Anda di halaman 1dari 15

PERIOPERATIF CARE

MAKALAH

oleh
Kelompok 6
16C
Ainiyah Suyono 16010097
Auwalia Ismy A. 16010102
Hidayah Auliyatur R. 16010115
Lukman Hakim 16010122
Regita Yuniar D. 16010132
Siti Azlinda 16010136

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr SOEBANDI JEMBER
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik tanpa kendala.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih


banyak kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Demikian kata pengantar ini kami buat, semoga dapat
bermanfaat, khususnya bagi diri pribadi kami sendiri dan pembaca pada
umumnya.

Jember, Desember 2018

Penulis

II
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 4
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 6


2.1 Pengertian Perioperatif ............................................................................ 6
2.2 Anamnesa ................................................................................................ 7
2.3 Persiapan Pasien ...................................................................................... 8
2.4 Pendekatan Pada Anak ............................................................................ 10
2.5 Persiapan Penunjang ............................................................................... 11

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 14


3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 14
3.2 Saran ........................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 15

III
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perioperative adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan fungsi
keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman pembedahan pasien. Tindakan
operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir semua
pasien. dan berbagi kemungkinan buruk pun dapat terjadi yang akan
membahayakan bagi pasien . maka tak heran jika seringkali pasien dan
keluarganya menunjukkan sikap yang agak berlebihan dengan kecemasan yang
mereka alami. Kecemasan yang mereka alami biasanya terkait dengan segala
macam prosedur asing yang harus dijalani pasien dan juga ancaman terhadap
keselamatan jiwa akibat segala macam prosedur pembedahan dan tindakan
pembiusan. Perawat mempunyai peranan yang sangat penting dalam setiap
tindakan pembedahan baik pada masa sebelum, selama maupun setelah operasi.
Intervensi keperawatan yang tepat di perlukan untuk mempersiapkan klie baik
secara fisik maupun psikis. Tingkatan pembedahan sangat tergantung pada setiap
tahapan yang dialami dan saling ketergantung antara tim kesehatan yang terkait.
Ada tiga faktor penting yang terkait dalam pembedahan, yaitu penyakit
pasien, jenis pembedahan yang dilakukan dan pasien sendiri. Dari ketiga faktor
tersebut faktor pasien merupakan hal yang paling penting, karena bagi penyakit
tersebut tidakan pembedahan adalah hal yang baik/benar. Tetapi bagi pasien
sendiri pembedahan mungkin merupakan hal yang paling mengerikan yang pernah
mereka alami. Mengingat hal terebut diatas, maka sangatlah pentig untuk
melibatkan pasien dalam setiap langkah–langkah perioperatif. Tindakan
perawatan perioperatif yang berkesinambungan dan tepat akan sangat
berpengaruh terhadap suksesnya pembedahan dan kesembuhan pasien.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian dari perioperatif care?
1.2.2 Bagaimana anamnesis dari perioperatif?
1.2.3 Apa saja periapan pasien perioperatif?
1.2.4 Apasaja pendekatan yang dilakukan pada anak?

4
1.2.5 Bagaimana pemeriksaan penunjang untuk pasien perioperatif?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Untuk mengetahui dan memahami pengertian perioperatif
1.3.2 Untuk mengetahui dan memahami anamnesis perioperatif
1.3.3 Untuk mengetahui dan memahami persiapan pasien perioperatif
1.3.4 Untuk mengetahui dan memahami pendekatan pada anak perioperatif
1.3.5 Untuk mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjak untuk
pasien perioperatif

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Keperawatan perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan
pengalaman pembedahan pasien. (Keperawatan medikal-bedah 1997) Kata
”perioperatif” adalah suatu istilah gabungan yang mencakup tiga fase pengalaman
pembedahan yaitu
a. Fase Praoperatif
Merupakan ijin tertulis yang ditandatangani oleh klien untuk melindungi
dalam proses operasi yang akan dilakukan. Prioritas pada prosedur
pembedahan yang utama adalah inform consent yaitu pernyataan persetujuan
klien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan yang berguna untuk
mencegah ketidaktahuan klien tentang prosedur yang akan dilaksanakan dan
juga menjaga rumah sakit serta petugas kesehatan dari klien dan keluarganya
mengenai tindakan tersebut. Pada periode pre operatif yang lebih diutamakan
adalah persiapan psikologis dan fisik sebelum operasi.
b. Fase Intraoperatif
Dimulai ketika pasien masuk ke bagian atau ruang bedah dan berakhir saat
pasien dipindahkan ke ruang pemulihan. Lingkup aktifitas keperawatan,
memasang infus, memberikan medikasi intravena, melakukan pemantauan
fisiologis menyeluruh sepanjang prosedur pembedahan dan menjaga
keselamatan pasien.
c. Fase Postoperatif
Dimulai pada saat pasien masuk ke ruang pemulihan dan berakhir dengan
evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau di rumah. Lingkup aktifitas
keperawatan, mengkaji efek agen anestesi, membantu fungsi vital tubuh,
serta mencegah komplikasi. Peningkatan penyembuhan pasien dan
penyuluhan, perawatan tindak lanjut, rujukan yang penting untuk
penyembuhan yang berhasil dan rehabilitasi diikuti dengan pemulangan.

6
2.2 Anamnese
2.2.1 Pengkajian umum
Pada pengkajian pasien di unit rawat inap, poliklinik, bagian bedah sehari,
atau unit gawat darurat dilakukan secara komprehensif dimana seluruh hal
yang berhubungan dengan pembedahan pasien perlu dilakukan secara
seksama.
2.2.2 Pengkajian riwayat kesehatan
Pengkajian ulang riwayat kesehatan pasien harus meliputi riwayat
penyakit yang pernah diderita dan alasan utama pasien mencari pengobatan.
Riwayat kesehatan pasien adalah sumber yang sangat baik. Sumber berharga
lainnya adalah rekammedis dari riwayat perawatan sebelumnya.
2.2.3 Pengkajian psikososial spiritual
1) Kecemasan praoperatif
Berbagai dampak psikologis yang dapat muncul adalah adanya
ketidaktahuan akan pengalaman pembedahan yang dapat
mengakibatkan kecemasan yang terekspresikan dalam berbagai bentuk
seperti marah, menolak, atau apatis terhadap kegiatan keperawatan.
2) Perasaan
Perawat dapat mendeteksi perasaan pasien mengenai pembedahan dari
perilaku dan perbuatannya. Pasien yang merasa takut biasanya sering
bertanya, tampak tidak nyaman jika ada orang asing memasuki
ruangan, atau secara aktif mencari dukungan dari teman dan keluarga.
3) Kepercayaan spiritual
Kemampuan yang paling berguna bagi perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan adalah kemampuan untuk mendengarkan pasien,
terutama saat mengumpulkan prinsip-prinsip komunikasi dan
wawancara Perawat yang tenang, memperhatikan, dan pengertian akan
menimbullkan rasa percaya pasien.
4) Pengetahuan, persepsi, dan pemahaman
Perawat harus mempersiapkan pasien dan keluarganya untuk
menghadapi pembedahan. Dengan mengidentifikasi pengetahuan,
persepsi, dan pemahaman pasien, dapat membantu perawat

7
merencanakan penyuluhan dan tindakan untuk mempersiapkan kondisi
emosional pasien
2.2.4 Pemeriksaan fisik
Dapat berupa pemeriksaan tanda-tanda vital, untuk menentukan status
kesehatan atau untuk menilai respon pasien terhadap stres terhadap intervensi
pembedahan, Penilaian tingkat respon kesadaran dengan tiga respon utama
pasien, yaitu: membuka mata, mengucapkan kata, dan gerakan Pembedahan
akan meningkatkan kebutuhan nutrisi. Setelah pembedahan pasien
membutuhkan minimal 1500 kkal/hari untuk mempertahankan cadangan
energi.
2.2.5 Pemeriksaan diagnostik
Sebelum pasien menjalani pembedahan, dokter bedah akan meminta
pasien untuk menjalani pemeriksaan diagnostik guna memeriksa adanya
kondisi yang tidak normal. Banyak pemeriksaan laboratorium dan diagnostik
seperti EKG dan foto dada

2.3 Persiapan Pasien


2.3.1 Persiapan fisik
Persiapan fisik pre operasi yang dialami oleh pasien dibagi dalam 2 tahapan,
yaitu persiapan di unit perawatan dan persiapan di ruang operasi. Berbagai
persiapan fisik yang harus dilakukan terhadap pasien sebelum operasi
menurut Brunner & Suddarth (2002), antara lain :
a. Status kesehatan fisik secara umum
Sebelum dilakukan pembedahan, penting dilakukan pemeriksaan status
kesehatan secara umum, meliputi identitas klien, riwayat penyakit seperti
kesehatan masalalu, riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik lengkap,
antara lain status hemodinamik, status kardiovaskuler, status pernafasan,
fungsi ginjal dan hepatik, fungsi endokrin, fungsi imunologi, dan lain-lain.
b. Status nutrisi
Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan mngukur tinggi badan dan berat
badan, lipat kulit trisep, lingkar lengan atas, kadar protein darah (albumin dan
globulin) dan keseimbangan nitrogen. Segala bentuk defisiensi nutrisi harus

8
dikoreksi sebelum pembedahan untuk memberikan protein yang cukup untuk
perbaikan jaringan. Kondisi gizi buruk dapat mengakibatkan pasien
mengalami berbagai komplikasi pasca operasi dan mengakibatkan pasien
menjadi lebih lama dirawat dirumah sakit.
c. Keseimbangan cairan dan elektrolit
Balance cairan perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan input dan
output cairan. Demikian juga kadar elektrolit serum harus berada dalam
rentang normal. Kadar elektrolit serum harus berada dalam rentang normal.
Kadar elektrolit yang biasanya dilakukan pemeriksaan diantaranya adalah
kadar natrium serum (normal : 134-145 mmol/l), kadar kalium serum (normal:
3,5-5 mmol/l) dan kadar kreatinin serum (0,70-1,50 mg/dl). maka operasi
harus ditunda menunggu perbaikan fungsi ginjal, keculi pada kasus-kasus
yang mengancam jiwa.
d. Kebersihan lambung dan kolon
Lambung dan kolon harus dibersihkan terlebih dahulu. Yang tujuan dari
pengosongan lambung dan kolon adalah untuk menghindari aspirasi
(masuknya cairan lambung ke paru-paru) dan menghindari kontaminasi feses
ke area pembedahan sehingga menghindarkan terjadinya infeksi pasca
pembedahan.
e. Pencukuran daerah operasi
Pencukuran pada daerah operasi ditujukan untuk menghindari terjadinya
infeksi pada daerah yang dilakukan pembedahan karena rambut yang tidak
dicukur dapat menjadi tempat bersembunyi kuman dan juga
mengganggu/menghambat proses penyembuhan dan perawatan luka. Tindakan
pencukuran (scheren) harus dilakukan dengan hati-hati jangan sampai
menimbulkan luka pada daerah yang dicukur.
f. Personal hygiene
Kebersihan tubuh pasien sangat penting untuk persiapan operasi karena
tubuh yang kotor dapat merupakan sumber kuman dan dapat mengakibatkan
infeksi pada daerah yang dioperasi.

9
g. Pengosongan kandung kemih
Pengosongan kandung kemih dilakukan dengan melakukan pemasangan
kateter. Selain untuk pengongan isi bladder tindakan kateterisasi juga
diperlukan untuk mengobservasi balance cairan.
h. Latihan pra operasi
Berbagai latihan sangat diperlukan pada pasien sebelum operasi, hal ini
sangat penting sebagai persiapan pasien dalam menghadapi kondisi pasca
operasi, seperti: nyeri daerah operasi, batuk dan banyak lendir pada
tenggorokan

2.4 Pendekatan Pada Anak Sesuai Usia Perkembangan


Perawat sebagai salah satu anggota tim kesehatan, memegang posisi kunci
untuk membantu orang tua menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan
perawatan anaknya di rumah sakit karena perawat berada di samping pasien
selama 24 jam dan fokus asuhan adalah peningkatan kesehatan anak.
1. Neonatal-infant
a. Bayi dan todler tidak memerlukan penjelasan tentang penyakit dan
prosedur
b. Penuhi kebutuhan dasarnya seperti: kasih sayang, ASI, kehangatan,
suara yg tenang
c. Minimalkan stress/kecemasan pada ibu atau pengasuh, memvalidasi
kecemasan, memberikan dukungan emosional, express feeling,
supportif listening, kolaborasi dengan psikolog/psikiater
d. Jika kondisi memungkinkan, gunakan humor.
e. Berikan usapan lembut, gentle rocking dot, selimut hangat pada
neonatus dan bayi
f. Berikan mainan yang bergerak, berwarna dan bersuara untuk
mendistraksi
g. Dukung orang tua untuk selalu bersama anak (meminimalkan stress
akibat perpisahan)

10
h. Meminta pengasuh untuk membawakan benda-benda kesukaan, seperti
selimut, bantal, dot/empeng, gelas anak, boneka dll (meminimalkan
stress akibat perubahan lingkungan)
2. Toddler
a. Mendukung ibu untuk melakukan kegiatan dengan anak seperti
rutinitas dirumah (meminimalkan stress anak akibat perubahan)
b. Dukung orang tua untuk selalu bersama anak (meminimalkan stress
akibat perpisahan)
c. Orang tua harus menemani anak saat induksi anestesi sampai anak
tertidur dan harus disamping anak saat terbangun dari anestesi di ruang
PACU
d. Gunakan kata-kata sederhana dan izinkan anak-anak untuk memegang
atau menggunakan alat-alat selama pengkajian untuk membangun trust
dan cooperation
e. Berikan pilihan pada anak , seperti “pilih tangan kanan atau kiri ?” ,
“suka warna biru atau merah ? “ dll.
3. Prasekolah
a. Anak pada usia pra-sekolah sudah mempunyai kemampuan bicara yg
baik sehingga penting untuk menggunakan kata-kata yg dipahami
anak, jangan menggunakan kata yg abstrak. Misalnya penggunaan kata
bius, anestesi, atau dibuat pingsan. gunakanlah kata-kata “kita akan
membuat adek tertidur dulu ya”
b. Jelaskan pada anak dengan baik mengapa bisa sakit dan mengapa
harus masuk rumah sakit (bukan karena nakal, membuat kesalahan,
atau memberikan hukuman pada anak)
c. Berbicaralah dengan pandangan sejajar dengan anak dan libatkan
orang tua saat berbicara dengan anak.

2.5 Persiapan penunjang


Persiapan penunjang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
tindakan pembedahan.yang tujuannya untuk mendeteksi kelainan psikologis atau
metabolisme yang dapat meningkatkan resiko dalam periode perioperatif.

11
Pemeriksaan penunjang yang dimaksud adalah berbagai pemeriksaan radiologi,
laboratorium maupun pemeriksaan lain seperti ECG, dan lain sebagainya.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien preoperasi antara lain:
1. Pemeriksaan Radiologi dan diagnostik, seperti : Foto thoraks, abdomen,
foto tulang (daerah fraktur), USG (Ultra Sono Grafi), CT scan
(computerized Tomography Scan) , MRI (Magnetic Resonance Imagine),
BNO-IVP, Renogram, Cystoscopy, Mammografi, CIL (Colon in Loop),
EKG/ECG (Electro Cardio Grafi), ECHO, EEG (Electro Enchephalo
Grafi).
2. Pemeriksaan Laboratorium, berupa pemeriksaan darah : hemoglobin,
angka leukosit, limfosit, LED (laju enap darah), jumlah trombosit, protein
total (albumin dan globulin), elektrolit (kalium, natrium, dan chlorida),
CT/BT, ureum, kreatinin.
3. Biopsi, yaitu tindakan sebelum operasi berupa pengambilan bahan jaringan
tubuh untuk memastikan penyakit pasien sebelum operasi. Biopsi biasanya
dilakukan untuk memastikan apakah ada tumor ganas/jinak atau hanya
berupa infeksi kronis saja.
4. Pemeriksaan Kadar Gula Darah (KGD).
Pemeriksaan KGD dilakukan untuk mengetahui apakah kadar gula
darah pasien dalan rentang normal atau tidak. Uji KGD biasanya dilakukan
dengan puasa 10 jam (puasa jam 10 malam dan diambil darahnya jam 8
pagi)
5. Informed Consent
Selain dilakukannya berbagai macam pemeriksaan penunjang terhadap
pasien, hal lain yang sangat penting terkait dengan aspek hukum dan
tanggung jawab dan tanggung gugat, yaitu Informed Consent. Baik pasien
maupun keluarganya harus menyadari bahwa tindakan medis, operasi
sekecil apapun mempunyai resiko. Oleh karena itu setiap pasien yang akan
menjalani tindakan medis, wajib menuliskan surat pernyataan persetujuan
dilakukan tindakan medis (pembedahan dan anestesi).
Artinya apapun tindakan yang dilakukan pada pasien terkait dengan
pembedahan, keluarga mengetahui manfaat dan tujuan serta segala resiko

12
dan konsekuensinya. Pasien maupun keluarganya sebelum
menandatangani surat pernyataan tersebut akan mendapatkan informasi
yang detail terkait dengan segala macam prosedur pemeriksaan,
pembedahan serta pembiusan yang akan dijalani. Hal ini sangat penting
untuk dilakukan karena jika tidak maka penyesalan akan dialami oleh
pasien/keluarga setelah tindakan operasi yang dilakukan ternyata tidak
sesuai dengan gambaran keluarga.
6. Persiapan mental/emosional.
Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam
proses persiapan operasi karena mental pasien yang tidak siap atau labil
dapat berpengaruh terhadap kondisi fisiknya.
Masalah mental yang biasa muncul pada pasien preoperasi adalah
kecemasan. Maka perawat harus mengatasi permasalahan yang sedang
dihadapi klien. Perawat perlu mengkaji mekanisme koping yang biasa
digunakan oleh pasien dalam menghadapi stres. Persiapan mental dapat
dilakukan dengan bantuan keluarga dan perawat. Kehadiran dan
keterlibatan keluarga sangat mendukung persiapan mental pasien, tidak
hanya perlu mendampingi pasien sebelum operasi, memberikan doa dan
dukungan pasien dengan kata-kata yang menenangkan hati pasien

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keperawatan perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan
pengalaman pembedahan pasien. (Keperawatan medikal-bedah 1997) Kata
”perioperatif” adalah suatu istilah gabungan yang mencakup tiga fase pengalaman
pembedahan yaitu praoperatif, intraoperatif, postoperatif. Anamnese meliputi
pengkajian umum, pengkajian riwayat kesehatan, pengkajian psiko dan spiritual,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostic. Persiapan fisik pre operasi yang
dialami oleh pasien dibagi dalam 2 tahapan, yaitu persiapan di unit perawatan dan
persiapan di ruang operasi.
Perawat sebagai salah satu anggota tim kesehatan, memegang posisi kunci
untuk membantu orang tua menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan
perawatan anaknya di rumah sakit karena perawat berada di samping pasien
selama 24 jam dan fokus asuhan adalah peningkatan kesehatan anak. Persiapan
penunjang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari tindakan
pembedahan.yang tujuannya untuk mendeteksi kelainan psikologis atau
metabolisme yang dapat meningkatkan resiko dalam periode perioperatif.
Pemeriksaan penunjang yang dimaksud adalah berbagai pemeriksaan radiologi,
laboratorium maupun pemeriksaan lain seperti ECG, dan lain sebagainya.

3.2 Saran
Sebagai mahasiswa kita harus lebih memahami mengenai perioperative pada
anak. Sehingga saat kita menjadi tenaga kesehatain nantinya kita dapat mengikuti
trend dan perkembangan keperawatan mengenai perioperative care.

14
DAFTAR PUSTAKA

Baradero, Mary. 2008. Keperawatan perioperatif. Jakarta: EGC.


Nurachmah, Elly. 2000. Buku Saku Prosedur Keperwatan Medikal-Bedah.
Jakarta: EGC.
Fernsebner, Billie. 2005. Buku Ajar Keperawatan Perioperatif vol. 2. Jakarta:
EGC
Sjamsul hidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah Edisi revisi.
Jakarta: EGC.
Supartini, Yupi. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta:
EGC.

15

Anda mungkin juga menyukai