Anda di halaman 1dari 4

Menambah Harddisk di Linux

Pendahuluan

Tulisan ini akan menjelaskan bagaimana cara menambah harddisk baru di lingkungan
sistem operasi Linux. Seharusnya cara ini berlaku secara umum di semua distro linux
(dengan syarat perlengkapan yang diperlukan sudah terinstal), tapi yang saya
contohkan disini ditest di lingkungan Debian.

Menyiapkan Harddisk

Asumsi, harddisk yang akan dimasukkan masih baru. Belum dibuat partisi. Beberapa
kontroller harddisk (RAID, SCSI) mendukung fasilitas hotswap. Jadi kita bisa
menambahkan harddisk baru ketika sistem sedang on/up. Tapi tidak semua sistem
mendukung hotswap (dan biasanya kontroller yang mendukung hotswap harganya
lebih mahal). Jadi disarankan Anda menyiapkan waktu khusus untuk mematikan
sistem, dan pastikan tidak ada user yang terganggu karena proses downtime ini.

Pasang harddisk, pastikan harddisk sudah terdeteksi dengan baik di BIOS.

Kenali Device Harddisk di Linux

Di kernel 2.6 terbaru (yang anda gunakan di distro linux rilis terakhir), mengenali
harddisk seharusnya bukan pekerjaan sulit. Hampir sebagian besar kontroller IDE,
SATA, SCSI atau SAS sudah bisa dikenali di Linux.

Untuk standar harddisk IDE, biasanya dikenal sebagai /dev/hda, /dev/hdb, dst.
Untuk SCSI atau SATA, biasanya dikenal sebagai /dev/sda, /dev/sdb dst. Untuk
harddisk SAS /dev/cciss/c0d0, /dev/cciss/c0d1 dst.

Periksa Tabel Partisi

Setelah anda mengetahui harddisk yang anda tambahkan dikenali sebagai device apa,
sekarang anda periksa harddisk itu. Selain untuk melihat tabel partisi, juga untuk
memastikan kalau yang akan anda atur adalah harddisk yang tepat.

Misalnya, Saya baru saja menambahkan harddisk SCSI 20 GB ke sistem saya (saya
simulasikan di VMware). Dan harddisk dikenali sebagai /dev/sdb.

fdisk -l /dev/sdb

Hasil dari perintah di atas, contohnya seperti terlihat di bawah ini. Periksa ukuran
harddisk apakah sesuai dengan harddisk yang kita tambahkan.

Disk /dev/sdb: 21.4 GB, 21474836480 bytes


255 heads, 63 sectors/track, 2610 cylinders
Units = cylinders of 16065 * 512 = 8225280 bytes
Disk /dev/sdb doesn't contain a valid partition table

Jika terlihat seperti di atas, artinya harddisk yang kita tambahkan belum memiliki
tabel partisi. Harus kita buat, dana akan kita buat pada tahap berikutnya.

Membuat Partisi

Ada berbagai cara untuk membuat partisi, salah satunya dengan cfdisk (di lingkungan
Debian terinstal secara default), atau menggunakan fdisk. Utiliti lainnya juga banyak
tapi tidak akan dijelaskan disini.

Membuat partisi dengan program cfdisk

Di lingkungan distro Debian, ada aplikasi cfdisk, sebuah aplikasi yang berbasiskan
ncurses untuk mengatur partisi di harddisk. Untuk menata tabel partisi di harddisk
baru kita, jalankan perintah berikut:

cfdisk /dev/sdb

cfdisk
Peringatan: Perhatikan device yang anda pilih. Salah memilih device bisa membuat
anda kehilangan data penting.

Pilih [ New ] lalu pada tahap berikutnya pilih [Primary]. Kemudian tentukan besar
partisi yang ingin dibuat. Jika ingin memaksimalkan besar partisi, pilih nilai default
yang diberikan. Setelah itu anda hanya perlu memilih [ Write ], dan mengetik yes
pada konfirmasi selanjutnya. Setelah itu silahkan keluar dari menu program cfdisk
ini dengan memilih tab [ Quit ].

Catatan: Dalam satu harddisk Anda hanya bisa memiliki 4 partisi dengan tipe
primary. Jadi jika anda ingin membuat partisi lebih dari 4, anda hanya bisa membuat 3
partisi tipe primary, dan sisanya tipenya logical.
Membuat partisi dengan program fdisk

Caranya lebih sederhana dibandingkan cfdisk, tapi sebagian orang menganggapnya


lebih rumit. Sementara belum saya jelaskan dulu.

Memformat Partisi

Partisi sudah dibuat pada tahapan sebelumnya, sekarang partisi tersebut perlu kita
format dengan format filesystem yang kita inginkan. Misalnya, di Linux menggunakan
format ext3.

mkfs.ext3 /dev/sdb1
Peringatan: Perhatikan partisi yang anda pilih. Salah memilih partisi bisa membuat
anda kehilangan data penting.

Maka dilayar anda akan ditampilkan proses memformat partisi. Seperti tampak pada
contoh dibawah ini:

etch:~# mkfs.ext3 /dev/sdb1


mke2fs 1.40-WIP (14-Nov-2006)
Filesystem label=
OS type: Linux
Block size=4096 (log=2)
Fragment size=4096 (log=2)
2621440 inodes, 5241198 blocks
262059 blocks (5.00%) reserved for the super user
First data block=0
Maximum filesystem blocks=0
160 block groups
32768 blocks per group, 32768 fragments per group
16384 inodes per group
Superblock backups stored on blocks:
32768, 98304, 163840, 229376, 294912, 819200, 884736,
1605632, 2654208,
4096000

Writing inode tables: 87/160

Mount Partisi

Partisi sudah dibuat dan sudah diformat. Sekarang kita mount partisi tersebut. Misal,
partisi baru itu akan kita mount ke /data.

mkdir /data
mount /dev/sdb1 /data

Periksa lagi dengan perintah df, apakah partisi baru kita sudah benar-benar di mount
ke sistem.

df -h
Mount Permanen

Agar partisi baru tersebut selalu dimount setiap kali booting, kita harus memasukkan
satu baris tambahan di berkas /etc/fstab.

Berkas: /etc/fstab
/dev/sdb1 /data ext3 defaults 0 1

Silahkan baca manual fstab (man fstab) untuk opsi mount yang lebih detil.

Rangkuman

Jadi, cara menambahkan harddisk di Linux, tahapannya sebagai berikut:

1. Siapkan harddisk, dan masukkan ke sistem.

2. Kenali harddisk di BIOS (opsional).

3. Kenali device harddisk, misal /dev/sda, /dev/hda dst.

ls -la /dev/sdb

4. Periksa tabel partisi.

fdisk -l /dev/sdb

5. Partisi harddisk. Misal, gunakan perintah cfdisk atau fdisk.

cfdisk /dev/sdb

6. Format partisi. Misal, memformat partisi /dev/sdb1 dengan filesystem ext3.

mkfs.ext3 /dev/sdb1

7. Mount partisi

mkdir /data
mount /dev/sdb1 /data

8. Mount permanen dengan cara menyunting berkas /etc/fstab.

Berkas: /etc/fstab
/dev/sdb1 /data ext3 defaults 0 1

Anda mungkin juga menyukai