Anda di halaman 1dari 3

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BIMA

UPT PUSKESMAS BOLO


Jln. Kesehatan Rato – Sila, Tlp. 0374 – 51147

KERANGKA ACUAN KERJA


DBD

1. PENDAHULUAN
Demam berdarah deugue ( DBD ) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dan
menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Jumlah kasus yang dilaporkan cenderung
meningkat dan daerah penyebarannya bertambah luas. Kerugian sosial yang terjadi antara lain
karena menimbulkan kepanikkan dalam keluarga, kematian anggota keluarga, dan berkurangnya
usia harapan penduduk. Dampak ekonomi langsung pada penderita DBD adalah biaya
pengobatan, sedangkan dampak ekonomi tidak langsung adalah kehilangan waktu kerja, waktu
sekolah dan biaya lain yang dikeluarkan selain untuk pengobatan seperti trasnportasi dan
akomodasi selama perawatan penderita.
Sejak pertama ditemukan penyakit DBD di indonesia (Surabaya dan Jakarta) pada tahun
1968, jumlah kasus cenderung meningkat dan daerah penyebarannya bertambah luas, sehingga
pada tahun 1994 DBD telah tersebar keseluruh Provinsi di Indonesia. Pada tahun 1968 jumlah
kasus yang dilaporkan sebanyak 58 kasus dengan jumlah kematian 24 orang, sedangkan dalam 5
tahun terakhir ( 1997-2001) jumlah rata-rata kasus dilaporkan sebanyak 40.854 kasus dengan
rata-rata kematian 701 orang setiap tahunnya.
Pada tahun 1992 di terbitkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 581 tahun 1992
tentang pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Kemudian ditindak lanjuti
komitmen sektoral dengan dikeluarkannya Surat Edaran Mendagri No. 443.42/115/Bandes
perihal Operasional Keputusan Menteri Kesehatan No. 581 Tahun 1992.

2. LATAR BELAKANG
Kejadian Luar Biasa (KLB)/ wabah masih sering terjadi diberbagai daerah di Indonesia.
Pada tahun 1998 terjadi KLB dengan jumlah penderita sebanyak 72.133 orang yang merupakan
wabah terbesar sejak kasus DBD pertama kali ditemukan di Indonesia dengan 1.411 kematian
(CFR=2%). Sedangakan pada KLB pada tahun 2004 jumlah penderita sejak januari 2004
berdasarkan pemantauan dan laporan yang diperoleh dari 30 propinsi sampai dengan April 2004
adalah sebanyak 58.861 kasus, 669 diantaranya meninggal (CFR=1,14%).
Namun demikian, hingga saat ini pemberantasan DBD belum berhasil di Indonesia
sehingga penyakit ini masih sering terjadi dan menimbulkan KLB diberbagai daerah.
Permasalahan utama dalam upaya menekankan angka kesakitan adalah masih belum berhasil
upaya penggerakan peran serta masyarakat dalam PSN DBD melalui Gerakan 3M yang mulai
diintensifkan sejak tahun 1992.

3. TUJUAN
TujuanUmum
Untuk menurunkan populasi nyamuk penular demam berdarah dengue (Aedes aegypti)
serta jentiknya dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemberantasan sarang
nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) melalui Juru Pemantau Jentik (Jumantik).
b. TujuanKhusus
1. Untuk mengetahui kepadatan jentik nyamuk penular DBD secara berkala dan terus
menerus sebagai indikator keberhasilan PSN DBD dalam masyarakat.
2. Untuk memotivasi masyarakat dalam memperhatikan tempat-tempat yang potensial
untuk perkembangbiakan nyamuk penularan DBD.
3. Untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam PSN DBD.
4. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
 Survey Jentik Nyamuk
 Pembagian Abate
 Penyuluhan
5. SASARAN
Semua masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesmas Bolo.

6. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Setiap 6 bulan sekali.
7. EVALUASI PELAKSANAAN DAN PELAPORAN
Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan oleh penanggung jawab program dan
dilaporkan kepada kepala puskesmas

Anda mungkin juga menyukai