
pembuangan air limbah dan kebutuhan mck (masak, cuci, dan kakus), sarana air
2) Karakteristik Tetangga
Tempat keluarga bertempat tinggal meliputi kebiasaan seperti lingkungan fisik nilai
anggota keluarga yang tinggal jauh dan sering berkunjung pada keluarga yang sering
dibina
perkumpumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga berinteraksi dengan
masyarakat sekitarnya.
Yaitu jumlah anggota keluarga yang sehat dan fasilitas keluarga yang menunjang
dukungan psikologis dari anggota keluarga maupun masyarakat, fasilitas sosial yang
ada disekitar keluarga yang dapat digunakan untuk meningkatkan upaya kesehatan.
7. Struktur Keluarga
Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini oleh keluarga,
1) Fungsi afektif
Mengkaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki keluarga,
dalam keluarga, kehangatan pada keluarga dan keluarga mengembangkan sikap saling
mengahargai
2) Fungsi sosialisasi
pengerian, tanda dan gejala, penyebab dan yang mempengaruhi serta persepsi
Sejauh mana keluarga mengerti tentang sifat dna luasnya masalah, apakah masalah
dirasakan, menyerah terhadap maslaah yang dialami, takut akan akibat dari
dan mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah.
terhadap petugas kesehtan dan fasilitas kesehatn tersebut terjangkau oleh keluarga.
3) Fungsi reproduksi
Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota keluarga, metode apa
yang digunakan keluarga dalam menegndalikan jumlah anggota keluarga, perlu juga
diuraikan bagaimana keluarga menjelaskan tentang pendidikan seks yang dini dan
4) Fungsi ekonomi
waktu 2-6 bulan dan jangka panjang yaitu yang memerlukan penyelesaian yang
menghadapi masalah.
9. Pemeriksaan Fisik
perawatan. Metode yang digunakan pada pemeriksaan, tidak berbeda dengan pemeriksaan
fisik di klinik. Yang meliputi tiap sistem secara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
1) Inspeksi : melihat pada daerah kaki bagaimana produksi keringatnya (menurun atau tidak),
2) Palpasi : akral teraba dingin, kulit pecah - -pecah , pucat, kering yang tidak normal, pada
1) Pemeriksaan Radiologi yang meliputi : gas subkutan, adanya benda asing, osteomelietus.
2) Pemeriksaan Laboratorium
a) Pemeriksaan darah yang meliputi : GDS (Gula Darah Sewaktu), GDP (Gula Darah Puasa),
b) Pemeriksaan urine , dimana urine diperiksa ada atau tidaknya kandungan glukosa pada
c) Pemeriksaan kultur pus Bertujuan untuk mengetahui jenis kuman yang terdapat pada luka
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap kesehatan yang
ada.
Ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga:
1) Keadaan kesehatan yang normal bagi setiap anggota keluarga, yang meliputi:
(1) Rumah yang meliputi : ventilasi, penerangan, kebersihan, konstruksi, luas rumah
dan sebagainya.
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap kesehatan yang
ada.
Ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga:
4) Keadaan kesehatan yang normal bagi setiap anggota keluarga, yang meliputi:
(6) Rumah yang meliputi : ventilasi, penerangan, kebersihan, konstruksi, luas rumah
dan sebagainya.
(Etiologi), dan atau tanda (Sign). Perumusan diagnosis keperawatan keluarga menggunakan
dengan mengacu kepada lima tugas keluarga, yaitu mengenal masalah, mengambil
3. Tanda (Sign, S) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh
perawat dari keluarga secara langsung atau tidak yang mendukung masalah dan
penyebab.
tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan
keperawatan yang dibuat oleh asosiasi perawat Amerika (NANDA), yang meliputi
masalah aktual, resiko atau resiko tinggi, dan potensial (untuk keadaan wellnessl
sejahtera). Penyebab merujuk kepada tugas keluarga dibidang kesehatan, yaitu
kesehatan sesuai data yang telah dikumpulkan dalam pengkajian. Sedang tanda
dapat dituliskan atau tidak karena telah diidentifikasi pada langkah awal.
(Suprajitno, 2009)
2) Berduka disfungsional
3) Isolasi sosial
4) Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya orang yang sakit terhadap
keluarga)
11) Ketidakpatuhan
keluarga perawat dapat menemukan lebih dari satu masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga yang mana masalah tersebut dapat ditangani sekaligus mengingat kondisi dan
sumber daya yang dimilki oleh keluarga atau petugas. Mengingat situasi tersebut, maka
perawat kesehatan masyarakat dapat menyusun masalah kesehatan keluarga sesuai dengan
prioritasnya. Proses scoring menggunakan skala yang telah dirumuskan dan dapat dilihat di
tabel 2.4.
Tabel 2.4 Tabel Skala Prioritas terhadap Diagnosa Keperawatan Keluarga menurut Baylon dan
Manglaya, 1998.
Sifat masalah :
Tidak/kurang sehat 3
1
Ancaman kesehatan 2
1
Keadaan sejahtera 1
Mudah 2
2
Sebagian 1
2
Tidak dapat 0
Tinggi 3 3
Cukup 2 2
Rendah 1 1
Menonjolnya masalah :
2. Selanjutnya skor dibagi dengan angka yang tertinggi dan dikaliikan dengan bobot
skor
angka tertinggi
x Bobot
3. Jumlahkanlah skore untuk semua kriteria, skor tertinggi adalah 5, sama dengan
seluruh bobot.
1) Sifat masalah
Sifat masalah kesehatan dapat dikelompokkan kedalam, tidak atau kurang sehat
diberikan bobot yang lebih tinggi karena masalah tersebut memerlukan tindakan
yang segera dan biasanya masalahnya dirasakan atau disadari oleh keluarga.
Krisis atau keadaan sejahtera diberikan bobot yang paling sedikit atau rendah
menangani masalah
(2) Sumber-sumber yang ada pada keluarga baik dalam bentuk fisik, keuangan
dan tenaga
3) Potensi masalah bisa dicegah, adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul
Hal ini berkaitan dengan jangka waktu terjadinya masalah tersebut. Biasanya
dicegah
(3) Adanya kelompok high risk atau kelompok yang peka atau rawan
bila dicegah.
beratnya masalah serta mendesaknya masalah untuk diatasi. Hal yang perlu
diperhatikan dalam memberikan skore pada criteria ini, perawat perlu menilai
persepsi atau bagaimana keluarga tersebut melihat masalah. Dalam hal ini jika
keluarga menyadari masalah dan merasa perlu untuk menangani segera maka
masalah DM.
untuk memenuhi tanggung jawab peran dalam pengobatan pada keluarga yang
menderita penyakit
langkah selanjutnya adalah menyusun rencana keperawatan sesuai dengan urutan prioritas
dilaksanakan oleh perawat atau dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi masalah
berkualitas akan menjamin keberhasilan dalam mencapai tujuan serta penyelesaian masalah
(Mubarak.2011).
Beberapa hal perlu diperhatikan dalam mengembangkan keperawatan keluarga :
2. Rencana yang baik harus realistic, artinya dapat dilaksanakan dan dapat menghasilkan
3. Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah instansi kesehatan.
5. Rencana keperawatan dibuat bersama dengan keluarga. Hal ini sesuai dengan prinsip
6. Sebaiknya rencana keperawatan dibuat secara tertulis. Hal ini selain berguna untuk
perawat juga berguna untuk anggota tim kesehatan lainnya khususnya dalam mengingat
perencanaan yang telah disusun untuk keluarga tersebut. Disamping itu juga dapat
Sasaran adalah tujuan umum yang merupakan tujuan akhir yang akan dicapai
melalui segala upaya. Prinsip yang paling penting adalah bahwa sasaran harus
yang telah ditentukan diharapkan mereka dapat berpartisipasi secara aktif dalam
hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatn yang akan diberikan. Ciri tujuan
atau objective yang baik adalah : spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, realistik
diharapkan anggota keluarga yang sakit DM mengerti tentang penyakit DM, cara
Dalam memilih tindakan keperawatan sangat tergantung pada sifat masalah dan
(2) Membantu keluarga untuk melihat dampak atau akibat dari situasi yang ada
ditentukan
(4) Menunjang sikap atau emosi yag sehat dalam menghadapi masalah.
antara lain :
(1) Mendiskusikan tentang konsekuensi yang akan timbul jika tidak melakukan
tindakan
alternatif tersebut
merujuk pasien atau mencari pertolongan kepada tim kesehatan yang ada.
cara :
(2) Membantu keluarga dalam rangka memperbaiki fasilitas fisik yang sudah
ada.
(3) Menghindarkan ancaman psikologis dalam keluarga antara lain dengan cara
dan lain-lain.
(4) Mengembangkan kesanggupan keluarga dalam rangka penemuan kebutuhan
psikososial
(1) Tujuan
mencari pengobatan.
(2) Kriteria
(3) Standart
perawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan yang mencakup tujuan jangka
1. Diagnosa 1
1) Tupan
3) Intervensi :
penyebab penyakit
dijelaskan
2. Diagnosa keperawatan 2
1) Tupan
2) Tupen
dengan DM
3) Intervensi :
DM
3. Diagnosa Keperawatan 3
1) Tupan
menderita DM
2) Tupen
perawatan penyakit DM
3) Intervensi :
(2) Jelaskan pada keluarga tentang manfaat istirahat, diet yang tepat dan
penatalaksanaan DM
4. Diagnosa Keperawatan 4
1) Tupan
Keluarga mempunyai koping yang efektif dalam mengobati dan merawat
2) Tupen
3) Intervensi :
tapat yang mengakibatkan penyakit yang diderita oleh salah satu anggota
keputusan dalam rangka mengobatkan penyakit yang derita oleh salah satu
5. Diagnosa Keperawatan 5
1) Tupan
2) Tupen
(1) Jelaskan pada keluarga kemana mereka dapat meminta pertolongan untuk
DM
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga dimana
yang dihadapi keluarga, hal tersebut harus menjadikan perhatian, sehingga perawat
yang ada sehingga keluarga dapat mempunyai kepercayaan diri dan mandiri dalam
menyelesaikan masalah. Dalam kondisi ini untuk membangkitkan minat keluarga dalam
kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, dan mendorong sikap emosi yang sehat
terhadap masalah.
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan cara
Faktor penyulit dari keluarga yang dapat menghambat minat keluarga untuk
tetapi keliru
hanya sebagian
3. Keliru tidak dapat mengkaitkan antarainformasi yang diterima dengan situasi yang
dihadapi
5. Anggota keluarga tidak mau melawan tekanan dari keluraga atau social
keperawatan
1) Petugas cenderung menggunakan satu pola pendekatan atau petugas kuku dan
kurang fleksibel
sosial budaya
1.3.5 Evaluasi
Situasi rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat
keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua
tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga.
Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga.
1. Tentukan garis besar masalah kesehatan yang dihadapi dan bagaimana keluarga
3. Tentukan kriteria dan standart untuk evaluasi. Kriteria dapat berhubungan dengan
diinginkan.
4. Tentukan metode atau teknik evaluasi yang sesuai serta sumber-sumber data yang
diperlukan
5. Bandingkan keadaan yang nyata (sesudah perawatan) dengan kriteria dan standart
untuk evaluasi
6. Identifikasi penyebab atau alasan penampilan yang tidak optimal atau pelaksanaan
7. Perbaiki tujuan berikutnya. Bila tujuan tidak tercapai perlu ditentukan dalam
mungkin tujuan tidak realistik, mungkin tindakan tidak tepat, atau mungkin ada
1 Evaluasi kuantitatif
kegiatan yang telah dikerjakan. Contoh : jumlah keluarga yang dibina, jumlah
imunisasi yang talah diberikan. Evaluasi kuantitatif sering dipakai dalam kesehatan
karena lebih mudah dikerjakan bila dibandingkan dengan evaluasi kualitatif. Pada
memuaskan.
2 Evaluasi kualitatif
Evaluasi kualitatif merupakan evaluasi mutu yang dapat dilakukan pada salah satu
Evaluasi struktur atau sumber terkait dengan tenaga manusia, atau bahan-
2) Proses
3) Hasil
Luasnya evaluasi :
kegiatan adalah hal yang dikerjakan oleh perawat untuk mencapai suatu
hasil yang diinginkan. Sedangkan hasil adalah akibat dari kegiatan yang
telah dilakukan. Hasil dari keperawatan pasien dan diukur melalui 3 bidang
Pada keadaan fisik dapat di observasi melalui suhu tubuh turun, berat
(2) Psikologik-sikap
perubahan kesehatan
(3) Pengetahuan-perilaku