Anda di halaman 1dari 8

Tugas Kelompok III Kelas A

Mata Kuliah Midwifery Al-Insyirah Tentang Khitan

Angggota :

1. Suryanita, Amd.Keb
2. Rosita, Amd.Keb
3. Nora Fransiska, Amd.Keb
4. Riri Okvelni, Amd.Keb
5. Debby Melinda, Amd.Keb

STIKES AL-INSYIRAH PEKABARU


PRODI D IV KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2018/2019
I. Pengertian Khitan
Menurut bahasa, khitan berasal dari bahasa arab yaitu khatnun yang
berarti memotong bagian depan. Sedangkan
Menurut istilah, khitan adalah memotong kulup (kulit bagian depan
kelamin laki-laki) yang menutupi kepala zakar agar kelamin laki-laki tidak
mudah terkena kotoran sisa air seni yang menempel pada kelamin dalam
tersebut.
II. Hukum Khitan
Khitan pada laki- laki dilakukan sebelum baligh. Menurut Imam
Hanafi dalam Hasiyah Ibnu Abidin, Imam Maliki dalam Asy Syarhu Ash
Shagir dan Imam Syafii dalam majmu, memiliki pendapat bahwa hukumnya
wajib.
Sedangkan Terhadap perempuan, para ulama Maliki, Hanafi, Hambali
menyebutkan hukumnya sunnah,
Menurut Imam Syafii adalah wajib, Hal ini sebagaimana disampaikan dalam
Al majmu Syarh al- Muhaddzab oleh an - Nawawi bahwa : “ Dari Ummi
Athiyah al – Anshariyyah, sungguh kala itu terdapat seorang wanita di
Madinah yang hendak berkhitan, kemudian nabi berkata : Janganlah
dihabiskan karena hal itu sangat berharga bagi wanita dan sangat disukai oleh
suami “ (HR. Abu daud )
III. Waktu Khitan
Di antaranya sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Rasulullah
melaksanakan aqiqah untuk Al Hasan dan Al Husein serta mengkhitan mereka
berdua pada hari ketujuh kelahiran”. Sedangkan menurut Ilmu kedokteran
waktu paling tepat untuk dilakukan khitan yaitu saat bayi tersebut dilahirkan
tepatnya 3 hingga 7 hari setelah dilahirkan. Karena apabila bayi setelah
dilahirkan kemudian dikhitan, maka akan meringankan bayi untuk merasakan
sakit saat dikhitan.
IV. Tata Cara Khitan

a. Cara Khitan Bagi Pria


Cara dalam mengkhitan anak laki-laki yaitu dengan memotong kulup
atau kulit yang menutupi ujung zakar atau kepala zakar.
b. Cara Khitan Bagi Perempuan
Cara mengkhitan perempuan yaitu dengan memotong bagian bawah
kulit lebih dan menutupi klitoris yang berada di atas vagina perempuan
yang berbentuk seperti jengger ayam.

V. Manfaat Khitan

Adapun manfaat/hikmah khitan yaitu:

1) Khitan tidak mempengaruhi fungsi dan gairah seksual pria bahkan


cenderung menambah kenikmatan karena kelamin lebih bersih sehingga
nyaman untuk melakukan hubungan seksual.
2) Khitan/Sunat memengaruhi kesuburan pria karena kelamin lebih bersih
sehingga sperma yang keluar tidak terkontaminasi kotoran yang
mengandung penyakit dari sisa-sisa air kencing.
3) Khitan/Sunat membuat pria lebih mudah mencuci dan membersihkan
bagian intimnya, sehingga kebersihannya tetap terjaga. Sedangkan pria
yang tidak disunat, sulit untuk menjaga kebersihan area genitalnya karena
adanya kulup yang menutupi.
4) Khitan atau sunat dapat mengurangi risiko infeksi saluran kemih
5) Khitan atau sunat dapat mengurangi risiko infeksi penyakit menular
seksual dan HIV AIDS.
6) Khitan atau sunat dapat mencegah terjadinya masalah fungsi penis karena
kulup pada penis yang tidak dikhitan terkadang sulit ditarik ke atas
(fimosis). Hal ini dapat menyebabkan peradangan di kulup atau kepala
penis.
7) Khitan atau Sunat bisa mengurangi risiko kanker penis dan wanita yang
memiliki pasangan pria yang telah disunat memiliki risiko kecil untuk
terjangkit kanker serviks.
8) Memberi kenikmatan dan perasaaan nyaman saat berhubungan seksual
kepada pasangan. Sedangkan bagi wanita khitan dapat mengontrol
syahwat seksual.

VI. Dalil Khitan

a. QS. An-Nahl :123

َ‫ْال ُم ْش ِركِين‬ َ‫ِمن‬ َ‫َكان‬ ‫َو َما‬ ۖ ‫َح ِنيفًا‬ ‫ِيم‬


َ ‫ِإب َْراه‬ َ‫ِملَّة‬ ‫اتَّ ِب ْع‬ ‫أ َ ِن‬ َ‫ِإلَيْك‬ ‫أ َ ْو َح ْينَا‬ ‫ث ُ َّم‬
Artinya: “Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad):
“Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif” dan bukanlah dia
termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.”

b. QS. Al Hajj : 78

‫ِين ِم ْن َح َرجٍ ۚ ِملَّةَ أ َ ِبي ُك ْم‬ ِ ‫َّللاِ َح َّق ِج َها ِد ِه ۚ ه َُو اجْ تَبَا ُك ْم َو َما َج َع َل َعلَ ْي ُك ْم فِي الد‬
َّ ‫َو َجا ِهد ُوا فِي‬
‫ش َهدَا َء‬ ُ ‫سو ُل َش ِهيدًا َعلَ ْي ُك ْم َوت َ ُكونُوا‬ َّ َ‫س َّما ُك ُم ْال ُم ْس ِل ِمينَ ِم ْن قَ ْب ُل َوفِي َٰ َهذَا ِل َي ُكون‬
ُ ‫الر‬ َ ‫ِيم ۚ ه َُو‬
َ ‫ِإب َْراه‬
‫اَّللِ ه َُو َم ْو ََل ُك ْم ۖ فَ ِن ْع َم ْال َم ْولَ َٰى‬
َّ ‫َص ُموا ِب‬ َّ ‫ص ََلة َ َوآتُوا‬
ِ ‫الزكَاة َ َوا ْعت‬ َّ ‫اس ۚ فَأ َ ِقي ُموا ال‬ ِ َّ‫َعلَى الن‬
‫ير‬
ُ ‫ص‬ِ َّ‫َونِ ْع َم الن‬

Artinya : “Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang
sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak
menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah)
agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu
sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al
Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya
kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah
sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali
Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung
dan sebaik-baik Penolong.”

c. Hadits Riwayat Bukhary & Muslim

Yang artinya berbunyi : “Fithrah itu ada lima yaitu khitan,


mencukur rambut kemaluan, mencabut bulu ketiak, memotong kuku
dan memotong kumis .”

IV. Daftar Pustaka

1) Bakry, Nazar. 1994. Problematika Pelaksanaan Fiqih Islam. Jakarta :


PT Raja Gravindo Persada.
2) Hasan, Muhammad Ali. 1995. Masail Fiqhiyah al-Haditsah. Jakarta:
Rajawali Pers.
3) Hasbiyallah. 2009. Masail Fiqhiyah. Jakarta : Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia.
4) Harianto, Muhsin.Khitan (Sunat) Perempuan: Perspektif Budaya,
Agama dan Kesehatan .http://muhsinhar.staff.umy.ac.id/khitan-sunat-
perempuan-perspektif-budaya-agama-dan-kesehatan/ tanggal akses 14
desember 2012.
Foto Khitan

Anda mungkin juga menyukai