Anda di halaman 1dari 12

1

MAKALAH

PSIKOLOGI

‘PROSES ADAPTASI PSIKOLOGI WANITA PADA USIA SEKOLAH’

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK IV

SHINDY NTOWE LAMONDJA

IDA AYU MADE ANGGREANI

JOSEPHINA LOISYE

NURFADILA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

HUSADA MANDIRI POSO

T.A 2018
2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
kelompok untuk mata kuliah psikologi yang berjudul “proses adaptasi psikologi usia sekolah”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
dunia pendidikan.

Penyusun , 26 juni 2019

Kelompok IV
3

DAFTAR ISI

sampul ........................................................................................................................ 1

kata pengantar ............................................................................................................ 2

Daftar isi..................................................................................................................... 3

Bab 1 pendahuluan .................................................................................................... 4

a. Latar belakang ................................................................................................ 4


b. Rumusan masalah .......................................................................................... 4
c. Tujuan ............................................................................................................ 4

Bab 11 pembahasan ................................................................................................. 5

a. Pengertian usia sekolah .................................................................................. 5


b. Masa perkembangan usia sekolah .................................................................. 9
c. Implikasi tugas perkembangan pada pendidikan ........................................... 12

Bab 111 penutup ........................................................................................................ 13

a. Kesimpulan .................................................................................................... 13
b. Saran .............................................................................................................. 13

Daftar pustaka ............................................................................................................ 14


4

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Anak yang berada di kelas awal adalah anak yang berada padarentangan usia dini. Masa
usia dini ini merupakan masa perkembangan anak yang pendek tetapi merupakan masa yang
sangat penting bagi kehidupannya Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki
anak perlu di dorong sehingga akan berkembang secara optimal. Ada beberapa karakteristik anak
di usia sekolah yang perlu diketahui para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta
didik khususnya ditingkat Sekolah Dasar. Sebagai guru harus dapat menerapkan metode
pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya, maka sangatlah penting bagi seorang pendidik
mengetahui karakteristik siswanya.Pada makalah ini juga akan di paparkan mengenai beberapa
pengajaran pada tingkat pendidikan dasar yang mampu di terapkan di sekolah dasar, dan sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik usia sekolah dasar. Yang diantaranya adalah
pembelajaran tematik dan pembelajaran konseptual.

B. Rumusan masalah
Berdasarakan latar belakang tersebut, diperoleh permasalahan antara lain
1. Bagaimana karakteristik perkembangan anak usia sekolah?
2. Bagaimana perkembangan fisik-motorik?
3. Bagaimana perkembangan intelektual?
4. Bagaimana perkembangan bahasa?
5. Bagaimana perkembangan emosi?
6. Bagaimana perkembangan sosial?

C. Adapun tujuannya yaitu


1. Untuk mengetahui karakteristik perkembangan anak usia sekolah.
2. Untuk mengetahui perkembangan fisik-motorik
3. Untuk mengetahui perkembangan intelektual
4. Untuk mengetahui perkembangan bahasa
5. Untuk mengetahui perkembangan emosi
6. Untuk mengetahui perkembangan sosial
5

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ANAK USIA SEKOLAH


Anak-anak pada masa 6-12 tahun harus menjalani tugas-tugas perkembangan yakni belajar
keterampilan fisik untuk permainan biasa, membentuk sikap sehat mengenai dirinya sendiri,
belajar bergaul dengan teman-teman sebaya, belajar peranan jenis yang sesuai dengan jenisnya,
membentuk keterampilan dasar: membaca, menulis, dan berhitung. Membentuk konsep-konsep
yang perlu untuk sehari-hari, membentuk hati nurani, nilai normal dan sikap social, memperoleh
kebebasan pribadi, membentuk sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok social dan lembaga-
lembaga.
Menurut teori Vygotsky, anak secara aktif menciptakan pengalaman mereka sendiri.
Vygotsky memberikan peranan lebih penting pada interaksi social dan budaya dalam
perkembangan kognitif anak. Vygotsky percaya bahwa perkembangan ingatan dari memori,
atensi dan penalaran, mencakup belajar menggunakan penemuan masyarakat seperti Bahasa,
system matematis, dan strategi ingatan.
Anak Usia Sekolah Anak diartikan sebagai seseorang yang usianya kurang dari delapan
belastahun dan sedang berada dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus, baik
kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Sedangkan anak usia sekolah dapat diartikan
sebagai anak yang berada dalam rentang usia 6-12 tahun, dimana anak mulai memiliki
lingkungan lain selain keluarga (Supraptini, 2004). Anak usia sekolah biasa disebut anak usia
pertengahan. Periode usia tengah merupakan periode usia 6-12 tahun (Santrock, 2008). Periode
usia sekolah dibagi menjadi tiga tahapan umur yaitu tahap awal 6-7 tahun, tahap pertengahan 7-9
tahun dan pra remaja 10-12 tahun (De Laune & Ladner, 2002; Potter & Perry, 2005).
Kemampuan kemandirian anak dalam periode ini di luar lingkungan rumah terutama di sekolah
akan terasa semakin besar. Beberapa masalah sudah mampu diatasi dengan sendirinya dan anak
sudah mampu menunjukkan penyesuaian diri dengan lingkungan yang ada. Rasa tanggung jawab
dan rasa percaya diri dalam menghadapi tugas sudah mulai terwujud, sehingga ketika anak
mengalami kegagalan sering kali di jumpai reaksi seperti kemarahan dan kegelisahan (Hidayat,
2005) Tidak seperti bayi dan anak usia pra-sekolah, anak-anak dalam usia sekolah dinilai sudah
mampu untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai sosial. Anak usia sekolah menurut Erikson
Wong (2009) berada dalam fase industri.Anak mulai mengarahkan energi untuk meningkatkan
pengetahuan dari kemampuan yang ada (Santrock, 2008). Anak belajar berkompetisi dan
bekerjasama dari aturan yang diberikan. Anak mulai ingin bekerja untuk menghasilkan sesuatu
dengan mengembangkan kreativitas, keterampilan, dan keterlibatan dalam pekerjaan yang
berguna secara sosial (Santrock, 2008; Wong, 2009). Dalam fase ini, perkembangan anak
membutuhkan peningkatan pemisahan dari orang tua dan kemampuan menemukan penerimaan
dalam kelompok yang sebaya serta berperan dalam merundingkan masalah dan tantangan
yang berasal dari dunia luar (Nursalam, 2005).
6

Tahap Perkembangan Anak Usia Sekolah Anak usia sekolah memiliki perubahan dari
periode sebelumnya. Harapan dan tuntutan baru dengan adanya lingkungan yang baru
dengan masuk sekolah dasar saat usia 6 atau 7 tahun (Hurlock, 2004). Anak usia sekolah
mengalami beberapa perubahan sampai akhir dari periode masa kanak-kanak di mana anak mulai
matang secara seksual pada usia 12 tahun (Hurlock, 2004; Santrock, 2008; Wong, 2009). Dalam
tahap perkembangan anak di usia sekolah, anak lebih banyak mengembangkan kemampuannya
dalam interaksi sosial, belajar tentang nilai moral dan budaya dari keluarga serta mulai mencoba
untuk mengambil bagian peran dalam kelompoknya. Perkembangan yang lebih khusus juga
mulai muncul dalam tahap ini seperti perkembangan konsep diri, keterampilan serta belajar
untuk menghargai lingkungan sekitarnya (Hidayat, 2005). Adapun beberapa tahap
perkembangannya yaitu:

1. Perkembangan Fisik-Motorik Seiring dengan pertumbuhan fisiknya yang beranjak


matang maka perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Setiap
gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya. Fase atau usia sekolah dasar
(7-12) tahun ditandai dengan gerak atau aktivitas motorik yang lincah. Oleh karena itu,
usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan
motorik, baik halus maupun kasar. Perkembangan fisik yang normal merupakan salah
satu faktor penentu kelancaran proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan maupun
keterampilan. Oleh karena itu, perkembangan motorik sangat menunjang keberhasilan
belajar peserta didik. Sesuai dengan perkembangan fisik atau motorik anak yang sudah
siap untuk menerima pelajaran keterampilan, maka sekolah perlu memfasilitasi
perkembangan motorik anak itu secara fungsional. Upaya-upaya sekolah untuk
memfasilitasi perkembangan fisik-motorik secara fungsional tersebut, diantaranya
sebagai berikut:

 Sekolah merancang pelajaran keterampilan yang bermanfaat bagi perkembangan atau


kehidupan anak seperti mengetik, menjahit, merupa, atau kerjinan tangan lainnya.
 Sekolah memberikan pelajaran senam atau olahraga kepada parasiswa, yang sejenisnya
disesuaikan dengan usia siswa
 Sekolah perlu merekrut (mengangkat) guru-guru yang memiliki keahlian dalam bidang-
bidang tersebut diatas.
 Sekolah menyediakan sarana untuk keberlangsungan penyelenggaraan pelajaran tersebut
Menurut Hurlock (1978) pencapaian kemampuan-kemampuan tersebut kemudian
mengarah pada pembentukan keterampilan (skill). Keterampilan yang dipelajari dengan
baik akhirnya akan menimbulkan kebiasaan.

2. Perkembangan psikomotorik berhubungan erat dengan perilaku individu. Pada aspek


sosial, masa remaja adalah masa mencari jati diri. Keterampilan sosial berkembang pada
konteks remaja ketika ia berinteraksi dengan orang lain terutama dengan teman
sebayanya. Percakapan mengenai topik-topik tertentu dalam pergaulan membantusiswa
melihat berbagai hal dari berbagai sudut pandang yang selanjutnya mengembangkan cara
berpikirnya. Sedangkan pada aspek moral dan emosi, masa remaja adalah masa-masa
yang sensitif dan reaktif bahkan ada yang cenderung temperamental. Kondisi ini
diakibatkan oleh lingkungan yang tidak baik.
7

3. Perkembangan Intelektual Dalam pandangan Piaget perkembangan kognitif pada


hakekatnya adalah perkembangan kemampuan penalaran logis. Baginya, berpikir dalam
proses kognitif tersebut lebih penting dari pada sekedar mengerti.Pada masa remaja,
peserta didik mulai mengembangkan cara berpikirnya. Peserta didik mulai berpikir secara
hipotesis dalam menyelesaikan masalah yaitu mencari sumber permasalahan, mengkaji
dan mencari alternative pemecahannya. Sistem persekolahan dan keadaan social ekonomi
mempengaruhi terjadinya perbedaan pada perkembangan kognitif anak didik, demikian
pula dengan budaya, sistem nilai, dan harapan dalam masyarakat. Adapun karakteristik
perkembangan intelektual pada usia sekolah, yaitu:

 Anak SD sudah mereaksi rangsangan intelektual/melaksanakan tugas belajar yang


menuntut kemampuan kognitif (CALISTUNG).
 Anak SD sudah mulai berpikir konkret dan rasional (AUD: berpikirnya masih
imajinatif/angan-angan saja/khayal).

4. Pengembangan intelektual siswa


 Mengasah ketajaman panca indra untuk menerima masukan dari luar (information
gathering).
 Mengarahkan persepsi dan perhatian untuk menjaring informasi.
 Mengevaluasi, melakukan penilaian (evaluation).
 Mengabstraksi, restrukturalisasi, membuat ringkasan (integrating).
 Menyimpulkan, menduga, elaborasi (generating).
 Identifikasi ciri penting (analyzing).
 Mengurutkan, membedakan, mengelompokkan (organizing).
 Mengingat dengan berbagai cara (remembering).

5. Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan salah satu alat vital dalam perkembangan kognitif. Konsep-konsep
permasalahan yang dikaji akan lebih mudah dimengerti dengan bantuan bahasa. Bahasa
termasuk dapat berbentuk lisan atau tulisan dengan mempergunakan tanda (coding),
huruf (alphabetic), bilangan (numerical atau digital), sinar atau cahaya yang
dapat merupakan kata-kata (word) atau kalimat (sentences). Mungkin pula berbentuk
gambar atau lukisan (drawing, picture), gerak-gerik (gestures) dan mimik serta bentuk-
bentuk simbol ekspresif lainnya. Bahasa adalah sarana berkomunikasi. Dengan orang
lain. Dalam pengertian ini tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan
perasaan dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, atau gerak dengan meng-
gunakan kata-kata, simbol, lambang, gambar, atau lukisan. Melalui bahasa setiap
manusia dapat mengenal dirinya, sesamanya, alam sekitar, ilmu pengetahuan dan nilai-
nilai moral atau agama. Usia sekolah dasar merupakan masa berkembang pesatnya
kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata. Pada awal masa ini, anak
sudah menguasai sekitar 2.500 kata, dan pada masa akhir anak telah dapat menguasai
sekitar 5000 kata. Dengan dikuasainya keterampilan membaca dan berkomunikasi
dengan orang lain, anak sudah gemar membaca atau mendengar cerita yang bersifat
kritis. Pada masa ini tingkat berfikir anak sudah lebih maju, dia banyak menanyakan
waktu dan soal-akibat. Di sekolah, perkembangan bahasa anak ini diperkuat dengan
8

diberikannya mata pelajaran bahasa indonesia (bahkan disekolah-sekolah tertentu


diberikan bahasa inggris). Dengan diberikannya pelajaran bahasa di sekolah, para siswa
diharapkan dapat menguasai dan menggunakannya sebagai alat untuk:

 Berkomunikasi secara baik dengan orang lain


 Mengekspresikan pikiran, perasaan, sikap atau pendapatnya.
 Memahami isi dari setiap bahan bacaaan yang dibacanya. Untuk mengembangkan
kemampuan berbahasa atau keterampilan berkomunikasi anak melalui tulisan,
mengekspresikan perasaan, gagasan, atau pikirannya maka sebaiknya kepada anak
dilatihkan untuk membuat karangan atau tulisan tentang berbagai hal yang terkait
dengan pengalaman hidupnya sendiri, atau kehidupan pada umumnya, seperti
menyusun auto biografi, kehidupan keluarga, cara-cara memelihara lingkungan,
cita-cita, dan belajar untuk mencapai sukses.

6. Perkembangan Emosi Pada usia sekolah (khususnya di kelas-kelas tinggi 4, 5, 6) anak


mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima, atau tidak
disenangi oleh orang lain. Oleh karena itu, dia mulai belajar untuk mengendalaikan dan
mengontrol ekspresi emosinya. Kemampuan mengontrol emosi dipengaruhinya melalui
peniruan dan latihan. Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua atau guru dalam
mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh apalagi anak dikembangkan
dilingkungan keluarga yang suasana emosinya stabil, maka perkembangan emosi anak
cenderung stabil atau sehat. Akan tetapi apabila kebiaasaan orang tua dalam
mengekspresikan emosinya kurang stabil atau kurang control maka perkembangan emosi
anak cenderung kurang stabil atau tidak sehat.
 Karakteristik emosi yang stabil/sehat
 Menunjukkan wajah ceria
 Mau bergaul dengan teman secara baik
 Bergairah dalam belajar
 Dapat berkonsentrasi dalam belajar
 Bersikap menghargai orang lain & diri sendiri
 Karakteristik emosi yang tidak stabil/tidak sehat
 Menunjukkan wajah murung
 Mudah tersinggung
 Tidak mau bergaul dengan orang lain
 Suka marah
 Suka mengganggu teman
 Tidak percaya diri

7. Upaya guru untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif


1) Mengembangkan suasana kelas yg bebas dari ketegangan (sikap ramah, tidak
galak).
2) Memperlakukan siswa sebagai individu yang mempunyai harga diri (guru
menghargai pendapat siswa, karya siswa, tidak mencemooh pekerjaan siswa/
tidak ada istilah anak emas/anak tiri).
3) Memberikan nilai yg objektif.
9

4) Menciptakan kondisi kelas yg tertib, bersih, dan sehat.

8. Perkembangan Sosial
perkembangan sosial ini adalah pencapaian kematangan dalam hubungan atau
interaksi sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan
diri dengan norma-norma kelompok, tradisi dan moral agama. Perkembangan sosial anak
dipengaruhi oleh keluarga, teman sebaya dan guru.
 Perkembangan sosial pada anak usia SD ditandai adanya perluasan
hubungan (teman/ group).
 Anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri kepada
teman/lingkungannya.
 Berkat perkembangan sosial, anak dapat menyesuaikan diri dengan
teman/lingkungan.
 Sekolah harus bisa memfasilitasi perkembangan sosial dengan cara
memberikan tugas-tugas kelompok (baik tugas fisik maupun nonfisik).
 Melalui tugas kelompok tanamkan sikap bekerja sama, saling
menghormati pendapat teman, tenggang rasa dan bertanggung jawab.

B. Masa Perkembangan Usia Sekolah

Pada umumnya, meskipun terdapat perbedaan yang menyangkut irama dan tempo
perkembangan. Secara umum tahapan perkembangan manusia akan melalui beberapa tahap,
salah satunya pada usia sekolah. Sejalan dengan apa yang telah diuraikan di atas perkembangan
manusia mengikuti pola.

 Ciri-ciri khas peserta didik usia sekolah


 Ciri-ciri khas anak usia sekolah dasar:

1. Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah
2. Suka memuji diri sendiri
3. Kalau tidak dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan, tugas atau pekerjaan itu
dianggap tidak penting
4. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal itu menguntungkan dirinya
5. Suka meremehkan orang lain
6. Perhatiannya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari
7. Ingin tahu, ingin belajar dan realistis
8. Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus
9. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di
sekolah
10. Anak-anak suka membentuk[ kelompok sebaya atau pergroup untuk bermain
bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya.
10

C. Implikasi tugas perkembangan pada pendidikan


Pada masa ini anak mampu berpikir logis mengenai objek dan kejadian, meskipun masih
terbatas pada hal-hal yang sifatnya konkret, dapat digambarkan atau pernah dialami.
Meskipun sudah mampu berpikir logis, tetapi cara berpikir mereka masih berorientasi pada
kekinian. Baru pada masa remajalah anak dapat benar-benar berpikir abstrak, membuktikan
hipotesisnya dan melihat berbagai kemungkinan dimana anak sudah mencapai tahapan
berpikir operasi formal. Anak telah mampu menggunakan simbol-simbol untuk melakukan
suatu kegiatan mental, mulailah digunakan logika. Pada masa ini umumnya egosentrisme
mulai berkurang. Anak mulai memperhatikan dan menerima pandangan orang lain.
Berkurang rasa egonya dan mulai bersikap social. Materi pembicaraan mulai lebih
ditunjukkan kepada lingkungan social, tidak pada dirinya saja. Mampu mengelompokkan
benda-benda yang sama ke dalam dua atau lebih kelompok yang berbeda. Anak mampu
mengklasifikasikan objek menurut beberapa tanda dan mampu menyusunnya dalam suatu
seri berdasarkan suatu dimensi. Mulai timbul pengertian tentang jumlah, panjang, luas dan
besar. Anak dapat berpikir dari banyak arah atau dimensi pada satu objek. Mengalami
kemajuan dalam pengembangan konsep. Pengalaman langsung sangat membantu dalam
berpikir. Oleh sebab itu, guru perlu mengamati dan mendengar apa yang dilakukan oleh
siswa dan mencoba menganalisisnya bagaimana siswa berpikir.
11

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Anak Usia Sekolah Anak diartikan sebagai seseorang yang usianya kurang dari delapan
belastahun dan sedang berada dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus,
baik kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritual
Ciri-ciri khas anak usia sekolah, yaitu
 Emosi masih labil
 Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
 Suka membandingkan dirinya dengan orang lain
 Menganggap sesuatu tidak penting

Kematangan sekolah
Kematangan sekolah merupakan kesiapan anak dalam memasuki masa-masa
sekolah. Kriteria / kategori kematangan sekolah adalah :
 Anak dapat menangkap masalah
 Anak dapat menggambar dengan rapi
 Anak sudah dapat melakukan kegiatan sehari-hari

Tugas perkembangan meliputi:


 Adanya kematangan fisik tertentu pada periode perkembangan tertentu
 Adanya dorongan cita-cita psikologis manusia yang mengalami perkembangan
itu sendiri,
 Adanya tuntutan kultural dari masyarakat sekitar

Implikasi tugas perkembangan pada pendidikan


Anak mampu berpikir logis mengenai objek dan kejadian, meskipun masih
terbatas pada hal-hal yang sifatnya konkret. Mulai timbul pengertian tentang jumlah,
panjang, luas dan besar. Anak dapat berpikir dari banyak arah atau dimensi pada satu
objek. Sehingga guru perlu mengamati dan mendengar apa yang dilakukan oleh siswa
dan mencoba menganalisisnya bagaimana siswa berpikir.

B. SARAN

Demikian makalah ini kami buat bertujuan untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan
dalam bidang pendidikan anak usia sekolah semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
semua pihak, mohon maaf bila dalam makalah ini ada kesalahan.
12

DAFTAR PUSTAKA

Desmita. 2011. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya

Izzaty, Rita Eka, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press

Purwanti, Endang dan Nur Widodo. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Malang: UMM Press

Anda mungkin juga menyukai