Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN INOVATIF APLIKASI TERAPI MUSIK UNTUK PASIEN

UROLITHIASIS DI RUANG EDELWAIS RSUD PROF.Dr.MARGONO SOEKARJO

PURWOKERTO

Oleh :

AGUNG SUSILO

1811040034

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2018/2019
A. PENDAHULUAN

Batu kemih adalah masalah kesehatan penting mempengaruhi sekitar 12% dari

populasi dunia. (Diana & George, 2013). Beberapa faktor, termasuk jenis kelamin,

ras/etnis, usia, iklim, faktor-faktor kejuruan, indeks massa tubuh, konsumsi air,

sosial ekonomi status, kecenderungan genetik dan penyakit metabolik, memainkan

peran yang efektif dalam pembentukan batu-batu ini. (Aboumarzouk, Kata, Keeley,

McClinton, & Nabi, 2012; Pearle & Lotan, 2012). (Jurnal terapi distraksi ESWL)

Etiologi gangguan ini bersifat multifaktorial dan sangat terkait dengan kebiasaan

atau gaya hidup diet. Peningkatan angka hipertensi dan obesitas, yang terkait

dengan nefrolitiasis, juga berkontribusi pada peningkatan pembentukan batu.

Batu yang lebih besar dari 5mm harus dilakukan dengan beberapa prosedur

intervensi seperti extrotorporeal shock wave lithotripsy (ESWL), ureteroskopi

(URS), atau nefrolitotomi perkutan (PNL). Sayangnya, kecenderungan untuk

rekurensi batu tidak berubah dengan menghilangkan batu dengan ESWL dan

rekurensi batu masih sekitar 50%. Selain itu, ESWL mungkin menunjukkan

beberapa efek samping yang signifikan seperti kerusakan ginjal, hipertensi yang

diinduksi ESWL atau gangguan ginjal.

(Jurnal Urolithiasis) Sementara menghilangkan rasa nyeri akut adalah tujuan

langsung dalam pengelolaan penyakit urolithiasis. (Jurnal Manajemen Urolitiasis)

Berbagai pilihan farmakologis, seperti analgesik, opioid, dan agen obat penenang,

yang digunakan untuk mengurangi nyeri dan kecemasan (Ozsaker & Diramali,

2014) Metode nonpharmacologic termasuk pendidikan pasien, musik, hipnosis,

relaksasi pelatihan, gangguan, biofeedback, humor, pijat, Aromaterapi,

refleksologi, Akupunktur, terapi sentuh, dan stimulasi transcutaneous electrical

nerve Stimulation (Demir, 2012). (Jurnal terapi distraksi ESWL) Efek


menguntungkan dari musik, yang merupakan salah satu metode nonfarmakologi,

telah disebutkan musik digunakan dalam banyak bidang kedokteran karena efek

fisik dan psikologis positif (Lee et al., 2002).

Terapi musik sendiri dapat mengurangi nyeri pada pasien urolithiasis dan telah

dilakukan penelitian pada pasien yang melakukan prosedur ESWL (Elif et.al.,

2017). Pada hasil penelitian tersebut ada efek dari terapi musik untuk mengurangi

nyeri. Perawat memiliki peran dalam sukses implementasi ini nonpharmacologic

dan farmakologis intervensi untuk manajemen nyeri dan kecemasan yang efektif

(Karabuyut, 2016). Musik yang digunakan pada penelitian sebelumnya ada banyak

jenis. Dari musik klasik, musik santai, musik pop international, maupun musik

klasik spanyol dan jazz.

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ordaz tahun 2017 musik

digunakan sebagai terapi nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri pada pasien

urolithiasis dan hasil tersebut efektif untuk mengurangi rasa nyeri. Alpaslan Akbas

pada tahun 2015 meneliti The effect of music therapy during shockwave lithotripsy

on patient relaxation, anxiety, and pain perception menyatakan Mendengarkan

musik ditemukan sebagai pengobatan non-invasif, nonfarmakologis, aman,

ansiolitik, dan analgesik dalam penelitian kami.

Pasien yang mendengarkan musik selama prosedur penghancuran batu secara

signifikan meningkatkan kepatuhan pasien dan mengurangi kebutuhan analgesik.

Dengan cara ini, biaya berkurang dan pasien terlindungi dari efek samping obat

yang tidak diinginkan. Akibatnya mendengarkan musik, selama prosedur SWL

harus menjadi standar. Diperkirakan bahwa menginstal sistem seperti itu di unit

SWL saat ini atau memproduksi perangkat baru dengan kemampuan untuk

menyiarkan musik akan meningkatkan kenyamanan pasien. Perlu dilakukan


penelitian lebih lanjut mengenai efek dari terapi musik ini sendiri untuk mengurangi

rasa nyeri. Tujuan dilakukan penelitian dilakukannya terapi musik ini sendiri yang

utama untuk mengetahui keefektifan terapi musik untuk mengurangi rasa nyeri

sebagai salah satu terapi yang bisa diterapkan nantinya kepada pasien sebagai

alternatif non farmakologis untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan pasien

B. METODE

Metode pada kasus inovatif ini menggunakan studi kasus terhadap pasien

Urolithiasis. Studi kasus pada laporan ini berfokus pada penanganan diagnosa

keperawatan nyeri akut dengan intervensi pemberian terapi non farmakologi “terapi

musik” Fokus diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut dengan :

NOC : Tingkat Nyeri

Indikator

Nyeri yang dilaporkan : 1/5

Tidak dapat beristirahat : 2/5

Eskpresi nyeri wajah : 2/5

Skala Pengukuran :

1. Berat

2. Cukup Berat

3. Sedang

4. Ringan

5. Tidak ada

NIC : Manajemen Nyeri


1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas, inyensitas atau beratnya nyeri atau faktor pencetus

2. Gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat menurunkan atau memperberat nyeri

3. Berikan terapi non farmakologi massase

4. Evaluasi keefektifan dari tindakan pengontrol nyeri

Riwayat penyakit pasien :

Pasien mengeluh nyeri yang dirasakan saat terlalu banyak bergerak seperti ditusuk-tusuk

pada daerah punggung hingga menjalar ke perut dengan skala nyeri : 8 dirasakan terus

menerus, badan lemas, dan tidak bisa beraktivitas seperti biasanya. Pasien mengatakan

sebelumnya memiliki riwayat penyakit Batu Ginjal pada tanggal 18 desember dilakukan OP

pasien sebelumnya di rawat di RS 1x

C. Hasil

Berdasarkan hasil dari tindakan keperawatan yang dilakukan pada Tn.K selama 1 kali

shift dengan intervensi yang dilakukan 1 shift 1 kali (10-15 menit) sebelum di berikan obat

analgesik, tindakan non farmakologis dengan terapi musik untuk mengurangi nyeri di

bagian perut bagian bawah menjalar ke punggung apabila dilakukan secara teratur, berikut

ini tabel hasil observasi setelah dilakukan tindakan non farmakologis terapi musik yaitu

sebagai berikut

Tabel 1.0

Variabel Sebelum Sesudah

H1 H2 H3 H1 H2 H3

Skala Nyeri 8 7 6 7 6 5

Tekanan Darah 140/80 120/70 120/80 130/70 120/80 110/70

Nadi 78 80 79 76 78 76

Respirasi 23 21 23 20 20 21
Tabel 1.1

Indikator Sebelum Sesudah

H1 H2 H3 H1 H2 H3

Nyeri yang dilaporkan 1/5 2/5 3/5 1/5/2 2/5/3 3/5/4

Tidak dapat beristirahat 2/5 2/5 3/5 2/5/2 2/5/3 3/5/4

Ekspresi nyeri wajah 2/5 2/5 3/5 2/5/2 2/5/3 3/5/4

D. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisa data selama 3x24 jam yang diperoleh dari data 1 pasien di

Ruang Edelwais RSUD Prof Dr. Margono Soekarjo Purwokerto yang berpartisipasi pada

studi kasus ini menggambarkan bahwa telah terjadi penurunan nyeri dari nyeri berat menjadi

nyeri sedang setelah dilakukan managemen nyeri dengan pemberian terapi non

farmakologis yaitu terapi musik.

Berdasarkan hasil studi kasus hari pertama dengan pemberian terapi musik yang

dilakukan pada area punggung dan perut skala nyeri : 7 Hasil studi kasus hari kedua pasien

mengatakan nyeri berkurang skala 6. Hasil studi kasus hari ketiga pasien mengatakan nyeri

berkurang skala 5. Dari data tersebut dapat disimpulkan jika pemberian terapi musik dalam

penanganan nyeri non farmakologis efektif untuk menurunkan skala nyeri dari nyeri berat

menjadi nyeri sedang.

Nyeri merupakan perasaan yang tidak nyaman dan bersifat subjektif dimana hanya

penderita yang dapat merasakannya. Untuk itu perlu mencari pendekatan yang paling

efektif dalam adalah terputusnya upaya (Potter,2005). Nyeri dapat mempengaruhi tanda-

tanda vital. Tanda-tanda vital meliputi temperatur / suhu tubuh, denyut nadi, laju pernafasan

/ respirasi, dan tekanan darah. Pengukuran tanda-tanda vital memberikan informasi yang

berharga terutama mengenai status kesehatan pasien secara umum (Jones, 2008).
Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi tekanan darah, frekuensi pernapasan dan

frekuensi denyut nadi. Faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah salah satunya adalah

nyeri yang mengakibatkan stimulasi simpatik, yang meningkatkan frekuensi darah, curah

jantung dan tahanan vaskular perifer. Efek stimulasi simpatik meningkatkan tekanan darah.

Faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi pernapasan adalah nyeri, hal ini dapat

meningkatkan frekuensi dan kedalaman pernapasan sebagai akibat stimulasi simpatik.

Kemudian salah satu faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi adalah emosi yang

diakibatkan oleh nyeri akut, dan kecemasan meningkatkan stimulasi simpatik, dapat

meningkatkan frekuensi nadi sedangkan nyeri berat yang tidak hilang meningkatkan

stimulasi parasimpatik, dapat menurunkan frekuensi denyut nadi (Guyton, 2010).

Berbagai upaya asuhan keperawatan dikembangkan untuk membantu memperbaiki

tanda vital pasien, antara lain: oksigenasi, pengaturan posisi kepala, stimulasi dengan

pendekatan komunikasi baik verbal maupun non verbal serta terapi musik. Terapi musik

akan memberikan efek relaksasi dan meningkatkan produksi hormon norepinephrin

sehingga mendorong terhadap normalisasi denyut nadi, menstabilkan tekanan darah dan

meningkatkan keteraturan napas responden. Jenis musik yang dapat mendorong proses

normalisasi tanda-tanda vital adalah jenis musik instrumental yang dapat mendorong rasa

damai pada pasien (Muttaqin, 2008).

Musik terbukti menunjukkan Riset efek yaitu menurunkan tekanan darah, dan

mengubah persepsi waktu.Perawat dapat menggunakan musik dengan kreatif diberbagai

situasi klinik, pasien umumnya lebih menyukai melakukan suatu kegiatan memainkan

alat musik, menyanyikan lagu atau mendengarkan musik.Musik yang sejak awal sesuai

dengan suasana hati individu, merupakan pilihan yang paling baik (Potter, 2006).

Musik menghasilkan perubahan status kesadaran melalui bunyi, kesunyian, ruang,

dan waktu.Musik harus didengarkan minimal 15 menit agar dapat memberikan efek
teraupeutik. Pada keadaan perawatan akut, mendengarkan musik dapat memberikan hasil

yang sangat efektif dalam upaya mengurangi nyeri pasca operasi pasien (Potter, 2006).

E. KESIMPULAN

1. Tingkat nyeri sebelum dilakukan terapi musik pada tingkat berat

2. Tingkat nyeri setelah di lakukan intervensi terapi musik secara teratur tepat wakunya

berada pada tingkat nyeri sedang.

3. Terapi musik dapat mempengaruhi penurunan skala nyeri secara bertahap dari tingkat

nyeri berat menjadi sedang.


DAFTAR PUSTAKA

Akbas, A., et al, 2015. The effect of music therapy during shockwave lithotripsy on patient

relaxation, anxiety, and pain perception.

Aboumarzouk, O. M., Kata, S. G., Keeley, F. X., McClinton, S., & Nabi, G. (2012).

Extracorporeal shock wave lithotripsy versus ureteroscopic management for ureteric calculi

(Review). The Cochrane Library, 5, 1–44.\

Butterweck, V., Saeed. 2009. Herbal Medicines in the Management of Urolithiasis: Alternative

or Complementary. College of Pharmacy, Department of Pharmaceutics, University of

Florida, Gainesville, Florida, USA

D.G. Ordaz Jurado et al, 2017. Shockwave lithotripsy with music: Less painful andmore

satisfactory treatment. Unidad de Litotricia y Endourología, Servicio de Urología, Hospital

Universitario y Politécnico La Fe, Valencia, Spain, January 2017

Demir, Y. (2012). Non-pharmacological therapies in pain management. In G. Racz (Ed.), Pain

management: Current issues and opinions (pp. 485–502). London, UK: InTech Publisher.

Elif Gezginci et al, 2017. Comparison of Two Different Distraction Methods Affecting the

Level of Pain and Anxiety during Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy: A Randomized

Controlled Trial. University of Health Sciences, Gulhane Training and Research

Hospital,Department of Urology, Ankara, Turkey, June 2017

Karabulut, N., Gurc¸ayr, D., & Aktas¸, Y. Y. (2016). Nonpharmacological interventions for

pain management used by nursing students in Turkey. Kontakt, 18, e22–e29.

Lee, D. W., Chan,K.W.,Poon,C.M.,Ko,C.W.,Chan,K.H., Sin, K. S., Sze, T. S., & Chan, A. C.

(2002). Relaxation music decreases the dose of patient-controlled sedation during

colonoscopy: A prospective randomized controlled trial.


Nabi G, Downey P, Keeley F, Watson G, McClinton S. Extra-corporeal shock wave lithotripsy

(ESWL) versus ureteroscopic management for ureteric calculi. Cochrane Database Syst Rev

2007: CD006029

Ozsaker, E., & Diramali, A. (2014). The effect of transcutaneous electrical nerve stimulation

for pain relief during extracorporeal shock-wave lithotripsy procedure. Pain Management

Nursing, 15, 59–68.

P.K.Burrows et al. 2017. Design and challenges of a randomized clinical trial of medical

expulsive therapy (tamsulosin) for urolithiasis in the emergency department. Journal of

Contemporary Clinical Trials 52 (2017) 91–94.

Perera, N. D., & Perera, S. J. (2013). The role of extracorporeal shock wave lithotripsy in renal

calculi. Sri Lanka Journal of Surgery, 31, 33–40.

Anda mungkin juga menyukai