Anda di halaman 1dari 12

Asuhan keperawatan gawat darurat pada

pasien dengan congestive heart failure di


Ruang IGD

HILDA FEBRIANTI RENASARI


1811040045

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


KASUS

Ny. R datang ke IGD RSUD Purbalingga pada tgl 18-06/19 pukul 0715 wib. Dengan keluhan sesak nafas RR 29x/m, pasien
datang dengan kesadaran CM dan keadaan umum sedang. Setelah di IGD pasien dilakukan pengkajian dan didapatkan data :
1.Primary Survey
Airway : Tidak ada sumbatan jalan nafas
Breathing : RR=29x/m, suara nafas vesikuler, terdapat suara nafas tambahan ronkhi
Circulation: Tidak sianosis, CRT <3detik, akral hangat, TD : 150/100mmHg, N:101x/m S: 37C, SPO2:91%
Disabality : kesadaran compos mentis ,GCS 15 E4V5M6, ukuran pupil 3mm, konjungtiva tidak anemis, pupil reaksi terhadap
cahaya.
Exposure :Tidak adanya luka, tidak adanya fraktur dan tidak adanya oedem.
Folley cateter :Terpasang DC
Gastric tube :Tidak terpasang NGT
Heart monitor:Gambaran EKG : atrial fibrilasi ventrikuler
2. Secondary Survey
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas sejak 1 minggu yang lalu dan sesak nafas tidak
menghilang saat istirahat. Pasien tidak sedang meminum obat atau mengkonsumsi obat
apapun.Pasien mengatakan terakhir makanan tadi malam sekitar pukul 18.30 WIB. Pasien
mengatakan memiliki riwayat penyakit hipertensi dan tidak terkontrol. Pasien mengatakan tidak
memiliki alergi terhadap makanan maupun obat. Pasien mengatakan dirumah biasanya tidur
menggunakan 3 bantal untuk mengurangi sesak nafasnya. Terapi yang diberikan di IGD yaitu infus
asering 10tpm, O2 3 lpm,inj.ranitidine 50 mg, furosemide 20 mg, miniaspi 320 mg, CPG 300 mg
Pathway Hipertensi

afterload

Hipertensi Beban jantung

Hipertropi serabut otot jantung

Mekanisme kompensasi

Kontraktilitas

Gagal jantung

Gagal jantung kiri


lanjutan
Gagal jantung kiri

Kegegalan memompa darah ke


sistemik Darah kembali ke atrium ventrikel
dan sirkulasi paru
Hipoksia
jantung kanan
hipertrofi
Kontraksilitas
jantung
Tekanan pulmonal
MK : Penurunan
Curah jantung Edema paru

Sesak nafas

MK : pola nafas
tidak efektif
Diagnosa
1. Ketidakefektifa pola nafas b.d hiperventilasi
Intervensi
Kriteria hasil (NOC): Intervensi (NIC)
Respiratory monitoring and airway management
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 60
menit, diharapkan pola nafas efektif. Dengan kriteria 1. Monitor TTV
hasil : 2. Memberikan terapi oksigen
1. melaporkan sesak nafas berkurang 1/4 3. Berikan posisi untuk memaksimalkan ventilasi
2. TTV dalam batas normal 2/4 4. Menciptakan lingkungan yang tenang
5. Kolaborasi pemberian terapi oksigen
3. Tidak ada bunyi nafas tambahan 2/4 6. Kolaborasi pemberian obat
Skala pengukuran :
1: tidak pernah menunjukkan
2: jarang menunjukkan
3: kadang – kadang menunjukkan
4: sering menunjukkan
5: Selalu menunjukkan
Implementasi
1. Mengobservasi TTV
Respon : TD:150/100 mmHg,N:101 x/menit,S:37 0C,RR:29x/menit,SPO:91%
2. Memberikan terapi oksigen
Respon : diberikan oksigen lewat canul sebanyak 3 liter/menit
3. Memberikan posisi fowler untuk memaksimalkan ventilasi
Respon: pasien mengatakan sesak nafas berkurang, RR : 26 x/menit
4. Melakukan kolaborasi pemberian obat.
Respon :Memberikan terapi infus asering 10tpm, injeksi ranitidine 50 mg, furosemide 20 mg,
miniaspi 320 mg, CPG 300 mg
Evaluasi
S : pasien mengatakan sesak sedikit berkurang
O : - TD: 140/90mmHg RR:26x/m N: 98X/M S: 37C , SPO2 : 96%
- pas.duduk dengan posisi fowler
- pasien terlihat lemas
- Pasien tampak sesak nafas berkurang
A : masalah belum teratasi
indikator A T S
melaporkan sesak nafas berkurang 1 4 2
TTV dalam batas normal 2 4 3
tidak ada bunyi nafas tambahan 2 4 2
P : Lanjutkan intervensi
Soal Kasus
1. Pasien datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas sejak 1 minggu lalu. Pasien tidak memiliki riwayat diabetes. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan tekanan darah 150/100 mmHg, dan adanya paroksismal nokturnal, dispneau ,orthopnea. Hipertensi tidak terkontrol karena
tidak minum obat dengan teratur. Pada EKG terlihat gambaran atrial fibrilasi ventrikuler. Apakah diagnosis yang paling tepat?

a. Congestive heart failure

b. Hipertensive emergency

c. Acute on chronic HF

d. Kardiomiopati

e. Gagal jantung akut


1. Seorang perempuan berusia 70 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan sesak nafas sejak 1 minggu. Sesak dipengaruhi
aktivitas dan tidak dipengaruhi cuaca. Pasien saat tidur harus menggunakan 2 -3 bantal. Pasien serng terbangun tengah
malam karena batuk dan sesak nafas. Pemeriksaan fisik tekanan darah 150/100 mmHg, denyut nadi 101x/menit, terdapat
ronkhi paru. Riwayat hipertensi diketahui sejak 3 tahun yang lalu. Apakah terapi yang paling tepat?

a. Furosemid

b. Diltiazem

c. Amiodarone

d. Amlodipin

e. clonidin
3. Seorang perempuan berusia 70 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan sesak nafas sejak 1 minggu. Sesak
dipengaruhi aktivitas dan tidak dipengaruhi cuaca. Pasien saat tidur harus menggunakan 2-3 bantal. Pasien
mengatakan jika berbaring merasa sesak. Pemeriksaan fisik tekanan darah 150/100 mmHg, denyut nadi
101x/menit, RR : 29 x/menit, S: 37 0C, SPO2: 91% . Manakah tindakan keperawatan yang paling utama pada
kasus tersebut ?
a. Memasang infus
b. Memberikan posisi semifowler
c. Memonitor tingkat kesadaran
d. Memberikan terapi oksigen
e. Melakukan perekaman EKG

Anda mungkin juga menyukai