Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Dismenore

Sub Pokok bahasan : Nyeri haid (dismenore) pada wanita

Sasaran : Mahasiswi

Hari/tanggal : Selasa, 2 juni 2019

Waktu : 12.00-13.00 wib

Tempat : STIKes Yatsi Tangerang

Penyuluh : Rofiqotul Makiyyah, Amd.Keb

I. Tujuan instruksional umum


Setelah mengikuti penyuluhan ini, diharapkan mahasiswi dapat mengetahui dan
memahami mengenai masalah nyeri haid (dismenore) yang sering dialami banyak
wanita, dan juga dapat mengetahui bagaimana penanganan yang tepat untuk
mengurangi rasa nyeri saat menstruasi.
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, mahasiswi dapat:
 Mengetahui dan memahami pengertian nyeri haid (dismenore)
 Mengetahui dan memahami faktor penyebab dari nyeri haid
 Mengetahui dan memahami tanda dan gejala dismenore
 Mengetahui dan memahami derajat nyeri dismenore
 Mengetahui dan memahami penanganan dismenore
 Mengetahui dan memahami cara mencegah dismenore
III. Materi (Terlampir)
1. Pengertian dismenore
2. Factor penyebab dismenore
3. Tanda dan gejala dismenore
4. Derajat nyeri dismenore
5. Penanganan dismenore
6. Pencegahan dismenore
IV. Media penyuluhan
 Leaflet
 Power point
V. Metode penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
VI. Proses kegiatan penyuluhan
No Waktu Kegiatan/penyuluhan Kegiatan peserta
1 3 menit Pembukaan a. Menjawab
a. Membuka/ memulai kegiatan salam
dengan mengucapkan salam b. Mendengarkan
b. Memperkenalkan diri c. Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan dari d. Mendengarkan
penyuluhan e.
d. Menyebutkan materi penyuluhan

2 35 menit Pelaksanaan a. Mendengarkan


a. Menjelaskan pengertian nyeri b. Mengajukan
haid (dismenore) pertanyaan
b. Memberikan kesempatan kepada c. Mendengarkan
peserta untuk bertanya d. Mengajukan
c. Menjelaskan factor penyebab pertanyaan
dismenore e. Mendengarkan
d. Memberikan kesempatan kepada f. Mengajukan
peserta untuk bertanya pertanyaan
e. Menjelaskan peserta tanda dan g. Mendengarkan
gejala nyeri haid
f. Memberikan kesempatan kepada h. Mengajukan
peserta untuk bertanya pertanyaan
g. Menjelaskan derajat nyeri i. Mendengarkan
dismenore j. Mengajukan
h. Memberikan kesempatan kepada pertanyaan
peserta untuk bertanya k. Mendengarkan
i. Menjelaskan penanganan l. Mengajukan
dismenore pertanyaan
j. Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
k. Menjelaskan pencegahan
dismenore
l. Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya

3 5 menit Evaluasi a. Menjawab


Menanyakan kepada mahasiswi apakah pertanyaan
sudah memahami materi penyuluhan
yang telah di sampaikan mengenai nyeri
haid (dismenore)
4 2 menit Terminasi a. Mendengarkan
a. Mengucapkan terimakasih atas b. Mengucapkan
peran sertanya salam
b. Mengucapkan salam penutup

VII. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
 Pre planning sudah siap beserta materi untuk peserta
 Tempat dan peralatan sudah siap
 Leaflet sudah siap
2. Evaluasi proses
 Acara penyuluhan berjalan lancer
 Peserta aktif mendengarkan dan bertanya
 Diskusi dan tanya jawab berjalan dengan lancer
3. Evaluasi hasil
Mahasiswi dapat :
 Memahami pengertian nyeri haid (dismenore)
 Memahami factor penyebab nyeri haid (dismenore)
 Memahami tanda dan gejala nyeri haid (dsmenore)
 Mengetahui derajat nyeri haid (dismenore)
 Mengetahui penanganan nyeir haid (dismenore)
 Mengetahui pencegahan nyeri haid (dismenore)

VIII. Daftar Pustaka


Wiknjosastro.H.1999.ilmu kandungan.jakarta:pustaka sarwono prawirohardjo
IMCW.2007.dismenore (nyeri haid).Tersedia dalam (http://www.MyDinariraq.com).Akses
: sabtu,29 juni 2019 jam 10.00 wib
MATERI PENYULUHAN
NYERI HAID (DISMENORE)

A. Pengertian
Dalam bahasa Inggris, Dismenorea sering disebut sebagai “painful period” atau
menstruasi yang menyakitkan. Dismenorea biasanya terasa dan terjadi terutama di
bagian perut bawah, tetapi nyeri juga dapat menyebar hingga ke bagian bawah
punggung, pinggang, panggul, paha atas, sampai betis. Sakitnya juga bisa
menimbulkan kram perut yang parah. Kram perut tersebut berasal dari kontraksi
otot rahim yang sangat intens atau bekerja keras saat mengeluarkan darah haid
dari rahim Kontraksi otot yang sangat cepat ini menyebabkan otot - otot menjadi
tegang dan menimbulkan kram dan rasa sakit atau nyeri. Ketegangan tidak hanya
terjadi pada bagian perut, tetapi juga terjadi pada otot - otot penunjang yang ada
di bagian punggung bawah, panggul, pinggang, paha, dan betis. (Sinaga, 2017:
h.60)
B. Factor yang menyebabkan dismenore
Menurut Coco (1999) dan French (2005) ada beberapa faktor resiko yang dapat
dihubungkan dengan kejadian dismenore pada perempuan di semua tingkat usia,
diantaranya :
a. Usia menarche yang terlalu dini
b. Usia dibawah 20 tahun
c. Periode menstruasi yang terlalu Panjang
d. Banyaknya darah yang keluar pada saat menstruasi
e. Obesitas
Kegemukan pada perempuan disebutkan dapat meningkatkan resiko dismenore,
namun pada beberapa penelitian tidak terbukti dapat meningkatkan resiko
dismnore
f. Gangguan pada hubungan sosial
g. Merokok
h. Konsumsi alkohol
Konsumsi alkohol pada perempuan disebutkan dapat meningkatkan resiko
dismenore, namun pada beberapa penelitian tidak terbukti dapat meningkatkan
resiko dismenore.
Adapun menurut Harsinta (2011), Faktor resiko yang mempengaruhi
terjadinya dismenorea primer yaitu menarche dini (usia pertama kali menstruasi
< 12 tahun), Kurang atau tidak pernah berolah raga, Siklus Haid memanjang
atau Lama haid lebih dari normal (7 hari), Mengkonsumsi alcohol, Riwayat
keluarga yang positif, dan Merokok.
C. Tanda dan gejala
Menurut Nugroho dkk (2014), dismenore menyebabkan nyeri yang dirasakan
hilang timbul dan terjadi terus-menerus yang terasa pada perut bagian bawah. Nyeri
yang dirasakan akan terjadi sebelum dan selama menstruasi. Gejala klinis
dismenore adalah nyeri paha, nyeri punggung, muntah, dan mudah tersinggung
(Manuaba, 2010).
D. Derajat nyeri dismenore
Dismenore merupakan nyeri yang dirasakan mulai dari tingkat ringan
sampai yang cukup berat. Sebagian wanita ada yang mengalami kram karena
kontraksi otot-otot halus pada Rahim, sakit kepala, sakit perut, merasa lemas hingga
nyeri luar biasa, nyeri yang berlebihan pada perut bagian bawah sering terjadi
selama menstruasi (Suciani, 2010). Rasa sakit mungkin timbul dan dapat berkisar
dari ringan sampai parah (Sitepu,2011)
Menurut Harunriyanto (2008), dismenore dapat dibagi menjadi 4 tingkatan
menurut keparahannya, yaitu:
a. Derajat 0 : tanpa rasa nyeri dan aktifitas sehari-sehari tidak terpengaruh
b. Derajat 1 : nyeri ringan dan memerlukan obat rasa nyeri seperti parasetamol,
antalgin ponstan, namun aktifitas sehari-hari jarang terpengaruh
c. Derajat 2 : nyeri sedang dan tertolong dengan obat penghilang nyeri tetapi
mengganggu aktifitas sehar-hari
d. Derajat 3 : nyeri sangat berat dan tidak berkurang walaupun telah
mengkonsumsi obat dan tidak mampu melakukan aktifitas. Kasus ini harus
segera diatasi segera dengan berobat ke dokter.
E. Penanganan dismenore
a. Secara farmakologis
Menurut Potter&Perry (2006) upaya farmakologis yang dapat dilakukan
dengan memberikan obat analgesic sebagai penghilang rasa sakit.
Menurut Smeltzer&Bare (2002), penanganan nyeri yang dialami individu
dapat melalui intervensi farmakologis, dilakukan kolaborasi dengan dokter atau
pemberi perawatan utama lainnya pada pasien. Obat-obatan ini dapat menurukan
rasa nyeri dan menghabat produksi prostaglandin dan jaringan-jaringan yang
mengalami trauma dan inflamasi yang menghambat reseptor nyeri untuk menjadi
sensitive terhadap stimulus menyakitkan sebelumnya. Contoh obat antiinflamasi
nonsteroid adalah aspirin, ibuprofen, naproxen,asetaminofen,ketorolax dan lain
sebagainya.
b. Secara Non farmakologi
Menurut Hockenberry et al (2003) mneyebitkan terdapat beberapa jenis
terapi non farmakologi yang dapat dijadikan sebagai alternative untuk
penanganan dismenore, antara lain sebagai berikut:
a. Diet khusus, termasuk menggunakan ramuan herbal, vitamin dan suplemen
b. Teknik distraksi
c. Teknik relaksasi
d. Teknik gueded imagery
e. Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS)
f. Pemijatan
g. Air kelapa (Kristina&Sahid,2012).
F. Cara menghindari dismenore
Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk menghindari Dismenorea. Seperti
yang dijelaskan oleh Evans (2016: h.70) dalam bukunya “Endometriosis”, cara cara
tersebut yaitu:
a. Perempuan haruslah memperhatikan kesehatannya. Perempuan tidak baik
untuk menyepelekan makanan. Makan dengan teratur akan menyeimbangkan
kondisi tubuh. Selalu berolahraga, tidur teratur, dan selalu menjauhi masalah
yang membuat stres.
b. Perempuan harus mempunyai pemikiran dan sikap yang positif. Menjadi
perempuan yang bahagia dan selalu mensyukuri hidup. Perempuan juga tidak
boleh cepat cemas.
c. Cepat obati ketika ada nyeri yang terasa. Mengabaikan nyeri itu berbahaya.
Anggapan tentang meminum obat hanya jika nyeri sudah parah itu salah karena
jika nyeri diabaikan terus maka saraf nyeri akan menyesuaikan diri dan akan
semakin sulit untuk mengobatinya.

Anda mungkin juga menyukai