Anda di halaman 1dari 29

2.

3 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Diabetes Melitus

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan

yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan, dalam

upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dengan menggunakan metodelogi proses

keperawatan, berpedoman paa standar praktik keperawatan, dilandasi etik dan etika

keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan. Tahapan dari

proses keperawatan keluarga adalah sebagai berikut : 2.3.1 pengkajian keluarga dan individu

di dalam keluarga. Pengkajian keluarga dengan cara : mengidentifikasi data demografi dan

social kultural, data lingkungan, struktur dan fungsi keluarga, stress dan koping yang

digunakan dalam keluarga dan perkembangan keluarga, sedangkan pengkajian terhadap

individu sebagai anggota keluarga dengan cara mengkaji : fisik, mental, emosi, social dan

spiritual, 2.3.2 perumusan diagnosa keperawatan, 2.3.3 penyusunan perencanaan, 2.3.4

pelaksanaan asuhan keperawatan, 2.3.5 evaluasi.

2.3.1 Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seseorang perawat mengumpulkan imformasi

secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal

pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan

sesuai dengan keadaan keluarga , perawat diharapkan menggunakan bahasa yang digunakan

setiap hari, lugas dan sederhana. Secara garis besar data dasar yang menerus dipergunakan

mengkaji struktur keluarga status keluarga adalah :

1. Struktur dan karakteristik keluarga

2. Sosial, ekonomi, budaya

3. Faktor lingkungan

4. Riwayat kesehatan dan medis dari setiap anggota keluarganya

5. Psikososial keluarga
2.3.2 perumusan diagnosa keperawatan

Menurut Doengoes (2002) diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons

individu, keluarga , komunitas terhadap masalah kesehatan / proses kehidupan yang aktual

dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi keperawatan

untuk mencapai hasil yng menjadi tanggung gugat perawat. Berikut hal-hal yang dikaji oleh

dalam keluarga :

1) Data umum

Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan kepala keluarga,

komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis kelamin, berhubungan dengan KK,

umur, pendidikan, dan status imunisasi dari masing-masing anggota keluarga

termasuk genogram.

2) Tipe keluarga

Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi

dengan jenis tipe keluarga tersebut.

3) Suku bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasikan budaya suku

bangsa tersebut terkait dengan dengan kesehatan

4) Agama

Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat

mempengaruhi kesehatan.

5) Status social ekonomi keluarga

Status social ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga

maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu, status social ekonomi keluarga

ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta

barang-barang yang dimiliki oleh keluarga


6) Aktifitas rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama untuk

mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan

mendengarkan radio juga merupakan rekreasi.

7) Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

(1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Dimana ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti.

(2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh

keluarga serta kendalanya

(3) Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti yang meliputi

riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota dan

sumber pelayanan yang digunakan keluarga.

6. Pengkajian Lingkungan

1) Karakteristik rumah

Hasil identifikasi rumah yang dihuni keluarga meliputi luas, tipe, jumlah ruangan,

pemanfaatan ruangan, jumlah ventilasi, peletakan perabot rumah tangga, sarana

pembuangan air limbah dan kebutuhan mck (masak, cuci, dan kakus), sarana air

bersih dan minum yang digunakan.

2) Karakteristik Tetangga

Tempat keluarga bertempat tinggal meliputi kebiasaan seperti lingkungan fisik nilai

norma serta aturan penduduk setempat yang memengaruhi kesehatan.

3) Mobilitas Geografis Keluarga


Menjelaskan kebiasaan keluarga yang sering berpindah-pindah tempat atau ada

anggota keluarga yang tinggal jauh dan sering berkunjung pada keluarga yang sering

dibina

4) Perkumpulan keluarga dan berinteraksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta

perkumpumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga berinteraksi dengan

masyarakat sekitarnya.

5) Sistem pendukung keluarga

Yaitu jumlah anggota keluarga yang sehat dan fasilitas keluarga yang menunjang

kesehatan. Fasilitas fisik yang dimiliki anggota keluarga (peralatan kesehatan),

dukungan psikologis dari anggota keluarga maupun masyarakat, fasilitas sosial yang

ada disekitar keluarga yang dapat digunakan untuk meningkatkan upaya kesehatan.

7. Struktur Keluarga

1) Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan bagaimana cara keluarga berkomunikasi, siapa pengambil keputusan,

dan bagaimana peran anggota keluarga dalam menciptakan komunikasi.

2) Struktur kekuatan keluarga

Menjelaskan kemampuan keluarga untuk memengaruhi dan mengendalikan anggota

keluarga untuk mengubah perilaku yang berhubungan dengan kesehatan

3) Struktur peran keluarga

Menjelaskan masing-masing peran anggota keluarga secara formal maupun informal

baik di keluarga maupun masyarakat

4) Nilai dan norma keluarga

Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini oleh keluarga,

khususnya yang berhubungan dengan kesehatan.


8. Fungsi keluarga

1) Fungsi afektif

Mengkaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki keluarga,

dukungan anggota keluarga tehadap anggota keluarga lainnya, hubungan psikososial

dalam keluarga, kehangatan pada keluarga dan keluarga mengembangkan sikap saling

mengahargai

2) Fungsi sosialisasi

Bagaimana hubungan anggota keluarga sejauh mana keluarga menyediakan makanan,

pakaian dan perlindungan terhadap anggota yang sakit. Pengetahuan keluarga

mengenai sehat-sakit., dan perilaku yang berlaku di keluarga dan masyarakat

Kesanggupan keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga

(Typologi Masalah), yaitu:

(1) Mengenal masalah kesehatan

Sejauh mana keluarga mengenal fakta-fakta dari masalah kesehatan meliputi

pengerian, tanda dan gejala, penyebab dan yang mempengaruhi serta persepsi

keluarga terhadap masalah

(2) Mengenal keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat

Sejauh mana keluarga mengerti tentang sifat dna luasnya masalah, apakah masalah

dirasakan, menyerah terhadap maslaah yang dialami, takut akan akibat dari

tindakan penyakit, mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan, dapat

menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, kurang percayaterhadap tenaga kesehatan

dan mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah.

(3) Merawat anggota keluarga yang sakit

Bagaimana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya, menegtahui tentang sifat

dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan, mengetahui sumber-sumber yang


ada ada keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab, keuangan, fasilitas

fisik, psikososial), mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk

perawatan dan sikap keluarga terhadap yang sakit.

(4) Memelihara lingkungan rumah sehat

Sejauh mana mengetahui sumber-sumner keluarga yang dimiliki,

keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan, mengetahui pentingnya hygiene

sanitasi dan kekompakan antar anggota keluarga.

(5) Menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat

Apakah keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan, memahami

keuntungan yang diperloleh dari fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan keluarga

terhadap petugas kesehtan dan fasilitas kesehatn tersebut terjangkau oleh keluarga.

3) Fungsi reproduksi

Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota keluarga, metode apa

yang digunakan keluarga dalam menegndalikan jumlah anggota keluarga, perlu juga

diuraikan bagaimana keluarga menjelaskan tentang pendidikan seks yang dini dan

benar kepada anggota keluarganya

4) Fungsi ekonomi

Mengkaji bagaimana upaya keluarga dalam pemenuhan kebutuhan sandang, pangan,

dan papan serta pemanfaatan lingkungan rumah untuk meningkatkan penghasilan

keluarga dan status kesehatan keluarga.

5) Stress dan Koping Keluarga

(1) Stressor jangka pendek

Yaitu stressor yang di alami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam

waktu 2-6 bulan dan jangka panjang yaitu yang memerlukan penyelesaian yang

lebih dari 6 bulan.


(2) Kemampuan keluargaberespon terhadap situasi atau stressor.

Mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi atau stressor

(3) Strategi koping yang digunakan

Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan

(4) Strategi adaptasi disfungsional

Dijelaskan mengenai adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga dalam

menghadapi masalah.

9. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada anggota keluarga yang sakit/yang memerlukan

perawatan. Metode yang digunakan pada pemeriksaan, tidak berbeda dengan pemeriksaan

fisik di klinik. Yang meliputi tiap sistem secara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.

Pada kasus DM kemungkinan ditemukan hasil sebagai berikut :

2.2.7.1 Pemeriksaan fisik

1) Inspeksi : melihat pada daerah kaki bagaimana produksi keringatnya (menurun atau tidak),

kemudian bulu pada jempol kaki berkurang (-).

2) Palpasi : akral teraba dingin, kulit pecah - -pecah , pucat, kering yang tidak normal, pada

ulkus terbentuk kalus yang tebal atau bisa jugaterapa lembek.

3) Pemeriksaan pada neuropatik sangat penting untuk mencegah terjadinya ulkus

2.2.7.2 Pemeriksaan Vaskuler

1) Pemeriksaan Radiologi yang meliputi : gas subkutan, adanya benda asing, osteomelietus.

2) Pemeriksaan Laboratorium

a) Pemeriksaan darah yang meliputi : GDS (Gula Darah Sewaktu), GDP (Gula Darah Puasa),

b) Pemeriksaan urine , dimana urine diperiksa ada atau tidaknya kandungan glukosa pada

urine tersebut. Biasanya pemeriksaan dilakukan menggunakan cara Benedict (reduksi).


Setelah pemeriksaan selesai hasil dapat dilihat dari perubahan warna yang ada : hijau (+),

kuning (++), merah (+++), dan merah bata (++++).

c) Pemeriksaan kultur pus Bertujuan untuk mengetahui jenis kuman yang terdapat pada luka

dan untuk observasi dilakukan rencana tindakan selanjutnya.

d) Pemeriksaan Jantung meliputi EKG sebelum dilakukan tindakan pembedahan

10. Harapan Keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap kesehatan yang

ada.

11. Analisis Data

Ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga:

1) Keadaan kesehatan yang normal bagi setiap anggota keluarga, yang meliputi:

(1) Keadaan kesehatan fisik, mental dan sosial anggota keluarga

(2) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga

(3) Keadaan gizi anggota keluarga

(4) Status imunisasi anggota keluarga

(5) Kehamilan dan KB

2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, yang meliputi :

(1) Rumah yang meliputi : ventilasi, penerangan, kebersihan, konstruksi, luas rumah

dan sebagainya.

(2) Sumber air minum

(3) Jamban keluarga

(4) Tempat pembuangan air limbah

(5) Pemanfaatan pekarangan yang ada dan sebagainya

3) Karakteristik keluarga, yang meliputi sifat-sifat keluarga, dinamika dalam keluarga,

komunikasi dalam keluarga, interaksi antar anggota kelompok, kesanggupan keluarga


dalam membawa perkembangan anggota keluarga, kebiasaan dan nilai-nilai yang

berlaku dalam keluarga.

12. Harapan Keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap kesehatan yang

ada.

13. Analisis Data

Ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga:

4) Keadaan kesehatan yang normal bagi setiap anggota keluarga, yang meliputi:

(6) Keadaan kesehatan fisik, mental dan sosial anggota keluarga

(7) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga

(8) Keadaan gizi anggota keluarga

(9) Status imunisasi anggota keluarga

(10) Kehamilan dan KB

5) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, yang meliputi :

(6) Rumah yang meliputi : ventilasi, penerangan, kebersihan, konstruksi, luas rumah

dan sebagainya.

(7) Sumber air minum

(8) Jamban keluarga

(9) Tempat pembuangan air limbah

(10) Pemanfaatan pekarangan yang ada dan sebagainya

6) Karakteristik keluarga, yang meliputi sifat-sifat keluarga, dinamika dalam keluarga,

komunikasi dalam keluarga, interaksi antar anggota kelompok, kesanggupan keluarga

dalam membawa perkembangan anggota keluarga, kebiasaan dan nilai-nilai yang

berlaku dalam keluarga.

2.1.1 Perumusan diagnosa keperawatan


Perumusan diagnosa keperawatan dapat diarahkan kepada sasaran individu dan atau

keluarga. Komponen diagnosis keperawatan meliputi masalah (Problem), penyebab

(Etiologi), dan atau tanda (Sign). Perumusan diagnosis keperawatan keluarga menggunakan

aturan yang telah disepakati, terdiri dari :

1. Masalah (Problem, P) adalah suatu pertanyaan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar

manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota (individu) keluarga

2. Penyebab (Etiology, E) adalah suatu pertanyaan yang dapat menyebabkan masalah

dengan mengacu kepada lima tugas keluarga, yaitu mengenal masalah, mengambil

keputusan yang tepat, merawat anggota keluarga, memelihara lingkungan, atau

memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.

3. Tanda (Sign, S) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh

perawat dari keluarga secara langsung atau tidak yang mendukung masalah dan

penyebab.

Tipologi diagnosis keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu :

1) Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh

keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat.

2) Diagnosis resiko/resiko tinggi adalah masalah keperawatan yang belum terjadi,

tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan

cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat.

3) Diagnosis potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika

keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai

sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan.

Masalah keperawatan sampai saat ini masih menggunakan daftar masalah

keperawatan yang dibuat oleh asosiasi perawat Amerika (NANDA), yang meliputi

masalah aktual, resiko atau resiko tinggi, dan potensial (untuk keadaan wellnessl
sejahtera). Penyebab merujuk kepada tugas keluarga dibidang kesehatan, yaitu

mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk tindakan, merawat

anggota keluarga, memodifikasi lingkungan, atau memanfaatkan fasilitas layanan

kesehatan sesuai data yang telah dikumpulkan dalam pengkajian. Sedang tanda

dapat dituliskan atau tidak karena telah diidentifikasi pada langkah awal.

(Suprajitno, 2009)

Daftar masalah keperawata (NANDA) yang dapat digunakan sebagai berikut :

1. Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah lingkungan

1) Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah (hygiene lingkungan)

2) Resiko terhadap cidera

3) Resiko terjadi infeksi (penularan penyakit)

4) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah struktur komunikasi

5) Komunikasi keluarga disfungsional

2. Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah struktur peran

1) Berduka dan antisipasi

2) Berduka disfungsional

3) Isolasi sosial

4) Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya orang yang sakit terhadap

keluarga)

5) Potensial peningkatan menjadi orang tua

6) Perubahan penampilan peran

7) Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah

8) Gangguan citra tubuh

3. Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi efektif

1) Perubahan proses keluarga


2) Perubahan menjadi orang tua

3) Potensial peningkatan menjadi orang tua

4) Berduka yang diantisipasi

5) Koping keluarga tidak efektif, menurun

6) Koping keluarga tidak efektif, kemampuan

7) Resiko terhadap tindakan kekerasan.

4. Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi sosial

1) Perubahan proses keluarga

2) Perilaku mencari bantuan kesehatan

3) Konflik peran orangtua

4) Perubahan menjadi orangtua

5) Potensial peningkatan jumlah orangtua

6) Perubahan pertumbuhan dan perkembangan

7) Perubahan pemeliharaan kesehatan

8) Kurang pengetahuan Isolasi sosial

9) Kerusakan interaksi sosial

10) Resiko terhadap tindakan kekerasan

11) Ketidakpatuhan

12) Gangguan identitas diri

5. Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan kesehatan

1) Perubahan pemeliharaan kesehatan

2) Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan

3) Perilaku mencari pertolongan kesehatan

4) Ketidakefektifan penatalaksanaan aturan terapeutik atau pengobatan keluarga

5) Resiko terhadap penularan penyakit


6. Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah koping

1) Potensial peningkatan koping keluarga.

2) Koping keluarga tidak efektif, menurun

3) Koping keluarga tidak efektif, kemampuan.

4) Resiko terhadap tindakan kekerasan.

Setelah data dianalisa kemungkinan perawatan kesehatan masyarakat dalam satu

keluarga perawat dapat menemukan lebih dari satu masalah kesehatan dan keperawatan

keluarga yang mana masalah tersebut dapat ditangani sekaligus mengingat kondisi dan

sumber daya yang dimilki oleh keluarga atau petugas. Mengingat situasi tersebut, maka

perawat kesehatan masyarakat dapat menyusun masalah kesehatan keluarga sesuai dengan

prioritasnya. Proses scoring menggunakan skala yang telah dirumuskan dan dapat dilihat di

tabel 2.4.

Tabel 2.4 Tabel Skala Prioritas terhadap Diagnosa Keperawatan Keluarga menurut Baylon dan

Manglaya, 1998.

No Kriteria Nilai Bobot

Sifat masalah :

Tidak/kurang sehat 3
1
Ancaman kesehatan 2
1
Keadaan sejahtera 1

Kemungkinan masalah dapat diubah :

Mudah 2
2
Sebagian 1
2
Tidak dapat 0

Potensi masalah untuk dicegah :


3
Kriteria Nilai Bobot

Tinggi 3 3
Cukup 2 2

Rendah 1 1

Menonjolnya masalah :

Masalah berat harus segera ditangani 2


4
Ada masalah tapi tidak perlu segera ditangani 1
1
Masalah tidak dirasakan 0

Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan :

1. Tentukan skor untuk setiap kriteria yang telah dibuat

2. Selanjutnya skor dibagi dengan angka yang tertinggi dan dikaliikan dengan bobot

skor
angka tertinggi
x Bobot

3. Jumlahkanlah skore untuk semua kriteria, skor tertinggi adalah 5, sama dengan

seluruh bobot.

4. Empat Kriteria dapat mempengaruhi penentuan prioritas masalah

1) Sifat masalah

Sifat masalah kesehatan dapat dikelompokkan kedalam, tidak atau kurang sehat

diberikan bobot yang lebih tinggi karena masalah tersebut memerlukan tindakan

yang segera dan biasanya masalahnya dirasakan atau disadari oleh keluarga.

Krisis atau keadaan sejahtera diberikan bobot yang paling sedikit atau rendah

karena faktor-faktor kebudayaan biasanya dapat memberikan dukungan bagi

keluarga untuk mengatasi masalahnya dengan baik

2) Kemungkinan masalah dapat dilihat

Adalah kemungkinan berhasilnya mengurangi atau mencegah masalah jika ada

tindakan (intervensi). Faktor-faktor yang pelu diperhatikan dalam menentukan

skor kemungkinan masalah dapat diperbaiki adalah :


(1) Pengetahuan dan teknologi serta tindkan yang dapat dilakukan untuk

menangani masalah

(2) Sumber-sumber yang ada pada keluarga baik dalam bentuk fisik, keuangan

dan tenaga

(3) Sumber-sumber di masyarakat misalnya : dalam bentuk fasilitas kesehatan

organisasi masyarakat, dukungan social masyarakat.

3) Potensi masalah bisa dicegah, adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul

dapat dikurangi atau dicegah.

Faktor-faktor yang perlu dicegah adalah :

(1) Kepelikan dari masalah

Yang berkaitan dengan beratnya penyakit atau masalah, prognosa penyakit

atau kemungkinan merubah masalah. Pada umumnya makin berat masalah

tersebut, makin sedikit kemungkinan untuk merubah atau mencegah sehingga

makin kecil potensi masalah yang timbul.

(2) Lamanya masalah

Hal ini berkaitan dengan jangka waktu terjadinya masalah tersebut. Biasanya

lamanya masalah mempunyai dukungan langsung dengan potensi masalah bila

dicegah

(3) Adanya kelompok high risk atau kelompok yang peka atau rawan

Adanya kelompok tersebut pada keluarga akan menambah potensi masalah

bila dicegah.

(4) Menonjolnya masalah

Adalah merupakan cara keluarga melihat dan menilai masalah tentang

beratnya masalah serta mendesaknya masalah untuk diatasi. Hal yang perlu

diperhatikan dalam memberikan skore pada criteria ini, perawat perlu menilai
persepsi atau bagaimana keluarga tersebut melihat masalah. Dalam hal ini jika

keluarga menyadari masalah dan merasa perlu untuk menangani segera maka

harus diberi skore yang tinggi.

Diagnosa yang dapat muncul pada asuhan keperawatan keluarga dengan

Tuberculosis paru adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit DM berhubungan dengan

ketidaktahuan keluarga tentang penyakit TB, ketidakmampuan keluarga mengenal

masalah DM.

2. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

mengambil keputusan yang tepat

3. Gangguan pemeliharaan kesehatan behubungan dengan ketidakmampuan merawat

anggota keluarga yang sakit

4. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

untuk memenuhi tanggung jawab peran dalam pengobatan pada keluarga yang

menderita penyakit

5. Regimen pengobatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

memanfaatkan fasilitas kesehatan, ketidakmampuan mencegah pengobatan.

2.3.3 Tahap intervensi keperawatan

Apabila masalah kesehatan ataupun masalah keperawatan telah teridentifikasi, maka

langkah selanjutnya adalah menyusun rencana keperawatan sesuai dengan urutan prioritas

masalah. Rencana keperawatan keluarga adalah merupakan kumpulan tindakan yang

dilaksanakan oleh perawat atau dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi masalah

kesehatan / masalah keperawatan yang telah diidentifikasi. Rencana keperawatan yang

berkualitas akan menjamin keberhasilan dalam mencapai tujuan serta penyelesaian masalah

(Mubarak.2011).
Beberapa hal perlu diperhatikan dalam mengembangkan keperawatan keluarga :

1. Rencana keperawatan harus didasarkan atau dianalisa yang menyeluruh tentang

masalah atau situasi keluarga

2. Rencana yang baik harus realistic, artinya dapat dilaksanakan dan dapat menghasilkan

apa yang diharapkan

3. Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah instansi kesehatan.

Misalnya bila instansi kesehatan pada daerah tersebut tidak

4. meningkatkan pemberian pelayanan cuma-cuma maka perawat harus

mempertimbangkan hal tersebut dalam menyusun perencanaan.

5. Rencana keperawatan dibuat bersama dengan keluarga. Hal ini sesuai dengan prinsip

bahwa perawat bekerja bersama keluarga bukan untuk keluarga

6. Sebaiknya rencana keperawatan dibuat secara tertulis. Hal ini selain berguna untuk

perawat juga berguna untuk anggota tim kesehatan lainnya khususnya dalam mengingat

perencanaan yang telah disusun untuk keluarga tersebut. Disamping itu juga dapat

membantu dalam mengevaluasi perkembangan masalah keluarga.

7. Langkah-langkah dalam mengembangkan rencana keperawatan keluarga :

1) Menentukan sasaran atau goal

Sasaran adalah tujuan umum yang merupakan tujuan akhir yang akan dicapai

melalui segala upaya. Prinsip yang paling penting adalah bahwa sasaran harus

ditentukan bersama keluarga. Kalau keluarga mengerti dan menerima sasaran

yang telah ditentukan diharapkan mereka dapat berpartisipasi secara aktif dalam

mencapai sasaran tersebut. Contoh : setelah dilakukan tindakan keperawatan

karena mampu merawat anggota keluarga yang menderita penyakit DM

2) Menentukan tujuan atau objective


Objective merupakan pernyataan yang lebih spesifik atau lebih terperinci tentang

hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatn yang akan diberikan. Ciri tujuan

atau objective yang baik adalah : spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, realistik

dan ada batasan waktu. Contoh : setelah dilakukan tindakan keperawatan

diharapkan anggota keluarga yang sakit DM mengerti tentang penyakit DM, cara

diet yan tepat dan mentaati pengobatan.

3) Melakukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan

Dalam memilih tindakan keperawatan sangat tergantung pada sifat masalah dan

sumber-sumber yang tersedia untuk memecahkan masalah. Dalam perawatan

kesehatan keluarga tindakan yang dilakukan ditujukan untuk mengurangi atau

menghilangkan sebab-sebab yang mengakibatkan timbulnya ketidaksanggupan

keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan. Perawat dapat melakukan

tindakan keperawatan dalam rangka menstimulasi kesadaran dan penerimaan

tantang masalah atau kebutuhan kesehatan keluarga dengan jalan :

(1) Memperluas informasi dan pengetahuan keluarga

(2) Membantu keluarga untuk melihat dampak atau akibat dari situasi yang ada

(3) Menghubungkan antara kebutuhan kesehatan dengan sasaran yang telah

ditentukan

(4) Menunjang sikap atau emosi yag sehat dalam menghadapi masalah.

Perawat agar dapat menolong keluarga agar dapat menentukan kepatuhan

yang tepat dalam rangka menyelesaikan masalahnya, dapat melakukan tindakan

antara lain :
(1) Mendiskusikan tentang konsekuensi yang akan timbul jika tidak melakukan

tindakan

(2) Memperkenalkan kepada keluarga tentang alternatif kemungkinan yang

dapat diambil serta sumber-sumber yang diperlukan untuk melaksanakan

alternatif tersebut

(3) Mendiskusikan dengan keluarga tentang manfaat dari masing-masing

alternatif atau tindakan

Untuk meningkatkan kepercayaan diri keluarga dalam memberikan

keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit, perawat dapat melakukan

tindakan antara lain :

(1) Mendemonstrasikan tindakan yang diperlukan

(2) Memanfaatkan fasilitas atau sarana yang ada dirumah keluarga

(3) Menghindarkan ha-hal yang mengganggu keberhasilan keluarga dalam

merujuk pasien atau mencari pertolongan kepada tim kesehatan yang ada.

Perawat dapat meningkatkan kemampuan keluarga dalam rangka

menciptakan lingkungan yang menunjang kesehatan keluarga antara lain dengan

cara :

(1) Membantu mencari cara untuk menghindarkan adanya ancaman kesehatan

dan perkembangan kepribadian anggota keluarga

(2) Membantu keluarga dalam rangka memperbaiki fasilitas fisik yang sudah

ada.

(3) Menghindarkan ancaman psikologis dalam keluarga antara lain dengan cara

memprbaiki pola komunikasi keluarga,memperjelas masing-masing anggota

dan lain-lain.
(4) Mengembangkan kesanggupan keluarga dalam rangka penemuan kebutuhan

psikososial

4) Menentukan kriteria dan standart kriteria

Kriteria merupakan tanda atau indicator yang digunakan untuk mengukur

pencapaian tujuan, sedangkan standart menunjukkan ingkat performance yang

diinginkan untuk membandingkan bahwa perilaku yang menjadi tujuan tindakan

keperawatan telah tercapai. Pernyataan tujuan yang tepat akan menentukan

kejelasan kriteria dan standart evaluasi. Sebagai berikut :

(1) Tujuan

Sesudah perawat kesehatan masyarakat melakukan kunjunggan rumah,

keluarga akan memanfaatkan puskesmas atau poliklinik sebagai tempat

mencari pengobatan.

(2) Kriteria

Kunjungan ke puskesmas atau poliklinik

(3) Standart

Pasien memeriksakan kontrol ke puskesmas atau poliklinik, keluarga

melakukan pemeriksaan diabetes melitus ke Puskesmas. Perencanaan

perawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan yang mencakup tujuan jangka

panjang, tujuan jangka pendek dan perencanaan tindakan keperawatan

perencanaan yang dapat dilakukan pada asuhan keperawatan keluarga dengan

DM ini adalah sebagai berikut :

1. Diagnosa 1

1) Tupan

Keluarga dan penderita mengetahui tentang penyakit diabetes melitus


2) Tupen

Keluarga dan penderita dapat meenyebutkan pengertian, penyebab, tanda

dan gejala serta akibat/komplikasi diabetes melitus.

3) Intervensi :

(1) Jelaskan arti penyakit diabetes melitus

Rasional : memberikan pengetahuan dasar mengenai penyakit pasien

(2) Diskusikan tanda-tanda dan penyebab penyakit serta akibat DM

Rasional : memberikan pengetahuan dasar mengenai tanda-tanda dan

penyebab penyakit

(3) Tanyakan kembali apa yang telah didiskusikan

Rasional : mengetahui tingkat pemahaman tentang apa yang telah

dijelaskan

2. Diagnosa keperawatan 2

1) Tupan

Tidak terjadi gangguan proses keluarga sehingga keluarga dapat

mengambil keputusan yang tepat

2) Tupen

Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga

dengan DM

3) Intervensi :

(1) Diskusikan tentang akibat penyakit DM


Rasional : pegetahuan yang lebih dini bisa mencegah

komplikasi/penyakit yang lebih parah .

(2) Tanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat anggota

keluarga yang menderita DM

Rasional : sebagai keputusan awal setelah mendapat informasi tentang

DM

(3) Jelaskan manfaat pengambilan keputusan secara bersama

Rasional : membantu untuk mengatasi gangguan pada proses keluarga.

3. Diagnosa Keperawatan 3

1) Tupan

Keluarga dapat memelihara kesehatan dan merawat anggota keluarga yang

menderita DM

2) Tupen

Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang cara pencegahan dan

perawatan penyakit DM

3) Intervensi :

(1) Jelaskan pada keluarga cara-cara pencegahan penyakit DM

Rasional : mencegah terjadinya komplikasi DM

(2) Jelaskan pada keluarga tentang manfaat istirahat, diet yang tepat dan

olahraga khususnya untuk anggota keluarga yang menderita DM

Rasional : menambah pengetahuan keluarga dan pasien tantang

penatalaksanaan DM

4. Diagnosa Keperawatan 4

1) Tupan
Keluarga mempunyai koping yang efektif dalam mengobati dan merawat

klien yang menderita suatu penyakit

2) Tupen

Keluarga menyebutkan penyebab adanya keputusan yang tidak tepat

sehingga mengakibatkan penyakit yang diderita salah satu anggota keluarga

menjadi tambah parah/tidak kunjung sembuh.

3) Intervensi :

(1) Diskusikan dengan keluarga penyebab adanya keputusan yang kurang

tapat yang mengakibatkan penyakit yang diderita oleh salah satu anggota

keluarga bertambah parah/tidak kunjung sembuh Rasional :

mengidentifikasi penyebab masalah

(2) Jelaskan kendala-kendala yang biasa menyertai saat pengambilan

keputusan dalam rangka mengobatkan penyakit yang derita oleh salah satu

anggota keluarga, seerti : merasa dominan salah satu anggota keluarga,

keinginan keluarga utuk segera sembuh, banyaknya masukan dari luar

yang belum tentu kebenaran

Rasional : membantu mengenai penyebab masalah

(3) Beri reinfromasi positif atau hal-hal yang mampu

Rasional : menghargai apa yang mampu diungkapkan klien dan keluarga.

5. Diagnosa Keperawatan 5

1) Tupan

Keluarga dapat memanfaatan fasilitas kesehatan, keluarga dapat membantu

penderita dalam mengatasi pengobatan diabetes melitus.

2) Tupen

Keluarga mengerti manfaat pengobatan


3) Intervensi :

(1) Jelaskan pada keluarga kemana mereka dapat meminta pertolongan untuk

perawatan dan penggobatan DM dan jelaskan manfaat pengobatan DM

dan jelaskan manfaat pengobatan yang teratur

Rasional : manmbah pengetahuan keluarga dalam pengobatan penyakit

DM

1.3.4 Tahap pelaksanaan keperawatan

Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga dimana

perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga untuk mengadakan

perbaikan ke arah perilaku hidup sehat. Adanya kesulitan, kebingungan, ketidakmampuan

yang dihadapi keluarga, hal tersebut harus menjadikan perhatian, sehingga perawat

diharapkan dapat memberikan kekuatan dan membantu mengembangkan potensi-potensi

yang ada sehingga keluarga dapat mempunyai kepercayaan diri dan mandiri dalam

menyelesaikan masalah. Dalam kondisi ini untuk membangkitkan minat keluarga dalam

berperilaku hidup sehat, maka perawat memahami teknik-teknik motivasi. Tindakan

keperawatan keluarga mencakup hal-hal dibawah ini :

1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan

kebutuhan kesehatan dengan cara : memberikan informasi , mengidentivikasi

kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, dan mendorong sikap emosi yang sehat

terhadap masalah.

2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara

mengidentiifkasi konsekuensi tidak melakukan tindakan, sumber yang dimiliki

keluarga dan mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan


3. Memberikan kepercayaan diri dalam dalam merawat anggota keluarga yang sakit

dengan cara : mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas

yang ada di rumah dan mengawasi keluarga melakukan perawatan

4. Membantu keluarga untuk menentukan cara bagaimana membuat lingkungan

menjadi sehat dengan cara menentukan sumber-sumber yang dapat digunakan

keluaarga dan melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin

5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan cara

: mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga dan membantu

keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

Faktor penyulit dari keluarga yang dapat menghambat minat keluarga untuk

bekerjasama dalam melakukan tindakan kesehatan :

1. Keluarga kurang memperoleh informasi yang jelas atau mendapatkan informasi

tetapi keliru

2. Keluarga mendapatkan informasi tidak lengkap, sehingga mereka melihat masalah

hanya sebagian

3. Keliru tidak dapat mengkaitkan antarainformasi yang diterima dengan situasi yang

dihadapi

4. Keluarga tidak mau menghadapi situasi

5. Anggota keluarga tidak mau melawan tekanan dari keluraga atau social

6. Keluarga gagal mengkaitkan tindakan dengan sasaran atau tujuan upaya

keperawatan

7. Kurang percaya dengan tindakan yang diusulkan perawat


Kesulitan dalam tahap pelaksanaan dapat pula diakibatkan oleh faktor-faktor

yang berasal dari petugas, antara lain :

1) Petugas cenderung menggunakan satu pola pendekatan atau petugas kuku dan

kurang fleksibel

2) Petugas kurang memberikan penghargaan atas perhatian terhadap faktor-faktor

sosial budaya

3) Petugas kurang mampu dalam mengambil tindakan atau menggunakan

bermacam-macam teknik dalam mengatasi masalah yang rumit

1.3.5 Evaluasi

Situasi rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat

keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua

tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga.

Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga.

Langkah-langkah dalam mengevaluai pelayanan keperawatan yang diberikan baik kepada

individu maupun keluarga adalah :

1. Tentukan garis besar masalah kesehatan yang dihadapi dan bagaimana keluarga

mengatasi masalah tersebut

2. Tentukan bagaimana rumusan tujuan perawatan yang akan dicapai

3. Tentukan kriteria dan standart untuk evaluasi. Kriteria dapat berhubungan dengan

sumber-sumber proses atau hasil, tergantun kepada dimensi evaluasi yang

diinginkan.

4. Tentukan metode atau teknik evaluasi yang sesuai serta sumber-sumber data yang

diperlukan
5. Bandingkan keadaan yang nyata (sesudah perawatan) dengan kriteria dan standart

untuk evaluasi

6. Identifikasi penyebab atau alasan penampilan yang tidak optimal atau pelaksanaan

yang kurang memuaskan

7. Perbaiki tujuan berikutnya. Bila tujuan tidak tercapai perlu ditentukan dalam

mungkin tujuan tidak realistik, mungkin tindakan tidak tepat, atau mungkin ada

faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi.

Macam – macam evaluasi

1 Evaluasi kuantitatif

Evaluasi kuantitatif dilaksanakan dalam kuantitas atau jumlah pelayanan atau

kegiatan yang telah dikerjakan. Contoh : jumlah keluarga yang dibina, jumlah

imunisasi yang talah diberikan. Evaluasi kuantitatif sering dipakai dalam kesehatan

karena lebih mudah dikerjakan bila dibandingkan dengan evaluasi kualitatif. Pada

evaluasi kuantitatif jumlah kegiatan dianggap dapat memberikan hasil yang

memuaskan.

2 Evaluasi kualitatif

Evaluasi kualitatif merupakan evaluasi mutu yang dapat dilakukan pada salah satu

dari 3 dimensi yang saling terkait yaitu :

1) Struktur dan sumber

Evaluasi struktur atau sumber terkait dengan tenaga manusia, atau bahan-

bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan. Dalam upaya

keperawatan hal ini menyangkut antara lain :

(1) Kecakapan atau kualifikasi perawat

(2) Minat dan dorongan


(3) Waktu atau tenaga yang dipakai

(4) Macam dan banyaknya peralatan yang dipakai

(5) Dana yang tersedia

2) Proses

Evaluasi proses berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk

mencapai tujuan. Misalnya mutu penyuluhan kesehatan yang diberikan kepada

salah satu yang menderita DM.

3) Hasil

Evaluasi ini difokuskan pada bertambahnya kesanggupan keluarga dalam

melaksanakan tugas-tugas kesehatan

Luasnya evaluasi :

Evaluasi sebagai proses dipusatkan pada pencapaian tujuan dengan

memperlihatan keberhasilan dari tindakan keperawatan yang diberikan.

Evaluasi dapat dipusatkan pada tiga dimensi yaitu :

(1) Efisiensi atau ketepatgunaan

Evaluasi ini dikaitkan dengan sumber daya yang digunakan misalnya :

uang, waktu, tenaga atau beban

(2) Appropriateness atau kecocokan

Evaluasi ini dikaitkan dengan adakah kesesuaian antara tindakan

keperawatan yang dilakukan dengan pertimbangan professional

(3) Adequacy atau kecukupan

Evaluasi ini dikaitkan dengan kelengkapan tindakan keperawatan yang

dilakukan untuk mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan.

Kegiatan dan evaluasi :


Kegiatan adalah tindakan untuk mencapai tujuan. Dalam keperawatan

kegiatan adalah hal yang dikerjakan oleh perawat untuk mencapai suatu

hasil yang diinginkan. Sedangkan hasil adalah akibat dari kegiatan yang

telah dilakukan. Hasil dari keperawatan pasien dan diukur melalui 3 bidang

(1) Keadaan fisik

Pada keadaan fisik dapat di observasi melalui suhu tubuh turun, berat

badan mengalami perubahan tanda klinik

(2) Psikologik-sikap

Seperti perasaan cemas berkurang, keluarga bersikap positif terhadap

perubahan kesehatan

(3) Pengetahuan-perilaku

Misalnya keluarga dapat menjelaskan tindakan keperawatan

Tahapan evaluasi dapat dilakukan pula secara formatif dan sumatif.

Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan

keperawatan sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.

Anda mungkin juga menyukai